
Itu dapat terlihat dari rontok nya dedaunan serta patahnya ranting dan dahan kecil dari pepohonan yang tumbuh di arena perang tanding tersebut, bahkan pepohonan yang kecil juga pada bergoyang namun Ki Rangga tetap berdiri diam tiga tombak lebih di depan Joko Telasih. Mungkinkah jiwa Ki Agung Sedayu telah terkunci oleh Jurus Pekikan Rajawali Sakti tersebut...?
Kemudian sang juru penyembuh itu menangkup kan ke dua telapak tangannya dan agak membengkokkan sedikit kebawah serta memanjangkan ke dua lengan...
DENDAM MASA LAMPAU 10
25
7
17
Berlanjut
"Oh.., Diajeng sudah lama Kakang Mas, menunggu disini."
"Marilah kita menyingkir dari medan perang ini,Kakang Mas akan membawa Diajeng ketempat yang penuh kedamaian dimana kita bisa memadu kasih tanpa ada seorangpun yang mengganggu."Betapa terkejutnya Puteri Arisanti karena kurang lebih empat tombak jaraknya dari tempat ia mendarat, tampaklah seorang pemuda yang gagah perkasa dengan berpakaian layaknya seorang Pangeran.Yang dengan percaya diri yang tinggi mengajaknya untuk menyingkir bersama ketempat yang lebih aman daripada medan perang itu, yang dimana mana terdengar denting senjata beradu, juga pekik kesakitan dari orang yang terkena senjata lawan serta jerit kematian ketika senjata lawan menembus dada kiri yang langsung mengenai jantung.Jika saja apa yang di lakukan oleh Ki Ageng Banyak Wedi pada Puteri Arisanti terjadi sebelum Ki Rangga Agung Sedayu mengoperkan tenaga sakti sejati pada cucu Kiai Seroja tersebut, tentu dengan mudah Ki Ageng akan dapat menjadikan budak nafsu gadis cantik tersebut.Akan tetapi dengan tingkat tenaga sakti sejati yang kini telah melampaui tingkat eyang kakungnya, tentu saja kini Ki Ageng Banyak Wedi sama saja dengan tikus menghadapi seekor kucing betina yang akan dapat mempermainkan tikus tersebut sebelum membunuhnya.Puteri Arisanti segera menundukan kepala sembari memusatkan nalar budinya dan membangkitkan tenaga sakti sejatinya hingga tiga tingkatan.Kini yang tampak sejarak empat tombak di hadapannya adalah seorang kakek tua seumuran eyang kakungnya.Lelaki tua itu yang memakai baju dan celana gombrong berwarna hitam juga sudah tampak lusuh dan kumal berbeda jauh dengan yang tadi dilihatnya.
973 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
DENDAM MASA LAMPAU 10, bab 17
1
0
Melihat sikat Ki Rangga yang berdiri bertolak pinggang di depan nya sembari terlihat senyum sinis menghiasi bibir Ki Agung Sedayu. Seakan akan bibir itu berkata masih sanggupkah Joko Telasih untuk melanjutkan perang tanding tersebut...? Atau sebaiknya menyerah saja dan pasti akan di ampuni.Dengan dada yang dipenuhi hawa amarah yang bergejolak, kembali Joko Telasih mempersiapkan serangan berikutnya yaitu jurus ke tujuh dari rangkaian tujuh belas jurus serangan Rajawali Sakti.Jurus Tukikan Rajawali Sakti dan akan diteruskan dengan jurus ke delapan yaitu Jurus Rajawali Sakti Mengejar Mangsa yang apa bila jurus ke tujuh itu pun gagal melumpuhkan pengawal khusus Pangeran Purbaya tersebut.Dengan menundukan kepala dan memusatkan nalar budinya serta kembali matek Aji Surya Chandra, Joko Telasih kemudian mengambil sebatang pedang tipis yang selama ini ia lilitkan di pinggang nya diatas senjata cambuk yang juga putut itu terima dari Ki Ageng Chandra Geni. Pedang Pusaka Rajawali Sakti, seru Pangeran Kresna Jaya,dengan mimik wajah terkesiap di luar arena perang tanding tersebut.
Ya,Pedang Pusaka Rajawali Sakti yang konon adalah pedang milik pendekar Rajawali yang terkenal ratusan tahun yang lalu dan konon adalah pendiri Padepokan Rajawali yang legendaris dan pernah merajai persilatan pulau Jawa sejak zaman Mataram Kuno.Sejak Ki Ageng Chandra Geni masih hidup, pernah Pangeran Kresna Jaya menanyakan tentang Rangkaian Jurus Rajawali Sakti juga tentang Pedang Pusaka Rajawali Sakti itu pada kakek gurunya itu.Akan tetapi tampaknya Ki Ageng Chandra Geni tidak berkenan mewariskan olah kanuragan dan pedang pusaka itu pada cucu muridnya yang berasal dari keluarga bangsawan tersebut. Juga pada saat jasad kakek gurunya itu telah di makamkan, yang juga dihadiri oleh Adipati Jayalengkara dan dirinya.
Keesokan harinya Pangeran Kresna Jaya mencari cari kitab Pusaka Rajawali Sakti juga pedang pusaka tersebut, akan tetapi tidak dia ketemukan juga bertanya pada putut pelayan Ki Ageng yang menjawab tidak mengetahui semua yang di tanyakan oleh Pangeran Kresna Jaya.
Bersambung ke buku jilid 11.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan