Bab 3 - Terjerat dalam Obsesi

1
0
Deskripsi

Sinopsis :

Freya semakin terperangkap dalam obsesi akan suara-suara misterius yang mengganggunya di malam hari, mencari makna di balik pola dan arti yang semakin terasa mendalam. Pada suatu malam, ketegangan mencapai puncaknya, mendorongnya untuk mencari sumber suara-suara itu di rumah kosong yang gelap di sebelah tempat tinggalnya. Namun, tanpa peringatan, pintu terkunci di belakangnya, memenjarakannya dalam kegelapan menyeramkan yang semakin menghantui pikirannya. Ketika dia akhirnya pingsan, dia...

Suatu malam, ketukan yang biasanya acak itu terdengar berbeda. Freya merasa seperti ada sesuatu yang aneh dalam ritme dan pola ketukan tersebut. Pada awalnya, dia mencoba untuk mengabaikannya seperti yang selalu dia lakukan, menganggapnya sebagai hasil dari imajinasinya yang terlalu aktif atau mungkin hanya suara hewan-hewan liar yang berkeliaran di malam hari. Namun, ketukan-ketukan itu menjadi semakin nyata dan terus-menerus mengganggunya.

Freya mulai mendengarkan dengan lebih cermat dan mencatat ketukan-ketukan tersebut berdasarkan jeda-jeda yang mungkin memiliki arti. Setiap ketukan terasa seperti kode-kode rahasia yang hanya dia yang bisa memecahkannya. Dia mencoba mengidentifikasi pola dalam ketukan-ketukan tersebut. Beberapa tampak berurutan, seperti sebuah pesan yang tersusun secara hati-hati. Freya membuka buku catatannya dan mencoba mencatat ketukan-ketukan itu dengan teliti. Suara ketukan yang semula sekadar mengganggunya, kini menjadi penantang yang tak terelakkan.

Waktu berlalu dengan cepat, dan Freya semakin terobsesi dengan upayanya untuk menerjemahkan pesan di balik suara-suara itu. Dia merasa terhanyut dalam aliran kode-kode misterius yang seolah memasuki pikirannya dan memenuhi mimpinya. Tubuhnya semakin kurus karena dia lupa untuk makan dan hanya terfokus pada suara-suara misterius itu.

Ketika dia berjalan-jalan di pasar atau saat menjalani tugas-tugas sehari-harinya sebagai penjajal koran, dia merasa suara-suara itu selalu mengikuti. Mereka menjadi seperti teman setianya yang menemaninya dalam kesendirian. Tidak peduli seberapa keras dia mencoba untuk mengabaikannya, suara-suara itu seperti mencoba berbicara dengannya, mencoba mengirim pesan yang hanya bisa dia mengerti.

Pada suatu malam, ketika dia tengah tergila-gila dalam mencari arti ketukan-ketukan tersebut, dia merasa ada yang menyentuhnya. Sebuah sentuhan dingin dan tidak kasat mata melintasi pipinya. Dia merinding dan berbalik cepat, namun tidak ada yang terlihat. Ruangan kostnya terasa gelap dan terpencil. Freya mulai meragukan akal sehatnya sendiri.

"Mungkin aku hanya halusinasi," gumamnya pada dirinya sendiri. Tetapi ide bahwa suara-suara itu hanyalah produk dari pikirannya yang terganggu tidak lagi cukup untuk menjelaskan pengalaman aneh yang dia alami. Ketika dia menatap dirinya sendiri di cermin, matanya terlihat semakin pucat, dan sirkel hitam yang muncul di bawah matanya semakin dalam.

Tindakan impulsif mulai menguasai Freya. Dia memutuskan untuk keluar dan mencari sumber suara-suara misterius tersebut. Mengenakan jaketnya, dia menyelinap keluar dari kostnya. Malam itu sangat gelap, hanya cahaya rembulan yang redup yang menyinari jalanannya. Seolah diatur oleh kekuatan yang tak terlihat, dia berjalan menuju rumah kosong yang bersebelahan dengan kostnya. Suara ketukan semakin keras dan lebih nyata.

Freya merasa seperti ada entitas yang tidak terlihat menghantui tempat itu. Dia meraba-raba tembok rumah kosong itu dan menemukan pintu yang terbuka. Tindakan itu sangat berbahaya, tetapi obsesi dan ketakutan telah mengambil alih pikiran Freya. Dia memasuki rumah kosong tersebut dan menemukan dirinya dalam kegelapan yang menyelimuti ruangan-ruangan kosong. Ketukan-ketukan itu terdengar semakin dekat.

Seketika, tanpa peringatan, pintu belakang terkunci dengan keras di belakangnya. Freya terperangkap dalam rumah kosong yang gelap gulita. Ketukan-ketukan itu semakin keras dan mendominasi pikirannya. Dia merasa seolah-olah tenggelam dalam dunia yang gelap dan misterius. Suaranya sendiri terdengar menggema di dalam ruangan yang terasa semakin sempit.

Freya mencoba untuk tenang dan menemukan jalan keluar. Dia meraba-raba dinding dan mencoba pintu-pintu yang ada, namun semuanya terkunci rapat. Suasana semakin menekan, dan dia merasa bahwa dia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Tiba-tiba, ketika ketegangan mencapai puncaknya, Freya merasakan sesuatu yang aneh di kepalanya. Semuanya berputar dan gelap. Dia merasakan dirinya tenggelam dalam kegelapan yang menghantamnya seperti ombak yang mendesak, merobek-robek pikirannya. Dia mencoba untuk berteriak, tetapi suaranya hanya terdengar sebagai bisikan yang terhenti. Lalu, seperti terjebak dalam pusaran kegelapan, dia pingsan.

***

Keesokan paginya, Freya perlahan-lahan membuka mata. Seiring dengan kesadarannya yang kembali, rasa sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi. Dia merasa kepala bagian belakangnya seolah dipenuhi oleh api yang menjalar ke seluruh kepalanya. Freya mencoba untuk mengusap pelan kepalanya, berharap itu hanya rasa sakit biasa yang akan segera mereda. Namun, ketika jarinya menyentuh kulitnya, dia merasakan sesuatu yang tidak seharusnya ada.

Dia beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah menuju cermin di dinding kamar kostnya. Pemandangan yang dia lihat membuat jantungnya berdegup lebih cepat. Di bagian belakang kepalanya, ada bekas luka yang terlihat sangat segar, sebagai tanda sesuatu yang baru saja terjadi. Bercak darah yang sudah mengering menutupi bekas luka itu, memberikan kesan bahwa itu bukan luka biasa.

Rasa panik merayap ke dalam dirinya. Freya meraba-raba kepalanya lagi, mencoba mencari tahu bagaimana luka itu bisa ada di sana. Namun, dia tidak bisa mengingat apa-apa. Semuanya seperti kabur, seperti potongan-potongan kenangan yang hilang begitu saja.

Bercak darah yang mengering dan bekas luka itu adalah sebuah misteri. Apakah itu terkait dengan malam ketika dia pingsan di dalam rumah kosong? Atau apakah itu adalah bukti dari suatu peristiwa yang telah dia lupakan dalam hidupnya?

Freya tahu bahwa dia harus mencari tahu lebih banyak tentang luka ini, tentang apa yang terjadi padanya. Tetapi dia juga menyadari bahwa dia semakin terperangkap dalam obsesi dan ketidakpastian. Dan dengan setiap langkah yang dia ambil untuk mencari jawaban, dia semakin terjerat dalam labirin yang semakin kelam.

Bersambung.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya Bab 4 - Pertemuan Misterius
1
0
Sinopsis :Freya terbangun dari pengalamannya yang gelap dan penuh ketidakpastian dengan rasa sakit di kepalanya, menemukan bekas luka dan bercak darah yang mengering, memperkuat tekadnya untuk mengungkap misteri suara-suara misterius. Keesokan paginya, dia kembali ke rumah kosong yang suram, di mana ketukan-ketukan semakin intens. Namun, dia terperangkap ketika pintu belakang tiba-tiba terkunci, dan suara-suara ketukan semakin menghantui, membuatnya pingsan. Saat dia sadar, dia merasa lemas dan bingung, tetapi tekadnya tetap kuat, siap menghadapi pertemuan misterius yang mungkin akan membawanya lebih dalam ke dalam misteri yang telah menghantuinya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan