Les Grandes Misères de la guerre, prototipe komik strip Prancis

0
0
Terkunci
Deskripsi

Baca juga karya saya yang lain yang berkaitan dengan karya ini:

1 file untuk di-download

Unlock to support the creator

Choose Your Support Type

Post
1 konten
Akses seumur hidup
50 (IDR 5,000)
Berapa nilai Kakoin dalam Rupiah?
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Sejarah "Les Grandes Misères de la guerre", lukisan tentang konflik Agama dan Politik Perang 30 Tahun Eropa
0
0
Les Grandes Misères de la guerreLes Grandes Misères de la guerre, atau disebut juga Les Misères et les malheurs de la guerreadalah sebuah karya dari seorang seniman Prancis bernama Jacques Callot (1592–1635). Kalau saya menerjemahkan judul karya tersebut dalam bahasa Indonesia: “Belantara Kesengsaraan dari Peperangan” atau “Belantara Kesengsaraan dan Kemalangan dari Peperangan”. Karya yang dipublikasikan pada tahun 1633 di Paris ini disebut sebagai prototipe awal komik strip Prancis, karena pada bagian bawah tiap ilustrasi disertai dengan teks deskripsi.Les Grandes Misères de la guerre melukiskan masa huru-hara di era Perang Tiga Puluh Tahun, perang yang terjadi dari tahun 1618 hingga 1648, yang melibatkan Prancis dan negara-negara Eropa lainnya. Perang Tiga Puluh Tahun sendiri berawal dari konflik agama, saat Kekaisaran Romawi Suci, Ferdinand II menerapkan kebijakan pro-Katolik yang menekan kelompok Protestan. Konflik antara Katolik Roma dan para pemeluk Protestan yang bermula di wilayah Kekaisaran Romawi Suci tersebut berkembang menjadi persaingan politik yang melibatkan banyak pihak.Beberapa pihak yang terlibat di antaranya: Kekasiaran Romawi Suci, Hungaria, Kerajaan Spanyol, Swedia, Prancis, Denmark-Norwegia, Ottoman dan Ketsaran Rusia juga turut ambil bagian. Beberapa pihak mengubah status dan aliansi mereka, seperti Prancis dan Denmark-Norwegia. Perang ini menimbulkan korban yang sangat besar, baik karena peperangan langsung, wabah, ataupun kelaparan. Misalnya, populasi wilayah-wilayah Ceko yang berkurang sepertiganya, atau Jerman yang kehilangan hingga 20 % populasinya –dengan populasi laki-laki berkurang hingga setengahnya.Pembuatan dan Peristiwa yang dilukiskan pada Les Grandes Misères de la guerreLes Grandes Misères de la guerre terdiri dari 18 ilustrasi, dengan tiap ilustrasi berukuran 8,3 x 18 cm. Terdapat enam bait kalimat deskripsi pada masing-masing ilustrasi di bagian bawah –kecuali pada ilustrasi awal atau frontispiece yang tidak memiliki deskripsi. Deskripsi-deskripsi ilustrasi ditulis oleh Michel de Marolles (1600-1681), teman Jacques Callot yang merupakan seorang pendeta dan penerjemah Prancis. Teman Callot yang lain, Israël Henriet (1590-1661), menambahkan deskripsi ke lukisan yang telah selesai dibuat, ia juga yang mempunyai ide judul untuk karya ini.Karya ini dibuat dengan menggunakan teknik etsa, sebuah teknik penciptaan dengan menggunakan asam kuat atau bahan kimia mordant untuk mengikis bagian permukaan logam yang tak terlindungi sehingga dapat terbentuk desain pada logam. Metode ini memungkinkan gradasi dengan banyaknya garis, dengan bagian yang jauh dari pandangan biasanya dibuat lebih tipis.Seperti yang telah ditulis di atas,  Les Grandes Misères de la guerre melukiskan masa huru-hara di era Perang Tiga Puluh Tahun, tapi pada bagian deskripsi tidak disebutkan secara spesifik operasi militer dan konflik di daerah mana yang digambarkan. Namun, melihat dari ilustrasi-ilustrasi yang ada, kuat dugaan bahwa Jacques Callot menggambarkan operasi tentara yang dikirimkan Kardinal Richeliu untuk menyerang wilayah Kadipaten Lorraine pada tahun 1663, yang pada tahun tersebut merupakan wilayah merdeka. Salah satu yang berpendapat demikian adalah ahli sejarah seni Lillian H. Zirpolo, yang menuliskannya pada karyanya yang berjudul The A to Z of Renaissance Art. Lorraine merupakan wilayah tempat kelahiran dan tempat Jacques Callot menghabiskan sebagian besar masa hidupnya hingga ia meninggal di situ. Diperkirakan Callot sempat belajar teknik etsa pada pelukis Italia Antonio Tempesta (1555 – 1630), di Florence, Italia, dari tahun 1612 hingga 1621. Sementara pada saat penyerangan oleh prajurit Kardinal Richeliu tersebut, Callot tinggal di Nancy, ibukota Lorraine.Kardinal Richeliu (1585–1642), atau yang bernama lengkap Armand Jean du Plessis de Richelieu, adalah seorang rohaniawan dan negarawan Prancis. Dari tahun 1624 hingga ia meninggal, ia memegang jabatan yang pada waktu itu baru ada untuk pertamakalinya: Menteri Kepala untuk Raja Prancis. Tujuan kebijakan luar negeri utamanya adalah mengawasi kekuatan dinasti Habsburg Austro-Spanyol, serta memastikan dominasi Prancis dalam Perang Tiga Puluh Tahun. Demi meraih tujuannaya, meski ia seorang Kardinal Katolik, ia tidak ragu-ragu secara terbuka membuat aliansi dengan pemimpin-pemimpin Protestan –yang membuatnya dianggap sebagai pengkhianat oleh banyak pihak Katolik.Pada masa Perang Tiga Puluh Tahun, Richeliu menerapkan kebijakan ekonomi yang lebih ketat, yang membuat para petani tertekan. Akibatnya, sekitar tahun 1636 hingga 1639 terjadi beberapa pemberontakan petani. Namun, Kardinal Richeliu berhasil memadamkannya, dan menghukumberat para pemberontak.18 Ilustrasi Les Grandes Misères de la guerrePada bagian konten eksklusif di atas, telah saya upload 18 ilustrasi Les Grandes Misères de la guerre. Diawali dengan ilustrasi awal atau frontispiece, kemudian ilustrasi para tentara yang bertempur, para tentara yang menjarah dan membunuh. Sembilan ilustrasi terakhir menggambarkan penangkapan dan penghukuman tentara perusuh oleh berbagai kelompok: baik oleh para perwira mereka maupun petani yang membalas dendam.1. Frontispiece2. L'enrôlement des troupes (Perekrutan Pasukan). Pada bagian kanan, terlihat sekelompok tentara di meja pendaftaran. Obyek yang digambar di atas meja diperkirakan adalah uang yang diberikan kepada tentara bayaran yang baru direkrut, hal lumrah yang ada selama Perang Tiga Puluh Tahun, era sebelum adanya tentara profesional. 3. La bataille (Pertempuran). Menggambarkan para prajurit yang sedang bertempur.4. La maraude (Penjarahan). Melukiskan adegan tentara yang memperkosa, menjarah, dan menjarah.5. Le pillage (Penjarahan Rumah). Melukiskan para tentara di dalam rumah petani, di mana mereka membunuh, minum-minum, memperkosa perempuan, dan menjarah benda-benda. Pada bagian kanan belakang, terlihat para prajurit telah menggantungkan seorang pria pada bagian kakinya dan memanggangnya di atas api seolah-olah pria tersebut adalah seekor binatang.6. Dévastation d'un monastère (Penjarahan Biara). Pada ilustrasi ini terlihat sebuah mayat mati di bagian depan kiri, latar belakang sebuah biara yang terbakar, sementara seorang prajurit melecehkan seorang wanita di bagian tengah kanan.7. Pillage et incendie d'un village (Penjarahan dan Pembakaran Sebuah Desa). Terlihat rumah-rumah yang terbakar, mayat-mayat di jalanan, serta perampasan barang dan hewan ternak.8. Vol sur les grandes routes (Perampokan di Jalanan). Pada bagian ini terlihat sebuah kereta yang dirampok dan mayat-mayat yang bergelimpangan.9. Découverte des malfaiteurs (Penangkapan Para Perusuh/Penjahat). Saya perhatikan, ada orang-orang yang digambarkan sedang bersembuni di rerumputan atau pepohonan.10. L'estrapade, (Strappado). Strappado adalah alat yang menggantungkan korbannya dengan seutas tali lalu kemudian menjatuhkan mereka tepat ke tanah secara tiba-tiba. Terlihat seorang prajurit yang ditangkap sedang digantung di atas, dikelilingi oleh kerumunan masa yang menonton hukuman strappado tersebut.11. La pendaison (Hukuman Gantung). Disebut juga dengan The Hangman’s Tree atau Pohon Hukuman Gantung. Ilustrasi ini merupakan ilustrasi yang paling terkenal dan paling sering direproduksi dari Les Grandes Misères de la guerre.12. L'arquebusade (Pasukan Regu Tembak). Digambarkan hukuman tembak yang dilakukan oleh pasukan regu tembak.13. Le bûcher (Burning at the stake). Burning at the stakeadalah sebuah hukuman dengan cara membakar hidup-hidup korban hingga meninggal. 14. La roue (Breaking wheel). Breaking wheelatau disebut juga dengan Catherine wheel¸ adalah sebuah alat untuk menghukum dengan cara mematahkan tulang korbannya hingga meninggal.15. L'hôpital (Rumah Sakit). Menampilkan para tentara yang lumpuh di luar sebuah rumah sakit besar dengan gaya neoklasik.16. Les mendiants et les mourants (Para Pengemis dan Orang-Orang yang Sekarat). Pada bagian ini digambarkan juga prajurit yang sekarat.17. La revanche des paysans (Balas Dendam Para Petani). Menggambarkan para petani yang membalas dendam, membunuh penyerang mereka yang telah mereka tangkap dengan flail, alat pertanian yang digunakan untuk mendera dalam proses memisahkan biji-bijian dari sekam. Terlihat seseorang digantung di sebuah pohon.18. Distribution des récompenses (Pemberian Ganjaran). Menggambarkan raja yang bertakhta memberikan upah kepada para tentara pemenang perang. EPILOG> Breaking wheel disebut juga Chaterine wheel, karena disebut bahwa Santa (orang suci) Katarina dari Aleksandria (287-305) dihukum mati dengan cara ini oleh penguasa Romawi Maxentius.> Jeanne d'Arc (1412-1431), adalah seorang tokoh pahlawan Prancis dan santa dalam agama Katolik, yang dihukum dengan cara burning at the stake, saat masa peperangan Seratus Tahun (1337-1453) atara Prancis dengan Inggris.  Jeanne d'Arc mengklaim bahwa ia menerima “bisikan” dari archangel Michael, Santa Margareta dari Antiokhia, dan Santa Katarina dari Aleksandria untuk memimpin Prancis melawan Inggris.> Bagi yang telah membaca manga “Berserk” karya Kentaro Miura, ilustrasi ke-11 Les Grandes Misères de la guerre mungkin akan mengingatkan suatu adegan. Bagi yang belum membaca manga tersebut, bisa dicoba googling dengan kata kunci “Berserk Guts born”.  Sumber Referensi- Just Violence: Jacques Callot’s Grandes Misères et Malheurs de la Guerre, karya Katie Hornstein, yang diterbitkan padaBulletin The University of Michigan Museums of Art and Technology, Volume 16 (2005-2006)-The A to Z of Renaissance Art, karya Lillian H. Zripolo- wikipedia- wikimedia  Baca juga karya saya yang lain yang berkaitan dengan karya ini:Komik strip Les Grandes Misères de la guerre, prototipe komik strip Prancis.Komik strip Aku Berkarya, Maka Aku Ada. Parodi dari pemikiran filsuf Prancis Descartes, Aku berpikir, maka aku adaRené Descartes (FIlsuf dan Matematikawan Pencipta Koordinat Kartesius) yang terlibat Perang 30 Tahun Eropa. [blog pribadi]Inisiasi, Sebuah Sajak Filsafat (dan Maknanya), yang menyebut juga Descartes dan frase aku berkarya, maka aku ada. Topik lain di sajak ini: dari lukisan Mazhab Athena di Istana Kepausan Vatikan, Plato, Pythagoras, Ibnu Thufail, al-Tusi (matematikawan yang mencetuskan hukum sinus matematika), Blaise Pascal dan pemikirannya tentang Taruhan Pascal dan Segitiga Pascal, Benjamin Franklin dan Freemasonry, dan sebagainya. [blog pribadi]
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan