
Post ini tidak mengandung file untuk diunggah/baca ataupun tulisan panjang.
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Social Life
Selanjutnya
Mrs. Mahawira
0
0
“Ayoo semangat dong!”“Jangan dengerin orang lain yang bikin lu down.”“Siapa sih yang ngomongin? Sini gw datengin.”“Lu suka sama bb itu? Coba sini gw dengerin lagu-lagunya.”“Jangan ngambek, dong. Nih, phd. Tunggu 30 menit lagi yaa.”“Kalau ada apa-apa itu cerita dulu. Jangan dipendam, lu gak harus nyembunyiin itu semua.”“Cutiieee, sini gw antar pulang.”“Hello, Mrs. Mahawira.” Hello juga Mr. Mahawira, Jingga Arta Mahawira. Namanya mempunyai makna sebagus kepribadiannya, seindah senyuman yang selalu terpampang di wajahnya, selembut sikap yang selama ini dilakukannya, sebaik pikiran dan empatinya untuk lingkungannya, serta sehebat dirinya yang selalu menebar kebaikan atas dasar kemauan. Jingga adalah cerminan lelaki yang memiliki keindahan, baik diluar maupun didalamya. Selalu mencoba untuk menjadi lebih baik hingga menyiapkan kuesioner untuk menilai diinya sendiri agar lebih baik lagi. Sedikit lucu, tapi dia lah yang terbaik. Senyum sapa adalah hal wajib baginya, “biar orang selalu nyaman dekat kita”, katanya. Benar, kali ini dia benar! Aku menjadi salah satu orang yang terperangkap akan hal itu. Yaps aku! Rania Arfa, tokoh utama dalam cerita ini. Pemilik kulit coklat, bermata panda, dan bertubuh kurus. Jauh dari kata cantik, tapi aku tetap percaya diri akan apa yang aku punya. Oh tentu saja Jingga yang selalu merapalkan mantra agar aku tetap percaya diri. Omong-omong, jingga dan aku adalah teman satu kuliah, berbeda jurusan, dan juga perasaan. Tunggu! Soal perasaan aku tidak yakin, hahaha. Singkatnya, aku berteman baik dengan laki-laki Mahawira itu. “Besok ke kampus bareng, yaa.”“Dih? Yakali, Jing. Kalau ke rumah gw dulu, lu harus muter,” ucapku menolak“Sekalian jalan-jalan, kok.”“Kemana? Pabrik besi? Ogahh.”“Jangan ungkit laaah, Ran,” responnya tak mau kalah“Hahaha, ya lagian. Gak usah jemput. Gw ada kelas pagi, lagian lu jam 10 an kan?” tanyaku “Gak papa, nanti gw ke perpus dulu mau kelarin projek.”“Sumpah nih ya, Jing. Gw gak enak, udah sering banget lu jemput gw. Lagian gw juga ada motor,” jelasku“Dibilang gak papa, Ran. Uang bensin kan bisa lu pakai ke kantin.”“Duhh, gini deh-” ucapku terpotong“No reason. Ayok ahhh, katanya lu mau meeting online di rumah.”“Hhhhhh yaudah iyaa,” ucapku final Baik? Tentu saja. Ramah? Sudah pasti. Asik? Jangan ditanya lagi. Anak teknik ini paling bisa ku andalkan. Tapi, tetap saja. Pasti ada rasa tidak enak dalam hatiku, walaupun aku berpikir kalau ini atas dasar kemauannya. Kami tidak memiliki hubungan lebih dari teman, oh ada! Teman dekat. Bersedia mendengarkan keluhanku, membantuku mencari solusi, menenangkanku, selalu merapalkan kata-kata penyemangat, menemaniku untuk mengejar deadline semua tugasku, dan menjadi supir pribadiku akhir-akhir ini. Jika ada kriteria-kriteria diatas yang menjadi idaman kalian, aku bersedia melelangnya. Wah, aku jamin kalian tidak akan menyesal. Seperti namanya, jingga melambangkan rasa antusias, daya tarik, kegembiraan, kreatifitas, kebulatan tekad, perhatian, sukses, dan dorongan. Jingga selalu tampak segar, dan bersemangat. Banyaknya omongan yang dia keluarkan tidak serta merta menutup aksi yang dirinya tampilkan. Penyuka lagu “Better days –SuperM” ini, memegang teguh makna kehidupan yang kuat. Mengimplementasikan seluruh makna kebaikan yang dia kenal. Merepresentasikan keindahan dalam bertutur kata, dan bersikap. Lagi, menyalurkan seluruh rasa yang terbilang indah untuk lingkungannya.Jingga MahawiraRanSemangat interview-nya. Siap kapten Jingga MahawiraDirimu kenapa lagi, tuan putri? Gak papa kok, fine ajaTuhDibilang jangan dipendam sendiri gituAyo kenapa? Ahahaha, iyaaa Jing Jingga MahawiraBadmood banget ya hari ini? Sumpah gw kesel banget, JingSebelum cerita, gw pesenin bubble tea dulu yaaTunggu aja, abangnya lagi mesen Ihhhhh, gak usah gitu Jingga MahawiraMeeting besok gw yang anterSekalian gw mau ngerjain projek di kosan temen Gw mau pake motor ajaTanggung, lah. Gw udah ngumpulin niat nih Terus??Gak bisa diilangin niatnyaFix! Besok gw ke rumahBye cutieee Ya allah tabahkan hamba Apa boleh jika aku menyimpulkan bahwa aku sudah mulai menyukainya? Oh ayolah, kenapa sih ini! Aku harus fokus dengan studiku dulu, itu janjiku. Lagipula, apa yang bisa kubanggakan hingga laki-laki sepertinya berusaha menarik perhatianku? Aku tidak se-populer orang-orang itu, tidak terlalu pintar, dan tak ada bakat yang aku bisa tunjukkan. Berteman tidak ada salahnya kan? Lagipula, aku terlalu muda untuk bisa mempunyai hubugan itu. Tepatnya, aku belum terlalu siap untuk itu. Jingga, dan aku tidak jarang selalu terlihat bersama. Seperti kali ini, aku dan dia yang berada di pendopo wilayah kampus. Tempat yang paling aku sukai karena berada diantara ruang perpustakaan, dan juga kafetaria. Kami selalu kesini setiap kelas berakhir, entah itu untuk makan, menunggu satu sama lain, sedikit bercerita hingga hanya duduk dan saling diam. Tapi, sekarang aku memiliki banyak cerita yang harus aku sampaikan kepadanya, bagaimana aku kesal hari itu atau saat dimana aku mendapat nilai yang tidak sesuai ekspetasiku.“Udah ceritanya?” tanyanya“Udah, hehehe.”“Lega?”“Lega, kok. Lumayan lah,” ucapku“Gini terus yaaa. Jangan diam-diam ajaa. Gw bingung kalau lu tiba-tiba udah gak enak.”“Ya gimana. Gw kadang males kalau nyeritain hal yang sepele gitu, Jing,” jawabku“Jangan dibiasain. Yang sedikit itu bisa jadi banyak.”“Iya iyaaaa,” ucapku mengalah“Nah, pinter. Ini baru Mrs. Mahawira,” ucapnya tiba-tiba“Hah?” responku“Gak denger ya? Jangan bengong dong”“Bodo aah. Enak aja Mrs-Mrs an,” ucapku cepat“Harus mau.”“Diihhh!”“Hello, Mrs. Mahawira. Jangan ngambek lah,” ucapnya dengan senyumRIP jantungku –ucapku dalam hati
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan