A Mother's Courage

Sebuah crossover antara universe Teknik dan universe Daddy's Day Out. Mengisahkan pertemuan tidak terduga antara Jenar dan Jeffrey Gouw.  ***Seraya menunggu air mendidih, Sashi menekadkan dalam hati kalau sampai jam delapan Jef belum bangun, dia bakal membangunkan laki-laki itu dengan percikan air secara langsung ke wajah! Eh, ternyata bangun duluan, pas-pas-an banget setelah Sashi menandaskan mie instannya sekitar setengah jam kemudian. Ayahnya itu beranjak dari posisi berbaringnya di sofa, mengerjap beberapa kali, lalu mengangkat alis begitu melihat Sashi. “Kamu… siapa?” Cih, siasat murahan macam apa ini!? Sashi membatin. “Ayah lagi mau pura-pura amnesia ya? Nggak akan mempan sama aku! Nggak perlu pura-pura amnesia! Aku tetap ngambek sama Ayah!” Jef melotot tak percaya. “AYAH?!” “Kenapa? Nggak mau dipanggil Ayah?! Maunya dipanggil Jeffrey aja?! Yaudah!” “Lah, Jeffrey siapa lagi?” Sashi terperangah. Nih orang kebanyakan minum apa ya semalam? Masa sama namanya sendiri lupa?! “Ayah, ini nggak lucu!” “Emang nggak lucu! Siapa juga yang ngelucu?! Serius saya nanya, Jeffrey tuh siapa?!” “Jeffrey itu nama anda, Bapakkkkkk! Masa sama nama sendiri lupa sih?!” Sashi bertolak pinggang.“TAPI NAMA SAYA JENAR, BUKAN JEFFREY!” Sashi melongo tak percaya. “Ayah—”“Saya emang seorang Ayah! Saya punya anak dua! Namanya Argan sama Ale! Kamu siapa?!” “Acacia!” “Jangan panggil saya Ayah! Kamu bukan anak saya! Nama saya Jenar, bukan Jeffrey!” Sashi tetap tak langsung percaya. “Jenar apaan dah?! Ayah, kalau Ayah nge-drama begini dengan tujuan ngeles biar aku nggak marah karena Ayah udah mabok semalam, nggak akan mempan! Nggak gini ya cara mainnya!” “Saya nggak ngeles! Saya beneran Jenar!” Jef—atau yang sekarang telah mengaku sebagai Jenar, pun melotot kesal. “Saya nggak kenal kamu siapa, tapi yang jelas, saya mau pulang!” “Ayah udah di rumah! Ini apartemen Ayah! Mau pulang ke mana lagi sih?!” Buset, nih anak galak amat ama bapaknya ya. Gue bukan bapaknya sih, cuma kalau dia biasa ngomongnya begitu sama bapaknya… waduh… seram, Jenar membatin tanpa sadar. “Ini bukan rumah saya! Rumah saya yang asli tuh yang ada Regina-nya, tau!” Jenar tetap ngotot. “Regina siapa lagi?” “Cinta dalam hidup saya.”