Bukit Bintang

1
0
Terkunci
Deskripsi

“Jadi mau kemana, Sha.”

“Hm?”

“Mau kemana?”

“Terserah.”

“Ranca Upas?”

“Hm.”

“Mau?”

“…..”

“Bukit bintang?”

“Hm.”

“Mau?”

“Hm.”

“Oke, Bukit bintang.”

            Namanya Asha Triya. Perempuan muda yang penuh harapan, maknanya. Dan, makna itu benar adanya. Harapan yang selalu ada untuk orang lain. Dimana ada Asha, disitulah orang-orang menumpukan harapannya. Perempuan riang yang selalu tersenyum tanpa henti. Memberikan perhatian, dan rasa khawatirnya kepada...

Post ini tidak mengandung file untuk diunggah/baca ataupun tulisan panjang.

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
37 konten
Akses 30 hari
100
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Kategori
Social Life
Selanjutnya Hidup
0
0
Hidup ini hanya sekali, katanya. Jangan sia-sia kan kesempatan yang ada, katanya. Berikan hal yang terbaik saat kehidupan berjalan, katanya. Kalian akan menyesal di kemudian hari jika tak berjuang, katanya.Bullshit! Ayolaah! Biarkan hidupmu mengalir begitu saja. Bagai air sungai yang selalu mengikuti arusnya, pasti jatuhnya akan ke samudera. Begitu pula manusia, mereka akan mengakhiri kehidupan dengan hal yang sama. Lagipula, segala sesuatu yang manusia lakukan sudah digariskan oleh sang sutradara, bukan? Untuk apa berjuang? “Neen, mau ikut ini gak?”“Gak ah, skip dulu.”                                     “Neen, disuruh join sama kating, nih.”                                    “Okeey, sip.” “Daneen, set dah. Males-malesan mulu lu.”“Sewot aja lu.”                                                            “Ayo Neen, ikut gue magang disini.”                                    “Duhh, lagi mager. Nanti kalau niat gue bilang ke lu.” “Daneen! Keluar sana! Bosen banget ibu liat kamu di kamar terus.”“Ahh, bu! Daneen males.”             Daneen Erina, namaku. Menjabat sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta. Tak begitu terkenal, tak ada yang spesial, tak yang bisa dielu-elukan, dan sungguh biasa saja. Untuk apa menjadi luar biasa jika segala sesuatu akan berakhir begitu saja? Lagipula, hidup ini hanya sekali, kan? Itu artinya aku harus menikmati apa yang aku dapatkan, menikmati waktuku untuk ‘beristirahat’ contohnya. Jangan salah sangka! Aku orang yang produktif. Selalu berusaha menjaga kebugaran tubuhku, dan perasan senangku dengan tidak melakukan apa-apa. Sangat lelah kan jika menjalani banyak hal? Maka, aku memilih untuk tidak melakukannya. “Neen! Join event ini, yuk!”“Males, Kar. Nanti-nanti aja lah,” jawabku acuh“Ayolah. Buat ngisi CV, nih. Lumayan tau, Neen,” paksanya lagi“Ih mager banget gue. Nanti aja, masih ada kerjaan gue.”“Kerjaan apaan! Lagian lu juga gak pernah ikut ini-itu tau gak.”“Yaudah, sih. Biarin aja, males banget gue ikutan ginian tuh,” ucapku malas“Biar ada pengalaman, Neen. Kan lu juga gak ada aktifitas lain,” ucapnya kesal“Ngeribetin tau ikutan gini tuh, Kar. Ngapain ngeribetin diri sendiri,” ucapku sambil melenggang pergi            Hah! Benar bukan? Untuk apa merepotkan diri sendiri jika ada seusatu yang bisa kita nikmati. Biar kutekankan! Hidup ini hanya sekali, jadi bersenang-senanglah didalamnya. Aku semakin tidak mengerti apa yang mereka pikirkan. Berusaha terlihat aktif, mengikuti ini dan itu, mencoba menjadi orang yang super sibuk, dan di akhiri dengan kondisi mereka yang tidak baik-baik saja. Come on! Berhenti menjadi keras pada diri sendiri. Tugas kita hanya menikmati hidup, dan membiarkan arus kehidupan membawa kita ke samuderanya. Tidak ada hal penting untuk kita lakukan, kecuali mengikuti alur kehidupan yang ada.“Daneen! Keluar sana! Ngapain kek.”“Ya tuhan, Ma! Berisik ih,” ucapku setengah berteriakBraaakkkk“Main sana! Ngapain kek. Cari kegiatan gitu. Di rumaaaah terus, bosen mama ngeliat kamu gini terus,” ucap mamaku kesal setelah mendobrak pintuku. Ah! Selalu saja begini“Males, Ma. Lagian ngapain ngelahirin aku kalau ujung-ujungnya bosen ngeliat aku,” ucapku tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel“Hiiihhhhhh! Bukan gitu! Kebanyakan di rumah jadi ngawur kamu! Sana keluar! Kamu udah gede, cari kegiatan sana. Jangan abis kuliah malah diem di kamar terus!” ucapnya semakin terdengar kesal“Ma, ihhh! Ini tuh namanya menikmati hidup, tau gak!” ucapku kesal“Mau jadi apa kamu nanti? Ini bukan nikmati hidup namanya! Ini itu males-malesan.”“Namanya hidup, ma. Pasti udah diatur yang di atas. Nanti juga ada yang ngatur,” ucapku mulai acuh“Diatur matamu! Kalau kamu gak ada usahanya kayak gini, mana mau yang di atas ngatur kamu. Mau deketin kamu aja ogah, gak ada geraknya sama sekali. Keluar sana, Daneen!” ucapnya mulai meninggi“Iyaa iyaa! Sepuluh menit lagi, bentar!”“Gak ada ya!” sewotnya“Ma! Plis lah!” pintaku“Serah, deh!” ucapnya pasrah sambil meninggalkanku, dan menutup kencang pintu kamarku            Apa-apaan tadi itu. Sungguh! Aku sedang menikmati waktu istirahatku, dan dengan tiba-tiba wanita paruh baya itu masuk sekaligus menceramahiku. Lupakan. Aku sudah terbiasa dengan ini. tidak hanya keluargaku yang selalu mengomel, tapi juga temanku. Oh! Tentu aku tidak mempunyai banyak teman, namun tetap saja aku masih punya walau hanya bisa dihitung dengan jari. Aku memang terkenal sebagai orang yang tidak ingin melakukan apa-apa. Mereka memanggilku pemalas, tidak tau saja mereka bahwa aku sedang menikmati hidup yang diberikan tuhan. Harusnya mereka berpikir, mereka lah yang menyia-nyiakan pemberian tuhan dengan menjadi keras pada kehidupannya.             “Kalau kamu gak ada usahanya kayak gini, mana mau yang di atas ngatur kamu. Mau deketin kamu aja ogah, gak ada geraknya sama sekali.” Kata-kata itu selalu berputar di pikiranku sejak tadi. Tapi, kenapa? Untuk apa tuhan menjauhi makhluk yang Dia ciptakan. Memang apa buah dari usaha? Kurasa tidak ada. Ayolah! Aku sudah lihat banyak hal dalam hidupku. Tidak ada perbedaan antara aku dengan mereka, walaupun mereka disibukkan dengan banyak hal sekalipun. Kurasa mereka hanya melakukan hal yang tak berguna, usahanya sia-sia. Tapi kenapa wanita paruh baya itu berkata seolah-olah aku lah yang menyia-nyiakan kehidupan ini. entahlah!Gruduukk Grudukk“Apa tuh!”Gruduuukk Gruduuk“Heh, anjir! Setan, ya?”Gruduuuhhh bugghhhhh“Uwaaaa!!! Mama! Ada maling!” teriakku keras“Sssstttttt! Berisik anjir!”            Itu manusia! Keluar dari lemari pakaianku! Seorang perempuan! Mirip denganku! Apa-apaan itu! Apa jangan-jangan selama ini aku mempunyai kembaran, dan keluargaku menyembunyikannya?! Tidak mungkin. Kenapa dia keluar dari lemari? Kenapa mirip sekali denganku! Kemana Mama?! Ya tuhan, aku takut sekali. Bagaimana kalu dia ingin mencuri? Atau-atau“Berhenti berpikir negatif! Ish, kamar lu berantakan banget,” ucap wanita itu santai“S-siapa?” “Oh! Lupa kenalan,” ucapnya dengan mendekatiku“Daneen Erina, 26 tahun,” lanjutnya“H-hah?”“Santai aja. Lu gak salah, kok. Ya, gue itu lu. Lu, Daneen 19 tahun. Gue, Daneen 26 tahun.”“K-kok?!” ucapku lemas“Hahahaha, sumpah sebenernya gue gak mau sih kesini. Tapi, ini yaa gara-gara lu juga,” ucapnya menajam“K-kenapa?” aku mulai takut“Kenapa sih lu males-malesan? Lu harus liat gue sekarang? gue pengangguran, gak ada kerjaan. Bingung mau nyari kerjaan apa karena gak ada yang mau nerima, dan semua gara-gara lu!” ucapnya terlihat sangat kesal“Maksudnya?”“Yaps! Diri lu di masa depan itu gak punya masa depan. Gara-gara lu, masa mudanya gak dijalani dengan baik. Usaha kek. Ikutan organisasi kek. Ikutan magang kek. Cari relasi kek. Apaan kek! Yang bisa ngembangin diri lu!” ucapnya meninggi“Tapi kenapa bisa?” ucapku takut“Ya bisa lah! Lu! Gak punya keahlian apa-apa. Masa muda lu cuma dipakai untuk leha-leha. Bukan kayak gini gimana nikmatin hidup. Ini namanya ngorbanin masa depan lu! Lihat gue! Gak punya apa-apa, girl. Semua yang lu asumsikan tentang kehidupan itu salah besar, dan imbasnya adalah kehidupan di masa depan lu. Ngerti?”Aku tak tau harus apa? Jadi begitu?“Iya begitu! Ayo dong sadar. Cape nih gue jauh-jauh kesini cuma buat nyadarin lu! Kasian orang tua lu di masa depan nanti. Gue cuma minta lu berusaha sekuat yang lu punya untuk bangun masa depan yang lebih baik. Ikutin hal yang bermanfaat. Jangan males-malesan. Pokoknya usaha. Hidup ini juga tergantung sama diri lu, gak semuanya tuhan yang ngatur. Disamping itu, lu juga bisa berusaha, dan berharap hal baik untuk kedepannya. Jangan malah ngebiarin gitu aja!” ucapnya panjang“O-o-Haah!” jeritku karena dengan tiba-tiba perempuan di depanku ingin menamparku            Aku terbangun! Ini mimpi! Tapi, kenapa seperti hal yang nyata. Kulihat lemari pakaianku, dan lemari itu terbuka. Apa-apaan ini. Apakah kejadian barusan nyata? Diriku di masa depan menjadi orang yang tak berguna? Karena aku yang sekarang? Semua pemikianku salah? Aku salah selama ini?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan