
Mereka pernah saling menyentuh, tapi tak pernah benar-benar saling memiliki.
Friend With Benefit
572
239
20
Selesai
Deri meraih celana jeans yang tergeletak di lantai kamar, lalu duduk di pinggir ranjang dengan santai. Udara pagi Jakarta belum sempat masuk ke apartemen Indira, tapi aroma sisa semalam masih lengket di udara.“Lo mau ikut bareng ke Jagakarsa nggak, Ndi? Lo bilang ada kerjaan di sana, kan?” tanyanya, ringan, tanpa beban, sambil melirik ke punggung telanjang Indira yang membelakanginya.Indira hanya bergumam malas, setengah mengantuk. “Berangkat aja duluan, mobil lo bau banget.”Deri tertawa pendek, lalu dengan satu gerakan cepat, dia menarik tubuh perempuan itu ke arahnya. Kasar tapi terkendali.Indira memekik pelan, buru-buru menarik selimut yang melorot. Wajah mereka sekarang begitu dekat, napas masih hangat dari sisa tidur dan malam panjang yang baru berakhir beberapa jam lalu.“Jangan bikin gue telat latihan gara-gara kelakuan lo, Ndi,” bisik Deri, tatapannya turun ke dada Indira—terlihat jelas bekas merah yang masih segar. Hasil perbuatannya sendiri.Indira tidak membalas. Dia hanya menyipitkan mata, lalu mendorong wajah Deri menjauh dengan satu tangan malas.“Ngaca dulu, Der. Yang ngerengek semalam bukan gue.”Deri terkekeh, berdiri sambil mengancingkan celana. “Ya, ya. Tapi lo yang balik memohon ke gue.”
3,358 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Princess and The Knight (LANGKAH BARU) Bab 28
19
3
Tak semua yang patah harus kembali utuh, kadang cukup berjalan ke arah yang baru.Ada saat di mana manusia berhenti menunggu, bukan karena rasa itu hilang, tapi karena hatinya lelah berdiri di tempat yang sama. Kirani tahu, melupakan bukan perkara sehari atau semusim. Tapi sore ini, di antara desir angin laut dan debur ombak yang seolah tahu rahasia hatinya, ia mencoba sesuatu yang selama ini ia hindari: menerima.Menerima bahwa tak semua cinta harus dimenangkan. Bahwa tak semua yang pergi akan kembali.Langkahnya ringan, putih gaunnya menari diterpa angin, dan untuk kali ini… Kirani tidak menoleh ke belakang.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan