SITVP ARC 8. I'm Not Your Destiny - Chapter 7

36
45
Terkunci
Deskripsi

“JANGAN PERGI! JANGAN PERGI! LOUIS, JANGAN PERGI!”

Di kejauhan, Yara berlari sekuat tenaga, berteriak putus asa hampir tersedak isak tangisnya. Dia melihat Louis yang sudah melangkah hampir memasuki mobil, Yara tahu kalau saat ini Louis sepenuhnya pergi ... dia tidak akan bisa menyelamatkan Hydra lagi.

“LOUIS! ANAK SETAN! ANAK HARAM! JANGAN PERGI! SAMPE LO PERGI GUE BUNUH LO 100 KALI!”

Tidak. Tidak. Tidak.

Jangan pergi. Yara melihat Louis yang masuk ke dalam mobil, tangisannya semakin keras, tapi dia...

2,086 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
4 konten
Akses seumur hidup
400
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
20
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya SITVP ARC 8. I'm Not Your Destiny - Chapter 8 & 9
34
30
“APA LAGI YANG KAU INGINKAN?!” Laluna bertanya serak, sepasang manik biru gelapnya terlihat ketakutan dan dipenuhi amarah, “apa lagi yang akan kau lakukan?!”Laluna terengah-engah, air matanya mengalir bercucuran, luka di punggung tangannya kembali retak dan berdarah. Dia menatap Louis penuh kebencian, “Kau begitu tidak sabar untuk menyakitiku, kau ingin membunuhku ... tidak apa-apa, tapi tidak bisakah setidaknya kau menunggu?”“Setidaknya biarkan anakku lahir. Bahkan walau kau tidak mau dan jijik untuk mengakuinya, ANAK INI MASIH DARAH DAGINGMU!”“Louis, aku tidak akan memaafkanmu!”“AKU TIDAK AKAN PERNAH MEMAAFKANMU!”Louis tertegun di pintu. Bruno juga tercengang dengan skala ‘drama’ yang begitu besar. Dia melirik Louis di sisinya yang kaku seolah kehilangan jiwanya. Sudut bibir Bruno berkedut, apakah Louis sangat terkejut?Dia ‘mati berdiri’ karena terlalu takut dan terkejut!Seolah semua taring dan cakar yang selalu dipamerkannya saat ini sudah dicabut.Menelan ludah berkali-kali, Louis akhirnya mendapatkan akal sehatinya kembali, berkata parau saat menjelaskan, “Aku ... bukan aku.” Ya, itu bukan Louis. Orang-orang itu mengaku sebagai orangnya, tapi Louis bahkan tidak mengenali mereka.Sebenarnya, Louis juga hampir tidak mengenali orang-orangnya sendiri.“Bukan aku yang mengirim mereka.” Jari-jari Louis meringkuk gelisah, dia tampak sangat bersalah, “aku ... tidak akan mengirim orang untuk menyakitimu.”“Siapa yang ingin kau tipu?!” Laluna tidak percaya, dia kesulitan berdiri, dia hampir jatuh dan Louis ingin bergegas untuk menolongnya, tapi Laluna kembali berdiri, bersandar ke nakas dan menodongkan pecahan gelas ke arahnya.“Berhenti.”Louis terus maju.Laluna mengarahkan ujung gelas ke lehernya sendiri, “Aku bilang berhenti.”
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan