Saran ke-1 : Di Bawah Langit yang Sama

0
0
Deskripsi

Bab pertama dari seri novel "Pena Saran"

Saran ke-1 : Dibawah Langit yang Sama

 

Sebenarnya ada banyak hal yang aku nantikan,

Misalnya menatap awan disaat embun menggantung,

Menggores jendela buram saat musim penghujan,

Bau angin musim kemarau,

Menembus udara dingin selepas pelajaran,

Kelembutan tanah terpijak,

Bunyi kembang api bermekaran,

Dan… mengucapkan “halo” padamu.


 

Semua kata-kata itu aku rangkai dalam post di suatu media online ternama, post ini dipenuhi oleh goresan gumpalan awan dengan perawakan gadis yang tengah duduk di hamparan rumput hijau, gadis itu bersandar di batang pohon dengan dahan yang bercabang hingga memekarkan dedaunan. Sebenarnya tak hanya itu, di dalam caption, aku menuliskan kata-kata lain.


 

Menurutku, selalu ada seseorang yang dianggap tidak berharga bagi orang lain namun sangat berharga bagi kita sendiri.

Meski orang itu memiliki sifat negatif yang dipandang buruk oleh orang lain. Tetapi bagi kita, itu merupakan daya tarik tersendiri yang tidak ada duanya di dunia.

Berkat itu, hari-hari dapat dipenuhi memori berharga.

Bagiku, kamulah orang yang berharga itu


 

Post ini aku unggah di akun yang bernama “CrossStory,” Akun ini lahir dari kerja sama aku dan seorang teman online aku. Kami bekerja sama dalam menghasilkan karya, temanku adalah seorang novelist…

Maaf, maksudku postpone novelist yang cita-citanya berhasil menyelesaikan novelnya sendiri, selama yang aku tahu novel yang ia bikin tidak pernah selesai. Meski begitu, cerita pendek yang ia buat selalu mengagumkan dan ditunggu-tunggu pembaca.

Sedangkan aku bertugas menggambarkan beberapa bagian yang eye-catching sebagai umpan untuk pembeli.

Setiap kali aku mengunggah post, aku selalu tertawa geli teringat masa-masa lalu. Dimana kami masih belum terkenal dan harus promosi kesana-kemari hanya demi satu pembaca, lalu berkembang menjadi satu follower, hingga menjadi satu pembeli. 

Tetapi, semua seakan itu seakan mimpi belaka, setiap kali aku mengunggah post, selalu saja ponselku tak henti-hentinya bergetar.

Seperti saat ini, di bagian bawah layar ponselku menampilkan icon hati dengan titik merah di bawahnya. Ketika aku menekan icon itu, halam beralih menjadi halaman “Aktivitas.” Terdapat daftar pesan yang menampilkan isi yang serupa, salah satunya :

‘kedai_kopi menyukai foto anda. 1 menit yang lalu.’

‘secangkirteh menyukai foto anda. 1 menit yang lalu.’

‘Quiet_snowy mengomentari: Keren.’

Dan masih banyak lagi pesan yang muncul. Setiap aku mengusap layar ke bawah, pemberi pesan selalu berganti. Hal itu terus terjadi sampai aku menghentikan kegiatan mengusap layar halaman aktivitas.

Aku menekan tombol kembali dan mengembalikan halaman ke halaman beranda.

Aku kembali mengusap layar ke bawah, memperhatikan post orang lain yang terlintas.

Tidak ada yang menarik perhatianku. 

Isinya hanya orang-orang di tempat wisata, kucing, tutorial menggambar, dan tips dan trick menulis.

Untuk kesekian kalinya, ponselku berdering, tetapi berbeda dari sebelumnya, mataku memicing memperhatikan notifikasi yang muncul di layar atas.

Nama akun ‘Rendra36’ dengan pesan terbarunya ‘Seperti biasa, gambarmu bagus.’

Aku tergesa-gesa menekan akun itu, menampilkan pesan yang baru saja ia kirim.

“Tunggu sebentar, aku ganti akun,” tulisku untuk membalas pesannya.

Aku mengeluarkan akunku dan beralih akun dengan nama “SaRa” lalu aku menuju tempat pesan dan menemukan akun yang bernama Rendra36.

SaRa : Maaf lama.

Rendra36 : Nggak kok.

Rendra36 : Aku merasa tidak pernah menulis itu, apa kamu sendiri yang membuatnya?

Seperti yang kalian duga, dibalik akun Rendra36 adalah sosok lain pemilik akun CrossStory. Malah seharusnya dialah pemilik sah dari akun itu, suatu hari gak ada badai gak ada hujan dia mengirim pesan dan memuji gambar yang diunggah di akun pribadiku, tidak hanya sekali tetapi berkali-kali dia mengomentari gambarku hingga ia mengajakku menjadi seperti sekarang ini, berarti bisa dibilang dia bosku.

SaRa : Iya. 

SaRa : Lagi pengen aja. Apa itu masalah? Aku akan menghapusnya kalau gitu 

SaRa : :’)

Rendra36 : Nggak kok, malah kata-katanya bagus. Aku tidak tahu kamu pandai menulis.

SaRa : Aku masih belajar, mungkin ketularan kamu XD

Rendra36 : LOL

Rendra36 : Mungkin lain kali kita tukeran peran, aku yang gambar kamu yang nulis.

SaRa : …

SaRa : Aku ragu dengan gambarmu, kamu bisa menghilangkan semua follower kita nanti.

Rendra36 : Hiks, kejam.

SaRa : Wkwkwkwk. Btw, kamu beneran pindah?

Rendra36 : Iya. 

SaRa : Apa karena “itu”?

Rendra36 : Iya. 

Rendra36 : Besok hari pertamaku sekolah setelah pindah.

Rendra36 : Aku lelah setelah seharian bongkar muatan.

SaRa : Okey… ._.

SaRa : Kamu pindah kemana?

Rendra36 : Entahlah.

SaRa : kok entah?

Rendra36 : Aku lupa nama desa ini, tapi ini rumah nenekku.

SaRa : Lah.

SaRa : Nama desa nenek sendiri masa gak tau.

Rendra36 : Mau gimana lagi, sudah lama aku tidak kesini, selama ini kan aku lahir besar di kota.

SaRa : … 

SaRa : Setidaknya ingatlah nama tempat yang kamu tinggali sekarang.

Rendra36 : Nanti aku juga tahu sendiri pas lihat papan alamat toko sepanjang jalan.

SaRa : Okey… ._.

SaRa : Jadi… bagaimana kesan pertamamu di sana?

Rendra36 : Hmm… tempat ini nyaman, sunyi. Gak kayak di rumahku dulu, tiap malam aku bisa dengar suara balapan liar di jalanan dekat rumahmu.

SaRa : Ho~ o.o

SaRa : Setidaknya kamu sudah menemukan satu sisi positif dari kepindahanmu.

Rendra36 : Betul juga sih. Mungkin nanti pertama kalinya aku bisa tidur nyenyak.

SaRa : wkwkwk, emang selama ini enggak?

Rendra36 : Seandainya kamu ngerasain sendiri, serasa seperti uji nyali, suara bising motor geber entah dari mana selalu kedengaran.

SaRa : wkwkwkwk, aku gak bisa bayangin itu.

SaRa : Baiklah, semoga beruntung di sekolah barumu. 

SaRa : Ceritakan aku nanti gimana sekolahmu, oke?

Rendra36 : Thx

Rendra36 : Siap bos

SaRa : GoodNight :)

Rendra36 : G’Night

Walaupun kami sudah mengucapkan selamat malam tetapi obrolan terus berlanjut dan topik berganti setiap lima menit.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Pena Saran
Selanjutnya Saran ke-2 : Pecahan Emosi
0
0
Bab 2 dari series novel Pena Saran.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan