
Part 1 – Getih Astana Jeungjing
Spoiler :
“Sa– satu, dua, tiga...” hati Murni terus berhitung, untuk segera membalikan kepala, manakala ia melewati pohon jeungjing paling besar dan akan sampai di sebuah pohon bambu nan rindang diatas tanah astana.
“Arrrggghhhh!!!”
Belum sempat kepala Murni berbalik, sebuah bekapan tangan kanan nan kekar dan kuat mendarat di mulut Murni hingga ia tidak bisa berteriak, malah tangan kiri itu mengusap kulit putih Murni dengan perlahan.
“Le– lepaskan!!!” hati Murni berteriak...
Meong Hideung Universe (Gama dan Budi)
1.2k
926
113
Berlanjut
Garisan takdir membawa seorang Digjaya Adiguna Gama harus menerima sebuah warisan dari Kakeknya yaitu Ki Duduy, tanpa adanya lagi sebuah pilihan. Tatkala darah daging yang terikat pekat dalam tubuhnya itu menurunkan semua lelaku perjalanan panjang Ki Adiguna Rusdi Langsamana (Ki Langsamana) sebelumnya, yang harus diteruskan oleh Gama.Misteri dan teka-teki datang dari sisi lain kehidupan membawa Gama pada sebuah perjalan hidup baru, ditemani oleh Jalu Kertarajasa (Budi) meneruskan benang-benang kehidupan yang sebelumnya sudah dimulai, keterkaitan masa lalu yang rentan akan marabahaya memberikan Gama dan Budi banyak pelajaran, dari setiap resiko besar yang sudah diambilnya, bersama Meong Hideung (kucing hitam) dan gelang gengge bukan sekedar binatang dan benda warisan yang turun temurun, namun lekat akan sejarah dari mana semua itu berasal.Urutan Judul :Sekutu (suara kelam dari masa lalu)Leuweung SasarKampung Jabang MayitAkad JiwoBangkar SukmaKampung Jabang Mayit 2Leuweung Sarebu LelembutGetih WangiKutukan Sarebu LelembutPunggel IrengKampung Jabang Mayit 3Pagelaran Sarebu LelembutKampung KasarungKampung Jabang Mayit 4Petaka Tanah Hitam
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Kutukan Sarebu Lelembut
Selanjutnya
Kutukan Sarebu Lelembut - Part 2
14
13
Part 2 – Penghantar Ikat SukmaSpoiler :Baru saja Bah Rojak akan berbicara manakala bibir tuanya itu sedang menghisap rokok, tiba-tiba terdapat suara hentakan kencang.“Brug!!!”Membuat seisi ruangan tengah rumah Bah Asep hening, Gama hanya menepuk paha Budi dengan perlahan, kembali memberi pertanda kepada Budi.“Krekettt!!!”Pintu kamar Murni yang terbuka setengahnya, tiba-tiba perlahan terbuka seluruhnya.“Mu– murni!” tegas Bah Rojak.Murni sudah berdiri bak mayat hidup, kepalanya menyampai ke samping dengan rambut terurai berantakan, dari mulutnya keluar banyak darah, tatapan mata hitamnya menatap lurus ke arah mereka berlima.Murni berjalan perlahan, langkahnya diseret pelan dengan darah yang terus menetes ke lantai kramik, membuat Bah Asep, Ni Tuti dan Bah Rojak terkesima memandang ke arahnya.“Gam,” bisik Budi di dekat telinga Gama.“Diam! Jangan bergerak biarkan saja Bud!” tegas Gama tanpa mengeluarkan suara hanya menggerakan mulutnya, berbarengan gelang gengge dalam saku celananya semakin hangat.Baru saja setengahnya Murni berjalan dengan menyeret kakinya itu, tiba-tiba ia menjatuhkan tubuhnya, dengan cepat ia merangkak dan bergerak ke arah Bah Rojak.“Arrrrghhhh!!!”“Lepaskan Murni ini Abah, lepaskan!!!” teriak Bah Rojak menahan tubuh Murni dengan kedua tangannya sudah berada di leher Bah Rojak, Beberapa gelas dihadapan Bah Rojak terjatuh dan menyisakan satu gelas, namun Budi seperti lega manakala satu gelas itu tidak terjatuh yang berada di samping Bah Rojak.“Ha-ha-ha...”...
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan