
Karya ini diikutsertakan dalam challenge #CeritadanRasaIndomie
***
Didedikasikan untuk para pejuang devisa negara yang tengah berjuang di negara lain, dan tentunya seluruh pecinta Indomie rasa Soto Mie! Selamat menikmati!
HOMESICK
by risingthought14
Joanne memandangi jendela apartemennya, derasnya tangisan langit memaksanya diam dan menanti. Dari lantai 20 ia bisa menangkap banyak objek bergerak di bawah sana, tertutup alat pelindung semacam payung atau jas hujan. Joanne seringkali merasa beruntung, bila hujan tengah deras mendera, ia sedang berada di ruangan yang nyaman alih-alih berjuang untuk sampai di tujuan seperti para pejalan kaki atau pengendara motor, misalnya. Matanya pun bergerak lambat ke seberang, dan meneliti banyak plang toko dan restoran dengan bahasa Mandarin.
Telunjuknya bergerak ke jendela yang berhiaskan cipratan air dari luar, menggoreskan beberapa kata; Mama, Papa, Joseph. Tanpa banyak berpikir, tangan kurusnya bergerak dengan lambat. Gadis berambut sebahu itu kemudian tersenyum samar. Menatap nanar ke jendela yang barusan dipermainkan, tidak ada tulisan nyata di sana, karena jendelanya tidak beruap. Namun Joanne seolah bisa melihat susunan kata yang ia buat. Ia pun mengusap wajahnya, agar tak terlarut dalam rindu terlalu pekat. Seolah hal itu bisa membuatnya merasa lebih baik.
Sudah dua tahun Joanne bekerja di Diamond Airlines, sebuah maskapai penerbangan homebase Hong Kong. Gadis itu awalnya merasa bahagia dan keinginannya untuk menjelajah dunia seakan membuncah tanpa bisa dibendung. Pengalaman luar biasa sebagai awak penerbangan tidak bisa ditukar dengan pekerjaan kantoran yang seringkali disarankan kedua orangtuanya. Joanne hanya berpikir untuk mengikuti kata hatinya kala itu, mesti setengah membangkang pada kedua orangtua yang membesarkannya, bukanlah perkara mudah. Satu-satunya yang mendukung Joanne dengan pilihan pekerjaannya adalah kakaknya, Joseph. Adu mulut dan cekcok kecil sudah biasa terjadi saat mereka tinggal bersama, tapi Joanne tetap saja merasa kangen bila sedang sendiri, apalagi dirundung suara hujan di luar sana.
Memorinya terbang lagi ke masa-masa sekolahnya, di mana Mama akan memasak Indomie rasa Soto Mie, bila hujan turun. Mama tak pernah bertanya, apakah anak-anaknya ingin makan mie instan, karena mama sudah tahu, buah hatinya tidak akan pernah menolak semangkuk hangat Indomie. Joanne dan Joseph akan langsung keluar dari kamar untuk menghambur ke dapur, setelah mencium wangi khas jeruk nipis dan kuah soto.
Joanne biasanya akan meminta Mama menambahkan beberapa potong cabe rawit di kuahnya, sementara Joseph justru menambahkan sedikit kecap di atas mie. Joanne seringkali mengejek kebiasaan kakaknya itu hal aneh, tapi setelah dicoba, ternyata rasanya tetap saja enak. Kuah pedas gurih ditambahkan manisnya kecap, nyatanya seenak itu. Argumen Joseph kala itu, “Kalau kita makan soto ayam aja pakai kecap, kenapa ini nggak bisa pakai kecap?”. Joanne mendadak tersenyum mengingat fragmen memorinya berkelebat, bersamaan dengan suara pecah kakaknya yang saat itu beranjak remaja.
“Ah, kok jadi kangen sih?” gumam Joanne, sambil mengusap lagi wajahnya.
Ia menggigit bibir, selagi mengalihkan pandangannya ke arah lemari gantung di dapur mungilnya. Menggaruk kepalanya beberapa kali, karena ia sudah selesai makan siang sekitar dua jam yang lalu, tapi entah kenapa ia masih ingin mengunyah sesuatu. Ia pun turun dari sofa, dan menyeret langkahnya ke kitchen set, sedikit melongok ke lemari gantung, senyuman mendadak terbit. Di sana masih tergeletak beberapa bungkus Indomie, favoritnya Indomie goreng tentunya mendominasi tumpukan, tapi tangan gadis itu justru menggeser bungkusan putih itu, mencari rasa lain. Indomie rasa Soto Mie.
“Aah, tinggal satu,” ujarnya lesu. Ia memang jarang membuat rasa Soto Mie, karena menurutnya memasak Indomie goreng jauh lebih sederhana dan cepat, itulah mengapa ia hanya menyimpan sedikit pilihan rasa Indomie kuah. Namun kali ini keinginannya untuk menikmati Indomie kuah lebih besar, apalagi rasa Soto Mie. Menurutnya sangat cocok untuk menemaninya menikmati rinai hujan.
Kali ini Joanne mengangguk yakin, dan menarik keluar bungkus hijau Indomie incarannya dari lemari gantung. Ia mengambil panci kecil dan mengisinya dengan air keran, bersenandung kecil sembari menyalakan kompor. Ia mungkin tidak perlu makan malam lagi, kalau sore ini sudah makan Indomie. Selagi menunggu air di panci matang, Joanne menyiapkan mangkuk, dan membuka bungkusan hijau Indomie, mengeluarkan bungkusan bumbu dan minyak sambil menggoyang-goyangkannya di udara, mengacaknya agar bubuknya melebur dan kemasannya lebih mudah dibuka.
“Coba ada apa aja di kulkas, hmmm,” ujarnya saat membuka kulkas, dan menemukan sebungkus sayuran Pakcoy, tauge. Cengirannya bertambah lebar saat meraih sebutir telur ayam. “Okeee, mewah!”
Saat menengok air di pancinya sudah bergejolak, ia memasukkan mienya. Tangannya mulai bergerak lincah mencuci sayuran, lalu memotongnya lebih kecil. Semua ia lakukan di bawah tiga menit, karena itu saatnya melengkapi mienya yang sudah memuai di dalam panci. Ia memecahkan telurnya dan menyaksikan telur itu berubah setengah matang, sesuai kesukaannya. Bumbu masuk berikutnya, dan sayuran terakhir. Banyak temannya yang memasukkan bumbu lebih dulu dibandingkan kondimen lain, tapi Joanne selalu memasukkannya setelah mie matang. Semuanya kembali lagi ke selera, bukan? Meski harus Joanne akui, Indomie buatan Mama masih jauh lebih enak, meski ia sudah mengikuti sarannya, tetap saja tangan Mama ajaib, tangan Joanne biasa saja. Walau begitu, menikmati semangkuk Indomie rasa Soto Mie di negara orang tetap jadi obat rindu terbaik untuk Joanne, lebih dari apapun. Ada rasa familier yang tak tergantikan meski ia bisa saja membawa lauk pauk lain asli Indonesia ke sini, tapi makan Indomie punya porsi tersendiri di labirin memorinya.
Ia menuangkan mie yang sudah matang itu ke mangkuk bergambar Doraemon–mangkuk bawaan dari rumah. Tak lupa berhati-hati membawa mangkuk berisi makanan penuh kenangan itu kembali ke sofa, tempatnya menonton hujan dan angin yang masih bertempur di luar. Uap panas menguar dari mangkuk porselen biru muda, dan Joanne pun meraih ponselnya di nakas, buru-buru mengabadikan makanan sederhana yang jadi obat rindunya hari ini. Tidak ada yang spesial dari penampilan Indomie buatannya kali ini, tapi rasa dan rupa itu seakan cukup untuk mengobati rasa mendamba akan tanah airnya yang begitu besar.
Joanne berpikir sejenak, selagi melihat jam digital di ponselnya, dan menimbang perbedaan waktu yang hanya satu jam dengan Indonesia, ia pun mengirimkan foto Indomie buatannya pada sang Mama.
Me
Nggak seenak buatan Mama sih, tapi lumayan nih!
Tanpa menunggu jawaban ibunya, Joanne pun menangkupkan kedua tangannya di depan dada dan mulai berdoa. Tak lama, ia mengangkat sendoknya dan mulai menghirup kuah dengan wangi khas Soto itu. Senyuman puas terbit, dan ia memuji dirinya sendiri karena airnya cukup, jadi gurih pedasnya pas. Sumpitnya mulai bergerak menarik mie keriting dari mangkuk dan menyeruputnya penuh semangat.
Matanya mendadak membola saat mendapati layar ponselnya menyala, Mama mengajak video call. Joanne buru-buru menerimanya, sambil mengatur ponselnya di depan boks tisu, otomatis memamerkan mangkuk Indomie-nya sekalian.
“Mamaaaa!” Joanne memekik.
Mamanya tersenyum tipis di ujung sana, pandangannya turun ke mangkuk Doraemon di hadapan Joanne. “Joanne tumben ngabarin Mama duluan? Biasanya harus Mama tanya dulu baru jawab!”
“Hehehehe, maaf, Ma, maklum deh sibuk!”
“Alasan aja! Makan apa tuh? Beli mie di mana?” tanya Mama sambil terkekeh.
“Iih, ini aku bikin sendiri dong! Indomie Soto, Maaa! Masa nggak kelihatan sih?”
“Ohh, nggak kelihatan, habis berantakan banget!”
Joanne mendengus karena candaan Mamanya. Namun gadis itu merasa luar biasa gembira, tak mengira bahwa keisengannya mengirim foto Indomie Soto buatannya, berbuah obrolan hangat dengan sang Mama, yang sudah jarang dihubunginya akhir-akhir ini. Joanne selalu merasa, tak ada bahan obrolan yang menarik kalau ingin menelepon orangtuanya. Namun, siapa sangka, semangkuk Indomie bisa jadi bahan obrolan yang sangat seru kali ini?
*** TAMAT***
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
