
Kampung Jabang Mayit
Part 3 – Terror dari ujung kampung
Spolier :
...
“Jangan-jangan...” ucapku perlahan, dengan detak jantung yang semakin kencang, teringat perempuan sore tadi yang di bonceng Barja.
Lagi-lagi aku mendengar suara langkah di belakangku yang semakin mendekat, bahkan aku yang ketakutan langsung membalikan badan, lagi-lagi tidak ada siapapun.
Terlihat Pak Ageng sudah bersujud di atas tanah merah, membuat sangkaanku di benarkan oleh kenyataan yang sedang aku saksikan sekarang akibat kotornya...
Meong Hideung Universe (Gama dan Budi)
1.2k
927
113
Berlanjut
Garisan takdir membawa seorang Digjaya Adiguna Gama harus menerima sebuah warisan dari Kakeknya yaitu Ki Duduy, tanpa adanya lagi sebuah pilihan. Tatkala darah daging yang terikat pekat dalam tubuhnya itu menurunkan semua lelaku perjalanan panjang Ki Adiguna Rusdi Langsamana (Ki Langsamana) sebelumnya, yang harus diteruskan oleh Gama.Misteri dan teka-teki datang dari sisi lain kehidupan membawa Gama pada sebuah perjalan hidup baru, ditemani oleh Jalu Kertarajasa (Budi) meneruskan benang-benang kehidupan yang sebelumnya sudah dimulai, keterkaitan masa lalu yang rentan akan marabahaya memberikan Gama dan Budi banyak pelajaran, dari setiap resiko besar yang sudah diambilnya, bersama Meong Hideung (kucing hitam) dan gelang gengge bukan sekedar binatang dan benda warisan yang turun temurun, namun lekat akan sejarah dari mana semua itu berasal.Urutan Judul :Sekutu (suara kelam dari masa lalu)Leuweung SasarKampung Jabang MayitAkad JiwoBangkar SukmaKampung Jabang Mayit 2Leuweung Sarebu LelembutGetih WangiKutukan Sarebu LelembutPunggel IrengKampung Jabang Mayit 3Pagelaran Sarebu LelembutKampung KasarungKampung Jabang Mayit 4Petaka Tanah Hitam
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Kampung Jabang Mayit
Selanjutnya
Kampung Jabang Mayit - Part 4
15
10
Kampung Jabang MayitPart 4 – Ritual (rahasia di balik kampung)Spolier :...“Disini Arya...”“Disini!!!”Tiba-tiba sudah duduk di sebelahku, dengan rambut panjang berwarna putih terurai kusut hampir menutupi setengah wajahnya, membuatku ingat pertama kali melihat Ni Itoh di belakang rumahnya.“Ni Itoh!!!” ucapku kaget, dengan nafas yang sudah tidak teratur lagi.Tangan Ni Itoh bergerak cepat sudah berada di leherku, cengkramannya bahkan sangat kuat untuk ukuran seorang nenek, apalagi menggunakan satu tangan, anehnya tangan yang berada di jendela sudah hilang begitu saja.“Sudah saya ingatkan... jangan mengganggu... darahmu segar apalagi keturunan kakek kamu...” ucap Ni Itoh, dengan tenaga yang sangat kuat, bahkan langsung mengarahkan kepalaku ke samping agar menatapnya padahal sekuat tenaga sudah aku tahan.“Lepaskan...” ucapku tersendak-sendak, karena kuku tanganya Ni Itoh yang sedang berada di leherku, perlahan akan menancap.“Memang anaknya Akbar... bagus akhirnya berurusan dengan keturunannya...” ucap Ni Itoh, yang sudah dekat sekali dengan wajahku....
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan