
Ki Rangga Agung Sedayu mengatakan bahwa ia datang bersama Pasukan
Ki Tumenggung Untara Dira, dan Pasukan Khusus di Menoreh yang dipimpin oleh Ki Rangga Sabungsari.
Mendengar hal itu, semakin besar harapan para prajurit untuk bisa kembali bertemu dengan keluarga mereka.
Sebelumnya, mereka sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi.
Ki Rangga Agung Sedayu menunjuk Pangeran Juru Kiting menjadi pimpinan pasukan,
Pangeran Mandurareja dan Pangeran Upasanta tidak berkeberatan.
Selain Ki Juru Kiting adalah paman...
DENDAM MASA LAMPAU 2
7
6
10
Berlanjut
Kiai Gringsing tertegun, membayangkan apa yang terjadi apabila ilmu pamungkas diterapkan dengan tenaga sakti penuh. Menurut penuturan para leluhur dari perguruan Mpu Windujati, jurus pamungkas bila diterapkan, akibatnya sangat dahsyat, bahkan bisa mengakibatkan langit menjadi gelap gulita dengan angin topan serta hawa panas dan dingin silih berganti. Tetapi, sampai beberapa generasi belum ada yang mampu menerapkannya. Meskipun demikian, jurus tersebut tetap dicantumkan secara kiasan di rontal pusaka Perguruan Orang Bercambuk. Entah pada generasi ke berapa kelak yang mampu memainkannya.Dalam perjalanan pulang ke padepokan Kiai Gringsing telah mengambil keputusan, sesuai saran Kanjeng Sunan Muria untuk bertempat tinggal di lereng Gunung Semeru.Sesampainya di padepokan Kiai Gringsing menuju biliknya dan berganti pakaian serta mempersiapkan beberapa pakaian pengganti, karena akan segera meninggalkan padepokannya menuju daerah baru dengan identitas yang baru pula melupakan kenangan pahit bahwa ia pernah terpaksa melakukan tindakan bodoh berupaya menghidupkan kembali anak yang sudah dipanggil menghadap yang Maha kuasa.Tidak lupa Kiai Gringsing mengambil sebuah peti kecil yang memang disimpannya. Ketika dibuka tampak beberapa peralatan menyamar, ada beberapa topeng tipis terbuat dari kulit binatang dan kulit kayu, ada juga beberapa rupa kumis dan janggut palsu yang memang terbuat dari rambut manusia.Isi peti penyamaran itu adalah warisan dari mendiang gurunya “Tabib Dewa Berwajah Seribu” . Kiai Gringsing kemudian menuju ke bilik tidur Ki Widura, karena ayam jantan belum berkokok untuk kedua kalinya maka Ki Widura masih tertidur dengan nyenyaknya. Kiai Gringsing menghampiri dan menyentuh jempol kaki Ki Widura seraya mengerahkan sedikit hawa panas. Ki Widura tersentak kaget dan terbangun ketika ada hawa panas memasuki tubuhnya. Dilihatnya Kiai Gringsing berdiri di tepi pembaringan dan tersenyumsareh padanya. Ki Widura kaget melihat Kiai Gringsing yang tampak sangat sehat dengan wajah yang agak kemerahan dan melihat pakaian yang dikenakan sepertinya akan melakukan perjalanan jauh.Kiai Gringsing mengajak Ki Widura mengikutinya. Di suatu tempat yang cukup jauh dari padepokan Kiai Gringsing berhenti dan duduk di bawah sebuah pohon yang cukup rindang. Kepada Ki Widura Kiai Gringsing berterus terang akan masalah yang dihadapinya sehingga dirinya jatuh sakit. Diceritakan juga kedatangan Kanjeng Sunan Muria yang mengobatinya, hanya tentang Kitab Warisan Para Dewa yang tidak diberitahukannya kepada Ki Widura.Kiai Gringsing minta tolong pada Ki Widura untuk merahasiakan kepergiannya kepada siapapun juga, termasuk kedua murid utamanya, Agung Sedayu dan Swandaru Geni. Ki Widura boleh mengatakan bahwa dirinya telah meninggal dunia karena sakit dan sesuai wasiat terakhirnya harus merahasiakan kuburannya demi kebaikan bersama, terutama dari orang-orang yang akan memuja-muja kuburannya dengan segala macam alasan. Padepokan orang bercambuk diserahkan pada kepemimpinan Ki Widura, Kiai Gringsing sudah memperkirakan bahwa murid-murid utamanya tidak akan mau tinggal lama memimpin padepokan karena kesibukan mereka masing-masing.Kitab pusaka perguruan yang kini berada di tangan Agung Sedayu bisa diatur diantara mereka berganti-ganti juga kepada Glagah Putih yang telah diangkat sebagai bagian murid utama dari perguruan orang bercambuk. Ki Widura juga mempunyai hak untuk mempelajari kitab tersebut agar bisa diajarkan pada para cantrik menurut kebijaksanaan Ki Widura. Agung Sedayu diberi kekuasaan untuk menerapkan hukuman bagi yang melanggar wewaler perguruan.Kepada Ki Widura, Kiai Gringsing memberikan cambuknya dan kitab catatan tentang pengobatan yang juga dimiliki oleh Agung Sedayu.Setelah semua dirasa telah lengkap, Kiai Gringsing kemudian berdiri yang diikuti Ki Widura. Kiai Gringsing memeluk Ki Widura dan selanjutnya tanpa berpaling lagi berkelebat pergi dengan cepatnya mempergunakan Ajian Kidang Kencana menuju daerah baru dengan nama dan wajah yang baru pula, Ki Tanpa Aran.Ki Tanpa Aran seorang lelaki yang berumur lima puluhan dengan kumis yang lebat dan brewok yang memenuhi dagunya.Dengan pakaian seperti para bangsawan dengan keris bergagang emas yang dihiasi tretes intan berlian. Dia menunggang kuda hitam yang besar dan tegar sedang berjalan pelan menuju daerah timur. Dengan percaya diri tanpa takut dengan para perampok melihat perhiasan yang ia kenakan.
1,081 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
DENDAM MASA LAMPAU 8, bab 6
4
2
Tiba-tiba dengan secepat kilat tubuh Ki Tumenggung, yang memang terkenal berdarah panas itu berkelebat menyerang dengan serangan yang sangat mematikan.Serangan beruntun dari telapak tangan yang telah matek aji Gembala Geni yang tadi sempat di trapkan oleh Ki Tumenggung ketika Pangeran Purbaya mengajaknya bercakap-cakap, yang di padukan dengan aji kidang kuning atau sejenis ajian peringan tubuh sembari mengerahkan enam tingkatan tenaga sakti sejati yang dimilikinya.Ke dua telapak hingga pengelangan tangan Ki Tumenggung yang telah merah membara, serta nampak berwarna hijau gelap.Tangan kanan mengarahkan wajah sehingga pandangan Pangeran Purbaya akan terhalang maka tangan kiri mengarah dada yang akan di teruskan oleh tendangan kaki kanan kearah pinggang.Juga udara di sekitar tempat itu mendadak ber ubah-ubah dari panas yang mengila di sisi kanan dan sisi kiri Ki Tumenggung malah berhawa sangat dingin hingga membekukan darah.Lima pengawal pribadi Ki Tumenggung telah pergi menjauh karena tidak tahan oleh adanya dua hawa yang berbarengan itu.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan