350. Nikah sama siapa, malamnya sama siapa

8
0
Deskripsi

Nikahnya sama siapa, malamnya sama siapa.

Zetta menghembuskan nafasnya, membaca satu-persatu isi pesan dari teman-temannya. Keberadaan gadis itu banyak dipertanyakan, zetta maklumi itu, sudah dua hari tak menampakkan diri tanpa mengatakan sepatah kata pun, entah pernikahan ini akan ia sembunyikan berapa lama. Ditatapnya pantulan diri dicermin, malam ini zetta resmi menetap dikediaman alaksa, bahkan masih merasa tidak percaya bahwa dirinya sudah berada tepat dikamar aksa, duduk diatas kasur laki-laki itu, tak jauh darinya ada cermin yang mengarah tepat padanya. 

Zetta sekarang sudah resmi menikah, dia bukan tanggung jawab ayah dan bundanya lagi, dia sepenuhnya tanggung jawab alaksa, bunda pernah membisikannya sesuatu, katanya, “sekarang kamu sudah jadi tanggung jawab aksa, patuhi suamimu, bunda yakin ayya pasti bisa, kalo ayya kangen bunda, pintu rumah akan selalu terbuka.” Ucapan bunda selalu terngiang, zetta seperti merasa rindu akan rumahnya. Gadis itu menghembuskan nafasnya, menelusuri setia sudut kamar aksa, hingga tatapannya berheti tepat ketika pintu kamar mandi dibuka, disana aksa baru saja keluar dari kamar mandi, tubuhnya tak dibaluti handuk melainkan kaos dan celana selutut, rambut laki-laki itu basah, terlihat sangat—sexy? APAANSIH ASTAGA GILAK LO ZETTA, SADAR!

Zetta merutuki diri ketika netranya bertabrakan langsung dengan alaksa, jantungnya berdebar tak karuan, rasanya sama ketika aksa melantuntan ijab qabul siang tadi. Gadis itu menunduk, mencoba fokus pada ponsel ditangannya ketika alaksa berjalan mendekat. Apasih itu, kenapa dia jalan kesini ih, ya allah.

Napas gadis itu tertahan ketika alaksa menunduk, meletakan kedua tangannya diatas kasur tepat  disisi kanan dan kiri zetta, seolah-olah mengurung gadis itu. Zetta reflek menarik tubuhnya kebelakang ketika alaksa mendekatkan dirinya, semakin dekat, zetta seolah sadar ada yang salah dengan posisi ini, gadis itu lantas berteriak histeris, “AAAAAA LO MAU NGAPAIN!!!” kedua tangan gadis itu mendorong alaksa hingga menjauh, zetta berdiri, memeluk tubuhnya sendiri, menatap laki-laki itu horor.

“kenapa sih?” alaksa malah mengernyit bingung, namun melihat reaksi zettta, laki-laki itu tersenyum miring, seakan tau apa yang dipikirkan gadis mungil didepannya. “kenapa? Takut? Kan kita udah nikah.”

“apaansih!”

“ayo dong, mau—“

“ENGGAK! APAANSIH!!” potong gadis itu cepat, wajahnya merah padam, ada raut panik dari wajahnya. Alaksa tertawa kencang, merasa puas mengerjai gadis itu. 

“Gak lucu yah!”

“HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA”

“apaansih, umi anaknya gilak nih!”

Alaksa melotot, “enak aja.”

“yah lagian apaansih ketawa gak jelas.” Alaksa tersenyum miring, kembali mendekat. “Sa—gilak nih apaansih, jauh-jauh sana ah! IHH BUNDAAAAAAAA!!!” sekali lagi alaksa kembali tertawa kencang, wajah panik zetta benar-benar lucu dimatanya.

“GAK LUCU IH!!”

“HAHAHAHAHAHA maaf-maaf lagian kenapa sih panik banget.” Alaksa tak lagi mendekat, laki-laki itu berjalan meraih sisir yang berada tepat ditempat yang tadi diduduki zetta. Laki-laki itu mengangkat benda itu, menunjukannya pada zetta, “Gue mau ambilin ini, tadi lo dudukin.” Jelasnya.

Zetta mendelik, “yah tinggal bilang aja kan bisa! Kenapa harus dempet-dempetan sih.” Kesalnya, jantung gua kagak aman asal kau tau rusdi!

“yah lagian siapa suru ngeliat gue napsu amat pas keluar dari kamar mandi.” Alaksa balas menggoda.

“apaansih gak tuh.” Zetta memalingkan wajahnya, tak mau melihat aksa, dia malu sumpah. Sementara aksa hanya terkekeh pelan melihat wajah merah zetta, tak lagi berniat menggoda aksa lantas berujar, “lo tidurnya di kasur yah.” ujarnya.

Zetta mengernyit, apa maksudnya?

“biar gue tidur di sofa, lo pasti gak nyaman kalo kita tidur berdua di kasur, liat lo udah teriak panik aja gue udah tau.”

“gak usah, gue aja yang di sof—“

“enggak! Lo tidur di kasur, jangan ngebantah!” zetta diam, alaksa berujar santai tapi terdengar tegas, zetta menurut meskipun rada tak enak hati. “gue keluar dulu yah.” laki-laki itu meraih kunci mobil yang ada di nakas.

Zetta mengernyit, “kemana?”

“mau ketemu kiyah, dia nyariin gue dari kemarin.” Zetta membuang pandangannya, tak mau membalas, entahlah harusnya dia tak perlu merasa kesal, tapi kenapa rasanya ia ingin mengamuk. “Nanti kalo ditanyain umi, bilang aja gue ada urusan bentar diluar.” Sambung alaksa, laki-laki itu lantas pergi, berjalan keluar dari kamarnya tanpa menunggu jawaban zetta.

Gadis itu sekali lagi menghembuskan nafasnya, memijat dahinya yang tiba-tiba terasa pening. Nikah sama siapa, malamnya sama siapa.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya 389. Aksa iri atau apa?
10
0
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan