(Cerbung) Dion Selingkuh, Nggak, Sih? — Bagian 1

3
0
Deskripsi

Ini cerita tentang hubungan Dion, Kay, dan Rara yang rumit. Sebenarnya, Dion itu selingkuh, nggak, sih?

“Aku sayang kamu,” kata Dion kepadaku pada senja itu.

“Sayang? Jangan ngaco, deh! Kamu, kan, udah ada pacar?” seruku sambil tertawa sekaligus kesal.

Aku selalu kesal kepada Dion. Kenapa, sih, dia ini? Kenapa, sih, dia selalu memperlakukan aku sebagai kekasihnya? Padahal aku sudah menolaknya berkali-kali dengan cara bersikap biasa saja, pura-pura tidak peka dengan sikapnya yang selalu perhatian kepadaku.

“Emang, nggak boleh?" tanyanya tanpa merasa bersalah sama sekali dengan pacarnya yang selalu setia itu, Rara.

“Ya, enggak, lah! Aneh banget, deh, kamu!” seruku lagi dengan perasaan marah.

Aku sering marah-marah. Aku marah-marah padanya yang selalu bersikap seenak jidat menyakiti Rara.

“Tapi, aku cuma pengen jujur tentang perasaanku. Aku pengen memiliki kamu,” ucapnya lagi dengan nada bicara yang di telingaku terdengar sok lembut.

“Nggak mau! Kamu, kan, udah ada Rara! Siapa juga yang mau jadi pacar kedua?” seruku lagi.

Dion malah jadi tersenyum sambil memandangku. Aku bukannya merasa meleleh dipandang begitu, malah tambah kesal.

“Oh… Jadi, kamu maunya jadi pacarku satu-satunya?” tanyanya seolah telah menyimpulkan sesuatu.

Aku mendelik menatapnya.

“Nggak! Jangan asal bikin kesimpulan, ya! Siapa juga yang mau jadi pacar kamu? Jangan sembarangan nyakitin hati Rara, ya! Walaupun aku nggak begitu deket sama Rara, aku nggak mau nyakitin perasaan dia atau pun cewek mana pun!” seruku.

Aku memang tidak begitu dekat dengan Rara. Tetapi, banyak temanku yang bilang, bahwa Rara baik. Sejujurnya, Rara pantas mendapatkan laki-laki yang lebih baik daripada Dion yang nggak ngerti bersyukur ini.

Semoga saja Rara segera mendapatkan laki-laki yang jauuuh lebih baik daripada Dion ini.

Tetapi, kata teman-temanku lagi, Rara sudah sangat mencintai Dion. Rara tidak mau lepas dari Dion. Apa karena hal itu, sehingga Dion merasa tidak nyaman? Tapi… ya, seharusnya Dion bersyukur, dong, dicintai sebegitunya oleh Rara?

“Tapi, aku sayangnya sama kamu. Aku mau kita jalan dulu, jadi aku bisa putus sama Rara…,” ucap Dion lagi.

What?! Apa?! Aku mau dijadikan alasan Dion putus sama Rara?! Itu sangat mencoreng nama baikku! Gimana jadinya nanti?! Bisa-bisa nanti aku dibilang pelakor!

“Jangan ngaco, deh! Ogah, lah! Udah, aku sibuk! Sana, pulang!” seruku sambil berusaha mengusir Dion agar segera pergi.

Aku mengusir Dion dari taman dekat rumahku. Dion memang sengaja datang ke rumahku, lalu mengajakku jalan-jalan ke taman. Sebenarnya tadi aku menolak. Tetapi, aku tidak ingin marah-marah di rumah, takut ibu dan ayahku melihatnya. Jadi, aku mau saja agar bisa memarahi Dion di taman.

Padahal, dalam hatiku, aku merasa deg-degan. Aku takut ada yang melihat aku dan Dion sedang bersama dan mengira aku jadi selingkuhannya Dion.

“Yah…. Ya, udah, deh. Tapi, aku nggak akan nyerah! Liat aja, Kay!" ucap Dion sambil berlalu.

Bweee… Aku nggak peduli! seruku dalam hati.

Aku nggak merasa kasihan pada Dion. Habisnya, dia aneh, sih. Sudah punya pacar secantik Rara, masih saja tidak bersyukur.

Aku jadi curiga, jangan-jangan, dia cuma mau mempermainkan perasaanku? Untung aku tidak merasa tergoda dengan sikapnya.

Aku pulang ke rumah, baru ingat motor Dion diparkir di depan rumah. Alamak, dia pasti bakal balik lagi.

Benar saja, beberapa waktu kemudian, dia datang sambil tersenyum.

“Wah, kita ditakdirkan bertemu lagi, ya, Kay. Mungkin, memang seharusnya kita tidak berpisah,” ucap Dion dengan nada sok lembut lagi.

Aku hanya memutar kedua bola mataku tanda merasa sebal.

“Wah, tambah cantik, deh, kamu,” ucap Dion mulai menggombal lagi.

“Hish! Buruan pulang, sana! Aku nggak mau dicap pelakor sama orang-orang kalau ada teman dan kenalanku atau kamu atau Rara yang liat kamu di rumahku!” seruku dengan volume suara berbisik, takut kedengaran ibu atau ayahku.

Dion menatapku, kali ini dengan nada sedih. Aku tidak mengerti maksud dari ekspresi wajahnya. Tetapi, aku tidak peduli.

*

Beberapa hari kemudian, tidak aku sangka, Rara menemuiku. Aku deg-degan, takut akan dilabrak atau ditampar.

“Ada apa, ya, Ra?” tanyaku dengan agak gugup.

Bersambung…

*******

Yuk dukung karya-karyaku dengan cara menekan tombol suka dan mengikuti akunku. Jangan lupa kasih tip juga ya! Terima kasih sudah membaca dan mengapresiasi karya-karyaku! ^^

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya (Ilustrasi) Doa yang Tulus
2
2
Doa yang tulus pasti akan didengar oleh Allah Tritunggal Maha Kudus.Ya Allah Tritunggal, tolonglah kami orang-orang berdosa ini!*******Yuk dukung karya-karyaku dengan cara menekan tombol suka dan mengikuti akunku. Jangan lupa kasih tip juga ya! Terima kasih sudah membaca dan mengapresiasi karya-karyaku! ^^
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan