
Dengan mengerahkan tenaga sakti sejatinya hingga ke tingkatan enam, sesuai anjuran suara Kiai Seroja melalui Aji Pameling maka sinar biru terang keputihan putihan yang menyinari telapak hingga persendian kedua tangan Puteri Arisanti nampak terlihat dengan jelas.
Dan hebatnya lagi sinar kuning keemasan berbentuk payung dari Ajian Teguh Alot Payung Allah atau ada juga yang menyebutnya Ajian Payung Brahma yang menaungi tubuh cucu Kiai Seroja itu kini telah nampak dengan jelas.
Ajian kekebalan tubuh yang...
DENDAM MASA LAMPAU 10
25
7
17
Berlanjut
"Oh.., Diajeng sudah lama Kakang Mas, menunggu disini."
"Marilah kita menyingkir dari medan perang ini,Kakang Mas akan membawa Diajeng ketempat yang penuh kedamaian dimana kita bisa memadu kasih tanpa ada seorangpun yang mengganggu."Betapa terkejutnya Puteri Arisanti karena kurang lebih empat tombak jaraknya dari tempat ia mendarat, tampaklah seorang pemuda yang gagah perkasa dengan berpakaian layaknya seorang Pangeran.Yang dengan percaya diri yang tinggi mengajaknya untuk menyingkir bersama ketempat yang lebih aman daripada medan perang itu, yang dimana mana terdengar denting senjata beradu, juga pekik kesakitan dari orang yang terkena senjata lawan serta jerit kematian ketika senjata lawan menembus dada kiri yang langsung mengenai jantung.Jika saja apa yang di lakukan oleh Ki Ageng Banyak Wedi pada Puteri Arisanti terjadi sebelum Ki Rangga Agung Sedayu mengoperkan tenaga sakti sejati pada cucu Kiai Seroja tersebut, tentu dengan mudah Ki Ageng akan dapat menjadikan budak nafsu gadis cantik tersebut.Akan tetapi dengan tingkat tenaga sakti sejati yang kini telah melampaui tingkat eyang kakungnya, tentu saja kini Ki Ageng Banyak Wedi sama saja dengan tikus menghadapi seekor kucing betina yang akan dapat mempermainkan tikus tersebut sebelum membunuhnya.Puteri Arisanti segera menundukan kepala sembari memusatkan nalar budinya dan membangkitkan tenaga sakti sejatinya hingga tiga tingkatan.Kini yang tampak sejarak empat tombak di hadapannya adalah seorang kakek tua seumuran eyang kakungnya.Lelaki tua itu yang memakai baju dan celana gombrong berwarna hitam juga sudah tampak lusuh dan kumal berbeda jauh dengan yang tadi dilihatnya.
913 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
DENDAM MASA LAMPAU 6, bab 14 & 15
0
0
Semasa muda Purbaya dikenal dengan sebutan Jaka Umbaran.Ketika suhu politik Keraton Mataram memanas. Kegaduhan
terjadi menyusul pengumuman atas keputusan mahkamah keraton. Yaitu penunjukan Pangeran Martapura sebagai calon raja menggantikan ayahandanya Panembahan Hanyakrawati dibatalkan.Mahkamah keraton beranggotakan beberapa sesepuh Kerajaan Mataram. Sebagai ketua adalah Pangeran Purbaya.
Mahkamah keraton juga mengumumkan pengganti Martapura.Namanya Raden Mas Rangsang atau Raden Jatmika.
Dia terhitung masih kakak beda ibu dari Martapura. Usia kedua anak Hanyakrawati itu pada 1613 terpaut 12 tahun.
Martapura berumur 8 tahun, dan Rangsang 20 tahun.“Eh, sarupaning wong Mataram, sira padha neksenana, yen Raden
Mas Rangsang jumeneng nata nggenteni ingkang Rama, ajejuluk Kanjeng Sultan Agung, Senapati ing Ngalaga Ngabdurrahman."Menawa ana wong kang masgul atine sarta ora ngestoake, padha tekakna budimu ing saiki, aku mungsuhe prang.Eh....,semua rakyat Mataram, saksikan, Raden Mas Rangsang Bertakhta menggantinya ayahandanya bergelar Sultan Agung Senapati ing Ngalaga Ngabdurrahman.Jika ada yang ridak setuju, ayo maju saja. Saya yang akan menghadapi, ucap Pangeran Purbaya saat mengumumkan keputusan tersebut.Martapura sebenarnya merupakan putra mahkota Kerajaan Mataram. Nama lainnya adalah Raden Mas Wuryah. Dia dilahirkan dari permaisuri, Ratu Lung Ayu dari Ponorogo.Sedangkan Raden Jatmiko yang semula bukan berkedudukan sebagai putra mahkota.Dia anak dari Hanyakrawati dengan Ratu Adi, keturunan Pangeran Benawa dari Kerajaan Pajang. Ibu dari Rangsang ini masih trah Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya dari kesultanan Pajang.
Martapura yang sempat naik takhta walau cuma sehari merupakan bagian dari kisah bergesernya takhta putra mahkota. Sebelum Pangeran Purbaya mengumumkan pembatalan itu, niat menggeser Martapura sebenarnya telah terjadi semasa Hanyakrawati masih hidup.Ceritanya, raja kedua Mataram mengklaim mendapatkan wangsit dari para leluhurnya. Isinya, Mataram menjadi kerajaan besar dan memersatukan Tanah Jawa jika dipimpin Raden Mas Rangsang.Atas dasar wangsit itu kemudian Rangsang dikukuhkan menggeser kedudukan adiknya.
Babad Tanah Jawa menuliskan, sebelum digeser dari takhtanya, Martapura sempat dinobatkan beberapa saat di atas singgasana.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan