
Part 1 - Kampung Jayamati
“Diatas tanah kampung Jayamati, semua dipertaruhkan. Terdapat harga setimpal untuk kesepakatan, sekalipun itu kesesatan dan kematian.”
Spoiler :
Dua buah tempe goreng berserta nasi hangat sudah berada didalam piring yang Reza bawa mendekat ke arah Ibu Siti dengan cepat.
Jepp...
Tiba-tiba dua lampu temaram yang berada di dekat tubuh Ibu Siti padam secara bersamaan, tanpa tersentuh angin.
Ruangan tengah beralaskan tanah itu seketika gelap, terkecuali di dalam kamar Reza dan kobaran...
Meong Hideung Universe (Gama dan Budi)
1.2k
917
111
Berlanjut
Garisan takdir membawa seorang Digjaya Adiguna Gama harus menerima sebuah warisan dari Kakeknya yaitu Ki Duduy, tanpa adanya lagi sebuah pilihan. Tatkala darah daging yang terikat pekat dalam tubuhnya itu menurunkan semua lelaku perjalanan panjang Ki Adiguna Rusdi Langsamana (Ki Langsamana) sebelumnya, yang harus diteruskan oleh Gama.Misteri dan teka-teki datang dari sisi lain kehidupan membawa Gama pada sebuah perjalan hidup baru, ditemani oleh Jalu Kertarajasa (Budi) meneruskan benang-benang kehidupan yang sebelumnya sudah dimulai, keterkaitan masa lalu yang rentan akan marabahaya memberikan Gama dan Budi banyak pelajaran, dari setiap resiko besar yang sudah diambilnya, bersama Meong Hideung (kucing hitam) dan gelang gengge bukan sekedar binatang dan benda warisan yang turun temurun, namun lekat akan sejarah dari mana semua itu berasal.Urutan Judul :Sekutu (suara kelam dari masa lalu)Leuweung SasarKampung Jabang MayitAkad JiwoBangkar SukmaKampung Jabang Mayit 2Leuweung Sarebu LelembutGetih WangiKutukan Sarebu LelembutPunggel IrengKampung Jabang Mayit 3Pagelaran Sarebu LelembutKampung KasarungKampung Jabang Mayit 4Petaka Tanah Hitam
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Kampung Kasarung
Selanjutnya
Kampung Kasarung - Part 2
7
6
Part 2 - Mekar BumiSetiap ‘Perayaan’ hasil bumi di kampung Jayamati, perlu ada darah yang menyentuh tanah, sebagai perturakan dan kesepakatan.Spolier :“BAPAKMU JARWO!” teriak Mak Lilis.Warga kampung tidak ada yang berani menahan langkah Bah Ujang, mereka tidak menyangka dan tidak ingin sesuatu buruk dilakukan Bah Ujang kepada Reza.“BAH!” teriak Jarwo berlari.Namun langkah Bah Ujang dengan rambut penuh uban itu sudah sangat dekat dengan Reza.“Bah Ujang?” tanya Reza heran sekaligus ketakutan.Bah Ujang memperhatikan tangan Reza yang kembali menggaruk luka dibelakang telinga.“Mu – mungkin Ibumu sudah mati Za!” tegas Bah Ujang.“Tapi Bah?” jawab Reza kaget, ia tidak menyangka ucapan itu keluar dari mulut seseorang yang begitu dihormati karena sudah lama bekerja di rumah Pak Eko.“Tidak ada tapi!”“Jika mayatnya bersama Yanto aku temukan, sudi rasanya harus aku bawa juga!”Reza langsung terdiam mematung, rasa sakit hatinya semakin tergores bukan oleh tajamnya golok. Melainkan ucapan Bah Ujang.“LIHAT!!!” teriak Mbah Yanto, sambil mengacungkan golok tajam ke arah kepala Reza.“KAMPUNG INI DIKELILINGI HUTAN LEBAT!”“BUKAN TIDAK MUNGKIN JIKA SITI MATI DITENGAH HUTAN, MAYATNYA DISERET DAN JADI MAKANAN BINATANG BUAS!!!” lanjut Bah Ujang, sambil mengarahkan golok tajam ke arah hutan lebat, tepatnya ke arah bukit Jayamati.…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan