Bab 1 - Awal yang Misterius

1
0
Deskripsi

Sinopsis :

Bab 1, berjudul "Awal yang Misterius," memperkenalkan Freya, seorang wanita muda berusia 22 tahun yang memulai kehidupan baru di kota yang suram. Dia menghadapi kesendirian, bekerja siang hari sebagai pekerja keras dan malam hari sebagai pelacur. Suara-suara misterius di malam hari mengganggunya, memimpinnya pada petualangan mencari sumber suara tersebut yang membawanya ke rumah kosong yang menyeramkan. Dalam bab ini, atmosfer yang gelap dan misterius menciptakan ketidakpastian yang mengitarinya, mengawali perjalanan yang mengubah hidupnya secara tak terduga.

Di dalam kegelapan kamar yang kecil itu, seorang wanita muda duduk dengan tatapan kosong. Freya, namanya. Usianya baru menginjak 22 tahun, tetapi matanya penuh dengan kejenuhan yang melekat erat pada wajahnya yang cantik. Kulitnya yang berwarna putih seperti salju menjadi latar yang sempurna untuk riasan alami yang dimilikinya. Rambut panjangnya jatuh begitu saja di sepanjang lengannya yang ramping. Matanya yang tajam, berkilau dalam ketidakpastian yang tak terhitung.

Dia adalah gambaran kontradiktif dari kecantikan dan kegelapan, seorang wanita yang membawa beban berat dalam hidupnya. Kehidupan di kota yang besar ini adalah awal yang sangat suram baginya. Kelam dan mencekam seperti suasana yang menyelimutinya. Dalam kamarnya yang kecil dan terpencil di sudut perkampungan, ia seringkali merenung dalam gelap, berusaha memahami alasan di balik keputusannya untuk pindah ke sini. Masa lalunya yang misterius selalu menghantuinya, dan bayangan akan apa yang telah terjadi masih menyelimuti pikirannya.

Freya adalah seorang pejuang. Dia tahu bahwa untuk mencapai impian-impian besar yang menggantung di depan matanya, dia harus rela mengorbankan kenyamanan. Kehidupannya di kota ini sangatlah sendirian, dan ia tahu itu. Dia tidak memiliki teman di kota ini, sejak kepindahannya dari kota sebelumnya. Hidupnya adalah rutinitas yang melelahkan: bekerja dari pagi hingga sore sebagai penjajal koran, kantong asongan, atau bahkan kuli di pasar, dan pada malam hari, ia menjalani kehidupan yang gelap sebagai seorang pelacur. Saat ia lulus dari kuliah, tanpa alasan khusus, ia memutuskan untuk pindah ke kota ini. Mungkin ia mencari hembusan udara segar yang akan membangkitkan semangat hidupnya yang telah lama pudar.

Dan di sini, dia tiba, di kamar kecilnya yang suram, di sebuah kota yang mungkin menggantikan satu set masalah dengan yang lain. Sambil menatap langit-langit dengan tatapan kosong, Freya merenung tentang apa yang telah dia lakukan, dan apakah ada harapan di balik semua ini. Baginya, tempat ini adalah awal yang misterius, dan ketidakpastian menggantung di udara bagaikan kabut pekat yang tidak kunjung sirna.

Dalam kesendirian malam yang sunyi, suara-suara aneh mulai menyusup ke dalam kamarnya, seperti bisikan-bisikan yang tidak jelas. Freya merinding, tetapi dia mencoba mengabaikannya sebagai suara angin atau hewan-hewan liar. Namun, semakin lama, suara-suara itu semakin nyata dan terus berlanjut. Seolah-olah ada yang mencoba berkomunikasi dengannya. Tetapi, dengan siapa? Dan mengapa?

Freya terjaga dari tidurnya yang gelap oleh suara-suara yang semakin intens. Ia tahu bahwa dia harus mencari tahu apa yang sedang terjadi. Meskipun tubuhnya lelah, tekadnya tidak pernah goyah. Dia meraih ponselnya dan menyalakannya untuk melacak sumber suara-suara misterius ini. Suara-suara itu mengarahkannya pada sebuah koordinat yang mencurigakan, sebuah rumah kosong yang terletak di sudut perkampungan kota yang jauh dari keramaian.

Freya merasa rasa penasaran yang kuat mendorongnya untuk menjelajahi misteri ini. Baginya, inilah satu-satunya hal yang membuat hidupnya yang suram menjadi menarik. Dengan langkah hati-hati, dia mengenakan jaketnya, meninggalkan kamarnya yang terasa semakin mencekam, dan menuju ke rumah kosong itu.

Saat Freya tiba di depan rumah kosong yang tampak usang, dia merasa seperti dia telah kembali ke masa lalu. Bangunan tua yang agak lekang oleh waktu itu terlihat seperti sesuatu yang keluar dari film horor klasik. Menara gentengnya yang menjulang ke atas, jendela-jendelanya yang tertutup debu, dan halaman yang tampaknya jarang dilalui, semuanya memberikan kesan bahwa tempat ini telah lama terlupakan.

Dia mendekati pintu masuk dengan hati-hati. Dia mengetuk pelan, dan setelah beberapa detik, seorang pria paruh baya yang berambut abu-abu membukakan pintu. Wajahnya bersahabat, dan dia menyambut Freya dengan senyuman.

"Selamat datang, Freya," ucapnya ramah. "Saya sudah mendengar banyak tentang Anda."

Freya terkejut. "Anda tahu siapa saya?"

Pria itu tertawa. "Tentu saja. Saya adalah pemilik kost ini, Mr. Richardson. Sebelumnya kita telah berbicara di telepon."

Freya merasa sedikit lega, meskipun masih merasa bingung. "Oh, begitu. Terima kasih telah membuka pintu ini untuk saya." Dalam perjalanan menuju ke kamar yang tersedia, Mr. Richardson menjelaskan lebih lanjut tentang kost ini. Freya mendengarkan dengan seksama, meskipun ada sesuatu yang aneh dalam penjelasan tersebut. "Ada satu hal yang perlu Anda ketahui, Freya," ujarnya dengan serius. "Beberapa penyewa sebelumnya mengeluh tentang suara-suara aneh di malam hari. Suara-suara ketukan yang tidak bisa dijelaskan."

Freya mencatatnya. "Suara-suara ketukan? Itu mungkin hanya angin atau hewan-hewan liar."

Mr. Richardson mengangguk. "Begitulah yang mereka pikirkan juga. Tapi beberapa dari mereka merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk pindah."

Freya berpikir sejenak. "Saya pikir saya akan mencoba. Siapa tahu, mungkin suara-suara itu bisa saya terima."

Mr. Richardson tersenyum. "Bagus sekali. Kamar ini adalah salah satu yang terbaik, dan harganya sangat terjangkau."

Dia memberikan kunci kamar kepada Freya, dan Freya merasa seperti dia telah menemukan kesepakatan terbaik di kota ini. Meskipun tempat itu terletak di ujung perkampungan yang cukup terpencil, Freya memutuskan untuk mencoba. Dia menghubungi pemilik kost dan setelah beberapa percakapan telepon yang panjang, dia membuat janji untuk melihat tempat tersebut.

Dalam kesepian malam yang sunyi, suara-suara aneh yang telah mengganggu tidurnya semakin jelas. Mungkin dia telah membuat kesalahan dengan memilih tinggal di tempat seperti ini. Tapi untuk sekarang, satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah mencoba tidur, berharap bahwa suara-suara itu akan mereda.

Dengan mata yang terpejam, Freya merenung tentang keputusannya untuk pindah ke kota ini. Semua yang dia tahu adalah bahwa dia mencari sesuatu yang hilang dalam hidupnya, sesuatu yang mungkin akan membuatnya merasa hidup lagi. Tetapi apakah dia akan menemukan itu di tempat yang penuh misteri ini? Suara-suara aneh yang menghantuinya adalah pertanda atau hanya ilusi yang timbul dari ketakutannya sendiri?

Dalam gelap yang menyelimuti kamarnya, Freya terlelap, dan mimpi buruknya merayap masuk, memimpinnya ke dalam dunianya yang suram yang belum terpecahkan. Dan dalam tidurnya yang penuh dengan misteri, kota ini menunjukkan wajah gelapnya yang akan segera dia ungkap.

Bersambung.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya Bab 2 - Teror Suara Misterius
1
0
Sinopsis : Di malam yang sunyi, Freya diganggu oleh ketukan-ketukan misterius yang mengubah hidupnya menjadi kisah yang semakin kelam. Suara-suara aneh tersebut merasuki tidurnya dan menghantui kesehariannya, mengubah kamar kost yang semula nyaman menjadi tempat yang mencekam. Terobsesi untuk memahami pesan di balik ketukan-ketukan itu, Freya terjebak dalam spiral ketakutan dan obsesi yang merusak hidupnya, memisahkan dia dari teman-teman dan keluarganya. Ketika suara-suara tersebut semakin intens, dia memutuskan untuk menyelidiki dan menemukan bahwa rumah kosong tetangganya menyimpan rahasia yang mengerikan. Mengejar misteri itu, dia masuk ke dalam dunia yang gelap dan luar biasa, menghadapi ketakutan yang melebihi pemahaman manusia dan mempertanyakan kewarasannya sendiri.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan