Memanggil Jailangkung

3
2
Deskripsi

Mencoba nulis genre yang beda. Kritik sarannya dipersialakan :)

Dear reader, ini cerpen lama. Saya edit sedikit biar lebih rapi. Waktu itu iseng aja bikin cerpen semi horor, daripada ngendap di komputer, saya publish sini sekalian :D

*************

Permainan jailangkung lagi ngetren di sekolahan Fairus. Tiap jam istirahat hampir semua anak, baik laki-laki maupun perempuan, miskin maupun kaya, tua maupun muda (eh anak sekolah kan masih muda semua ya), tampak khusyuk memainkan jangka di atas kertas sambil mengucap mantra "Jalangkung-jalangkung, di sini ada pesta...."

Setelahnya mereka akan menunggu sampai jangka bergerak, yang menurut mereka menandakan arwah yang dipanggil sudah datang dan bisa dibrondong berbagai macam pertanyaan, mulai dari nama, matinya kapan dan kenapa, sekarang ada dimana, dengan siapa, sekarang berbuat apa.

Adalah Fairus salah satu dari sedikit orang yang katanya tidak percaya sama hal-hal mistis semacam itu. "Hallah, palingan jangkanya itu mereka gerak-gerakkin sendiri atau digerakin angin." Begitu pikirnya.

Fairus tidak pernah mau bergabung bersama teman-temannya memanggil  jelangkung, ia lebih memilih menyalin PR yang belum dikerjakannya di rumah. Yah, mumpung mereka lagi pada sibuk main, jadi tak ada yang tau kalo dia nyontek.

Di rumah, seusai mengerjakan PR matematika, Fairus langsung membereskan barang-barangnya. Ada buku, penggaris, kalkulator, jangka ... eh tunggu apa tadi? Jangka? Fairus tiba-tiba teringat dengan jelangkung, maksudnya permainan jelangkung teman-temannya di sekolah.

Lama-lama ia jadi penasaran, apa iya, arwah bisa datang kalo dipanggil dengan cara itu? Fairus langsung mengambil jangka yang dikaitkan pada seutas tali, kemudian dibawah jangka tersebut diberi kertas dengan gambar lingkaran yang terdapat kolom-kolom yang berisikan huruf.

"Jelangkung-jelangkung, di sini ada pesta...." kalimat pengundang jelangkung ia nyanyikan sampai selesai. Sedetik, dua detik, semenit, dua menit, jangka tak kunjung bergerak.

"Capek ah!" Fairus mendengkus kesal. Ia lalu melemparkan jangka itu begitu saja dan pergi meninggalkan kamar menuju ruang tengah, menonton televisi.

Baru beberapa menit ia menonton, bel rumahnya berbunyi. Dengan malas Fairus beranjak dari sofa dan membukakan pintu. "Siapa sih yang bertamu siang-siang gini?" tanyanya dalam hati.

"Permisi...." seorang wanita yang kira-kira lima tahun lebih tua darinya muncul dari balik pintu.

"Iya?" Fairus mengeryitkan dahi, ia merasa tidak mengenal wanita itu. Mungkin saja ini ... teman kakaknya?

"Perkenalkan, nama saya MIRA." Wanita itu mengulurkan tangan.

Sementara itu di kamar Fairus, Mbak Jum -asisten rumah tangga keluarga Fairus- tampak sibuk beberes, sambil sesekali ngedumel, "Ya ampuun mas Fairus, mejanya berantakan sekali, ini apa sih, kok ada kertas, gambar lingkaran terus ada huruf-hurufnya?"

Mbak Jum penasaran. Ia terus mengamati sambil berusaha memahami. "Loh, kok ada huruf yang dilingkarin ya. Huruf A, I, M, sama R. Hmmm apa ya? Jangan-jangan nama pacarnya Mas Fairus!" gumamnya sok tahu.

Dasar Miss Kepo, Mbak Jum masih berusaha mengungkap, apakah mungkin ada nama seseorang dibalik huruf-huruf itu? "Hmmm mungkin ...." Mbak Jum nampak berpikir keras. "Amir!" tebaknya, yang lalu ia sangkal sendiri. "Ah, nggak mungkin, masa pacarnya Mas Fairus namanya Amir!"

"Atau ... MIRA! Iya pasti MIRA! Bilang sama Ibu ah ...."
 

**********

Terimakasih buat kalian yang udah baca. Boleh tinggalkan kritik, maupun saran di kolom komen loh! Oh, iya, jaman saya sekolah dulu memang ada berapa teman yang suka main panggil jailangkung, tapi saya nggak ikut-ikutan, atuut!

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Cerpen
Selanjutnya Dear, Sugar Enemy (4)
6
0
Kenapa? Cemburu? Kinara meletakkan tas besar yang dibawanya ke atas meja dengan mengehentak. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu menarik tangan Galang, membawanya ke tempat yang cukup jauh dari lalu lalang manusia.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan