Peran Gunungkidul dalam Perang Gerilya Jenderal Soedirman - Sekapur Sirih

IBUKOTA HIJRAH KE YOGYAKARTA – Buku 01Di tengah kekacauan itu, pada tanggal 2 Januari 1946 sepucuk surat dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX datang ke tangan Presiden Soekarno melalui kurir. Sultan menyampaikan Yogyakarta siap menjadi Ibukota RI, menggantikan Jakarta yang tak aman lagi karena aksi tentara NICA. Soekarno – Hatta, menyambut baik tawaran itu. Segera Presiden Soekarno memberikan perintah rahasia kepada Balai Yasa Manggarai untuk menyiapkan rangkaian kereta api khusus demi menyelamatkan pejabat dan para petinggi negara.Setelah membaca surat dari Sri Sultan HB IX, Soekarno – Hatta mengadakan rapat kabinet pada tanggal 3 Januari 1946; diputuskan Pemimpin Republik mulai dari Presiden, Wakil Presiden, Pejabat Negara beserta para Menteri, staff dan keluarganya untuk meninggalkan Jakarta hijrah ke Yogyakarta. Perdana Menteri Sutan Sjahrir diperintahkan tetap tinggal di Jakarta untuk tugas diplomasi. Presiden dan Wakil Presiden berangkat pada tengah malam tanggal 4 Januari 1946, Kereta Api Khusus berjalan sangat lambat, nyaris tak terdengar suara mesinnya. Semua lampu dimatikan… Perjalanan terasa sangat lama dan menyeramkan Pasukan Belanda dan Inggris ada di mana-mana…Pada esoknya jam 07.00, Presiden dan rombongannya tiba di Stasiun Tugu, Yogyakarta. Sri Sultan HB IX menyambut dengan rasa gembira bercampur haru, karena rombongan Presiden bisa selamat sampai di Kota Yogyakarta. Pemerintahan RI resmi pindah ke Jogja. Lalu bagaimana kisah berikutnya?Bayi Republik dalam dekapan Kraton Kasultanan Mataram…