BAB 12 - 22 •| Transmigrasi Ke Tubuh Puteri Duke Yang Diabaikan

0
0
Deskripsi

TERSEDIA JUGA DI WATTPAD, DENGAN JUDUL DAN NAMA AKUN YANG SAMA!

Seingat Seira dia tertidur setelah meminum pil obat tidur, tapi saat dia membuka mata dia sangat asing dengan pemandangannya. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah namanya di dunia ini adalah BINAR ATHANASIA!!!

Tokoh antagonis dalam novel best seller yang baru saja dia selesaikan membacanya, Seira semakin pusing memikirkan hidupnya yang akan mati di tangan Jenderal Perang atas perintah tunangannya sendiri.

Bagaimanakah Seira harus mempertahankan...

12. Kau Mau Kemana

"Atthala!"

Yang dipanggil pun segera menoleh ke belakang, terlihat Charlos berlari kearahnya.

"Salam Yang Mulia Putera Mahkota, semoga Dewa Matahari memberkati anda" salam Atthala,

"Ah jangan formal seperti itu Atthala, ini bukan di istana. Jadi jangan formal, oh ya kenapa kamu buru-buru begitu?" Tanya Charlos,

"Maaf Yang Mulia, saya mau keluar dari akademi untuk mencari udara segar." Atthala tak sepenuhnya berbohong kan,

"Kalau begitu aku ikut" Atthala ingin menolak tapi dia tidak bisa, bukan hanya sahabat tapi pemuda di depannya adalah junjungannya.

Atthala pun mengangguk dan mereka berjalan beriringan menuju kuda mereka masing-masing tapi di perjalanan mereka bertemu Viona yang menghadang jalan mereka.

"Anda berdua mau kemana?" Viona berbicara dengan lemah lembut, namun Viona merasa ada yang berbeda,

"Kami akan pergi, ada urusan, kamu kembalilah ke asrama." Ucap Atthala dengan datar, Viona sudah biasa meski Atthala datar padanya tapi Atthala masih baik padanya. Hanya saja akhir-akhir ini setelah kepergian Binar, Atthala semakin datar padanya bahkan sangat cuek.

"Benar Viona, kembalilah ke asrama." Pun dengan Putera Mahkota yang tak sehangat dulu, Viona merasa ada yang tidak beres dengan sikap keduanya tapi dia memilih mengalah dan membiarkan mereka berdua pergi,

"Kenapa ya? Kok perasaanku enggak enak lihat perubahan mereka."

*****
Binar tengah sibuk, bocah kecil itu juga membantu membersihkan setiap meja yang akan dipakai untuk menjamu pelanggan.

Menu hari ini adalah bakso, dan seblak ceker, minumannya milk tea yang didalamnya ada bola-bola yang kenyal.

Brian pun tengah mengunyah bola-bola itu dengan bahagia, sedangkan Binar hanya geleng-geleng kepala. Sejak pertama kali dia membuat Boba, Brian sangat menyukainya, sehari saja tidak minum, Brian akan merengek seperti bayi,

Kring

Baik Binar, Brian dan Dwight menoleh, pelanggan pertama tapi mampu membuat senyum Brian pudar, iya siapa lagi kalau bukan Nona Muda Albert.

Binar terkekeh dan segera menghampirinya,

"Anda belum pernah mencoba menu ini"

"Saya yakin makanan hari ini enak, karena saya pernah memakan masakan anda, bukan begitu manis" goda Aeeza kepada Brian,

"Berhenti Nona Albert, ini hari pertama dia bekerja, jangan menggodanya atau dia akan dalam perasaan yang buruk." Peringat Binar,

Binar memperkerjakan dua pelayan, satu membantunya di dapur dan satu di depan untuk memberikan tester.

"Kau harus segera berhenti memakannya Brian, atau semua itu akan habis oleh dirimu" peringat Binar pada Brian, yang masih saja sibuk dengan Bobanya.

Aeeza mendekat pada Brian, wajah mereka sangat dekat bahkan hidung mereka sudah saling bergesekan. Brian tercengang, sedangkan Aeeza membawa minuman itu pada bibirnya, sedotan bekas Brian masuk ke mulut Aeeza, dan Aeeza menyedotnya.

"Manis kaya kamu, kamu tahu enggak kenapa toko kue sebelah tutup?" Tanya Aeeza pada Brian,

Brian reflek menggeleng,

"Karena kalah manis sama kamu"

Blush

Brian merona hingga rasanya sampai telinganya juga merah, Aeeza tersenyum amat sangat manis dan tampan juga cantik,

Apa boleh seserakah itu??

Binar hanya mendengus melihat adegan picisan itu, apa benar dia seorang nona, sepertinya Nona Muda Albert sebenernya akan lahir sebagai cowok tapi enggak jadi.

Sudahlah pusing Binar memikirkannya, lebih baik dia ke dapur untuk menyiapkan adonan baru.

****
Charlos dan Atthala sampai di keramaian pusat kota, seperti biasa terjadi kebisingan pasar yang amat ramai.

"Apa yang kau cari Atthala, dari tadi seperti orang gelisah yang kehilangan sesuatu." Charlos mengeluarkan apa yang ia pikirkan sejak tadi, Atthala memang terlihat berbeda dan seperti tengah mencari sesuatu atau bahkan seseorang sejak mereka memasuki ibu kota.

"Ah ya, ah tidak juga Yang Mulia, mungkin karena saya suka melihat dari sisi manapun makanya anda mengira saya tengah mencari seseorang." Kilah Atthala, ruang geraknya minim karena Putera Mahkota ada di dekatnya.

"Ayo kita cari tempat makan untuk makan siang, dan ada apa itu ramai-ramai ayo kesana Atthala" ajak Charlos,

****
Viona merasa cemas atas sikap kedua orang tadi, dia merasa takut kalau semua rahasianya terbongkar. Tapi jika iya, dari mana mereka berdua tahu.

"Tidak bisa, aku sudah mencapai posisi ini, aku harus menjadi Puteri mahkota kemudian menjadi Ibu bagi negeri ini." Viona berujar hingga ia menggigiti kuku jarinya,

"Aku memang harus menyingkirkan orang itu, bisa jadi dia akan menerima iming-iming orang lain, orang yang tidak suka padaku. Aku sudah tidak percaya padanya, dia saja berani mengancamku, jika orang seperti itu dibiarkan, dia pasti akan semakin besar kepala." Gumam Viona,

Dia bahkan tidak berfikir jika pelayan pribadinya terheran-heran dengan sikap majikannya yang sangat gelisah,

"Rhea, apa kau tahu tempat penjual racun?" Pertanyaan itu membuat Rhea terkejut setengah mati, untuk apa majikannya menanyakan hal itu,

"Jangan banyak tanya! Jika kamu tahu ayo segera antar aku ke tempat itu!" Sentak Viona karena pelayannya yang malah mematung.

"Sa-saya tidak tahu Nona." Bohong Rhea, dia tidak mau nantinya akan dikambing hitamkan, bagaimanapun meski ia baru beberapa Minggu disisi Viona, Rhea tahu jika Nonanya ini bukanlah orang baik dan bukanlah orang biasa.

Viona mendengus dan jalan terakhir adalah meminta bantuan Richard, iya hanya pemuda itu yang belum terlalu menjauhinya, tentu saja pemuda itu tidak bisa jauh darinya, dia harus terus berada di cengkeraman Viona.

*****
Atthala dan Charlos masuk, betapa terkejutnya Atthala mendapati Brian disana yang tengah menjadi kasir, pun Brian yang melebarkan kedua matanya melihat dua orang menyebalkan itu, kemudian mendengus,

Binar juga malas menghampiri, alhasil dia menyuruh pelayan nya yang menghampiri dan menanyakan menu apa yang akan di pesan.

Atthala masih saja melihat Binar yang sibuk kesana kemari membawa makanan untuk para tamu, usaha Binar terlihat cukup ramai.

"Dia membuka usaha, uang darimana? Kalian memberikan dia modal?" Tanya Charlos,

Atthala hanya menggeleng, dia juga bingung, atau Binar bekerja dengan pemilik usaha ini, tapi tadi kata pelayan itu, bos usaha ini adalah Binar dan Brian De Jongh,

"Mereka pun memiliki marga baru, waoww ini enak banget, hangat pula, ini bisa di minum sebagai pengganti obat pengar" ucap Charlos menikmati kuah bakso, Atthala pun mengikutinya dan memang benar jika makanan itu sangat enak.

Binar berharap dua orang itu segera pergi, dia malas meladeni jika mereka bertanya ini itu, dan benar saja keduanya malah menghampiri Binar yang segera melengoskan diri,

"Kau mau kemana?"

Charlos menangkap pergelangan tangan Binar, namun segera dihempaskan oleh Binar,

"Jaga etika anda Yang Mulia, jangan berperilaku seperti kita akrab" delik Binar,

Charlos dan Atthala tercengang dengan ucapan itu, Binar semakin dingin dan tak tersentuh, hal itu membuat keduanya semakin merasa bersalah.

"Maaf"

13. Aku Merindukanmu

Apa tadi?
Apa Binar tidak salah dengar? Seorang Charlos? Si putera mahkota meminta maaf padanya? Oh apa dunia sudah terbalik.

"Apalagi ini Yang Mulia, saya rasa kita tidak saling mengenal sebelumnya, lalu kenapa anda tiba-tiba minta maaf pada saya?" Tanya Binar,

'apa kepalanya kejedot tembok?' batin Binar

"Tidak apa hanya ingin minta maaf saja, apa salah? Meski sebenarnya anda yang harusnya minta maaf pada saya, atas kejadian beberapa Minggu yang lalu" songong Charlos,

Hoo tidak berubah rupanya sifat songong itu, dan lagi apa yang di lakukan Tuan Muda Pertama Duke Athanasia ini, menatapnya prihatin, wah pengen sekali di colok Binar rupanya.

"Hentikan tatapan itu Tuan Muda, kalian sudah selesai makan kan? Silahkan keluar!"

"Anda berani mengusir saya yang seorang putera mahkota?" Charlos menatap Binar tak percaya,

"Lalu kenapa? Kita sama-sama makan nasi btw"

"B-btw?"

Haishhh Binar lupa jika ini bukanlah dunianya dulu,

"Anda keterlaluan Binar!" Atthala menggertakan giginya, dia lelah mencari keberadaan Binar, tapi sikap Binar sama saja tidak berubah, tapi omong-omong kan yang inisiatif nyari kan si Atthala sendiri, kenapa jadi nyalahin Binar?

"Gini ya anda sama kakak anda yang lelah mencari anda kesana-kesini?" Tanya Atthala, membuat Charlos dan Binar melongo tak percaya,

"Tidak ada yang meminta anda untuk mencari saya bukan? Itu inisiatif anda sendiri, kalau tidak sesuai ekspetasi ya sudah, jangan memaksa, dasar lelaki!" Sinis Binar, membuat kedua lelaki seumuran itu kembali menatap Binar tak percaya, kalau dibuat komik mungkin rahang Atthala dan Charlos jatuh gitu-gitu.

"Wah benar-benar -" ucapan Charlos terpotong oleh seseorang,

"Selamat siang Yang Mulia Putera mahkota, semoga berkah dewa Matahari selalu memberkati anda, salam Tuan Muda Athanasia"

Charlos mengangguk, sedangkan Atthala membungkuk hormat tidak terlalu kebawah.

Yang menyapa mereka adalah Nona Muda Albert, Puteri Duke Albert yang terkenal kejam di Medan perang, gadis itu sudah memenangkan banyak peperangan sejak usianya 13 tahun, bersama Atthala dan Altheza mereka bertiga pernah menjadi sekutu.

"Rumah makan ini sedang ramai, tidak baik bertengkar disini, ada baiknya mencari ruang untuk menyelesaikan masalah kalian," peringat Aeeza,

"Tidak ada masalah disini Nona, hanya saja dua pria ini yang ngotot untuk bicara padahal saya sedang sibuk." Jawab Binar,

"Bukankah tidak bagus menghalangi bos pemilik usaha di jam kerja Yang Mulia?" Tanya Aeeza,

Charlos berdehem, ya benar juga, sedangkan Atthala menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu Binar yang tersenyum sinis kepada Charlos dan Atthala,

"Kalau begitu kami permisi, semoga nanti kita bertemu disaat anda senggang Binar" pamit Atthala,

"Ya ya ya"
'aku harap kau tidak datang lagi sialan, dasar serangga pengganggu' sinis Binar dalam hati.

Atthala dan Charlos pun pergi dari rumah makan Binar, dan Binar menatap Aeeza takjub, dia bahkan tidak terpengaruh dengan kekuasaan Charlos,

"Terimakasih jika anda sedang mengagumi saya." Celetuk Aeeza membuat Binar gelagapan,

"Saya tidak bisa membaca pikiran tapi raut wajah anda memberitahu semuanya" jelas Aeeza tidak membiarkan Binar berbicara sedikitpun, kemudian pergi lagi menuju kasir untuk mengganggu Brian atau menggodanya,

"Wah baru saja saya akan mengatainya seorang peramal, tapi sudahlah, dia memang gadis yang keren, cowok yang pantas dengannya ya harus sebanding dengannya."

*****
Disinilah Binar setelah menutup tokonya, dia datang ke daerah kumuh yang diyakini tempat lahir Viona.

Iya Binar datang kemari karena penasaran, juga untuk memastikan apa benar kedua orang tua Viona sudah meninggal dan terlebih di bunuh oleh anak mereka sendiri?

"Permisi Nek" sapa Binar kepada seorang nenek yang berjalan tertatih dan bungkuk,

"Iya Cu, ada yang bisa Nenek banting?"

What???

"Bercanda saya Cu, ada apa?" Kekeh nenek itu,

"Apa Nenek tahu kediaman, Keluarga Baron Horison?"

Iya Viona keluarga Baron, tapi dari kelas menengah ke bawah.

"Oh rumah itu sudah kosong, satu keluarga di bantai perampok Nona" ucap sang Nenek membuat Binar melongo tak percaya,

"Dibantai perampok Nek? Lalu apa Nenek kenal Viona?" Tanya Binar,

"Viona Horison? Dia anak perempuan si Baron dari selir, hidupnya sangat buruk, diperlakukan tidak baik oleh ayahnya sendiri dan saudara dari istri sah ayahnya, dia mungkin juga mati atau dibawa perampok, mengingat hanya tubuhnya saja yang tidak ada saat di periksa oleh aparat penegak hukum kerajaan." Ucap sang Nenek,

Hooh begitu, ada benarnya memang di rampok, tapi uang seberapa yang di jarah atau berapa uang yang Viona bayar untuk si perampok itu, ya mungkin dengan tubuhnya, uhuk.

"Kalau begitu saya pamit ya Nek, oh ya ini ada sedikit makanan untuk Nenek dan juga sedikit uang" Binar menyelipkan barang itu di tangan sang nenek,

"Aduh anda baik sekali, sering-seringlah kemari ya, jika anda butuh informasi di sini jangan sungkan untuk menemui saya." ucap sang Nenek, dan Binar hanya tersenyum saja, toh dia hanya mencari tahu sedikit dan akan menyimpulkan sendiri, dia selalu percaya diri dengan kesimpulan yang ia buat sendiri.

Di sepanjang perjalanan Binar memikirkan kemungkinan kemungkinan yang bisa saja terjadi saya itu.

Viona mungkin dendam jika seperti apa yang nenek itu ceritakan pastilah Viona dendam, tapi kenapa harus sampai seperti itu, melenyapkan keluarganya sendiri, emang durhaka itu anak.

Kalau dia benar-benar di sahkan menjadi Puteri mahkota, mau jadi apa negeri ini memiliki calon ratu seperti Viona. Kasihan sekali Charlos, eiitts tapi ya apa benar semulus itu Viona akan naik tahta, Binar pun terkekeh memikirkan banyak rencana untuk membalas perlakuan Viona pada Binar,

"Aku tak sabar hari debutante ku, cepatlah datang" ucap Binar dengan riang dan bersenandung di sepanjang jalan,

Tapi entah kenapa dia merasa seperti ada yang mengikutinya atau sedang mengawasinya. Binar menelan ludahnya, dia belum bisa bela diri, terkait dia yang memukul Viona dan Charlos saat itu, mungkin itu adalah ilmu maung yang terpendam dalam dirinya, akan bangun jika di usik.

Binar mencoba tenang dan berjalan cepat,

"Dari mana?"

Adadkjdksjsjakdjdbkauxjwkshdj

Binar terjatuh dengan tidak elit, bokongnya mendarat duluan dan saat mendongak, netra sebiru lautan itu tengah menatapnya sedikit khawatir,

"Apa? Kenapa anda ada disini?"

"Harusnya saya yang bertanya, sedang apa anda disini Nona?" Tanya orang itu, siapa lagi kalau bukan Calon Grand Duke di masa depan, Kenzo.

"Kepo sekali anda"

"Kepo?" Beo Kenzo bingung, dia sebenarnya sedang memata-matai seseorang tapi siapa sangka dia bertemu seseorang yang sudah dia cari beberapa Minggu ini, dan sekarang mereka bertemu, apa mereka berjodoh?

"Pergilah, anda sepertinya sedang sibuk Yang Mulia, saya permisi" namun sebelum Binar lolos dari hadapan Kenzo, Kenzo menahannya dan memeluknya. Binar tersentak, apa lagi ini, kenapa jantungnya malah berdebar, apa dia sakit jantung?

"Saya merindukan anda"

14. Kalau Begitu Ayo Ke Kediamanku

Binar melongo dalam dekapan Kenzo, apa dia tidak salah dengar, Kenzo bilang rindu sama dia. Binar yakin wajahnya saat ini merah Semerah kepiting rebus.

Dasar lemah,
Gitu aja baperan,
Ini pasti tubuh Binar yang asli,
Jantung sialan, berhentilah berdebar tak karuan!

Binar merutuki dirinya sendiri dalam dekapan Kenzo, hanya saja dia bahkan tidak membalas pelukan dari Kenzo, karena dia bingung dengan perasaannya sendiri. Tapi tidak di pungkiri, rasa nyaman dan seperti terlindungi saat selalu bersama Kenzo. Perasaan apa itu? Apa cinta?

Bullshit,
Tidak ada cinta disini, semua omong kosong belaka, semua hanya terkait kedudukan dan kekuasaan, juga harta.

"Tolong lepaskan Yang Mulia"

"Tidak akan, nanti anda kabur lagi"

What?!!!

Rahang Binar jatuh ke bawah, hoo apa ini si dewa perang yang dingin itu, kenapa sekarang malah seperti anak anjing yang jatuh ke selokan, bercanda,

"Saya tidak akan kemana-mana, pelukan anda terlalu erat, saya sulit bernafas." Ucap Binar, Kenzo pun melepaskan pelukannya, tapi dia secepat kilat menggenggam tangan Binar,

Binar awkward dengan keadaan saat ini, tapi akhirnya dia berjalan beriringan dengan Kenzo.

"Ayo naik ke kuda milik saya, saya takut anda lelah berjalan." Kenzo berucap manis, perempuan lain pasti akan langsung salto setelah mendengar itu, tapi lain dengan Binar, dia rasanya ingin muntah atau minimal melempar Kenzo ke dalam hutan rimba terkutuk.

"Ekhem, baiklah, tapi omong-omong kenapa anda bisa ada disini Yang Mulia?"

Tempat ini sangat jauh dari Ibu Kota, dan masih banyak pepohonan yang mengelilingi desa tadi,

Kenzo membantu Binar menaiki kudanya, dan kemudian disusul Kenzo di belakang, membuat seperti Kenzo memeluk Binar dari belakang. Ekhemm bukankah itu terlalu dekat, Binar bisa merasakan dada dan perut keras seorang Kenzo, dan jangan lupakan sesuatu yang menggelitik di pantat Binar, uhukk.

"Saya sedang melakukan misi yang diberikan Ayahanda saya." sahutan Kenzo dengan tenang,

"Bisa anda mundur sedikit, sepertinya saya kurang nyaman" cicit Binar,

"Tidak bisa"

'sialan'

*****

Hari demi hari dan berganti tahun, kini Usia Binar adalah 17 tahun, tahun depan dia akan melakukan debutante dan tengah memantapkan hati untuk bersiap bertemu mantan keluarga dan mantan calon mertuanya.

Usaha makanan Binar juga sudah terkenal dan ramai, bahkan Binar juga sering mendapatkan permintaan untuk acara jamuan, hidupnya tenang karena tidak ada Viona yang selama satu tahun lebih ini mengganggunya.

Iya meskipun Kenzo dan duo kembar Athanasia itu sering kemari, Binar pun sering adu bacot dengan Altheza tapi nampaknya Altheza tidak kapok juga untuk berargumen dengan Binar. Buktinya Altheza akan terus datang ke rumah makan Binar,

Lalu Kenzo juga sering datang sejak hari dimana mereka bertemu di hutan saat itu, tapi ada yang berbeda, Kenzo selalu tersenyum di depannya dan lembut, serta dengan sendirinya membantu Binar yang tengah kesusahan, tahukan kalian bahwa hal itu tidak baik untuk Binar. Jantung Binar berdebar setiap saat jika Kenzo berada di dekatnya.

Seperti saat ini, toko akan segera di buka dan Kenzo sudah dari tadi pagi buta di depan pintu dan saat di buka, Brian ingin memukulnya tapi tidak jadi, mengingat kedudukan Kenzo yang setara dengan orang kekaisaran.

Jadi biarkan saja, dan sekarang orang itu tengah membersihkan kursi dan meja yang biasa diduduki pelanggan.

"Anda tidak pantas melakukannya Yang Mulia, duduk lah dan akan saya siapkan sarapan untuk anda."

Ajaibnya Kenzo menurut seperti anak anjing yang di titah majikannya. Brian hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,

"Aya ucin" (dasar bucin) ucap Brian, namun di dengar oleh Kenzo yang hanya di balas hendikkan bahu,

Iya, Brian sudah banyak belajar kosa kata dari dunia Binar yang dulu, itu karena tidak sengaja, Brian jadi bertanya-tanya maksud dari setiap kata yang dilontarkan Binar,

"Makanlah, anda datang sepagi ini untuk sepiring ini kan?" Ucap Binar yang meletakkan semangkuk bubur ayam,

Iya Kenzo selalu memesan makanan itu setiap pagi, Kenzo tersenyum dan mulai makan dengan sikap kebangsawanannya. Seperti pangeran, dia sangat tampan, batin Binar

Tak menampiknya, sepertinya Binar memang jatuh hati dengan Kenzo, dan Brian juga merasakannya.

****
"Yang Mulia, apa anda di dalam?" Seorang gadis dengan gaun dan rambutnya yang merah menggoda, berkata penuh lemah lembut. Iya dialah Viona,

"Masuk"

Viona pun masuk ke ruang kerja Charlos dengan berjalan penuh menggoda, sedangkan Charlos tertegun dengan dandanan Viona yang seperti jalang, mengangkat sebelah alisnya, Viona memang sering sekali datang dengan pakaian menggoda seperti itu, dan jangan lupakan wajahnya yang sangat cantik dengan polesan make up tipis, kedua pipinya tampak merona.

Lelaki normal pasti akan sangat menginginkannya, tapi berbeda dengan Charlos, dia seperti tidak mengenal sosok Viona yang dulu, yang sederhana dan tutur kata yang tidak menggoda. Belajar dari siapa dia,

"Ada apa Viona?" Geram Charlos, tentu saja karena saat ini Viona duduk dipangkuannya dan menempelkan dadanya pada dada bidang Charlos, jangan lupakan senyuman menggoda itu,

"Apa saya mengangganggu anda" bisik Viona sensual, dia sering sekali menggoda Charlos berharap akan berkahir di ranjang, tapi selalu berkahir penolakan. Charlos bersi keras akan menyentuh Viona jika sudah disahkan.

"Iya, turunlah sekarang" perkataan itu membuat Viona cemberut, tapi sejurus kemudian Charlos memeluk pinggangnya dan mencium bibir Viona sekilas,

"Turunlah dan setelah ini saya akan menemui anda, kita habiskan waktu bersama di rumah kaca sambil minum teh, bagaimana?"

"Apa tidak mau di kamar saya saja Yang Mulia?" Viona menggambar pola abstrak di dada Charlos yang terekspos sedikit,

"Tidak Viona, saya harus menahan diri untuk tidak menyentuh ansa sebelum kita disahkan." Tegas Charlos, Viona diam-diam merotasikan kedua matanya mendengar penuturan penolakan yang sering sekali Charlos lontarkan padanya.

"Baiklah Yang Mulia saya permisi dulu" ucap Viona yang bangkit dan berjalan keluar dari ruang kerja Charlos.

"Sikapnya tidak mencerminkan gadis baik-baik saja, saya harap pilihan anda tepat Yang Mulia." Sinis Nona Albert yang dari tadi sebenarnya duduk di sofa ruang kerja Charlos, tapi Viona tidak melihatnya karena Viona hanya fokus pada Charlos yang duduk di kursi kerjanya.

"Hmmm, itu bukan urusan anda Aeeza, kerjakan saja."

Iya, Aeeza dan Charlos adalah sepupu dari Yang Mulia Ratu, atau Ibu Charlos adalah adik dari ayahnya Aeeza.

Aeeza hanya menghendikkan bahunya, dia juga malas jika harus membahas gadis rendahan macam Viona.

Sedangkan Viona yang tengah kesal, menendang-nendang kakinya ke udara, kenapa sangat susah sekali merayu Charlos, benar-benar lelaki yang taat aturan kuno.

Viona tersentak saat ada sepasang lengan yang memeluknya dari belakang saat tahu orangnya, Viona tersenyum genit,

"Kenapa dengan wajah anda yang kesal itu?" Richard orang itu mengecup bahu Viona yang terekspos,

"Jangan disini, Richard, nanti ketahuan" tolak Viona dengan sensual,

"Kalau begitu ayo ke kediaman saya, saya sangat merindukan kehebatan ranjang anda"

15. Culik dan Nodai Dia

"Sepertinya Duo kembar Atthala itu sudah mulai mencurigai saya." ucap Viona yang saat ini sedang bermanja pada Richard, di ranjang milik Tuan Muda Knightdale itu, tanpa selembar benang pun,

"Lalu kenapa? Anda akan segera menjadi Puteri mahkota, sebentar lagi semua yang anda inginkan tercapai" jawab Richard sambil mengelus pundak Viona yang terekspos.

"Entahlah, perasaan saya tidak nyaman, apalagi Charlos yang selalu menolak sentuhan saya, ciuman pun hanya sekedar menempel, tidak lebih, saya kesal dibuatnya."

Gerutuan Viona pun disambut kekehan rendah oleh Richard, dia jelas tahu tentang Charlos yang sangat mematuhi aturan kekaisaran, jika belum waktunya ya dia akan mematuhinya, tidak seperti dirinya yang sudah mulai bermain wanita sejak umur tiga belas tahun.

"Sudahlah jangan dipikirkan lagi, oh iya saya dengar Binar membuka sebuah restoran di pusat ibu kota, apa anda sudah kesana? Katanya ramai sekali." Richard bangkit dan memunguti pakaian mereka,

"Anda mau kemana? Dan iya saya tahu dari pelayan pribadi saya, dia pasti kesulitan ekonomi hingga membuat usaha sendiri, kenapa dia tidak menggoda bangsawan kaya saja." Cibir Viona,

"Dia tidak sepertimu yang kegatalan"

"Apa anda membelanya Richard?"

"Tidak, tapi itu faktanya."

Richard berencana untuk membuang Viona setelah ini, dia tidak akan ikut campur apabila terjadi sesuatu dengan gadis itu. Toh sebentar lagi, dia juga akan dikirim Ayahnya untuk mengatasi masalah di perbatasan.

Richard tidak bodoh untuk mengetahui apa yang tengah dipikirkan duo kembar itu, dia tahu jika Duo kembar Athanasia itu tengah merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan Viona.

Richard akan memberitahu Viona? O jelas tidak, dia kan setia dengan semua sahabatnya, meski dia sadar telah menusuk Charlos dari belakang, dengan bermain dengan Viona. Tapi Richard berdoa, supaya Charlos tidak benar-benar menjadikan Viona ratu di masa depan.

*****
"Bisakah anda berhenti? Jika anda hanya mengganggu kenyamanan restoran ini silahkan keluar!" Tegas Binar, pasalnya dia dari tadi di ganggu oleh duo kembar Athanasia.

Mulai dari Atthala yang merecoki Brian, Altheza yang mengganggu pelayan yang sedang mengantarkan pesanan pelanggan.

"Saya hanya ingin membantu adik saya apa tidak boleh?" Tanya Altheza di buat seimut mungkin,

Setelah dia tahu kebusukan seseorang dia menjadi sangat sangat amat merasa bersalah dengan kembar Binar dan Brian, dia benar-benar telah menjadi kakak yang buruk.

Sedangkan Duke dan Duchess Athanasia tidak tahu jika anak lelaki kembar mereka tengah berusaha dekat dengan kembar mereka yang lain.

Atthala dan Altheza memang merahasiakan itu, dan mereka juga berusaha keras untuk mendapatkan hati Binar dan melelehkan es yang sangat beku di hati Binar, apakah bisa??

"Adik? Bukankah adik anda berdua ada di kekaisaran, mungkin sekarang dia sedang menikmati perannya yang sebentar lagi akan diangkat menjadi Puteri mahkota kekaisaran ini."

Duo Athanasia tertegun dengan ucapan itu, bagaimanapun memang benar mereka berdua tidak pernah sama sekali menganggap Binar sebagai adik mereka, dan malah lebih mementingkan orang yang tidak ada hubungan darah dengan diri mereka.

"Apa tidak ada ampunan untuk kami berdua?" Tanya Atthala

Brian sebenarnya sedikit terenyuh, bagaimanapun dua lelaki kembar itu adalah kakaknya sendiri, iya meski mereka selalu mengabaikan dirinya dan sama sekali tidak pernah menemuinya kala dia di kurung, Brian tidak mempermasalahkan itu.

Brian berfikir, kesalahan mereka pada Binar memang keterlaluan, selalu menuduh tanpa sebab, padahal Binar tidak pernah melakukannya, mungkin pernah tapi kan Binar sudah bertaubat.

Brian benar-benar tidak akan ikut campur urusan mereka biarlah dia menjadi penonton betapa menyedihkannya duo kembar Athanasia yang terkenal tiran di medan perang itu.

Kring

Menandakan ada pelanggan yang datang, dan saat Binar menoleh, dia langsung merotasikan bola matanya. Bagaimana tidak, Binar berfikir tidak akan bertemu dengan orang itu lagi, tapi nyatanya orang itu hadir bersama putera mahkota, iya siapa lagi kalau bukan Viona.

Viona tersenyum manis dan ramah, meski sebenarnya dia ingin tersenyum sinis dan meremehkan kondisi Binar saat ini. Tapi matanya sungguh terkejut melihat dua kembar Athanasia berada di sini, dan jangan lupakan celemek dan lap kain untuk membersihkan meja.

"Kakak" sapa Viona tersenyum lembut pada Atthala dan Altheza, di balas senyum ceria oleh keduanya,

"Akhirnya anda datang Viona, silahkan duduk, masakan Binar yang paling populer disini adalah bakso dan mie ayam, akan kakak panggilkan seorang pelayan untuk membuatnya." Jelas Altheza yang langsung saja mendorong Viona untuk duduk,

Brian dan Binar yang melihat itu sangat jengah sekali, respon yang berlebihan, tapi Brian masuk ke dapur untuk membuat pesanan.

"Baiklah karena Kak Altheza yang merekomendasikannya, saya setuju, bagaimana denganmu Kak Charlos?"

"Saya menyukai seblak ceker dan risol, saya ingin itu saja." Jawab Charlos dan kemudian pelayan yang mencatat pesanan itu pun segera meninggalkan kempat itu dan membuat pesanan.

Viona beranjak dan menghampiri Binar yang sedang membaca pembukuan uang,

"Wah saya senang jika restoran Kak Binar ramai, tapi apa kakak harus seperti ini, bagaimana dengan asumsi orang terkait kakak yang seorang anak Duke?" Pancaran matanya memancarkan kesenduan, tapi sebenarnya Viona tengah meremehkan Binar.

"Oh apa anda lupa karena drama anda yang membuat saya di usir dari kediaman Duke, dan lagi saya bukan anak Duke, dan lagi kita tidak sedekat itu sampai anda harus memanggil saya dengan nama, apalagi embel-embel kakak, memangnya sejak kapan saya menikah dengan kakak anda sampai anda memanggil saya kakak."

Binar menghela nafasnya ketika mengakhiri perkataannya. Wajah Viona merah Semerah kepiting rebus, dia tidak tahu jika Binar akan mengatakan hal seperti itu.

"Apa yang anda lakukan pada Viona?" Tegas Charlos,

"Anda tidak buta Yang Mulia, saya hanya sedang berbicara dengan calon istrimu ini" tekan Binar, entah mengapa Charlos tidak suka dengan kata calon istri itu, meski memang benar dia dan Viona akan menikah, tapi kenapa begitu berat.

"Jangan membuat kegaduhan disini, atau akan saya beri cambukan pada calon istrimu itu Yang Mulia" Aeeza tentu saja mendengar dengan jelas siapa yang salah, dia tidak akan membuat Viona melakukan sesuatu disini, dia tidak akan tinggal diam. Hanya karena Binar adalah calon iparnya, ekhem.

Viona menatap nyalang kepada Aeeza, dia kemudian menoleh pada Charlos yang hanya menghembuskan nafas lelah, pasalnya dia tahu dia tidak bisa melawan Aeeza.

"Ayo duduk saja Viona, tunggu saja hingga pesanan kita selesai di buat."

Viona mengepalkan kedua tangannya,

'Liat saja Binar, setelah ini apa anda akan bisa sombong seperti itu lagi pada saya, yang akan menjadi seorang puteri mahkota ini. Kelak jika masa itu tiba, saya bersumpah akan membuat anda hancur dan tidak akan ada kebahagiaan sedikitpun untuk anda.'

*****

"Anda benar akan pergi Richard? Tumben saja?" Tanya Atthala disampingnya,

"Sudah saatnya saya mendampingi Ayah saya, Atthala"

"Yo, akhirnya anda bertanggung jawab juga sebagai penerus Ayah anda" ejek Felix yang datang untuk melepas kepergian temannya menuju Medan perang,

"Kak Richard hati-hati ya, itu artinya kakak tidak akan ada di hari debutante saya dan pengangkatan saya sebagai puteri mahkota." Viona berkata dengan sendu, tapi malah membuat Hendrick dan Felix rasanya ingin muntah, mereka berdua berharap Charlos tidak benar-benar menjadikan Viona calon ratu di masa depan.

Richard hanya tersenyum manis, tapi di dalam senyuman itu dia rasanya ingin mengejek atau bahkan kasihan.

Iya semoga apa yang anda katakan itu benar terjadi, jika tidak sesuai ekspetasi, saya harap anda tidak gila. Pikir Richard,

"Pergilah saya berdoa yang terbaik untuk anda."

"Terima kasih Yang Mulia Putera Mahkota."

*****
Viona kembali ke kediamannya, dia masih kesal dengan Binar paska di restoran,

"Saya harus membalasnya, saya tidak mau dia bahagia. Lihat saja Binar"

"Hey kamu! Panggilkan Eliot kemari" suruh Viona,

Eliot adalah prajurit bayaran dari dunia bawah yang Viona beli, tidak hanya sebagai pemuas nafsunya, prajurit bayaran itu juga melakukan apapun yang Viona mau sekalipun membunuh seseorang.

"Culik dan nodai dia!! Buat dia hancur! Dan jangan lupa bakar restorannya di pusat Ibu kota itu!"

16. Gadis Sombong Bisa Menangis Juga

"Apa anda tidak lelah Yang Mulia?" Binar jengah dengan kelakuan Kenzo yang dari tadi mengikutinya, kayaknya anak itik yang mengekori induknya setiap saat.

"Tidak, saya sedang tidak ada pekerjaan sama sekali." Ucap Kenzo dengan netra yang menatap penuh memuja terhadap Binar,

Binar menaikkan satu alisnya, dan membalas tatapan Kenzo, setiap hari kenapa Kenzo semakin menawan saja.

"Terpesona, hm?" Pertanyaan Kenzo mengembalikan kewarasan Binar, Binar memang kerap kali tidak tidak waras jika berada di samping Kenzo,

"Pulanglah Yang Mulia, arah kediaman kita berbeda."

"Saya ingin melihat anza sampai di kediaman dengan aman dan selamat" tolak Kenzo, Binar merotasikan kedua matanya, bagaimanapun dia tidak bisa membuat Kenzo pergi,

Namun ternyata ada seorang Viscount dari kalangan bangsawan yang memanggil Kenzo, hal itu dimanfaatkan Binar untuk lari dari Kenzo,

Saat sampai di kediaman juga restaurant miliknya, hari sudah beranjak malam.

"Au uah u yang"(Kamu sudah pulang?" Tanya Brian dan dipanggil oleh Binar, iya Binar tadi keluar untuk mencari tahu sesuatu kembali yang berhubungan dengan Viona, tapi tidak membuahkan hasil, yang jelas dia harus cari tahu orang suruhan Viona yang diperintahkan untuk merampok rumah Viona sendiri.

Sampai suara langkah kaki yang menaiki tangga membuat atensi keduanya saling tatap, jantung Binar berdegup, ini sudah cukup malam, lantai satu pun sudah dia padamkan meski belum sangat larut, karena memang Binar tidak menerima pelanggan saat malam tiba.

Brian bertanya lewat kode mata, Binar menggelengkan kepalanya, hingga dobrakan pintu membuat keduanya berdiri.

Lima orang lelaki dengan perawakan besar berpenampilan layaknya Ninja sekarang ada di depan Brian dan Binar,

"Mau apa kalian? Uang? Ambil saja asal jangan lukai kami"

Salah satu pemimpin itu tertawa.

"Kami tidak butuh uang anda Manis, kami hanya ingin bermain-main dengan anda, dan siapa pria manis itu, lumayan juga" ucap Salah satu pria itu,

Alarm bahaya berbunyi di kepala Brian dan Binar, bagaimanapun mereka belum bisa berkelahi dan lagi mereka pasti akan kalah jumlah,

"Brian, cobalah keluar saya akan mengalihkan atensi mereka." Jelas saja Brian menggelengkan kepalanya,

"Serang mereka!" Titah si pemimpin,

Binar mendorong Brian agar sampai di ujung tangga, namun sayangnya Brian tertangkap dan digulingkan dari atas tangga, darah keluar banyak dari kepala Brian,

"Brian!!! Bedebah kalian!"

Binar mencoba menyerang, dia berhasil tapi dia lengah dan sebuah hantaman mengenai kepalanya. Sesaat pandangan pun gelap.

Brian berusaha untuk tetap sadar, tapi saat para perampok itu turun dia terbelalak saat mereka membawa Binar di punggung mereka dalam keadaan tak sadarkan diri.

Brian mencoba bangkit dan meraih salah satu kaki perampok itu, namun tangannya justru diinjak dengan keras, dia juga di tendang kearah kursi pelanggan dengan keras,

"Kita apakan dia Bos?"

"Biarkan saja, toh dia juga akan mati terbakar bersama restoran ini"

Brian menggeleng saat mereka pergi, Brian tak bisa apa-apa selain mengerang sakit di tubuh dan kepalanya yang amat pening. Pikirannya melayang tentang Binar.

Kemudian Brian bisa melihat asap yang mulai mengelilinginya, percikan api juga sudah mulai ia lihat. Brian terbatuk, apa ini akhir dari hidupnya, tapi bagaimana dengan Binar,

'seseorang tolong kami' Brian menangis, kenapa dia begitu lemah menjadi seorang lelaki, dia harusnya mulai berlatih untuk menjaga dirinya dan Binarnya.

****

Karena terlalu asik berbincang dengan Viscount bangsawan, Kenzo jadi tidak merasa jika Binar telah menyelinap pergi begitu saja,

"Dasar gadis nakal, awas saja jika nanti ketemu, saya akan membuatnya kembali repot"

"Anda gila?"

Kenzo menoleh dengan pertanyaan seseorang, dia adalah Aeeza.

"Yo Aeeza mau kemana kau?" Tanya Kenzo,

"Bukan urusan anda Grand Duke" tekan Aeeza tapi mereka kemudian melangkah bersama karena tujuan mereka memang sama.

Tapi mereka dibuat bingung dengan kerumunan orang yang berlari kesana-kemari.

"Ada apa Tuan?" Tanya Aeeza,

"Restoran keluarga Jongh kebakaran" kalimat itu bagaikan Sambaran petir bagi Aeeza dan Kenzo, keduanya berlari kesetanan kearah kediaman Jongh yang tak lain adalah milik Binar dan Brian,

Aeeza terkejut bukan main kala api mulai membesar,

"Brian dimana Brian?!!!" Teriak Aeeza, pun Kenzo yang meneriaki Binar, tapi yang diteriaki keduanya tidak ada.

Aeeza berlari menerobos masuk dan membuat semua orang berteriak histeris, pun Kenzo yang juga melakukan hal yang sama.

"Brian, uhuk, Binar!!!!" Teriak Aeeza, dia tidak berfikir apa-apa lagi bahkan dia mengabaikan rasa panas yang menjalar ke permukaan kulitnya,

Brian yang mulai putus asa, dan panas mendengar seseorang mendobrak pintu depan dan teriakan orang yang ia kenal menyapa rungunya.

'tak mungkin dia disini, jika iya bisakah saya berharap, saya berjanji akan mengutarakan perasaan saya padanya' Ucap Brian,

"Brian!!"

Brian menoleh dan tersenyum, dia bisa melihat Aeeza yang menangis, ini pertama kali dia melihat gadis dingin dan jahil itu menangis, pun ia melihat Kenzo disini.

"Dimana Binar, Brian?" Tanya Kenzo saat dia membawa Brian untuk berdiri,

"Darah!! Apa yang terjadi Brian?" Tanya Aeeza histeris.

"Iar i u ik"

"Binar di culik?" Tanya Aeeza dan Brian mengangguk, Kenzo mengepalkan kedua tangannya.

"Bawa Brian keluar lebih dulu setelah itu mari kita mulai rencana." Ucap Aeeza.

Kenzo pun mengendong Brian ala bridal style. Tapi karena terlalu banyak kehilangan darah Brian pun tak sadarkan diri.

*******

Percikan air membuat seorang gadis terbangun,

"Akhirnya anda bangun juga nona, akan sangat tidak menyenangkan jika kita bermain tanpa suara indah anda itu" lima prajurit bayaran itu pun tertawa keras dan mengerikan,

"Dimana ini, mana Brian?" Binar mulai berusaha bangun tapi tendangan di punggungnya membuat ia kembali tersungkur,

"Hai Binar"

Binar menoleh, ternyata yang menendangnya adalah Viona. Binar mengerti sekarang otak dari penculikan dan penyerangan atas dirinya dan Brian adalah Viona.

"Iya anda benar jika berfikir saya lah dalang dari penculikan dan pembakaran restoran anda itu" Viona berucap dengan tenang,

"Pembakaran?" Binar mencoba mencerna ucapan Viona,

"Iya, restoran anda terbakar, mungkin saja kembaran lelaki anda yang gagu itu sudah jadi daging bakar sekarang hahaha" Binar menatap Viona terkejut dan nyalang,

"Biadap!!" Biar langsung berdiri ingin menyerang Viona, mengabaikan rasa sakit yang ia alami. Hatinya sakit saat tahu jika Brian masih berada di dalam restoran yang sudah dibakar,

Namun tubuhnya justru dihadang oleh lima prajurit bayaran itu,

"Oh saya takut, anda akan menyerang saya? Anda pikir anda siapa hah!" Viona menampar Binar berkali-kali hingga pipi Binar merah dan sudut bibirnya berdarah, Binar abaikan semua rasa sakit itu, di otaknya sekarang adalah Brian bagaimana dengan kondisi Brian.

"Temui ajal anda saat ini Binar, saya benar-benar tidak suka jika ada seseorang yang lebih menarik daripada saya! Anda harus pergi untuk selama-lamanya, tapi sebelum itu anda harus merasakan yang namanya surga dunia bukan?"

Binar membelalakkan matanya apalagi ketika dia melihat semua prajurit bayaran itu tertawa mengerikan,

"Apa maksud anda, bunuh saja saya jika itu mau anda!" Teriak Binar,

"Tidak semuda itu Binar, lagipula anda harus merasakan perih terlebih dahulu, agar anda meminta kematianmu sendiri!"

"Anda gila Viona! Tidak cukupkah semua yang kau lakukan pada saya, merebut semua milik saya bahkan sekarang anda menghancurkan Bisnis saya dan membunuh Brian!" Teriak Biar frustasi, dia memang tidak ada hubungan darah dengan Brian tapi dia sudah menganggap Brian sebagai bagian dari dirinya yang lain yang harus dia jaga, tapi dengan mudahnya orang lain membunuh dengan tega dirinya yang lain yang sudah dia jaga sedemikian rupa agar tidak disakiti,

Air mata Binar pun tak terbendung lagi,

"Ow ow gadis sombong seperti anda bisa menangis juga rupanya, tapi saya tidak peduli, terimalah atas sikap anda pada saya ini Binar, agar anda tahu jika saya adalah orang yang tidak mudah. Lakukan yang kalian inginkan!"

17. Benar-Benar Tak Berperasaan

Aeeza merawat Brian dengan telaten, hal itu membuat Duke dan Duchess Albert dibuat terheran-heran. Kemudian keduanya saling pandang dan berdehem,

"Siapa dia Nak, kekasih anda?" Tanya Duchess Liona Albert ibu Aeeza,

"Ekhem dia anak Duke dan Duchess Athanasia yang dibuang Ibunda" jelas Aeeza membuat kedua orang tuanya terbelalak.

"Hah? Anak mereka bukankah hanya tiga dan yah bagaimana Binar bisa terlihat seperti lelaki meskipun masih cantik?" Tanya Duke Albert,

"Binar punya kembaran Yah, ini kembarannya Namanya Brian." Ucap Aeeza menjelaskan dengan tenang,

"Lalu dimana Binar Nak?" Mereka berfikir itu adalah Binar, saat semua darah yang menempel sudah dibersihkan. Tapi nyatanya itu adalah kembaran Binar sendiri.

"Dia di culik Ibunda, saya tidak tahu motifnya apa? Hanya saja kediaman dan restoran mereka pun turut dibakar"

"Kejam sekali, itu pasti musuh Binar, dia kan terkenal dengan perilakunya yang buruk." Jelas Duchess

"Tapi itu dulu Ibu, saya bahkan melihat sosok yang lain, saya memang merasa dia sedikit berubah Ibu."

"Lalu apa yang akan anda lakukan, Ayah dan Ibu tak masalah jika mereka berdua tinggal disini, jika Binar di temukan." Ucapan Ayahnya membuat Aeeza tersenyum manis, membuat kedua orang tuanya saling pandang dan mengangguk. Mereka sadar jika puteri mereka jatuh cinta dengan pemuda yang tengah terbaring itu.

"Saya akan menemui Kenzo dan membahas rencana pencarian Binar, Ayah Ibu." Duke dan Duchess Albert hanya mengangguk,

****
"Kita harus cepat Kenzo, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan Binar jika terlalu lama kita tunda." Tekan Aeeza.

Kenzo setuju, bagaimanapun Binar perempuan, kemungkinan-kemungkinan yang lain adalah jika Binar di jual, itu benar-benar membuat mereka pusing.

Pada akhirnya Kenzo meminta bantuan roh binatangnya untuk mencari keberadaan pujaan hatinya itu, dan gotcha.

"Ayo Aeeza!!"

******
Setelah dari kepergiannya menemui Binar, Viona berjalan santai kearah aula istana untuk menemui Charlos.

Tapi betapa terkejutnya dia melihat pemandangan Charlos yang sedang memangku seorang gadis yang lebih muda darinya.

"Charlos!"

Baik Charlos dan gadis yang berada di pangkuan Charlos terkejut. Gadis itu segera bersembunyi di belakang tubuh kekar Charlos.

"Siapa dia Charlos?" Tanya Viona dengan geram, pasalnya Charlos tidak pernah bermain manis seperti itu pada dirinya tapi sekarang Viona bisa melihat Charlos yang bahkan dengan berani mengusap paha gadis cilik itu yang tersingkap.

Charlos merotasikan bola matanya, lalu kenapa dia kan calon raja.

"Ada apa Viona, kenapa anda begitu marah?"

"Kenapa anda bilang, saya tanya dia siapa yang mulia? Saya ini tunangan anda, anda tidak bisa melakukan ini pada saya." Kali ini Viona benar-benar sakit hati dan menangis tanpa dibuat-buat.

Bahkan Charlos tidak pernah sejauh itu padanya, menciumnya pun hanya sekilas tidak seperti tadi pada gadis cilik itu dengan penuh nafsu,

"Kenapa saya tidak bisa? Saya calon raja, tak masalah jika saya mengambil Selir" tekan Charlos,

Bagai disambar petir, Viona tak percaya jika Charlos akan mengatakan hal itu, Selir? Viona tak pernah berfikir bahwa Charlos akan mengambil Selir, apalagi secepat ini.

"Dia masih kecil Charlos, bahkan saya yakin dia masih berusia 13 tahun!"

"Lalu apa masalahnya dengan anda, anda bahkan sudah lebih dari apa yang saya lakukan padanya, saat baru menginjak usia 12 tahunan kan?" Charlos berbicara santai, tapi hal itu mampu membuat jantung Viona berhenti berdetak sesaat.

"A-anda-"

"Sudahlah Viona, jangan membuat masalah, anda akan tetap menjadi Puteri mahkota, tapi tolong jangan ganggu calon selir agung saya." Charlos berucap sambil mengandeng tangan gadis kecil itu untuk mengikutinya,

Gadis itu adalah gadis kecil anak Baron seorang bangsawan yang baru saja menjadi pendukung baru putera mahkota. Charlos jatuh hati pada pandangan pertama, dengan pipi tembam merona itu.

Anggap saja Charlos gila karena jatuh pada pesona anak kecil, tapi dia tidak sungkan saat dirinya mengatakan jika gadis itu nantinya akan ia angkat sebagi calon Selir Agung suatu hari nanti.

Keluarga Baron itu tentu sangat senang dan menerimanya dengan baik.

Viona mengepalkan kedua tangannya, tidak akan ada selir disamping Charlos selama dia masih hidup.

"Liat saja gadis cilik, anda akan meregang nyawa setelah ini. Setelah Binar kenapa malah banyak yang terang-terangan mendekati Pangeran saya!!"

***
Binar kehabisan tenaga, saat Viona dengan brutal memukul dan mencambuk dirinya, setelahnya dia dibuat ketakutan karena sekarang para prajurit bayaran itu menatap dirinya lapar,

Dia tidak sudi jika harus melayani para bajingan itu, Binar berdoa agar dia tak perlu menerima kehidupan baru lagi jika dia mati hari ini. Dia melihat pecahan kaca disana, lebih baik dia mati bunuh diri dari pada mati karena di nodai.

Tapi sebelum itu terjadi, dobrakan pintu membuat atensinya menoleh kesana. Kenzo dan Aeeza ada disana, jangan lupakan Kenzo yang terkejut melihat penampilan acak-acakan Binar, sedangkan Binar tersenyum lega.

"Apa yang kalian lakukan pada Calon Grand Duchess Prestenbach!!!"

Kenzo menyerang secara membabi buta, sedangkan Aeeza dia menghampiri Binar dan membawanya keluar menuju kudanya, biar nanti Kenzo menyusulnya.

"Tetap sadar Binar, saya akan membawamu ke kediaman saya." Kata Aeeza yang bersiap menjalankan kudanya, tapi suara seseorang menghentikannya.

"Mau anda bawa kemana dia Calon Duchess Albert!"

"Saya akan membawanya ke kediaman saya Yang Mulia." Jawab Aeeza cepat, pasalnya mereka tidak punya banyak waktu,

"Dia akan saya bawa ke kediaman saya, serahkan dia!!" Tegas Kenzo dengan aura membunuhnya, dia benar-benar terpukul atas apa yang terjadi pada Binar, luka memar sana sini dan wajah bengkak dengan aliran darah dimana-mana.

"Akan lebih baik jika Binar bertemu Brian dan begitu sebaliknya Yang Mulia, jangan egois." Aeeza berusaha agar Kenzo paham,

Binar yang mendengar nama Brian di ucap menjadi menoleh pada Aeeza dan dibalas oleh Aeeza dengan anggukan,

"Dia baik-baik saja, meskipun belum bangun dari pingsannya."

"Saya mau-" ucapan Kenzo terhenti dengan permintaan Binar,

"Saya mau bertemu Brian, tolong, saya ingin melihat keadaannya, biar Nona Albert yang membawa saya." Pinta Binar, Kenzo terenyuh mendengarnya, suara yang kecil dan memohon.

Kenzo mengangguk mengiyakan, dan Aeeza dengan cepat melakukan kudanya menuju kediamannya agar Biar cepat mendapat pertolongan.

Kenzo memasuki bangunan itu, ada satu prajurit bayaran yang belum ia bunuh agar dia mendapatkan informasi, prajurit bayaran itu ketakutan dia tidak ingin mati, dia pikir Kenzo sudah pergi nyatanya dia salah, dan setelah Kenzo mendapatkan informasinya betapa terkejutnya dia mendapati orang itu lagi yang menjadi dalangnya.

"Benar-benar tak berperasaan, belum cukupkah apa yang ia dapatkan selama ini, hingga masih saja melukai gadis milik saya!! Tidak akan saya biarkan, lihat saja nanti!!"

18. Aku Tidak Suka Penolakan

Atthala dan Altheza juga Charlos di buat tak percaya melihat bangunan yang mereka yakini adalah milik Binar, tapi sudah rata menjadi abu. Atthala dan Altheza bergetar, dimana Binar dan Brian. Pun dengan Charlos yang mengepalkan kedua tangannya.

"Permisi Tuan" panggil Charlos,

"Iya Yang Mulia Putera Mahkota, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Pemuda itu, yang tak lain adalah prajurit muda milik kediaman Grand Duke Prestenbach,

Dia ditugaskan untuk memberi kabar bohong pada ketiga orang itu,

"Apa yang terjadi?" Tanya Charlos,

"Terjadi kebakaran di restoran ini Yang Mulia, dua orang ditemukan terbakar." Jelas pemuda itu, membuat Atthala, Altheza dan Charlos seperti di pukul palu godam.

"Lalu dimana jasadnya?" Tanya Altheza yang ingin tidak mempercayai kebenaran itu,

"Di bawa oleh prajurit kediaman Grand Duke Prestenbach, Yang Mulia" jawab Pemuda itu lagi,

"Ayo ke Kediaman Kenzo" ajak Atthala,

*****
Seperti yang ia pinta ternyata prajurit kediamannya bisa diandalkan, Kenzo segera turun dan menemui mereka bertiga.

"Kenzo! Katakan dua jasad itu bukan Binar dan Brian kan?" Tanya Altheza yang langsung menyerbu Kenzo,

"Jika iya pun kenapa, bukankah kalian tidak perduli pada mereka berdua?" Kenzo berucap dengan tenang, jika ketiganya tidak dekat dengan Kenzo, ketiganya pasti mengira Kenzo adalah orang yang tak punya hati,

"Kenzo saya mohon katakan yang sesungguhnya, saya baru saja mulai untuk memperbaiki hubungan kami" pinta Altheza lihat seorang komandan tiran tengah memohon pada Kenzo, musuh pemuda itu pasti tak akan percaya melihat pemandangan ini,

"Bukan, ada jejak darah disana, tapi jasad itu bukanlah Binar ataupun Brian, itu orang lain. Sepertinya mereka di culik, ada bekas penyerangan disana." Jelas Kenzo bohong,

"Kita harus segera mencarinya Atthala, ayo kita mulai mencarinya, bagaimanapun mereka adik kita."

Charlos hanya diam dan memperhatikan Kenzo yang terlampau tenang, iya memang sikap Kenzo seperti itu, tapi aku sedikit curiga.

Charlos bahkan tidak mengikuti Duo kembar Athanasia yang mungkin saja akan membuat rencana pencarian.

"Anda tidak ikut Yang Mulia?" Tanya Kenzo, Charlos hanya menggeleng,

"Saya dengar, anda berniat untuk mengangkat Selir, apa anda sudah bosan dengan Lady bangkrut itu?" Tanya Kenzo yang enggan memanggil nama Viona,

Charlos terkekeh mendengarnya, bagaimanapun Kenzo memang tidak pernah menyukai Viona.

"Dia masih kecil, tapi saya menyukainya, pipinya yang tembam dan merona sungguh memikat hati, setidaknya saya harus menunggu lima tahun lagi untuk mengangkatnya menjadi Selir Agung."

"Waow anda bahkan memberikannya langsung gelar tertinggi setelah puteri mahkota." Keterkejutan Kenzo hanya dihadiahi kekehan oleh Charlos.

*****
Sudah hampir enam bulan Brian dan Binar tinggal di kediaman Duke Albert. Binar juga senang dengan perlakuan Duke dan Duchess Albert yang selalu memberikan rasa nyaman dan aman pada keduanya.

Brian dan Biar benar-benar berhutang Budi dengan semua orang yang berada di kediaman Duke Albert.

Oh dimana adik angkat Binar? Dwight?? Saat kejadian anak itu izin menginap dengan kakak pelayan atau pegawai restaurant Binar,

Ketika Dwight tahu bahwa kedua kakak angkatnya menghilang, anak itu menangis berhari-hari bahkan enggan untuk makan. Baru mau makan ketika Aeeza datang memberi kabar jika kedua kakak angkatnya ada bersamanya, Dwight tak langsung percaya sebelum bertemu Binar dan Brian.

Mereka bertemu, dan betapa sakitnya Binar melihat Dwight yang semakin kurus, tapi semua berjalan dengan baik, Dwight pulih dan dia masih bersama kakak pegawai restaurant karena Dwight tahu malu jika harus ikut menumpang di rumah Duke Albert.

Meski Aeeza memaksa, Dwight menolak dengan halus, yang terpenting baginya adalah bisa bertemu dengan kedua kakak angkatnya dia sudah bahagia.

"Sebentar lagi kalian berdua sudah akan debutante, apa kalian akan memasuki istana?" Tanya Duchess Albert pada Brian dan Binar,

Mendengar suara Duchess, Binar tersadar dari lamunannya.

"Tentu saja Duchess, ini adalah hari yang kami nantikan" Binar tersenyum misterius, pun Brian yang menoleh pada kembarannya itu,

Aeeza pun merasa penasaran atas senyum misterius Binar,

"Ekhem, lalu apa setelah debutante, anda akan langsung melamar Aeeza, Brian?" Pertanyaan Duke, membuat Aeeza tersedak, sedangkan Duchess dan Binar tersenyum, lalu Brian yang melongo tak percaya atas pertanyaan Duke Albert,

Brian jelas ingat akan mengutarakan hatinya jika memang dia masih diberi kehidupan, tapi meski enam bulan sudah berlalu dia masih saja tidak bisa mengatakannya, dan diam-diam menerima perlakuan Aeeza yang selama ini dia tolak agar Aeeza tahu Brian sudah membalas cintanya. Tapi malah Aeeza tidak peka,

Brian menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Aeeza juga sudah berhenti terbatuk.

"Aya ia ua aa aa," (saya tidak punya apa-apa, untuk membahagiakan Nona Albert. Saya hanya punya cinta) jelas Brian tersipu malu.

Jelas ungkapan itu membuat Aeeza tersipu malu, telinganya bahkan sudah memerah dibuatnya.

"Tak masalah, kau akan tinggal disini sebagai pengganti saya kelak, untuk itu semangatlah berlatih Brian, saya mendukung anda." ucapan Duke membuat Brian juga Binar terenyuh, apa seperti ini perasaan memiliki seorang Ayah yang bijak?

"Bagaimana satu minggu setelah acara debutante di istana, kalian menikah?" Tanya Duchess

"Ibu!!!"

Sedangkan yang lain tertawa mendengar teriakan Aeeza yang wajahnya sudah Semerah kepiting rebus.

****
Atthala dan Altheza mulai menyerah karena tidak menemukan Binar dan Brian dimanapun, tapi mereka tidak ingin menyerah.

Mereka berdua sedang makan malam bersama Duke dan Duchess Athanasia juga Viona yang sedang berkunjung,

"Apa tidak membuahkan hasil lagi?" Tanya Duke, Duchess diam-diam merasa khawatir tapi enggak untuk memperlihatkannya,

"Ada apa ini Ayah, Ibu?" Tanya Viona dengan suara lembutnya,

"Binar dan Brian hilang, kediaman mereka juga hancur terbakar." Jelas Duchess

Viona pura-pura terkejut, dan menutup mulutnya mulai menangis dan iba, padahal dia sendiri dalangnya.

Altheza berpindah duduk dan mengusap punggung Viona untuk menenangkan Viona yang menangis sesenggukan, padahal itu hanya pura-pura.

"Sudahlah Viona, jangan menangis, atau mata kamu akan bengkak, besok adalah hari debutantemu, kamu harus tampil cantik sebagai wajah Athanasia" ucap Duchess ada rasa enggan, karena bagaimanapun itu adalah milik Binar, tapi Binar bahkan pergi dan membuat hatinya luka.

Viona mengangguk dan berjalan menuju kamarnya yang bekas kamar Binar.

"Carilah kemanapun, yang jelas tidak akan ada hasil hahahahah" dia tidak tahu saja, seseorang mendengar perkataannya itu.

*****

Binar baru saja selesai memilih gaun milik Duchess Albert yang akan ia pakai untuk debutante, dia menolak jika harus membeli. Dia sudah terlalu banyak membebani keluarga ini.

"Anda bisa meminta saya untuk membeli gaun untukmu" Binar terkejut mendapati suara yang ia kenal berada tepat disampingnya saat menoleh hidungnya bersentuhan dengan hidung Kenzo, mereka terdiam saling menatap.

Binar sadar dan akan menjauh tapi Kenzo malah menariknya agar lebih dekat, mau tak mau Binar menumpukan kedua tangannya di dada bidang Kenzo,

"Setelah debutante bagaimana jika kita menikah?"

Binar terkejut untuk itu, apa Kenzo baru saja melamarnya tapi bagaimana bisa, dia belum siap untuk menikah, meskipun jika berada di dekat Kenzo ada gelenyar aneh yang menghampiri hati dan jantungnya.

"Kita masih muda Yang Mulia, kenapa secepat itu untuk menikah." Tanya Binar yang mencoba melepaskan pelukan Kenzo tapi malah semakin erat,

"Menikahlah dengan saya, saya akan mengatakan itu setiap detik hingga anda mau menerima saya, bagaimana?" Ucapan itu dihadiahi delikan oleh Binar,

Mengerikan jika Kenzo akan mengatakan hal itu setiap detik, Binar akan pusing dibuatnya.

Saat Binar akan membuka mulut, Kenzo langsung menaruh satu jarinya di depan mulut Binar,

"Saya tidak suka penolakan, tiga hari setelah debut anda, kita akan menikah. Titik!"

Seseorang tolong tenggelamkan Binar.

19. Apa Kau Masih Yakin?

"Anda cantik hari ini Selene" puji Charlos pada gadis yang baru saja akan masuk ke umur tiga belas tahun.

Gadis yang merupakan seorang anak Baron bangsawan menengah ke atas.

Gadis itu hanya mampu tersenyum manis tanpa dibuat-buat meski sebenarnya ia tidak ingin tersenyum, tetapi di depannya adalah putera mahkota, orang nomor dua di kekaisaran setelah Yang Mulia Kaisar.

Selene Agestha, puteri Baron Agestha yang bahkan belum siap menikah apalagi harus menjadi seorang Selir Agung. Ia rasanya ingin menangis, menolak pun tak bisa, Ayahnya terlihat sangat senang ketika Charlos meminta dirinya untuk menjadi Selir Agungnya ketika debutantenya yang akan terjadi lima tahun lagi.

"Kenapa anda dari tadi diam saja?" Tanya Charlos sambil memainkan rambut hitam panjang bergelombang milik Selene.

"Ti-tidak ada Yang Mulia"

"Duduklah di pangkuan saya." Charlos merentangkan kedua tangannya menyambut Selene untuk duduk dipangkuannya.

Ini yang Selene tidak suka dari Charlos, dia akan meminta Selene untuk duduk dipangkuannya ketika mereka hanya berdua saja. Dasar pedofil!!!

Hanya saja Selene tidak mampu meneriaki kata itu secara langsung, yang ada kepalanya beserta keluarganya lah yang akan menjadi taruhannya.

"Sa-saya takut Lady Viona akan datang dan membuat anda berdua bertengkar kembali karena saya Yang Mulia."

Namun Charlos justru menarik tangan kecil Selene dan mengangkatnya untuk segera duduk di pangkuannya, menaruh kepala Selene di dadanya yang tereskpos karena dua kancing atasnya yang sengaja Charlos buka. Tangan Charlos mengusap lembut kepala Selene.

Sedangkan Selene menahan diri agar tidak mendengus, di hatinya, apa kabar Pangeran kedua, yang tak lain adalah adik dari Putera Mahkota yang seumuran dengan dirinya, yang dikirim Kaisar ke perbatasan untuk melawan bandit bersama Duke Knightdale.

"Charlos!!"

Sudah Selene duga, Lady Viona akan datang, Selene buru-buru turun tapi sayangnya belahan paha gaunnya tersangkut ujung lancip meja membuatnya semakin mengekspos paha Selene.

Waowww, pikir Charlos

Tapi

Ekhemm, dia masih waras untuk tidak meniduri gadis di bawah umur, mau di taruh di mana kewibawaannya selama ini, sudah cukuplah jatuh karena Binar saat mantan tunangannya itu membabak beluri dirinya saat di festival lampion.

"Apalagi sekarang?" Ucap Charlos sambil menatap tajam Viona,

Viona mengepalkan kedua tangannya, lagi-lagi dia melihat Charlos yang sedang memadu kasih dengan jalang kecil itu. Tapi dia harus meredam amarahnya agar tidak bertengkar lagi dengan Charlos.

"Ayo kita coba gaun pertunangan kita Charlos" Viona berucap penuh penekanan agar jalang cilik itu tau kalau dia dan Charlos adalah sepasang kekasih yang akan segera bertunangan, saat dia menjadi Puteri Mahkota nanti, dia akan mengeluarkan dekritnya agar Charlos tidak boleh mengangkat Selir satu pun.

"Pergilah, saya masih ada urusan." Charlos meraih lengan Selene dengan lembut dan menariknya pelan untuk segera pergi,

"Urusan apa? Anda ingin meniduri jalang cilik ini!!"

Plak

Viona tertoleh ke kiri, tidak pernah ia bayangkan jika Charlos akan menamparnya seperti ini. Kemudian ia menatap Charlos dengan mata berkaca-kaca, tapi betapa terkejutnya dia ketika melihat bahwa Charlos memandangnya dingin dan tajam.

"Jaga mulut anda! Anda pikir saya sehina itu!"

"Ti-tidak, bukan seperti itu Charlos, maksud saya-"

"Anda semakin semena-mena Viona, saya bahkan tidak mengenal anda yang semakin berbuat semau anda di istana ini, harusnya anda sadar kita bahkan belum resmi bertunangan, dan anda dengan seenaknya memerintah bahkan berbuat apa saja sesuai kehendak anda."

Viona terdiam mendengar itu, memang sejak dia di umumkan menjadi calon tunangan Charlos, dia berbuat semaunya di istana ini, tapi Viona pikir itu tak masalah, melihat Kaisar, Permaisuri seta Bangsawan istana yang tidak pernah menegurnya.

"Bahkan Binar tidak pernah berbuat seperti anda saat dia masih menjadi tunangan saya." Sambung  Charlos akan keterdiaman Viona.

Viona menatap tegas pada Charlos yang menatapnya sengit, Viona tidak suka saat Charlos ataupun orang lain membandingkan dirinya dengan Binar.

Binar? Tanya Selene dalam hatinya,

Charlos pun pergi dengan menggendong Selene ala bridal style meninggalkan Viona yang sebentar lagi akan menangis.

"Bahkan saat anda sudah mati, diri saya dan diri anda masih saja dibanding-bandingkan. Binar sialan."

*****

Brian menatap kembarannya dengan heran, begitupun dengan Dwight, adik angkatnya.

Pasalnya Binar terus tersenyum dengan cerah meskipun badannya sedang disentuh-sentuh oleh pelayan kediaman Duke Albert.

Iya Binar sedang di rawat oleh pelayan agar nanti malam dia terlihat anggun dan memukau.

"Jangan heran seperti itu, Brian, Dwight."

"Apa kiranya yang membuat Kakak tersenyum cerah ini?" Tanya Dwight yang sedang makan anggur ditemani Brian sambil menatap Binar yang tak kunjung selesai dengan rangkaian perawatan oleh pelayan keluarga Duke Albert.

Binar hanya tersenyum, dia tidak sabar nanti malam, akan menjadi seperti apa. Dia sudah mempersiapkan segalanya, hoho

'Viona, apakah malam ini akan menjadi akhir dari hidupmu?'

Fufufufu, tawa Binar.

Brian dan Dwight juga para pelayan bergidik ngeri dengan tawa Binar.

"Ekhem, jadi Brian? Apa kau benar akan menikahi Aeeza setelah seminggu debutante?"

Brian menggeleng, dia tidak yakin bisa mengayomi Aeeza dengan umurnya yang masih di bawah umur.

"Saya mengerti, anda masih terlalu muda untuk menjadi kepala rumah tangga, tapi tak masalah kan, Duke Albert di usia enam belas tahun saja sudah menjadi kepala keluarga dan dikirim ke medan perang, anda pasti bisa Brian" Binar berucap penuh semangat dengan menatap kembaran beda jenisnya itu.

Brian hanya mendengus, dan Dwight tersenyum simpul.

*****

Binar baru saja selesai mandi, badannya sangat enak karena telah dipijat oleh pelayan. Saatnya,

Ugh

Binar merasa dirinya akan jatuh ketika sesuatu menghalangi kakinya, tapi dia merasa tidak jatuh dan saat membuka kedua matanya,

Binar mendelik pada orang yang tengah menatapnya mesum.

"Apa yang anda lakukan disini? Keluar, orang lain akan mengira kita akan berbuat mesum."

Kenzo, orang itu menarik Binar agar kembali jatuh kepangkuannya. Wajah mereka sangat dekat, Binar bisa merasakan jantungnya berdetak kencang, apa dia sakit jantung? Hal ini sering terjadi ketika ia berada di dekat Kenzo,

"Anda mau menggoda saya ya??" Ucap Kenzo dengan suara berat dan menggoda.

Binar mengikuti mata Kenzo yang tengah menatap kedua bukit kembarnya yang terekspos sedikit menampilkan belahannya.

Binar berdiri dan memukul lengan kekar Kenzo,

"Dasar mesum, keluarlah setidaknya setelah saya selesai berpakaian." Ucap Binar sambil merapikan mantel mandinya.

"Saya tak masalah jika anda mau berpakaian di depanku."

"Iya anda tak masalah tapi itu bermasalah untuk saya sialan!"

Cup

Binar mematung, dia baru saja di kecup Kenzo di bibir, meskipun singkat,

"Katakan kata kotor itu lagi, maka akan saya pastikan bibir anda bengkak hari ini"

"Dasar si-" Binar menutup mulutnya saat Kenzo berbalik menatapnya, tapi kemudian Kenzo pergi dan menutup pintu kamar Binar dengan rapat.

"Sialan" desis Binar,

Binar kemudian menuju meja riasnya, dan mengecek kelengkapan yang akan dia bawa nanti dan.....

Aaarrrrrrrggghhhh!!!!!

"Binar"

"Ada apa!!"

"I ar" (Binar)

"Kakak!"

Binar menatap gelisah kearah empat orang di pintu itu, ada Kenzo, Aeeza, Brian dan Dwight.

"Batu perekamnya hilang!!!" Teriak Binar frustasi,

*****
"Apa semuanya sudah beres?"

"Sudah Tuan, batu sihir ini akan diletakkan di sebelah kiri tempat duduk bangsawan, membuatnya sangat pas untuk di lihat dari sudut manapun."

"Bagus, anda atur saja, yang terpenting jangan membuat para pekerja yang sedang mendekorasi kerajaan curiga dengan diri anda."

"Siap Tuan"

"Pastikan batu itu berfungsi setelah pesta dansa debutante baru saja selesai."

"Saya mengerti Tuan." Orang itu pun pergi dari hadapan sang Tuan.

"Apa anda masih yakin untuk terus percaya diri bahwa kursi Puteri Mahkota layak untuk anda tempati Jalang Viona?"

20. Ini Tidak Mungkin! Mereka Masih Hidup!!

Binar uring-uringan setelah tahu jika batu sihir perekamnya hilang, padahal semua rencana yang ia susun sudah sebaik mungkin.

'hadiah untuk Viona hilang sudah, apakah Dewi Fortuna begitu mencintai si anjing itu?' Binar menggerutu dengan bibir yang mengerucut beberapa senti ke depan.

"Binar!"

Binar menoleh mendapati Aeeza berdiri disana dengan gaun yang begitu indah, warna hitam dengan mengekspos bahunya kemudian belahan di sebelah paha kanan, membuat Aeeza sangat elegan dan sexy.

"Saya tahu saya sangat cantik, terimakasih." Ucap Aeeza.

Binar hanya merotasikan kedua matanya.

"Acaranya nanti malam dan anda sudah bersiap dari pagi ini Nona."

"Saya harus berangkat dahulu ke istana bersama Ayahanda dan Ibunda karena kami masih keluarga Kerajaan." Ucap Aeeza,

Binar mengangguk mengerti,

"Saya pamit, jangan lupa dandani Brian setampan mungkin, dia adalah calon suami saya dan calon Duke Albert yang baru." Tekan Aeeza yang semakin membuat Binar mendecih.

Aeeza pergi begitu saja setelah mengatakan hal itu,

"Dasar bucin"

"Nona anda juga harus bersiap" ucap seorang gadis pelayan.

"Nanti saja, saya ingin bertemu Brian sebentar." Ucap Binar yang diangguki gadis pelayan.

******
Brian sedang di pijat oleh pelayan dan di dandani sedemikian rupa, pikirannya melayang saat dimana dia bertemu Aeeza tadi.

Brian berfikir Aeeza sangat cantik menggunakan gaun, pasalnya Aeeza selalu menggenakan celana dan kemeja juga jubah di bahunya.

"Saya tahu anda sedang memikirkan Aeeza."

Brian terkejut dan mengerjap pelan, kemudian menoleh menatap mata Binar yang sedang menaik turunkan kedua alisnya, menggoda Brian.

Brian mendengus, sejurus kemudian dia menoleh cepat kearah Binar lagi.

"Apa? Saya akan berdandan nanti, lagian saya sudah kehilangan minat untuk datang ke acara itu Brian. Hiks"

Brian merasa aneh dengan Binar, pasalnya sejak kejadian batu sihir perekam yang entah apa isinya itu hilang, Binar menjadi lemah, letih, lesu, seperti tidak ada gairah hidup.

Bahkan Binar lebih sering marah dan tidak mau ditemui, terakhir Binar mencakar Kenzo karena terus mengganggu Binar.

Brian hanya bisa mengelus rambut Binar, kemudian Binar berdandan di dada Brian. Binar senang sekali karena tubuh Brian sekarang sangat keras dan bagus, berkat latihan fisik yang Brian jalani. Jangan lupakan ABS Brian yang menggoda, sayangnya Brian adalah kembarannya sendiri.

"Nona ayo bersiap" seru kepala pelayan yang sudah jengah karena Binar tak kunjung bersiap untuk hari bersejarah seorang gadis yang akan memasuki usia dewasa.

"Iya iya, bawel banget."

Brian terkekeh melihat Binar yang menghentak-hentakkan kakinya keluar dari kamarnya.

Kemudian Brian menoleh kearah jendela yang memperlihatkan langit yang indah.

'Apakah hati saya dan Binar akan baik-baik saja melihat Duke dan Duchess Athanasia yang akan jauh lebih memperhatikan gadis bangsawan bangkrut itu?'

******

Binar mendengus mendapati seorang pemuda yang sialnya tampan, dengan rambut kuning keemasan dan netra sebiru lautan itu, jangan lupakan hidung mancung dan rahang tegasnya, juga proporsi tubuhnya yang bagus, idaman bagi para pecinta cowok gepeng.

"Kenapa anda disini?"

"Menjemput calon istri saya." Ucap Kenzo dengan tidak tahu malunya.

"Pergilah!"

Brian juga menatap tajam Kenzo, sedangkan yang ditatap hanya memberikan senyum pepsodentnya.

Bagi Kenzo, set mewah yang dikenakan Binar dan Brian sungguh menakjubkan, dan membuat dirinya iri.

Binar dan Brian bak pasangan Dewa Dewi, rambut cokelat madu milik Brian di tata seperti ala badboy dengan sisir ke belakang dan pakaian bak jendral dengan warna hitam merah yang cocok dengan proporsi tubuh Brian saat ini, menjadikan dia terlihat seperti Dewa Perang.

Sedangkan Binar menggerai rambut panjang lurusnya, dengan rangkaian penjepit rambut yang di tata indah di kepalanya dan Tiara bunga di kepalanya, menggenakan gaun senada dengan Brian, hitam merah dengan belahan paha yang tidak tinggi di sisi kiri.

Jangan lupakan tatapan angkuh si kembar beda jenis ini, sekilas Kenzo menciut melihatnya. Tapi tidak, dewa perang sesungguhnya adalah dirinya.

"Ayo berangkat, kita naik kereta kuda bersama." Ajak Kenzo tapi Brian menolak dan menunjuk kereta kuda dengan lambang Magnolia, tertanda keluarga bangsawan De Jongh, mereka ingin memberi tahu jika kembar Jongh masihlah hidup.

Kenzo mengalah dan mengangguk mengerti.

*******

Dari tadi senyum Viona tidak luntur, dia sudah dirias sangat cantik, rambut pink nya di tata bak ratu negeri dongeng, dan jangan lupakan gaun putih kekaisaran yang menandakan jika dirinya akan segera diangkat menjadi Puteri Mahkota.

"Bukankah saya sangat cantik?" Tanya Viona kepada para pelayan yang sedang mendandaninya.

Mereka jelas mengangguk meski enggan, tetapi mereka tahu calon Puteri Mahkota adalah orang yang pemarah dan semena-mena, jadi mau tidak mau mereka harus menjaga diri dengan baik agar tidak di usir atau lebih parahnya di penggal karena masalah sepele.

Viona keluar dengan angkuhnya bersama lima gadis pelayan di belakangnya, saat itu ia berpapasan dengan Charlos yang juga mengenakan pakaian yang senada dengan dirinya.

Senyum Viona mengembang dengan cantiknya kemudian menghampiri Charlos yang sedetik menoleh kepadanya karena mendengar langkah kaki mendekatinya.

Ekspresi Charlos semakin datar meskipun dia tak menampik jika Viona sangat cantik, tapi perilaku Viona akhir-akhir ini membuat dirinya pusing dan enggan mendekatinya. Atau mungkin karena Charlos sudah punya mainan baru yang lebih lucu dan menggemaskan.

Memikirkan itu dia jadi bertanya-tanya, calon selir agungnya apakah akan jauh lebih cantik dari Viona.

"Apa yang anda pikirkan Charlos?" Tanya Viona yang melihat Charlos terkekeh dengan memandang lantai.

Mendengar itu Charlos jadi menatap Viona tajam.

"Jangan memulai pertengkaran dan jangan membuat malu. Ayo, Kaisar dan Permaisuri pasti sudah menunggu kita."

Charlos mengulurkan tangannya dan Viona menyambutnya dengan senang.

*****

Istana sungguh ramai dengan para gadis dan pemuda bangsawan yang akan melakukan debutantenya.

Keluarga kekaisaran juga sudah datang dan duduk di singgasana. Bersama Viona yang duduk bersama keluarga Duke Athanasia.

Bisik-bisik terdengar mengomentari bagaimana keluarga Duke Athanasia sangat memperhatikan Viona yang jelas bukanlah anak kandung mereka.

Para bangsawan juga berbisik mengenai dua kembar tak sejenis Athanasia yang diusir kemudian hilang di culik dengan kondisi restoran yang terbakar,

"Yang Mulia Grand Duke Muda Kenzo De Prestenbach memasuki aula istana." Seorang prajurit yang berjaga memberitahu jika Putera Tunggal Grand Duke Prestenbach baru saja tiba.

"Bagaimana bisa keponakan saya baru datang?" Tanya Kaisar pada saudaranya yang merupakan Ayah dari Kenzo,

Grand Duke dan Grand Duchess Prestenbach hanya mengulum senyum, mereka berdua benar-benar tidak tahu pasti mengingat mereka berdua memang tidak terlalu dekat dengan anak semata wayang mereka.

Kenzo hanya menatap datar sambil terus berjalan menuju kursinya di sebelah sang Ibunda, Kenzo mengabaikan tatapan kagum dari para gadis bangsawan yang memekik melihat ketampanannya.

Charlos hanya tersenyum sinis saat netranya bertemu dengan Kenzo, sedangkan Kenzo hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Dasar ice prince" gumam Charlos,

"Keluarga Bangsawan De Jongh memasuki aula istana!"

Pemberitahuan itu jelas membuat istana yang tadinya ramai menjadi senyap seketika. Mereka jelas tahu marga siapa itu, benarkah kedua kembar tak sejenis itu masih ada dan datang,

Pekikan semua orang terdengar keras saat mereka melihat Binar dan Brian dengan gagah dan angkuhnya memasuki aula istana dan berjalan lurus menuju atas panggung yang ditempati keluarga kekaisaran.

Seseorang disana gelisah, melihat Binar dan Brian yang datang tanpa segores luka di wajah maupun tubuh mereka.

"I-ini tidak mungkin, mereka masih hidup?"

21. Wah Kalian Serasi sekali
Istana yang semula ramai menjadi hening seketika, sedangkan Brian dan Binar mereka mendekati posisi mimbar keluarga Kekaisaran.

"Salam kepada Matahari Kekaisaran Yang Mulia Kaisar Alexander De Lukendula, Salam kepada Bulan Kekaisaran Yang Mulia Permaisuri Giselle De Lukendula, dan Salam kepada Matahari Kecil Kekaisaran Yang Mulia Putera Mahkota Charlos Kendrick De Lukendula, serta Salam kepada Matahari Kecil Kedua Pangeran Allarick Xia De Lukendula, semoga berkah Dewa Matahari selalu memberkati kalian semua."
Rasanya Binar ingin memaki bagaimana bisa sepanjang itu untuk mengucapkan salam.

Binar dan Brian membungkuk bersama saat Binar telah usai mengatakan salam kepada keluarga kekaisaran.

"Kalian boleh bangun." Suara bariton itu membuat Brian dan Binar menegakkan kembali badan mereka.

Kaisar dan Permaisuri mengangguk mempersilahkan Binar dan Brian undur diri, sedangkan Charlos dia terpana dengan kecantikan dan ke sexy an Binar.

Sedangkan Viona dapat melihat raut kekaguman dari calon tunangannya membuatnya mengepalkan kedua tangannya. Sebenarnya dia juga was-was jika Binar tengah merencanakan sesuatu, tapi seluruh bukti sudah dilenyapkan, bahkan Viona yakin jika kembar tak sejenis itu memang sudah mati. Tapi kenapa sekarang mereka berdua ada di sini.

Duke dan Duchess Athanasia ada rasa lega di hati mereka, melihat putera puteri mereka baik-baik saja sekarang, tapi mereka berdua bingung apa yang harus di lakukan, terlalu gengsi hanya untuk sekedar menanyakan kabar.

Sedangkan Atthala dan Altheza mereka bergegas mendekati Binar dan Brian. Altheza langsung memutari tubuh keduanya, membuat Binar merotasikan kedua bola matanya, sedangkan Brian dia memandang penuh harap kepada kedua orang tuanya disana, tapi harapan hanya tinggal harapan, Brian menundukkan kepalanya menahan sesak atas kedua orang tuanya yang biasa saja melihat dirinya dan Binar baik-baik saja.

"Dimana kalian berada, kami sudah mencari kalian tapi hasilnya nihil." Ucap Atthala memandang Binar, sedangkan Binar hanya menatap datar duo kembar sejenis itu.

Bisik-bisik terdengar diantara para bangsawan, mereka tahunya hubungan keluarga mereka tak akur, meski saat itu sebelum kejadian naas itu menimpa Binar dan Brian mereka terlihat cukup akur, meskipun Binar dan Brian terkesan cuek dengan kedatangan Duo kembar Athanasia di restoran mereka.

"Apa urusannya dengan kalian, toh kami bukan bagian dari kalian lagi." Ucap Binar datar dan dingin,

"Tapi-"

"Kak Binar" suara lembut nan lemah itu semakin membuat Binar gemas dan merotasikan kedua matanya lagi. Sedangkan Brian menatap bengis kearah Viona.

Dengan derai air mata, Viona mendekati Binar dan meraih tangan Binar, namun di tepis kasar oleh Binar.

"Bisakah kau tidak kasar kepadanya Binar?" Charlos berusaha agar tidak bertindak arogan disini,

"Setelah kejadian itu saya pikir kamu berubah tapi kamu tetap saja kasar pada Viona." Duchess Athanasia tiba-tiba datang dan memeluk Viona.

Viona pun membalas pelukan itu dengan mimik wajah yang sedih, tapi sebenarnya hatinya senang.

Hati Brian seperti di remas kala melihat adegan dimana Viona dipeluk oleh Duchess Athanasia, sedangkan Binar dia tetap memberikan raut wajah dingin dan angkuh, Brian berfikir bukankah pelukan itu harusnya miliknya dan Binar.

"Oh iya?? Sifat saya memang seperti ini jika anda tak suka maka tak usah melihat saya, buang saja mata anda."

Sorak Sorai para bangsawan memenuhi istana saat mendengar jawaban arogan dari Binar kepada seorang Duchess yang tak lain Ibunya sendiri.

Duke dan Duchess Athanasia terkejut dengan perkataan Binar yang dingin, jika saja Kaisar tidak menghentikan drama keluarga itu, mungkin Binar akan di tampar kembali oleh orang tuanya lagi.

******

Debutante di buka dengan Putera mahkota Charlos dan Viona yang berdansa bersama, setelahnya para gadis dan pemuda bangsawan akan berdansa setelah Charlos dan Viona selesai.

Dansa keduanya selesai, di lanjutkan dengan para gadis dan pemuda bangsawan.

Charlos hendak mendekati Binar, menawarkan untuk dansa bersama, tetapi keduluan oleh Altheza.

"Kau curang!" Ketus Atthala pada Altheza yang tengah menggenggam tangan Binar,

Sedangkan Altheza tersenyum senang, meskipun Binar rasanya ingin menampol wajah songong milik Altheza,

"Nanti ya Kenzo, anda kedua saja dansanya sama Binar, saya ada perlu" kata Altheza,

Belum sempat Kenzo menjawab musik dansa sudah berputar, Binar mau tidak mau berdansa dengan Altheza, sedangkan Brian oh tentu saja dia bersama calon istrinya.

"Aku senang kau baik-baik saja, apa kau masih marah dengan ku?" Tanya Altheza, Binar merotasikan kedua matanya,

"Apa matamu tidak lelah di putar seperti itu terus?" Pertanyaan konyol Altheza,

"Jika anda lelah melihatnya maka jangan menatap mata saya." Jawab Binar, Altheza hanya menyengir kuda mendapati perkataan sarkas adiknya, oh jinjaa??? Adiknya??

"Maafkan aku dan Atthala, kami sungguh-sungguh minta maaf" ucap Altheza,

"Trauma di balas kata maaf itu tidak adil." Tekan Binar, membuat Altheza terdiam. Binar sebenarnya ingin memaafkan mereka, hanya saja melihat betapa Duchess dan Duke Athanasia yang terlihat biasa saja dengan kehadirannya dengan Brian membuat Binar marah, apalagi ketika melihat Brian yang amat terluka melihat kedua orang tuanya yang tidak ada simpati sedikitpun terhadap mereka.

Musik dansa berhenti dan berlanjut, meminta mereka berganti pasangan, Kenzo segera meraih pinggang Binar,

Kenzo terkejut kala mendapati Binar yang terlihat sedih,

"Ada apa? Apa Altheza menyakitimu?" Tanya Kenzo, Binar menggelengkan kepalanya dia bingung dengan perasaannya sendiri, Atthala dan Altheza memang memperlihatkan effort mereka dengan tulus ingin memperbaiki hubungan yang telah rusak diantara mereka.

"Jangan berfikiran yang berat dulu, kamu masih harus sehat sampai kita sah menjadi suami istri, baru setelahnya kamu berfikiran berat untuk mengatur keuangan keluarga Grand Duke."

Setelah mengucapkan itu Kenzo tersenyum, sedangkan Binar melotot dan memukul pelan bahu Kenzo, mereka berdansa. Saat musik telah usai, Binar memberanikan diri memeluk Kenzo, membuat Kenzo mematung sebentar dan jantungnya berhenti berdetak lalu berdebar cepat kembali.

"Terimakasih karena selalu ada bersama saya dan Brian."

Binar melepaskan pelukan mereka menatap Kenzo tulus, iya Binar tak menampik bagaimana kerasnya Grand Duke muda itu mengejar dan melindungi juga mengayomi dirinya dan Brian.

Sebagai seorang gadis normal tentu saja Binar tersentuh, dia juga tak menampik perasaanya pada Binar.

"Sepertinya aku harus segera menemui tabib." Ucap Kenzo setelah keheningan diantara mereka.

"Kenapa?" Binar juga jadi ikut panik dan menekan dada bidang Kenzo,

"Melihatmu lembut seperti ini membuat jantungku berdebar keras tapi aku bertanya-tanya apa benar ini Binar atau ada roh baik yang tengah berada ditubuhmu."

Binar langsung tersenyum sinis dan mendengus, namun Kenzo justru tertawa. Membuat semua orang memfokuskan atensinya pada Binar dan Kenzo, juga Grand Duke dan Grand Duchess Prestenbach yang terkejut melihat putera mereka yang tertawa lepas, lebih terkejut lagi semua itu karena seorang gadis dari bangsawan buangan.

"Wah kalian serasi sekali."

22. Ibunda Itu Semua Bohong
"Wah kalian serasi sekali ya!"

Baik Kenzo dan Binar menoleh menatap sang sumber suara, Viona berdiri dengan senyum manisnya. Meski di hatinya dia sangat marah dan tidak terima bila Grand Duke Muda itu berada di sisi Binar.

Dengan mengamit lengan Charlos yang juga tengah cemburu melihat kedekatan Binar dan Kenzo, mereka berdua berjalan sangat serasi, yang satu murahan yang satu bajingan, oops!!

Binar dan Kenzo menunduk memberi hormat pada Charlos, dan dibalas anggukan.

"Seperti kalian juga sangat serasi." Ucap Kenzo sambil menatap mata Charlos dengan penuh ejekan, Charlos melotot tak terima dengan bergumam tak jelas.

"Kak Binar apa kakak akan menikah dengan Kenzo? Tapi status kakak yang hanya lady buangan dari keluarga Athanasia apakah dapat diterima oleh keluarga Grand Duke?" Setelah mengucapkan hal itu,

Viona merasa tidak salah, sedangkan Charlos langsung menatap Viona tajam, pun dengan Kenzo, Duo kembar Athanasia yang tercengang bersama kedua orang tuanya juga.

'Apa dia tak ingat dengan dirinya, dia saja hanya lady bangkrut.'

'lucu sekali, apa aku sedang melihat seseorang yang hina menghinakan orang lain?'

'seseorang tolong beri calon Puteri Mahkota itu kaca, agar dia berkaca'

'Saya berharap Putera Mahkota Charlos pertimbangkan lagi untuk menikahinya'

'Etikanya begitu buruk, akan jadi seperti apa negeri ini jika Ratunya seperti itu?'

Viona merasa bahwa perkataanya tak salah, tapi mengapa opini para bangsawan justru berbalik menghinanya.

"Apa pantas seorang calon ratu sepertimu berbicara seperti itu pada rakyatnya? Dan apalagi sesama perempuan?" Aeeza akhirnya buka suara sejak dari tadi menahan kesal karena tingkah Viona yang semakin memuakkan.

"Saya hanya berbicara fakta" sanggah Viona dengan nada lemah dan hendak menangis, dia juga meremas lengan Charlos agar membelanya, tapi Charlos justru hanya mendengus kesal.

"Kau juga hanya lady bangkrut jika Keluarga Duke tidak mengangkat mu, aku tak mengerti kenapa keluarga Duke Athanasia yang terhormat menyayangi Lady bangkrut ini ketimbang puteri kandungnya yang sangat anggun dan cerdas." Sahut Lady Bangsawan dari Keluarga Marquess.

Viona mengepalkan kedua tangannya, Charlos hanya diam itu membuat Viona bingung. Apalagi ketika Charlos meremas lengannya dengan keras, Viona meringis,

"Sudah ku katakan untuk jangan membuat masalah Viona!" Tekan Charlos dengan nada lirih,

"Sepertinya Guru Etika Kekaisaran kurang keras mendidik Calon Puteri Mahkota Kekaisaran ya!" Suara ejekan itu membuat semuanya mengalihkan pandanganya kepada orang yang duduk di sebelah kiri Kaisar.

Grand Duke Axelia Ciel De Prestenbach, Ayah dari Kenzo. Kenzo juga menatap ayahandanya dengan mata menyipit.

Kaisar mendengus pelan, ia tak tahu apa yang membuat putera sulungnya begitu menyukai lady bangkrut itu, jika bisa ia ingin membatalkan acara pertunangan ini, tapi Charlos terus memohon bahkan sampai memanggil guru terbaik untuk menjadikan Viona calon ratu yang baik dan cerdas, namun nyatanya itu tidak sesuai harapan, Viona justru tumbuh menjadi angkuh dan bertindak semena-mena selama masa pengajarannya, banyak guru di kekaisaran Lukendula yang memilih hengkang atau bahkan menolak dengan tegas untuk mengajari Viona.

"Hentikan itu! Silahkan para tamu nikmati hidangan yang disediakan, setelahnya akan dilangsungkan pertunangan Charlos dan Viona. Silahkan!"

Kaisar akhirnya mengambil alih atensi itu, membuat semua bangsawan akhirnya sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

"Alex dimana kau menemukan calon menantumu itu, yang ku tahu calon menantumu adalah yang berdansa dengan puteraku." Tanya Grand Duke Prestenbach.

"Haish, ya kau benar, tapi entah kenapa Charlos bersi keras untuk bertunangan dengan lady bangkrut itu Axel, seperti yang aku ceritakan padamu sebelumnya" kata Kaisar,

****

"Lepaskan lenganku Viona!" Ketus Charlos,

"Maaf Charlos aku tidak sengaja mengacaukan acara ini sungguh" Viona sudah meneteskan air mata tapi Charlos malah bersikap terus merajuk dengan bibir maju lima senti dan tangan yang bersedekap dada.

Membuat Binar melongo dibuatnya, selain bodoh dan ceroboh, apakah calon Kaisar negeri ini tukang ngambek? Pikir Binar

Kemudian Charlos melebarkan senyumnya dan netranya berbinar lucu,

"Selene!"

Membuat semua orang melihat kearah seorang Nona Muda Baron yang sungguh cantik dan menggemaskan dengan gaun berwarna peach yang pas badan dan rambut hitam lurusnya yang cantik dan kulitnya yang seputih porselin.

Sedangkan Selene hanya mampu memaksakan diri untuk tersenyum manis dan menghampiri Charlos.

"Untuk apa kau memanggilnya" geram Viona dengan gigi bergemelatuk, namun Charlos abai dan segera memeluk Selene dengan erat, membuat Selene terpaksa tersenyum kearah Binar dan Kenzo.

Binar menoleh menatap Kenzo ingin tahu,

"Dia lah yang nanti akan menjadi Calon Selir Agung milik Putera Mahkota."  Bisik Kenzo di telinga Binar,

Binar melongo menatap adegan pedofil di depan matanya, apa Charlos gila??? Pikir Binar.

Kemudian netra Binar beralih menatap Viona yang wajah dan kulitnya merah menahan amarah, Binar tersenyum melihatnya,

Waow jalang ini cemburu rupanya, batin Binar

"Waow sangat cantik, siapa dia Charlos?" Pertanyaan Binar membuat seluruh atensi melihat kearah mereka, Binar memang sengaja mengeraskan suaranya, membuat Viona menatap tajam kearah Binar, dan Binar membalasnya dengan senyuman manis,

Meski para rakyat tahu jika Putera Mahkota akan mengakar selir nantinya, tapi mereka tidak tahu lady  bangsawan mana yang terpilih untuk menjadi Selir Agung milik Putera Mahkota.

Meski aneh, karena belum pernah ada kasus putera mahkota memiliki Selir.

Viona hendak menjawab, tapi sudah keduluan Permaisuri.

"Dia calon menantu keduaku, Calon Selir Agung milik Putera Mahkota yang beberapa hari terakhir ini sedang hangat kalian bicarakan." Ucap Permaisuri dengan nada tenang tapi penuh penekanan,

Semua bangsawan pun kembali berbisik, sedangkan Selene dia menunduk malu tapi sejurus kemudian netranya menangkap siluet Pangeran Kedua yang berdiri jauh dari dirinya.

Netra mereka bertemu, Pangeran Kedua tersenyum meski kedua netranya seperti menahan air yang kapan waktu bisa jatuh, kemudian Pangeran Kedua mengangguk dan pergi begitu saja.

Selene ingin mengejarnya tapi tangan Charlos di bahunya menghentikannya,

"Jangan jauh dariku, setelah pertunangan ku dengan Viona, datanglah ke ruang kerja ku ya Manieezz" Charlos mencubit pipi Selene,

Binar merinding mendengarnya, pun dengan Kenzo yang berdecih, sedangkan Viona menarik tangan Charlos untuk segera menuju mimbar atas.

Melupakan rasa kesalnya, Viona harus tenang karena akan di nobatkan sebagai Puteri Mahkota. Saat pendeta akan memulai prosesi pertunangan mereka.

Seorang bertopeng menghentikannya.

"Tunggu, ada hadiah yang begitu indah untuk Calon Puteri Mahkota Lukendula, Apa anda berkenan Yang Mulia Kaisar untuk memberi sedikit waktu tentang hadiah saya?" Tanya pria bertopeng,

Kaisar hendak menolak, tetapi Grand Duke Prestenbach memintanya untuk mengiyakan, entah mengapa firasat Grand Duke sedikit buruk dengan kedatangan Pria bertopeng dan sikap Viona yang terkesan angkuh dan tak tahu etika.

Kaisar akhirnya mengangguk,

"Terimakasih Matahari Kekaisaran Lukendula, selamat menikmati semuanya!!"

Pria bertopeng itu undur diri tak ada yang melihatnya hanya saja pria bertopeng itu melirik sekilas pada Kenzo yang juga tengah menatapnya.

Batu sihir itu mulai menyala, menampilkan Viona yang dengan angkuh menatap pembunuhan dua orang paruh baya berbeda jenis, yang dimana pria paruh baya itu mirip dengannya,

'Bukankah itu Baron Bangkrut beserta istrinya?'

'Bagaimana bisa Viona setenang itu?"

Viona melebarkan kedua matanya, terlebih lagi, alat itu berganti memperlihatkan, dirinya yang tengah menjual diri untuk sebuah informasi tentang Putera Mahkota dan Binar Athanasia, kemudian dirinya yang kembali menjual diri dengan para bangsawan kelas atas dan juga beberapa murid di Akademi.

"Hentikan! Itu tidak benar!"

Namun teriakan Viona tidak di dengar, Viona hendak menghancurkan Batu sihir itu tapi dihalangi oleh Felix dan Hendrick.

"Lepaskan Kak, itu tidak benar!"

Namun Felix dan Hendrick menatap datar ke depan, semua pembelaan yang mereka lakukan atas hinaan pada Viona nyatanya mampu dipatahkan dengan bukti nyata yang terpampang di depan mereka saat ini.

Rekaman berganti dengan insiden di rumah Duke Athanasia, (BAB 5)

Duchess Athanasia mendekat dan menampar Viona dengan keras,

"Ibunda itu semua bohong!"

"Viona!!!"

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya BAB 1 - 11 •| Transmigrasi Ke Tubuh Puteri Duke Yang Diabaikan
0
0
TERSEDIA JUGA DI WATTPAD, DENGAN JUDUL DAN NAMA AKUN YANG SAMA!!Seingat Seira dia tertidur setelah meminum pil obat tidur, tapi saat dia membuka mata dia sangat asing dengan pemandangannya. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah namanya di dunia ini adalah BINAR ATHANASIA!!!Tokoh antagonis dalam novel best seller yang baru saja dia selesaikan membacanya, Seira semakin pusing memikirkan hidupnya yang akan mati di tangan Jenderal Perang atas perintah tunangannya sendiri.Bagaimanakah Seira harus mempertahankan hidupnya? Ketika ia dihadapkan dengan alur yang tidak sesuai lagi dengan novel asli.  
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan