
Jutaan atensi serta afeksi yang Jingga berikan seolah tidak ada gunanya. Lelehan air mata kian bercucuran keluar. Dijadikan pilihan kedua serta ditinggal tanpa penjelasan rupanya sembilan puluh sembilan persen menyesakkan dada. Satu persennya lagi yaitu ketidakpercayaan Jingga terhadap omongan Dion, kakak kelas serta teman dekat Aldi semasa SMP.
18-
454
465
52
Selesai
Jingga itu tidak cantik apalagi bahenol seperti wanita di luar sana sehingga seorang Aldi Pramujo enggan mempertahankannya sebagai kekasih masa remaja. Setidaknya, itulah pernyataan Amer kala Jingga berjongkok meratapi nasib percintaannya yang kandas.
Jingga masih terlalu kecil untuk Aldi yang sudah berusia sembilan belas tahun, belum bisa menonton film dewasa apalagi disuruh enak-enak. Orang-orang di sekitarnya pun mengatakan demikian hingga memudarkan rasa percaya diri Jingga yang setinggi Burj Khalifa. Cewek itu tentu tidak terima dan menjalankan sederet rencana konyol nan sedari lama diwacanakan. Namun, segalanya justru berbalik menyerangnya.
Bisakah Jingga menghapus cap bocil yang melekat pada dirinya?
1,049 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
18- Bab 13: Hidup Segan, Mati Tak Mau (II)
10
14
Diomeli begitu Jingga malah menangis kencang. Air matanya mengalir deras di pipi. Dan malam itu Nando habiskan bersama Jingga yang menangis hampir delapan jam nonstop. Baru berhenti kala ayam tetangga bertelur dan dipelukan Salman mulut jelek Jingga bisa sedikit tenang walaupun air masih berlinang di pelupuk matanya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan