Perfect Husband [Bab 3 : Menemani Istri]

1
0
Deskripsi

Sinopsis :

Kebersamaan yang dirasakan Larisa Kanaya bersama keluarga kecilnya membuat hari-hari dilewati dengan rasa bahagia. Sikap romantis suaminya yaitu Ramayana Mahesa mampu meluluhkan hati dan dikelilingi anak-anak yang menggemaskan mampu mengobati luka di masa lalu yang menyakitkan. Namun kehidupan sempurna Rama dan Risa terusik dengan kehadiran Andre Pradana Mahesa, lelaki yang pernah dipenjara karena kasus pembunuhan.

Andre mempunyai obsesi untuk memiliki Risa, wanita yang begitu dia cintai...

Bab 3 : Menemani Istri

Risa memegangi punggungnya yang terasa ngilu karena dia gunakan untuk beraktifitas dirumah, dia mengelus perut besarnya. Kedua kakinya-pun juga linu rasanya, sesekali dia juga mengelap peluh di pelipisnya. Hahh, Dia lelah sekali! Akhir-akhir ini dia memang mudah letih.

Di rumah besar yang ditempati ini sebenarnya ada seorang pembantu bernama Bi Inah. Urusan dalam membersihkan rumah, mencuci maupun merawat kebun bunga di halaman rumahnya di handle oleh Bi Inah. Namun urusan memasak tetap Risa yang melakukannya, karena suami dan anak-anaknya lebih menyukai makanan racikan dari tangan Risa sendiri.

Risa duduk di sofa, dia memilih menyalakan televisi menonton sinetron favoritnya. Akan tetapi itu tidak berlangsung lama karena tiba-tiba Rama datang meraih remote dari meja dan dia mengganti siaran dengan tontonan sepakbola. 

Risa menghela nafas. "Ram tidak bisakah kamu mengalah? Aku ingin menonton sinetron." Ujarnya dengan raut wajah memelas.

Rama ikut duduk disamping istrinya, dia menangkup pipi Risa yang terlihat cubby. "Hei dengar, hidup kita selama ini sudah penuh dengan drama. Jangan menambahinya dengan melihat sinetron yang begitu banyak masalahnya tidak pernah usai. Apalagi yang kamu tonton itu ada adegan pertikaian suami istri karena seorang pelakor." Cerca Rama memberitahu.

Risa memberenggut kesal, dia melepaskan tangan Rama di pipinya. "Tapi aku tidak suka nonton bola Ramaaa." Saat ini bahkan Rama mendapatkan pelototan tajam istrinya karena kesal.

Risa mengelus perutnya lembut. "Sabar anakku sayang, nanti kita nonton sinetronnya lewat youtube aja ya. Papamu itu memang jahat!"

"Hahahaha." Rama malah tertawa mendengar ucapan istrinya barusan. Apakah dia ingin memprovokasi anaknya untuk membenci Papanya sendiri? Ada-ada saja tingkah Risa.

Tidak ingin berdebat, Rama malah membaringkan kepalanya di paha istrinya. Lelaki itu meraih tangan Risa meletakkannya di atas keningnya. "Elus-elus kepalaku juga sayang."

"Seharusnya aku yang minta dimanja-manja karena lagi hamil, tapi kenapa malah kebalik kamu sih." Rama hanya cengengesan menanggapinya.

Risapun menurut, dia mengusap-usap kepala suaminya. Sentuhan lembut tangan Risa benar-benar membuat Rama merasa nyaman. 

"Kira-kira kalau anak kita lahir kamu mau memberi nama siapa Ris?" tanya Rama penasaran dengan pendapat istrinya.

"Terserah kamu aja Ram." Sahut Risa cuek.

"Loh kok terserah aku." Rama mendongak menatap wajah cantik istrinya.

"Aku ngikut kamu aja karena ini kan anak kamu." Ucapan Risa membuat Rama melotot, jawaban macam apa itu.

"Kamu hamil anak kita sayang, kita buatnya bareng-bareng." Tutur Ramayana.

Risapun terkikik mendengarnya. "Iya-iya Rama. Aku memang nggak ada ide buatin nama anak kita, kamu aja deh yang mikir."

"Hmm, bagaimana kalau Ziva Daniela Mahesa dan Zello Gavindra Mahesa. Bagaimana menurutmu?" Tanya Ramayana.

Risa nampak berfikir sejenak. "Aku rasa itu adalah nama yang bagus. Aku menyukainya." Risapun tersenyum lebar.

Rama menoleh menatap perut besar istrinya. Dia mengelus lembut perut Risa. "Anak papa yang ganteng Zello dan anak papa yang manis Ziva, papa sangat menantikan kehadiran kalian sayang." Ujarnya sendu.

Rama teringat ketika mengantarkan Risa memeriksakan kandungan rutin, dokter mengatakan bayinya kembar berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Saat itu Rama meneteskan air mata, karena baru kali ini dia mengetahui setiap perkembangan bayinya di dalam kandungan Risa.

Risa tersenyum mendengar penuturan Rama yang tengah berbicara dengan bayi diperutnya. 

"Anaknya Papa sekarang lagi ngapain sih di dalem sana hm?" Rama mendekatkan telinganya. "Ohh, kalian berdua lagi main bareng." Lelaki itu mengangguk-anggukan kepalanya, seolah bayi dalam kandungan Risa bisa berbicara dengannya.

"Ziva dan Zello jangan nakal ya." Nasehat Rama seketika mendapat respon tendangan kencang dari bayinya hingga Risa mengaduh sakit.

"Arrghhh, Aww sssttt..." Risa meringis sembari meremas bajunya.

"Eh, baru saja tadi dibilangi Papa jangan nakal tapi kalian malah nendang-nendang. Jangan menyusahkan bunda ya sayang, kasian bunda kamu." Rama kembali membelai lembut perut Risa agar bayi dalam perutnya tenang kembali. Dan berhasil, bayinya berhenti menendang. Nampaknya kedua bayi kembarnya mendengar nasehat Papanya kali ini.

"Papa tahu kalian pasti nggak sabar pengen ketemu sama Papa dan Bunda ya?" tanyanya dengan sendu.

"Papa sangat menyayangi kalian." Rama mengecup perut istrinya, dia mendusel-duselkan kepalanya di samping perut Risa sembari memeluk pinggang istrinya.

Risa tersenyum melihat perilaku Rama yang manis, hatinya merasa menghangat. Perhatian seperti ini membuat perasaan Risa trenyuh sekaligus terharu.

🍁🍁🍁🍁🍁

Hari ini Rama berencana pergi ke mall membeli perlengkapan bayi. Dia sebenarnya ingin kesana sendirian tanpa mengajak Risa karena tidak ingin istrinya kelelahan kalau menemaninya berjalan memilih barang. Namun apa boleh buat wanita itu kekeuh tetap ingin ikut. 

Akhirnya Ramapun memperbolehkannya ikut dengan syarat dia disana cukup duduk diam tanpa melakukan apapun yang aneh-aneh. Risa sempat ingin protes, apa maksudnya? Dia tentu tidak akan melakukan hal yang membahayakan bayinya. Ayolah, Risa hanya ingin jalan-jalan cuci mata disana tidak lebih. 

Benar saja, sesampainya di mall Rama menggiringnya ke Food Court di lantai bawah. Dia mendudukkannya di salah satu bangku yang tersedia dan segera memesan makanan beraneka ragam seperti hotdog, takoyaki, sosis bakar, burger cheese beef, fried chicken, spageti mozarella dan rice box yang berisi toping salmon goreng, cumi saus kecap, dan telur diletakkan oleh pelayan di atas mejanya. Tidak lupa segelas minuman jus alpukat.

Risa hanya bisa geleng-geleng kepala melihat makanan yang memenuhi mejanya. Makanan sebanyak ini apakah untuk dirinya?

"Sambil menungguku belanja, kamu habiskan makanan ini. Dan jangan kemana-mana tunggulah disini, nanti jika aku sudah selesai aku akan segera menemuimu." Ujar Rama memberitahu.

Risa mengerjabkan matanya, dia bingung apakah sanggup menghabiskannya. Tapi dilihat makanannya nampak enak-enak semua. 

Risa mengangguk patuh. "Jangan lama-lama ya Ram." Minta Risa, dia tidak ingin menunggu disini sendirian.

Rama tersenyum. "Iya sayang." Setelah itu Rama beranjak pergi meninggalkan istrinya. Risapun menikmati makanannya sembari memandang hilir mudik pengunjung, semenjak hamil nafsu makannya semakin meningkat. Mungkin karena dia mengandung anak kembar jadi membutuhkan tenaga ekstra. 

Risa menepuk-nepuk pelan perutnya. "Sekarang makanlah yang banyak anak-anak." Gumamnya, kemudian dia mengambil paha ayam goreng lalu memakannya.

Sudah cukup lama Risa menunggu disini. Dia melihat jam di tangannya menandakan bahwa dia sudah menunggu selama 1 jam lebih. Hufft...

Detik kemudian pria yang dinanti Risa muncul dengan menenteng kantung plastik cukup besar disisi kanan dan kirinya. Sebenarnya sebagaian keperluan bayi mereka sudah beli lewat online, namun menurut Rama masih ada yang kurang. Jadi dia memilih berbelanja ke mall, dengan begitu dia bisa langsung memilih barang yang sesuai dengan keinginannya.

Rama tersenyum menatap makanan di meja ludes. "Bagaimana makanannya enak?" Tanya Rama dibalas dengan anggukan cepat oleh Risa.

"Maaf ya tadi aku lama di dalam, karena tanpa sengaja aku bertemu dengan rekan kerjaku disana. Jadi kami sedikit mengobrol mengenai bisnis." 

Risa dapat menerima alasan suaminya. "Ohh begitu. Tidak apa-apa kok."

"Ayo kita pulang." Ajak Rama, namun istrinya itu tidak juga bergeming. "Kamu tidak ingin pulang?" tanya Rama kemudian.

"Rama entah kenapa aku ingin pergi ke taman kota." Ujar Risa tiba-tiba. "Bi-bisakah kamu mengantarkanku?" Rama tidak tega jika menolak ajakan istrinya.

"Hm, iya ayo kita kesana." Rama menyetujui.

"Benarkah?" Tanya Risa memastikan dan Ramapun mengangguk. "Makasih." Risa berbinar senang.

Rama mengacak rambut istrinya gemas. Kemanapun istrinya pergi, Rama akan selalu menemaninya bahkan ke ujung dunia sekalipun.

 

Bersambung...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Perfect Husband [Bab 4 : Sifat Keibuan]
2
0
Sinopsis :Kebersamaan yang dirasakan Larisa Kanaya bersama keluarga kecilnya membuat hari-hari dilewati dengan rasa bahagia. Sikap romantis suaminya yaitu Ramayana Mahesa mampu meluluhkan hati dan dikelilingi anak-anak yang menggemaskan mampu mengobati luka di masa lalu yang menyakitkan. Namun kehidupan sempurna Rama dan Risa terusik dengan kehadiran Andre Pradana Mahesa, lelaki yang pernah dipenjara karena kasus pembunuhan.Andre mempunyai obsesi untuk memiliki Risa, wanita yang begitu dia cintai sampai detik ini. Bahkan dia nekat menculik sang pujaan hati untuk dikurung di sangkar emas istananya.Lalu bagaimana perjuangan Rama untuk menyelamatkan istrinya? Mampukah Risa kembali ke pelukan Rama dan berkumpul bersama anak-anaknya lagi?Kemanapun kamu pergi, sampai ke ujung duniapun aku pasti bisa menemukanmu sayang -Ramayana Mahesa-
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan