Sebuah kehidupan baru akan dimulai, orang-orang baru akan bermunculan. Sanggupkah aku menjalani ini? Atau mungkinkah ini akan menjadi bencana lain lagi seperti sebelumnya?
Malang, Maret 2021
"Oke, laptop udah siap! Buk, cepetan! Katanya mau liat juga?!"
"Yo sek talah! (Ya sebentar lah)"
Ibuku bergegas menghampiriku yang sedang duduk di depan laptop, membuka website pengumuman hasil SNMPTN tahun 2021 (kini disebut SNBP). SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional) adalah salah satu seleksi jalur masuk perguruan tinggi favorit anak-anak SMA, yang pada pelaksanaannya tidak mewajibkan kandidatnya untuk mengikuti tes untuk dapat diterima di perguruan tinggi yang menjadi pilihannya. Seleksi ditentukan melalui jumlah kumulatif rapor SMA mulai dari semester satu hingga semester lima. Maka dari itu, tidak semua siswa dinyatakan eligible (layak) untuk mengikuti seleksi ini.
Jam dinding menunjukkan waktu pukul 15 sore. Ini adalah momen yang paling kutunggu-tunggu. Nasib baikku bergantung pada hasil yang akan muncul di website itu.
"Fi, wes jam telu. Bukak en cepetan (Fi, udah jam tiga. Ayo cepet buka.)"
"Iya, bentar. Ini masih input username sama password aja."
Klikk...
"Alhamdulillah ya Allah! Anakku lolos!"
Hmm... Ternyata bisa begitu ya. Disaat ibuku mulai berteriak sekencang-kencangnya, bersujud syukur memuji-mujinya keagungan tuhan, disinilah aku duduk keheranan di meja belajarku sambil bergumam dalam hati "Anjirlah... Kok cringe banget sih ibuku yang satu ini." Entah kenapa aku merasa seluruh dunia seolah-olah melebih-lebihkan segalanya. Dikit-dikit dibilang overproud, atau kalo gak gitu malah overreact.
Memang apa salahnya sih menikmati kebahagiaan sewajarnya? Di Tiktok, ada banyak juga konten yang secara tidak langsung mereka memamerkan hasil seleksi SNMPTN mereka juga secara berlebihan, baik itu secara mendramatisasi hingga seolah-olah sangat keras sekali perjuangan mereka sebelumnya maupun kegagalan seleksi yang setelahnya langsung memamerkan bahwa mereka sukses dengan cara lain seolah-olah SNMPTN itu tidak terlalu penting dan sangat diremehkan.
Setelah mengakhiri sujud syukurnya, ibuku bergegas mengambil Handphone-nya dan menelpon seluruh kerabat atas keberhasilan yang aku raih. Mulai dari sepupu, saudara jauh, bahkan hingga mantan walikota Kediri (salah satu kota di Jawa Timur) pun juga dihubungi.
"Ya udahlah tinggal tidur aja kalo gitu. Kan nanti ya capek capek sendiri."
==========|||==========
Malang, Juni 2021
"Halahh... Masa dari kemarin gak ada info lanjutan lagi. Gak ada grup WA buat maba (mahasiswa baru) gitu kah?"
Hari demi hari aku terus menerus mencari segala informasi mengenai calon maba Universitas Negeri Malang yang lainnya, terutama yang satu jurusan denganku. Mengapa dalam waktu dekat itu, tidak ada satu pun pihak universitas yang berinisiatif untuk mengetahui dan mengumpulkan para calon maba yang sudah lolos seleksi SNMPTN. Apa memang harus menunggu hingga SBMPTN (kini dikenal sebagai SNBT)?
Drrtt... Drrttt...
Tiba-tiba, Handphone-ku bergetar dan muncul notifikasi dari Instagram. Setelah aku buka dan periksa, aku mendapatkan sebuah pesan DM dari akun tidak dikenal. Tanpa berpikir panjang, langsung aku buka saja pesan itu.
@katarinaagustin: Halo, km keterima di UM prodi pendidikan bahasa Jerman jalur SNMPTN, kan?
"Anjirr... Apaan nih? Scammer kah? Dijawab ato nggak nih... Haduhh..."
Aku mulai linglung kebingungan campur takut juga karena bisa saja itu adalah pesan penipuan yang bisa menguras habis rekeningku. Dulu orangtuaku pernah hampir tertipu oleh seseorang yang hampir membobol rekeningnya dengan embel-embel membeli rumah besarku dulu yang sedang dijual.
Ya, dulu aku punya rumah besar sekali. Lengkap sekali isinya, bahkan ada sanggar senamnya sendiri. Disitulah biasanya ibuku mengajari murid-murid senamnya. Namun, karena ibuku saat ini divonis memiliki osteoporosis, akhirnya ibuku berhenti mengajar senam dan beralih total menjadi ibu rumah tangga.
"Aghh... jawab ajalah kalo gitu."
@t40_stargazer: Iya, benar.
@t40_stargazer: Ada perlu apa ya?
Setelah menunggu beberapa menit, muncul notifikasi lagi. Aku sangat yakin bahwa itu adalah orang asing itu yang menjawab pesanku.
@katarinaagustin: Oh iya.. salken, ya. Aku jg keterima di UM prodi pendidikan bhs Jerman juga..
@katarinaagustin: Mau nanya, nih.. km udh ada info2 tentang grup WhatsApp/pkkmb gtu ga?
@katarinaagustin: Aku tau km dari guru jerman disekolah, guru jermanku temennya Frau disekolahmu.. namanya Frau Esti, kan? Guru jerman ku jg alumni sman 5
"Ehh... Beneran tah ini? Hmm... Lanjutin jawab formal aja dah."
@t40_stargazer: Kalo untuk pkkmb, itu kemungkinan bakal dilaksanain daring tgl 16-21 agustus. Kalo grup WhatsApp ini aku msh blum dapet info apa-apa. Kyknya... emg aku-nya yg terlalu nolep paling. Aku udah minta bantuan ke temenku maba jurusan geografi barangkali aku ketinggalan info, tapi smp skrg blum dikasih info apa-apa.
@t40_stargazer: Yep, betul. Frau Esti.
@katarinaagustin: Wkwk, aku jg mikir gtu. Kupikir jg aku yg kurang usaha nyari2 info, sdh cb nyari2 grup WhatsApp jg, smoe telegram pun aku cari. Tp emg bnr2 gaada info jg. Syukur deh berarti aku ga sendiri, takutnya aja grup WhatsApp sdh ada tp akunya ketinggalan info.. mungkin emg grup WhatsApp itu dibuat pas dekat2 pkkmb kali, ya..
@katarinaagustin: Btw ada kenal sama anak2 fakultas sastra atau prodi bhs Jerman lagi ga? Dari kemarin aku cb nyari2 teman kok susaaah bgt, ya
@t40_stargazer: Tapi yg bikin aku bingung, temenku yg maba jurusan geografi fakultas ilmu sosial itu katanya udah mbuat grup wa setiap fakultas. Jadi aku ya kaget lah. Aku cari maba lain yg masuk fakultas sastra itu susahnya minta ampun cuy. Aku bingung mau tanya ke siapa lagi gitu.
@t40_stargazer: Nah ituu... Aku ya juga kesusahan cuy. Gak ada network ke sekolah-sekolah lain. Udah birokrasi sm koordinasi awalnya dari UM ribet, pengumumannya ya juga nggak lengkap.
@katarinaagustin: Nah, kannn.. sama kek aku, aku udh nyari di twitter jg ga nemu wkwk. Tp di gc wa teman mu itu ada kating nya ga? Beneran grup resmi ga tuh? Manatau kan unofficial, klo gc unofficial ya kita ada, sih. Tp sepi kek kuburan
@katarinaagustin: Aku sih join gc camaba UM di telegram gtu, tp ya ttp ga ketemu. Boro2 ketemu se-prodi, ketemu se-fakultas aja susah
@t40_stargazer: Kayaknya sih official. Karena didalemnya udah ada mahasiswa yg dari organisasi himpunan mahasiswa fakultas itu.
@t40_stargazer: Ya... Ginilah nasib anak nolep wkwkw...
@t40_stargazer: Ohh... Kalo boleh tau, nama grup telegramnya itu apa? Kamu nggabung pake link? Atau search sendiri?
@katarinaagustin: Lho, cepat jg lah ternyata. Aku smoe mantau ig hmj, ig sastrambois, gaada info samsek:')
@katarinaagustin: Nolep ga nolep pun emg susah nyari2 infonya bro:') sama kok kita wkwk
@katarinaagustin: Aku sih kmrn search sendiri. Iseng2 ngetik universitas negeri Malang.. klo aku join yg nama gc nya Mandiri camaba universitas negeri Malang. Tp itu kebanyakan mereka yg mau ikut mandiri/jalur prestasi, sih. Tp ya cb join aja manatau ada info2 lain
Dan selesai sudah... percakapan kami di hari itu. Pada akhirnya aku menemukan satu calon maba sejurusan. Katarina Agustin, biasa dipanggil Katrin. Dia berasal dari Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Sekilas setelah aku lihat-lihat isi profil Instagramnya, aku ngerasa yakin bahwa cewek yang satu ini nggak kelihatan seperti cewek yang aneh-aneh seperti yang sebelumnya aku temui saat SMA. Yah, bisa ditebak bukan seberapa liar cewek yang aku temui saat SMA? Sudahlah, aku tidak mau membahas itu. Yang jelas, cewek yang satu ini bakal berbeda.
Setelah itu, kami tidak saling menghubungi satu sama lain selama enam hari hingga akhirnya tepat seminggu kemudian, ia menghubungiku lagi melalui DM Instagram.
@katarinaagustin: Rafii
@katarinaagustin: Ku ketemuuu temann baruuu
@katarinaagustin: Cewe sihh. Ntar kalian follow2an yaak
@katarinaagustin: Anak sman 10 malang tuh
@t40_stargazer: Oh ya? Siapa?
@katarinaagustin: (@)fillianaputri
@katarinaagustin: Inii, ayoo follow2ann
@katarinaagustin: Dm aje, bilang kita 1 prodi, kenal dari Katrin, gtu
@t40_stargazer: Oke
"Wih... Anak malang asli nih... Pas deh kalo gitu. Tapi... Kok cewek... Anjirr lah, gimana nih. Aku gak pernah nge-chat cewek duluan, apa lagi kalo masih pertama kali. Oalah bangsat... Bangsat..."
Seketika aku langsung bangun dari kursi dimana aku merebahkan diriku bermalas-malasan sebelumnya. Aku mondar-mandir kebingungan bagaimana cara memulai percakapan yang bagus. Aku takut kalau baru pertama kali kenal malah dicap jelek duluan. Yah... Gimana lagi ya? Aku juga gak akan pernah bisa menebak apakah orang yang akan aku kenal dan temui ini orang yang seperti apa. Apakah akan mudah merasa tersinggung? Sangat sensitif? Tergolong nakal? Suka mem-bully orang yang terlihat lemah dan bodoh sepertiku? Aku tidak mau hal yang serupa saat SMA terjadi lagi padaku. Itu saja.
Sebelumnya aku pernah bilang bahwa cewek-cewek di SMA ku yang dulu itu benar-benar barbar bukan? Tahu kenapa bisa begitu? Ya karena mereka memang benar-benar gila. Kalau disuruh bikin konten tiktok joget-joget yang goyangannya vulgar banget, mereka lah ahlinya. Kalau disuruh membahas segala hal seputar sex dan hal-hal gila lainnya, mereka lah ahlinya.
Sudahlah, aku tidak ingin membahas lebih lanjut tentang itu. Kali ini, aku mulai makin panas dingin ketakutan.
"Hadehh... Gimana nih... Dah terlanjur bilang oke tadi, anjirlah... Tak coba niru chatnya Katrin dah, biasanya kan manjur."
Aku memberanikan diri lagi untuk mencoba mengirim pesan pada kontak yang diberikan oleh Katrin. Kali ini, aku menggunakan format pesan yang hampir sama seperti Katrin namun tetap harus aku beri sedikit perbedaan agar tidak terlihat seperti copy paste.
@t40_stargazer: Halo, aku dapet info dr Katrin kl kamu ketrima juga di UM prodi pendidikan bahasa Jerman ya?
@fillianaputri: hai, iyaa betul, kamu juga kan?
@t40_stargazer: Iya. Tadi Katrin ngasih tau aku juga. Salam kenal ya. Aku Rafi. Oh ya, kalo boleh tanya km udah dapet info terbaru apa dr UM? Udah masuk grup WA maba fakultas sastra blum?
@fillianaputri: iya salam kenal juga, namaku fili
kalau info terbaru dari UM sih belum ada dan aku udah masuk group fs nya. km sendiri udah masuk group nya belum?
@t40_stargazer: Blum wkwkw... Kira-kira km bisa gak minta tolong ke adminnya buat masukin aku ke grup? Aku takut ketinggalan info.
@fillianaputri: https://chat.whatsapp.com/JV3oElPShnV7iK0jgLI7vc
@fillianaputri: coba itu bisa ngga?
@t40_stargazer: Bentar...
@t40_stargazer: Masih bisa kok. Aku udah masuk.
@fillianaputri: okei
Tanpa basa-basi lagi, aku membuka link undangan grup WhatsApp yang diberikan Fili padaku dan segera bergabung ke dalamnya agar aku bisa berkenalan dengan calon maba lainnya.
Namun sayangnya saat itu aku tidak menyadari, bahwa ini adalah pemicu awal dan utamanya. Percakapanku dengan Fili inilah yang nantinya akan mengubah segalanya yang ada di hidupku, hingga aku harus mengalami apa yang seharusnya tidak aku alami dan seluruh rencana yang telah aku persiapkan sedemikian rupa harus hancur dan terbengkalai.
Sumpah...
Seharusnya aku tidak melakukan itu...
Saat itu...
Aku tidak boleh mengenalnya...
Aku sudah masuk perangkap batman, secara tidak langsung...
Andai saja aku bisa kembali ke masa lalu...
Agar kubisa menulis ulang takdirku...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi π₯°