
Haloo cerita Skenario Tuhan bisa di baca gratis mulai Bab 1-37 secara gratis hanya di wattpad ya
Wattpad: R154v14n
Di karyakarsa mulai Bab 38 - 42 (end)
5,501 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
BAB 17 (Aku bukan yang kedua)
1
0
Bab 1-16 bisa di baca gratis di wattpad ya… Bab 17Di sini pake pov's dari Author ya man-teman..
Okeiii happy reading guys..*HARI jum'at malam setelah kedua anaknya masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri, bu Yayuk duduk termenung di depan layar televisi yang masih menyala, melanjutkan siaran acara yang tadi sempat menemaninya menunggu kedatangan kedua anaknya.Ada sedikit perkataan dari anak lelakinya di depan pintu tadi yang sampai sekarang masih mengganjal dalam benaknya.Anak perawan ibuHanya tiga kata yang di ucapkan oleh Raffi tapi sukses membuat bu Yayuk kepikiran tentang kondisi rumah tangga anaknya selama ini.Apalagi ketika dia belum menemukan ujung dari pemikirannya, salah satu anaknya yang perempuan yang juga berstatus sebagai menantunya itu keluar dari kamar dan merengek agar di ijinkan tidur bersamanya.Ouh mungkin saja memang benar, anak perempuannya itu sedang rindu dan ingin bermanja-manja dengannya, begitu pikir bu Yayuk yang mencoba untuk berpikiran positif.Namun ketika keesokan paginya di hari sabtu dengan rintik gerimis yang menyapa, anak perempuannya itu belum bangun lagi setelah sholat subuh memang Rima ijin untuk kembali melanjutkan tidurnya karena masih merasa mengantuk dan lelah.Mas, itu istrimu tolong bangunkan, suruh sarapan dulu, nanti kalau masih capek bisa lanjutkan tidurnya setelah sarapan. Pinta bu Yayuk ke putra nya yang sedang menuruni anak tangga dengan penampilan santai dan segar.Raffi melirik jarum pendek jam yang menempel di dinding sudah menunjuk angka 8 dan jarum panjang nya masih di angka 2. Tumben belum bangun, gak biasanya dia bangun siang gini bu.Mungkin capek di perjalanan tadi. Udah gak apa-apa, buruan kamu bangunin aja suruh sarapan dulu mumpung masih anget ini masakannya.Bukannya langsung menuruti perintah ibunya, Raffi malah kembali menanggapi. Padahal kan yang nyetir juga aku. Rima cuma duduk aja.Udah sana bangunin aja istrimu. ucap bu Yayuk sambil mendorong punggung anaknya ke arah kamar dimana sang menantu sedang tidur.Bu Yayuk pun melanjutkan aktivitas menata makanan yang sudah ia masak hari ini serta sisa masakan kemarin sore yang sudah kembali ia hangatkan di atas meja makan. Terakhir beliau menaruh satu wadah yang berisi ayam kecap kesukaan putrinya. Tak lama bude Marwah pun masuk ke dapur setelah sebelumnya ia menyapu halaman depan dan belakang.Yang lain kemana kok sepi tanya bude Marwah. Udah jam setengah sembilan rupanya, pantesan perutku ini udah bunyi minta di isi. Lanjutnya sambil mencuci tangan di wastafel dapur.La iya sek mbak, tadi Raffi tak suruh bangunin Rima udah lima belas menit lebih malah belum ada yan keluar to mereka. Tak susulin dulu biar cepet kita bisa makan sama-sama. Perut ku yo udah laper iki, kemarin sore cuma makan dikit sengaja mau nemenin anak-anak makan malam pas datang eh malah ngeluh capek semua. Tak lihat e dulu anak-anak lek gitu. Bu Yayuk pun melangkah menuju kamarnya yang terlihat tertutup namun masih ada cela sedikit dari luar.Ketika tangannya ingin menyentuh handle, telinga bu Yayuk lebih dulu mendengar percakapan dua orang manusia dari dalam kamarnya. Tentu saja anak dan menantunya.Mana ada udah suami istri berbulan-bulan tapi masih perawan aja kalau bukan aku. Suara Rima yang lebih dulu terdengar di pendengaran bu Yayuk.Oh jadi ceritanya kamu pingin di perawani gitu. Oke mau sekarang atau nanti malem. Sepertinya anak lelakinya sedang menggoda istrinya. Namun bukannya lanjutan jawaban dari Rima yang bu Yayuk dengar malah suara geplakan pada kulit di susul suara mengaduh dari sang putra.Aduh..
Hahaha.. gitu aja ngamuk orang bercanda aja juga.Tak mendapat tanggapan dari lawannya, terdengar suara anak lelakinya kembali berbicara, Lagian ya Rim sampai tiba waktunya kita bercerai aku akan tetap menjaga kesucian kamu.Apaa... Bercerai. Jadi anak-anaknya ini berniat untuk bercerai. Tangan yang ingin menarik handle tadi ia urungkan guna menutup mulutnya sendiri yang syok akan apa yang sudah ia dengar dari mulut anaknya.Bu Yayuk masih diam di tempat tak ingin menginterupsi pembicaraan rahasia kedua anaknya. Ia ingin mendengar lebih jauh lagi apa yang sudah mereka rencanakan. Namun sayang suara dari bude Marwah yang kencang membuat bu Yayuk buru-buru meninggalkan tempatnya menguping.Meninggalkan dua manusia lainnya yang masih berada di dalam kamar dengan kondisi yang sama-sama syok karena rahasia mereka berkemungkinan besar terdengar oleh ibu mereka.Sarapan pagi menjadi hening. Bu Yayuk tidak bisa menutupi keterkejutannya akan rahasia hubungan pasangan suami istri yang sekarang sedang menunduk makan di depannya ini.Muak dengan sandiwara dari anaknya sendiri, bu Yayuk memilih segera bangkit ketika nasi di atas piringnya sudah habis tak tersisa.Karena suasana di luar sedang hujan, jadi aktivitas gerak mereka terbatasi hanya di dalam rumah saja. Bu Yayuk memilih diam mengunci diri di kamar, Raffi yang memang sudah ada janji mau ke bengkel temannya pun tak menghiraukan cuaca gerimis di luar, ia tetap berangkat dengan kendaraan roda empatnya.Yang tersisa kini hanya Rima dan Bude Marwah yang sedang asyik menonton gosip selebriti melalui siaran televisi.Kamu lagi marahan sama ibumu ya Rim?. tanya bude Marwah. Kok bude lihat raut wajah ibumu mendadak murung semenjak sarapan di meja makan tadi. Lanjutnya sambil mengambil remote untuk mengganti ke siaran tv lainnya.Rima menghembuskan nafas lelah, ia bingung mau menjelaskan bagaimana ke bude Marwah. Karena tidak mungkin ia langsung mengaku kalau hubungannya dengan Raffi selama ini tidak seperti pasangan suami istri yang pada umumnya.Gak ada apa-apa kok bude, cuma ada sedikit kesalahpahaman saja. Nanti kalau ibu udah agak tenang biar Rima jelaskan. Jawabnya.Ya udah kalau gitu. Bude cuma berpesan jangan lama-lama membuat ibumu itu kepikiran. Biar pun udah di nyatakan sembuh tapi tetap kesehatan ibumu sekarang tidak sama lagi dengan dulu, ibumu mudah renta terkena penyakit. Jadi kalau bisa segera selesaikan masalahnya. Pesan bude Marwah.*Menjelang siang waktu tengah hari gerimis sudah sepenuhnya terang. Raffi belum kembali ke rumah. Rima masuk kedalam kamarnya Raffi yang kini mereka tempati bersama, berganti dengan bu Yayuk yang memilih keluar dari dalam kamar.Mbak Mar, ayo temani aku ke rumah mbok Sarmi. Ucap bu Yayuk langsung ketika menghampiri bude Marwah di dapur.Ada perlu apa toh Yuk mendadak ngajak ke rumah mbok Sarmi, kamu mau pijet sama minta ramuan pegel linu tah?, tanya bude Marwah penasaran.Pasalnya jarang-jarang bu Yayuk pijet ke rumah bu Sarmi langsung, biasanya lebih sering memanggilnya langsung ke rumah. Mbok Sarmi sendiri adalah tukang pijet juga peracik jamu tradisional dengan campuran jamu modern yang sudah terkenal khasiatnya di kampung ini.Bu yayuk melirik ke kanan kiri memastikan tidak ada orang lain yang akan mendengar sebelum berbicara.Mbak tadi pagi aku gak sengaja mendengar pembicaraan Raffi dan Rima waktu di dalam kamar. Ternyata kehidupan pernikahan mereka selama ini gak seperti yang kita bayangkan mbak.Kemudian mengalir lah cerita bu Yayuk tentang apa yang sudah ia dengar tadi yang membuatnya kepikiran.Ah pantes saja toh Yuk, semalem itu waktu Raffi salim terus bilang kalau anak perawan ibu, itu aku udah curiga sebenarnya Yuk, cuma aku mengira salah denger aja. Aku gak menyangka jika selama ini mereka berakting saja di depan kita.Terus bagaimana rencana mu selanjutnya Yuk. Apa kamu akan membiarkan mereka bercerai. Tanya bude Marwah hati-hati.Enggak mungkin mbak. Aku ingin anak ku mempunyai pasangan yang benar, yang sudah ku yakini bisa ku percayai. Bukan malah balikan dengan mantannya yang tidak punya sopan santun itu. Makanya aku mau ajakin mbak Marwah ke rumah mbok Sarmi. Aku akan meminta ramuan agar mereka berdua bisa terikat. Tekad bu Yayuk memaparkan rencananya.Dan di sinilah sekarang mereka berada, di bangunan rumah tua berbahan kayu milik mbok Sarmi. Bu Yayuk menjadi orang pertama yang mengetuk pintu dan tak lama sahutan dari tuan rumah di iringi pintu yang terbuka menyambut kedatangannya siang ini.Owh kalian. Tak kira tamu dari mana. Ayok masuk-masuk tumben ini main ke rumah mbok. Ada perlu apa. Tanya mbok sarmi langsung setelah mempersilahkan tamunya untuk duduk. Siapa ini yang mau pijet, kamu Yuk, atau kamu Mar. Tanya nya lagi.Ekhem.. bu Yayuk berdehem sebelum mengutarakan niat kedatangannya. Begini loh mbok, kami datang kemari ingin meminta ramuan jamu tradisional racikan mbok sarmi untuk putra putri saya. Mereka udah menikah berbulan-bulan tapi masih belum di percayai memiliki momongan. Bu Yayuk menghela nafas panjang kemudian melanjutkan, Kebetulan anak saya itu juga jarang berhubungan dengan istrinya karena tuntutan pekerjaan yang sering pulang malam akibat lembur di kantor. Jadi sekarang mumpung mereka lagi pulang liburan di sini, saya itu ingin memanfaatkan waktu biar mereka bisa berhubungan berkualitas gitu loh mbok.Owh iya iya mbok ngerti maksud kamu. Yo wes lek gitu kalian tunggu dulu biar mbok racik kan dulu ramuannya. Di jamin langsung ces pleng wes. Gurau mbok Sarmi sambil bangkit dari duduknya. Kalau haus itu di meja ada air minuman kemasan gelas kalian ambil sendiri ya. Tawar mbok Sarmi sambil melanjutkan langkahnya menuju ruangan yang ia gunakan untuk meracik ramuan.Setelah mendapat ramuan yang di maksud, bu Yayuk dan bude Marwah pulang ke rumah dan menyiapkan makanan buat nanti malam. Rencananya jamu itu akan ia berikan nanti setelah mereka selesai makan malam.Emang mereka gak curiga Yuk kalau tiba-tiba kamu kasih minuman jamu begini. Tanya bude Marwah sore itu.Enggak mbak. Kalau pun curiga aku akan tetap memaksakan mereka berdua agar meminumnya.Nanti ketika selesai makan malam tolong alihkan atensi Raffi dan Rima dulu ya mbak. Soalnya aku mau cabut kunci kamar mereka. Biar bisa kita kunciin dari luar nanti.Begitulah kira nya rencana yang telah bu Yayuk susun dengan sedemikian rupa.Jadi setelah mereka berempat menyelesaikan acara makan malam. Rima dan Raffi kembali ke kamar mereka setelah sebelumnya Rima mencoba berbasa-basi dengan ibunya yang masih di tanggapi dengan cuek oleh bu Yayuk. Jadilah dia memilih kembali masuk ke kamar yang sebenarnya sangat malas ia lakukan. Alasannya yang pertama karena Rima belum merasa mengantuk. Yang kedua tentu saja dia malas mendengarkan suaminya yang bucin kepada istri kedua nya. Tapi karena dia belum berbaikan dengan ibunya maka dengan langkah ogah-ogahan ia langkahkan kaki nya masuk ke dalam kamar. Mungkin ia bisa menghubungi ketiga sahabatnya undur sekedar berkeluh kesah.Belum lama Rima duduk, bahkan ia belum sempat menghubungi ketiga sahabatnya, tetapi aktivitasnya harus terganggu akibat suara ketukan pintu dari luar kamar.Setelah membuka pintu senyum Rima perlahan timbul. Ibu.. ada apa bu, tanya nya.Kalian belum tidur kan. Mana mas mu, ibu mau masuk tanya ibu yang membuat Rima membuka pintu kamarnya semakin lebar.Ibu duduk dulu, mas Raffi lagi terima telepon dari temannya di balkon, sebentar Rima panggilin.Rima pun menyusul Raffi yang sedang bertelepon mesra dengan istri satunya.Mas, matiin dulu telpon nya, ada ibu itu duduk di sofa. bisik Rima dengan gaya tangan menunjuk ke arah bu Yayuk sedang duduk memperhatikan mereka.Bentar ya sayang, aku lagi di panggil ibu. Nanti aku telepon lagi, kamu hati-hati di sana. Kalau mau tidur jangan lupa pastikan pintu sudah terkunci. Ya udah. Love you..Dan panggilan pun terputus.Raffi di ikuti Rima di belakangnya melangkah masuk menuju ibu mereka yang terlihat memangku dua gelas yang warnanya pekat. Bisa Raffi tebak bahwa itu merupakan ramuan jamu. Karena ini bukan yang pertama kalinya. Biasanya kalau ia sedang sakit seperti kecapek an ibunya memanggil tukang pijet serta membelikan ramuan jamu agar badan nya merasa lebih enak an.Ada bu. tanya Raffi setelah mendudukkan bokongnya di ujung kasur, berhadapan dengan ibunya yang kini duduk di sofa bersama Rima.Ini ibu tadi ketemu mbok Sarmi, terus di tawari jamu, jadi ya udah ibu beli aja buat kalian berdua. Biar tubuh kalian kembali fit. Mumpung kalian lagi di rumah kan lagian udah lama juga kalian gak minum jamu. jelas bu Yayuk yang tentu saja berbohong. Sambil menyerahkan gelas ke Rima kemudian ke anak lelakinya Raffi bu Yayuk kembali berbicara, Buruan di minum, mumpung masih agak hangat. Habis itu ibu mau ngobrol-ngobrol sama kalian.Mereka pun meminum jamu yang rasanya sangat aneh menurut mereka. Rima yang sudah menghabiskan pertama ingin meminum air putih yang tersedia di nakas samping tempat tidur di hentikan oleh bu Yayuk. Jangan langsung di minumi air putih nduk. Nanti khasiat nya berkurang.Tapi rasanya aneh bu. Pahit asam gimana gitu.Ya emang gitu. Namanya juga jamu. Udah kamu tahan dulu. Sini duduk sini lagi samping ibu.Mereka pun terlibat obrolan, membahas kehidupannya selama ini di kota. Bu Yayuk menanyakan seputar keseharian yang mereka lakukan, bagaiman aktivitas bekerja mereka, lingkungan pertemanan yang mendukung atau tidak. Semuanya kembali seperti semula seolah perbincangan antar kedua anaknya pagi tadi tidak pernah mengejutkan jantung bu Yayuk.Tak terasa obrolan mereka larut hingga jam waktu menunjuk angka setengah sembilan malam. Bu Yayuk pun melancarkan aksi keduanya.Ibu tak naruh gelas ini ke dapur dulu ya, sama ibu juga punya sesuatu buat kamu nduk. Pas ibu ke pasar kapan hari lihat di toko kok ada pakaian dinas yang bagus. Ibu jadi ke ingat sama kamu. Bentar ambilkan dulu ya. Bu Yayuk pun beranjak meninggalkan sepasang suami istri yang sedang merasa aneh dengan tubuhnya tapi keduanya belum sadar jika itu efek dari ramuan jamu yang sudah mereka minum.Bu Yayuk kembali masuk ke dalam kamar anaknya dengan membawa baju yang terlipat rapi di tangannya.Ini nduk, kamu cobain cocok apa gak sama kamu. Ibu yakin sih udah pas ukurannya sama kamu. Bu Yayuk menyerahkan kain hitam yang terlipat rapi tersebut yang langsung di terima oleh Rima.Waktu ia bentangkan baju tersebut terlihat sangat pendek dan benar saja, ketika Rima keluar dari kamar mandi selesai berganti pakaian yang di beri oleh ibunya, ia merasa tidak pede.Baju tidur yang di maksud oleh ibunya merupakan baju dengan kekurangan bahan yang menurut Rima 70% lebih.Baju ini serupa gaun warna hitam dengan rok bawah mengembang, namun ukurannya begitu pendek hingga Rima ber sanksi jika ia membungkuk pasti pantat nya akan terlihat dari belakang. Serius sangking pendeknya gaun yang ia gunakan tersebut. Apalagi pada bagian dada nya memiliki belahan yang rendah, kali ini tanpa membungkuk pun orang di depannya akan tau sebesar apa buah dadanya. Apalagi tali spaghetti yang menggantung di pundaknya ini yang mudah sekali dilepas.Jujur saja Rima malu menggunakannya, apalagi di dalam kamar ini masih ada Raffi, yang meskipun status nya sudah halal tapi Rima tidak pernah berpenampilan seterbuka ini di depan suaminya itu. Jika bukan gedoran pintu yang di lakukan oleh bu Yayuk dari luar kamar mandi, mungkin Rima lebih memilih tetap berdiam di dalam dari pada keluar yang langsung mendapat tatapan kagum dan takjub dari dua orang yang sudah menantinya semenjak tadi.Waduh anak ibu ini cantik sekali. Aura dewasamu langsung keluar loh nduk. Bener kan mas. Puji bu Yayuk yang meminta persetujuan dari Raffi.Sedangkan Raffi seperti tercengang mengamati wanita yang berdiri di depannya ini. Mata nya seakan sulit untuk beralih dari belahan dada yang seakan menantangnya untuk terus melihat. Apalagi dengan posisi ia duduk di kasur sedang Rima berdiri di depannya, kaki jenjang wanita itu begitu tampak halus dan lembut membuat Raffi mengepalkan kedua tangannya agar tidak langsung lancang mengelusnya.Owh tidak... kenapa adik kecilnya jadi bangun hanya karena melihat Rima berpenampilan sexy begini, pikir Raffi.Padahal ia sudah biasa melihat Likke tampil lebih terbuka.Udah jam sembilan lebih, ibu tak keluar dulu biar kalian bisa istirahat. Bu Yayuk pamit undur diri, namun baru saja melangkah bu Yayuk sudah kembali berbalik untuk memberi peringatan ke arah Rima. Gak usah ganti lagi ya Rim, malam ini tidur pake gaun ini aja. Ulti nya sambil meremas pundak Rima pelan. Paling tidak biar ibu senang pemberian ibu bisa kamu pakai. Itu ibu beli dari uang jualan kue bukan dari uang kiriman dari kalian. Jadi itu hasil keringat payah ibu waktu membuat kue. Di pakai ya sayang. Udah ibu tak keluar. Kalian selamat istirahat. Kali ini bu Yayuk benar-benar meninggalkan pasangan suami istri tersebut.Ekhem..Raffi kembali berdehem. Tenggorokannya semakin terasa kering. Lagi-lagi ia menelan ludahnya melihat gadis yang menjadi adik angkatnya juga berstatus istri pertamanya ini masih berdiri canggung di depannya.Jika biasanya Likke tampil dengan percaya diri memamerkan tubuh indahnya kepada khalayak umum karena profesinya sebagai model. Lain lagi dengan Rima yang selama ini tampil dengan pakaian sederhana dan tidak terlalu terbuka tapi sukses membuatnya begitu tergoda ketika kini dia tampil berbeda.Lagi-lagi Raffi membandingkan istri-istrinya.Ah iya benar. Rima juga istrinya. Dia tidak akan berdosa jika meminta haknya. Otak liciknya kini lebih dominan.Rima yang berdiri canggung dengan kedua pipinya yang memanas menahan malu mencoba melarikan pandangannya ke arah balkon karena tak kuasa membalas tatapan tajam suaminya.Emmm... Tidur yuk mas. Ajak Rima spontan yang tak memikirkan efek kejut pada diri Raffi.Oh. Iya. Ayo.Raffi pun membaringkan diri di sisi kanan tempat biasanya ia tidur. Kemudian Rima yang melangkah dengan ragu dan malu-malu ikut berbaring dan memasukkan dirinya di balik selimut.Hening. Keduanya sama-sama diam. Hanya suara deru nafas halus pada masing-masing yang menandakan adanya kehidupan di dalam kamar ini.Rima masih dalam posisi awal yang memunggungi Raffi. Aroma wangi perpaduan green tea dan melati yang berasal dari wanita di sebelahnya membuat nyali Raffi semakin terasa di uji. Entah kalian tahu atau tidak jika sekarang dia sedang menahan hawa nafsu nya dengan mati-matian agar tidak langsung menerjang gadis cantik di sebelahnya.Lagi-lagi bisikan itu seakan menjadi bahan bakar dan membuat api gairah Raffi berkobar-kobar.Dia istrimu. Kalian sudah halal. Bukan dosa tapi pahala yang akan kalian dapat. Ayo sentuh lah istrimu. Kira nya begitu lah suara bisikan yang membuat Raffi tidak bisa mengalihkan tatap dari seseorang yang memunggunginya.Lama ia berperang dengan pikirannya. Dan ia mengaku kalah.Tangannya dengan enteng memegang pundak putih milik Rima dan membalikkannya perlahan.Belum tidur Rim. tanya nya.Deg deg deg deg deg....Jantung rima berdebar kencang ketika tangan besar milik Raffi kini menyentuh pipinya ah atau lebih tepatnya membelai pipi nya dengan lembut sehingga ia menjadi terbuai.Emm.. aku belum bisa tidur. Jawab Rima dengan suara mencicit kecil.Belaian itu membuat nafasnya entah mengapa menjadi naik turun gugup.Rim. Panggil Raffi dengan suara seraknya.Jari jemarinya berhenti di rahang Rima. Menjadikan atensi Rima balas menatapnya. Rima sempat kaget. Karena ini pertama kalinya ia berdekatan dengan laki-laki. Tatapan keduanya sama-sama terkunci. Perlahan wajah Raffi mendekat ke arahnya. Membuat nafas nya terasa berhembus pelan menerpa wajahnya. Belum apa-apa perut Rima terasa melilit dengan jantung yang semakin berdetak tak karuan.Nafas mereka beradu ketika Raffi semakin mendekatkan wajahnya. Rima semakin kesulitan menelan ludahnya. Ia merasa ada yang aneh dengan reaksi tubuhnya. Gugup. Otot tubuhnya seakan melemas memikirkan apa yang akan terjadi. Rima tau gerakan ini akan menuju apa. Meski belum pernah, tapi ia bukanlah wanita bodoh yang tidak pernah menonton drama atau sekedar membaca novel.Bernafas Rim, jangan kamu tahan. Suara serak itu kembali terdengar di telinga Rima yang kini bisa di pastikan memerah. Usapan jempol yang berasal dari jari tangan Raffi kini menuju ke area bibirnya. Mengelusnya naik turun. Tak menunggu lama, Raffi yang sudah berpengalaman mencoba memiringkan kepalanya pelan-pelan, dengan gerakan lembut karena tak ingin wanita di depannya kaget dengan apa yang akan ia lakukan.Setelahnya, semua terasa lebih dekat dan lebih cepat ketika bibir keduanya sukses bersinggungan. Mata Rima membelalak lebar ketika ia merasakan lumatan pada bibi bawahnya. Usapan pada rahangnya membuat ia tak sadar memejamkan mata menikmati cumbuan mesra yang pertama kali ia rasakan.Kali ini bukan hanya nafasnya yang sulit ia hirup, namun detak jantungnya kini berdetak lebih ugal-ugalan dari sebelumnya.Setelah bibir mereka resmi telah bergulat, kini Raffi sudah tidak bisa menahan lagi gairahnya. Di otaknya kini hanya ada Rima, Rima dan Rima. Dia istrinya. Mereka sudah halal. Jadi apa yang akan terjadi kedepannya bukan lah suatu tindakan asusila. Begitulah pikirnya yang membuat tekadnya semakin melambung.Tangan nya mulai turun dan mengelus naik turun punggung wanita yang sedang ia cumbu. Bibirnya meninggalkan bibir ranum milik Rima dan sesapan nya menuruni menuju leher sang wanita. Tangan yang tadi mengelus punggung kini mulai menjamah bulatan kenyal yang sedari tadi ia lirik.Ahhh.... Suara lenguhan Rima akibat remasan yang ia rasakan di buah dadanya membuat ia semakin mendongak memejamkan mata.Sedangkan menurut Raffi, lenguhan itu seakan menjadi pemantik yang membuat bara gairahnya berkobar. Kini tidak semudah itu gairahnya akan berhenti ketika tangan nakalnya sudah berhasil melepas tali gaun yang ada di pundak sang istri.Tampilan polos dada sang istri membuat mata Raffi semakin bergairah. Tanpa meminta ijin yang punya bibirnya sudah lebih dulu menyosor ke puncaknya. Sudah ia bilang otaknya kini sedang tak bisa untuk di ajak berpikiran jernih.Rima semakin belingsetan dengan desahan yang semakin merdu terdengar oleh telinga Raffi.Hingga entah bagaimana caranya kini mereka sudah sama-sama polos dengan pakaian yang berserakan di ujung ranjang dan sebagian lainnya terjatuh di lantai.Jari Raffi dengan lihai memberi rangsangan pada keintiman sang istri. Mencoba membuat sang empunya rileks terlebih dahulu sebelum resmi bertempur.Emmm... Mmmaasssshhh.. lepasshhinn.. suara Rima sambil menahan desahan yang seakan lancang keluar dari mulutnya. Namun sayang permintaannya tak di respon oleh sang suami.Mmmasshh.. akkuhh mau pipisshhh.Bukannya menuruti Raffi malah bekerja makin extra hingga sukses membuat sang wanita menjerit setelah mendapat pelepasan pertamanya.Rima langsung melemas. Tubuhnya merasakan kelegaannya. Tak memberikan jeda yang lama, liang lahatnya kembali terasa di masuki benda tumpul yang makin masuk makin membuat otot-otot bagian bawahnya menegang. Hal itu membuat Raffi merasakan kesulitan untuk menjebol gawang yang begitu sempit. Tak ingin menyerah, sambil terus memberikan rangsangan Raffi kembali mendorong tubuhnya lebih keras lagi dan Akhh... Rima kembali menjerit ketika benda tumpul itu kini benar-benar masuk sampai ujung. Jarinya tanpa sadar meremas lengan sang suami yang kini sedang mengungkungnya.Berhasil. Raffi berhasil menjebolnya.Ah jadi begini rasanya membuat anak gadis menjadi tidak perawan. Rasanya penuh perjuangan yang membuat Raffi merasa benar-benar kagum pada keperkasaannya sendiri. Karena jujur Raffi lupa bagaimana ia pertama kalinya menyentuh Likke. Membuat wanitanya itu tak perawan. Yang jelas waktu itu mereka berdua sedang mabuk berat dan bangun-bangun pagi mereka berdua sudah dalam keadaan polos saling berpelukan di bawah selimut yang sama. Menurut cerita Likke, Raffi adalah orang yang mengambil kegadisannya. Meski tidak mengingatnya, tapi Raffi meras bertanggung jawab. Jadilah hubungan mereka terus berlanjut hingga kini meski sampai kini belum mendapat lampu hijau dari sang ibu tercinta.Jadi wajar kan bila Raffi mengungkapkan rasa bangganya dengan pengalaman yang ia rasakan untuk pertama kalinya kini.Aku lanjutkan ya. Aku janji akan pelan-pelan supaya kamu lebih nyaman.Seakan sudah menjadi candu. Raffi merasa tak puas menjamah tubuh Rima. Setelah pelepasan pertamanya, Raffi langsung lanjut mengejar untuk mendapat kepuasan keduanya. Istirahat sebentar tangannya kembali menjelajah menggoda bagian-bagian sensitive dari tubuh sang istri.Hingga mereka bermain untuk yang ketiga kalinya, ke empat kalinya dan seterusnya dengan berbagai gaya telah mereka coba. Rima yang awalnya tampak malu-malu pun ikut terbakar gairahnya melebur bersama sang suami. Seakan tiada hari lain mereka terus dan terus mengejar kepuasan. Entah ini hanya karena gairah mereka yang menggebu atau mungkin ini merupakan ikut campur dari tangan ibunya yang memberikan ramuan hingga berefek penuh pada gairahnya.Yang jelas sisa penghuni rumah tau apa yang telah sepasang suami istri itu lalui semalaman hingga membuat keduanya belum juga ada yang keluar dari kamar meski jarum jam sudah menunjuk angka 9 pagi di hari minggu yang cerah ini.Syukur saja bu Yayuk dan tetangga sekitar rumah tidak ada yang memelihara ayam. Sehingga tidur mereka tidak terganggu dari kokokan ayam jantan di pagi hari.Kali ini rencana bu Yayuk dan bude Marwah bisa di pastikan berhasil.
*
Bersambung. . .27.01.2024Gilaaaa baru kali ini ngetik panjangggg bingittJari aing sampai pegelllOke babay
Sampai jumpa di bab selanjutnya...
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan