
Empat orang yang berdiri melihat hal tersebut, serentak berucap,
" Ajian Serat Buto Agni."
Ya,kiranya karena menyadari bahwa tidak mungkin mampu mengangkat secara bersamaan kedua batu sebesar dua kali gajah bunting itu, dan menempatkan nya ditempat tadi Ki Lurah mencoba ilmunya, juga untuk meminta tolong pada Ki Agung Sedayu dan Ki Glagah Putih Panembahan merasa malu.Sebab beliau pernah berkata bahwa dalam menjalani laku sebagai persyaratan memiliki semua ajaran dari rontal gaib di dasar kolam itu,Panembahan...
DENDAM MASA LAMPAU 12
9
13
18
Berlanjut
Sementara itu sosok asli Ki Rangga Agung Sedayu yang juga diserang oleh sekumpulan manusia siluman burung tersebut dengan Jurus Badai Topan Rajawali Sakti, dari empat penjuru.
Manusia siluman burung itu mengerakan gerakan kedua tangan yang memiliki sayap besar tersebut dengan cepatnya, maka tercipta dan bertiup lah badai angin topan yang luar biasa besarnya dan membawa hawa panas seperti tujuh kali panasnya batok kelapa kearah Ki Agung Sedayu dari empat penjuru.Juga tampak belasan gulungan angin cleret tahun yang tentunya juga sangat panas dan siap akan membawa tubuh Ki Rangga ke udara dan kemudian menghempaskan nya kembali ke tanah yang berbatu baru.Namun Ki Rangga Agung Sedayu yang tubuhnya telah di bentengi dengan Ajian Selimut Tirai Gaib, tidaklah memperdulikan semua serangan tersebut.Dengan mempergunakan Ajian Seipi angin tubuh beliau bergerak kesana kemari tanpa dapat di tahan oleh pasukan siluman burung itu dan Ki Rangga membagi lecutan cambuk sendal pancing juga pukulan Ajian Lebur Sakethi dengan cepatnya.Dan hanya dalam waktu yang tidak terlalu lama, terlihatlah ratusan pasukan siluman burung yang tercipta dari Ajian Bolo Sewu itu telah musnah mencair dan berubah jadi asap yang kemudian kembali ke alam kegelapan.
834 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
DENDAM MASA LAMPAU 12, bab 16
0
0
Akan tetapi ada yang tidak diketahui oleh Ki Glagah Putih, sebab Lurah prajurit sandi itu tidak dapat melihat sesuatu yang sangat luar biasa pada ubun ubun kepala Panembahan Hanyakrakusumo, karena melihat hal tersebut lah maka dua orang sesepuh Mataram dan Ki Rangga Agung Sedayu terkejut luar biasa.Ki Patih Mandaraka yang telah mampu membuka indera keenam nya, sebab sejak pada masa mudanya hingga menjabat Patih Kerajaan Mataram beliau sering menyepi diri dan hidup prihatin, dan kini dapat melihat dua buah lingkaran sinar yang berwarna berlainan di atas ubun ubun kepala Panembahan.Dan tanpa sadarnya juga masih dengan mimik wajah yang terkaget kaget beliau menyebut, Wahyu Cakraningrat.Begitu juga dengan Kanjeng Sunan Muria,sebagai anggota termuda dari Wali Songo bukan saja indera keenam bahkan indera ketujuh beliau pun telah terbuka serta Ki Rangga Agung Sedayu yang indera ketujuh beliau juga telah dibukakan oleh Kanjeng Nabi Khaidir,maka tentu saja beliau berdua dapat lebih jelas melihat lingkaran putih terang di atas lingkaran merah yang semula telah hadir di atas ubun ubun kepala Panembahan Hanyakrakusumo.Tentang Wahyu Cakraningrat itu, walaupun dari keturunan Trahing Kusuma Rembesing Madu dan telah di angkat sebagai pemimpin dari suatu daerah akan tetapi belum tentu garis keturunan bangsawan tersebut memperoleh karunia mendapat Wahyu Cakraningrat dari yang Maha Kuasa.Wahyu adalah karunia dari yang Maha Kuasa,yang turun secara gaib kepada manusia pilihan dan bukan melalui jalur usaha atau pencarian.Salah satunya adalah Wahyu Cakraningrat, yakni petunjuk dari Sang Pencipta yang berupa ilmu pengetahuan yang sifatnya paripurna.Orang yang mendapat karunia Wahyu Cakraningrat akan mampu menguasai ilmu kehidupan, pengetahuan, agama dan kuat dalam ilmu spiritual.Orang yang terlahir dengan anugrah wahyu Cakraningrat memiliki wadah ilmu yang kuat.Dia juga memiliki kecerdasan tingkat tinggi hingga mampu menguasai berbagai bidang keilmuan.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan