Satu Truk Musuh Habis : Kisah Batalyon Banteng Raiders I dalam Penumpasan PRRI

3
0
Deskripsi

Bertepatan waktu dengan diumumkannya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada tanggal 15 Pebruari 1958, di Staf Umum Angkatan Darat oleh Gabungan Kepala-Kepala Staf Angkatan dibentuklah suatu Komando Operasi Gabungan (Task Force) yang diberi nama “TEGAS” dengan Komandannya waktu itu Letkol Inf Kaharudin Nasution, dengan Wakil Komandan I Letkol (U) Wirijadinata dan Wakil Komandan II Mayor (L) Indra Soebagio. Komando ini merupakan komando pertempuran expedisionir yang langsung di bawah...

Bertepatan waktu dengan diumumkannya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada tanggal 15 Pebruari 1958, di Staf Umum Angkatan Darat oleh Gabungan Kepala-Kepala Staf Angkatan dibentuklah suatu Komando Operasi Gabungan (Task Force) yang diberi nama “TEGAS” dengan Komandannya waktu itu Letkol Inf Kaharudin Nasution, dengan Wakil Komandan I Letkol (U) Wirijadinata dan Wakil Komandan II Mayor (L) Indra Soebagio. Komando ini merupakan komando pertempuran expedisionir yang langsung di bawah perintah Kasad dengan ditentukan sebagai kawasan operasi daerah Sumatera Tengah. Pasukan Banteng Raiders I ( BR I )dari Diponegoro turut serta dalam operasi tersebut .Batalyon BR I   saat itu dipimpi Mayor Ciptono Setiabudi dengan kekuatan Kompi A , B, C, dan D .Kompi A dipimpin oleh Letnan Satu Romly, Kopi B oleh Letnan Maniso, Kompi C oleh Letnan Dua Basiran dan Kompi D oleh Letnan Dua Subari.Pada 11 Maret 1958, Komandan Batalyon BR I, Mayor Ciptono mengeluarkan perintah kepada semua komandan peleton keatas untuk bersiap memulai gerakan pada esok harinya.Mayor Ciptono memberi taklimat kepada semua yang hadir malam itu .“Besok pagi tangal 12 Maret 1958 jam 05.00 kita supaya sudah siap untuk menuju Lapangan Udara Kidjang.dari sana kita akan diangkut dengan pesawat Dakota AURI menuju obyek.Kekuatan orang dan senjata tidak berubah dan perlengkapan perorangan yang dibawa berupa : ransel yang berisikan peluru garis pertama, pakaian dalam 2 stel, alat-alat toilet seperlunya dan 2 kg beras.Sekarang jam 24.00 waktu Sumatera Utara, mari kita cocokkan jam kita.Sampai besok kita berjumpa lagi:”

 Pada 12 Maret 1958 pukul 16.00 , pasukan BR I akhirnya berhasil masuk kota Pekanbaru tanpa perlawanan.Pasukan PRRI yang tidak berdaya menghadapi gempuran pasukan Angakatn Perang Republik Indonesia (APRI).Banyak yang menyerah atau melarikan diri ke luar kota. Menurut intelijen Pasukan PRRI yang mempertahankan Pekanbaru diperkirakan hampir empat kompi.bahkan pada dini hari, pasukan PRRI memperoleh bantuan enjata dari subversif asing.Senjata tersebut tidak main-main.Lebih modern dan beberapa diantaranya belum dimiliki APRI ( TNI saat itu).Rupanya kekuatan PRRI yang senjatanya lebih bagus tidak didukung oleh moril pasukan yang memadai.

 Pertempuran Sungai Pagar

 Pada 21 Maret 1958 gerakan pasukan BR I terhalanag sungai Kampar Kanan.Sungai tersebut mempunyai lebar kurang lebih 100 meter.Untuk melakukan penyeberangan, pasukan BR I dibantu penduduk setempat dengan menaiki rakit.Penyeberangan di lakuakn pukul 03.00 dini hari.Kompi B mendapat tugas sebagai pasukan kawal depan dalam penyeberangan tersebut.Setelah Kompi B sampai di seberang, kemudian disusul kompi lainnya melakukan penyeberangan.

 Pasukan Kompi B sebagai kawal depan segera bergerak maju menuju desa Sungai Pagar.Pukul 10.00 pasukan sudah tiba di pinggiran desa tersebut.Di Desa Sungai Pagar diduga masih terdapat pasukan PRRI yang bertahan.Desa tersebut dilindungi oleh sungai dan satu-satunya jalan masuk adalah melewati jembatan .Satu regu dipimpin Kopral Suprapto mencoba menjajaki keadaan sekitar jembatan.Ketika bergerak mendekati  jembatan, pasukan Kopral Suprapto berhasil mengetahui adanya gerakan lawan yang sedang menyusun pertahanan di desa tersebut.Pasukan Kopral Suprapto dengan berani hendak masuk melewati jembatan tersebut.Pasukan segera bergerak.Belum sampi di jembatan, ternyata musuh sudah menanti.Satu anggota BR I terluka.Pasukan Kopral Suprapto akhirnya bertahan di sekitar jembatan tersebut.Melihat kondisi tersebut Komandan Kompi B segera mengirim satu regu untuk melambung meski harus melewati rawa-rawa .Satu regu berhasil masuk tanpa diketahui pasukan PRRI.Sambil berlindung di tanggul pinggir rawa, regu BR I tersebut langsung menyerang dengan mendadak pasukan PRRI.Pasukan PRRI segera panik dan kocar-kacir.Di bekas pertahanan pasukan PRRI banyak tertinggal amunisi.-Kompi B akhirnya berhasil menguasai Desa Sungai Pagar.Dengan dikuasainya desa tersebut, maka peleton angkutan dan perbekalan dapat masuk dan membawa suplai amunisi serta mendatangkan kendaraan jeep.Sedang pasukan PRRI diketahui melarikan diri ke Lipat Kain.

Dua truk berpapasan dan akhirnya.....

Pasukan batalyon BR I segera melanjutkan gerakan untuk mengejar lawan yang kabur ke Lipat Kain.Posisi kompi depan digantikan oleh Kompi A. Kali ini pasukan BR I dihadapkan dengan kondisi jalan yang buruk serta jalan yang berkelok-kelok.Akibatnya kecepatan gerak pasukan menjadi terhambat.Kanan kiri jalan diwarnai hutan lebat dan rawa-rawa.Pasukan BR I tetap waspada, jangan-jangan dari arah hutan pasukan PRRI melakukan penghadangan.Dan bila dihadapi terpaksa pasukan BR I akan bertahan di pinggir rawa-rawa.Sudah berjam-jam pasukan bergerak tetapi lawan yang mengundurkan diri tidak kelihatan juga.Suasana menjadi lain ketika truk pasukan BR I yang paling depan hendak berbelok disebuh tikungan yang tertutup hutan lebat.Tanpa diduga dari arah berlawanan dating juag satu truk berisi pasukan PRRI menuju arah Desa Sungai Pagar.Rupanya mereka diperintahkan untuk membantu pasukan PRRI yang bertahan di desa .Mengetahui hal tersebut, pasukan BR I segera  memberi peringatan agar mereka menyerah.tetapi pasukan PRRI keras kepala.Mereka melah mendahului menembak sopir truk pasukan BR I .Akibatnya pasukan BR I yang masih berada di atas truk segera memuntahkan 2 pucuk bren dibantu tembakan senapan lainnya. Pasukan BR I lebih terlatih dan sigap. Akibatnya satu truk pasukan PRRI tersebut menemui ajalnya disiram peluru pasukan BR I.Sebanyak 15 pasukan PRRI tewas dan semua senjata berhasil dirampas pasukan BR I.

 

BENTENG NEGARA NO 3 TAHUN Ke-X 1959

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Maukalo Sang Komandan Kompi
3
1
Hutan Groserio, Kabupaten Same, 20 Juni 1991.Saat itu dalam rangka mencari logistik berupa sagu yang tumbuh di hutan, Komandante Maukalo bersama 18 anak buahnya memasuki hutan di kawasan Groserio, Kabupaten Same. Pada saat bersamaan, pasukan ABRI dari yonif 303 Kostrad memergoki dan terjadilah pertempuran. Dua gerilyawan tertembak. Kompi Maukalo berupaya menghindari kehancuran karena kekuatan Yonif 303 tentunya lebih kuat. Yonif 303 mengepung dan menutup jalan pelolosan pasukan Maukalo.Dalam wawancara dengan TEMPO yang dimuat edisi 21 Desember 1991, Maukalo bercerita bahwa ABRI mengepung dan membakar rerumputan tempat persembunyian gerilya Falintil. Maukalo cs bertahan hingga dua hari satu malam. Akibatnya satu gerilya meninggal, satu terluka, dan dua tertangkap termasuk Maukalo.Maukalo adalah salah satu komandan kompi Falintil terbaik saat itu. Falintil sampai tahun 1991 masih mempunyai kekuatan tujuh kompi. Meski namanya kompi jangan harap kekuatan dan persenjataannya seperti kompi dalam pasukan reguler. Ketika ditangkap, Maukalo sendiri mengakui bahwa kompinya tinggal bersisa 26 personel. Kompi Maukalo sendiri beroperasi di hutan sektor tengah sekitar Ossu dan Barike. Meski demikian, gerilyawan Falintil merupakan contoh gerilya yang tangguh. Mereka mampu beradaptasi dengan alam. Mampu bertahan dengan logistik yang seadanya dan tentunya mental yang kuat.Sampai hari ini Komandante Maukalo masih sehat walafiat dan informasi terakhir menjabat sebagai Kepala staf Kepresidenan di Timor Leste dengan pangkat Kolonel FDTL.Konflik kelam selama 1975-199 tersebut sudah menjadi sejarah masa lalu dua negara . Kedua negara kini sudah menjadi dua negara bertetangga yang menjalin hubungan dengan baik.Foto :Komandante Maukalo, saat diwawancarai Tempo, dimuat 21 Desember 1991/Foto TEMPOKenaikan pangkat anggota yonif 303 yang berperan dalam penangkapan komandante Maukalo. foto TEMPO catatan :Sumber :Majalah TEMPO 21 Desember 1991.Informasi tambahan dari Siddiq Pinto Lemorai, keponakan Maukalo.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan