
" Memang beberapa tahun yang lalu dan pada waktu itu Anak mas Agung Sedayu masih sebagai Lurah prajurit di pasukan khusus Mataram,dan Angger Glagah Putih bersama istrinya pulang setelah beberapa lama mencari keberadaan Ki Saba Lintang."
"Namun kepulangan Angger Glagah Putih yang belum berhasil mendapatkan tongkat baja putih, yang langsung dibawah perintah Panembahan Anyakrawati itu malah membawa berita tentang segerombolan perampok dibawah pimpinan Raden Mahambara yang ingin menguasai Kademangan...
DENDAM MASA LAMPAU 13
1
1
18
Berlanjut
" Pertama tama untuk kesekian kalinya eyang minta maaf,karena dengan pengabdian yang tulus dan sepenuh jiwa yang bahkan telah Angger Sedayu lakukan juga bersama guru dan seluruh keluarga di tanah perdikan menoreh dan Sangkal Putung Juga Jati Anom,sampai kini Mataram yang sepertinya masih belum memberikan yang terbaik, hingga sampai kini Angger Sedayu masih berstatus seorang Rangga."" Padahal kalau mengingat lamanya pengabdian itu juga melihat tingkat kemampuan Angger sekarang ini,seharusnya Angger Sedayu sudah berstatus Tumenggung Wreda atau jabatan seorang Adipati disatu daerah yang luas."" Sendiko dawuh Ki Patih,hamba juga sudah sangat bersyukur atas semua karunia ini,juga hamba takut akan tergelincir nantinya bila mengemban jabatan yang tidak sesuai dengan martabat hamba yang hanya dari kalangan para kawula dan bukannya dari kalangan para bangsawan."
Sikap merendah dari Ki Agung Sedayu,betul betul telah menyentuh lubuk hati Ki Patih dan sesuai dengan pembicaraan beliau sebelum Ki Rangga tiba di bawah bumi lapisan kelima itu, bahwa selepas Panembahan Hanyakrakusumo menyelesaikan semua laku persyaratan mematangkan Aji Selimut Tirai Gaib dan kembali ke Istana Mataram,maka yang pertama kali Panembahan lakukan adalah menobatkan Ki Agung Sedayu sebagai Tumenggung Wreda dengan nama Ki Tumenggung Kusuma Jaya dan Ki Glagah Putih dengan gelar Ki Panji Sanjaya Sakti,dan hal tersebut beliau beritahukan pada Ki Rangga sembari meminta agar Ki Agung Sedayu menunda permintaan pengunduran dirinya yang memang sempat Ki Rangga utarakan pada Kanjeng Sunan juga pada Ki Patih Mandaraka.
892 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
DENDAM MASA LAMPAU 13,bab 8
1
0
Ketika Iblis Jantan sedang menerapkan Ajian yang ngedab edabi dan akan dilontarkannya kearah para pengintai itu,melihat ciri ciri semua gerakan juga sinar putih terang yang menyertai Ajian tersebut Kyai Naga Angkasa dan ketiga sahabatnya terkejut bukan main dan mereka bertiga secara bersamaan berseru Ajian Komara Geni.Ajian Komara Geni satu tingkat diatas Ajian Gembala Geni yang juga adalah termasuk Ajian pamungkas. Konon Ajian Komara Geni bisa juga dipakai untuk membakar bangsa jin.Karena mengetahui akibat dari pukulan Ajian Komara Geni tersebut,dan sebelum Ajian yang sangat dasyat itu dilontarkan oleh Iblis Bungkuk,maka Ki Tanpa Aran dan Ki Jayaraga dengan cepatnya langsung berkelebat kearah kiri, dan Kyai Naga Angkasa bersama Ki Ajar Mintaraga menuju arah kanan tempat tadi mereka mengintai.Memang sungguh dasyat akibat dari lontaran ajian tersebut,karena sebelum dua bola api sebesar buah manggis yang merah membara itu mengenai sasaran, tampak kemudian sejarak setombak dibelakangnya dari kedua telapak tangan Raden Arya Bhadrika kembali meluncur dua bola berapi yang malah lebih besar dari yang pertama.Juga beruntunglah rombongan Ki Tanpa Aran telah tidak berada ditempat itu lagi,sebab ketika empat bola api yang cukup besar itu mengenai bebatuan yang memang banyak terdapat disana, maka hancurlah bebatuan itu menjadi serpihan batu batu kecil, dan beberapa pepohonan yang juga berada ditempat itu langsung bertumbangan dan terbakar hebat karena sangat panasnya empat bola bola berapi dari Ajian Komara Geni tersebut.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan