
Xabiru melirik galaksi yang sedang memakai topeng sebagai bentuk penyamaran. Laki-laki itu terlihat sangat gigih malam ini.
“Gal.” Panggil xabiru pelan.
Galaksi tak menyahut namun hanya melirik.
“Lo yakin?” Tanya xabiru.
Jika di hitung, pertanyaan yang di lontarkan xabiru sudah berpuluhan kali di dengar galaksi.
Galaksi mengangguk yakin.
Xabiru menghembuskan nafasnya. Jika ketuanya sudah sangat yakin maka dirinya hanya akan menjalankan tugas. Di pakainya topeng hitam tersebut, laki-laki itu juga mengeratkan jaketnya yang pernah ia pinjam kan pada athena.
Memang hanya jaket ini yang membuat dirinya merasa bisa memiliki athena sepenuhnya, itu membuat xabiru tak memakai jaket lain selain jaket ini.
Sementara galaksi melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 3 dini hari. “3.50 kita udah harus keluar dari markas mereka.” Ujar galaksi.
Xabiru mengangguk. Keduanya memang berada tak jauh dari markas aetos, bersembunyi di balik semak semak.
Galaksi menepuk bahu xabiru lalu mengangguk sekali seolah memberi kode bahwa suda saatnya tuk beraksi.
Xabiru balas mengangguk, membuat keduanya dengan hati-hati melangkah maju menuju markas kebesaran aetos.
Sebelum memulai penyusupan, galaksi dan xabiru memang sudah lebih dulu mencari tau dimana saja letak cctv juga letak tempat yang jarang di pijaki anak anak aetos.
Para penjaga markas masih belum terlelap, galaksi tau itu. Meskipun sudah tengah malam, markas aetos memang selalu di jaga 24 jam sama seperti markas orion.
Galaksi dapat melihat ada dua orang yang berjaga di bagian kiri markas serta tiga orang berada di bagian kanan. Galaksi memberi kode bahwa ketiga orang itu untuk nya sedangkan dua orang lainnya urusan xabiru.
Xabiru lagi lagi mengangguk mengikuti arahan sang ketua. Keduanya lantas dengan cepat menapakan diri lantas dengan gesit melawan orang-orang dari markas aetos.
Berhasil.
Ke tiga orang itu berhasil di buat pingsan dengan galaksi begitu juga xabiru, galaksi melirik cctv yang tak menjangkau keberadaan nya beserta xabiru. Keduanya lantas melanjutkan perjalanan mereka. Masuk kedalam markas aetos dengan hati-hati.
Markas itu sepi, lampu mereka padam. Hanya ada beberapa orang yang mungkin mempunyai jadwal untuk memantau markas.
Xabiru yang tak fokus sedikit tersentak kaget saat galaksi menahan bahunya yang hendak ingin melangkah. Xabiru menoleh, melihat galaksi yang memberi kode bahwa ada dua orang yang berjalan didepan mereka.
Hampir saja, xabiru tertangkap basa jika ia lanjut melangkah. Keduanya bersembunyi di balik bilik tembok besar seperti pembatas antara ruangan satu dan ruangan yang lain.
Tujuan galaksi dan xabiru hanya satu. Ruangan inti aetos, tempat dimana akan ada banyak informasi disana, seluruh berkas dan data bukti ada disana.
Merasa kembali aman, galaksi dan xabiru lantas kembali melangkah, naik dengan hati-hati ke lantai dua tanpa menimbulkan suara apapun. Dengan bantuan senter kecil sebagai penerangan, galaksi dan xabiru sampai didepan pintu bercat hitam, itu ruangan inti markas orion.
Xabiru melirik sekitaran, sedangkan galaksi memakai sarung tangan sebelum menyentuh gangang pintu.
Galaksi sedikit terkejut saat merasa pintu ini tak di kunci. Laki-laki itu melirik xabiru, memberi kode bahwa seperti ada seseorang di dalam ruangan ini.
Selanjutnya, galaksi menarik xabiru dengan cepat untuk bersembunyi di balik patung dewa dewi yunanni yang berukuran lebih besar dari manusia saat pintu itu terbuka.
Dan benar saja, ada dua sosok laki-laki yang keluar dari ruangan inti. Dia ares dan sosok laki-laki yang tak asing di mata galaksi, pada jaket laki-laki itu ada tulisan capella dengan warna merah pekat di bagian dada, di belakang telinga kanan laki-laki itu ada tatto kecil berbentuk bunga lily.
Galaksi ingat, laki-laki itu adalah salah satu dari orang-orang yang waktu itu membekap athena.
“Semua aman dong?”
“Aslan and Rigel have done their job.”
“good job."
Galaksi serta xabiru saling melirik saat mendengar percakapan antara ares dan laki-laki itu.
“Gue yakin banget pasti mereka nyiapin sesuatu nanti.” Bisik xabiru saat ares serta laki-laki tadi menjauh.
Galaksi hanya diam, sorot matanya berubah tajam. Dia yakin, ini akan berjalan saat hari kelahirannya. Mereka akan menghancurkan Andromeda tepat di hari lahir nya.
Tanpa berlama-lama, galaksi serta xabiru memilih masuk ke dalam ruangan inti aetos dengan xabiru bertugas menjaga dan memantau sedangkan galaksi yang menjelajah.
Tempat ini luas, ada banyak sekali foto-foto tak dikenali galaksi, namun foto ayah serta ibunya lah yang menarik perhatian laki-laki itu. Terlihat sangat jelas foto Poseidon dan Hestia di papan besar yang berada di ruangan itu. Pada foto Poseidon dan Hestia ada coretan berwarna merah yang menyilang serta sebuah tusukan belati tepat pada wajahnya kedua orang tuanya.
Galaksi mengeram marah, rencana aetos sudah tertangkap jelas. Galaksi dapat memastikan tidak ada yang bisa menyentuh keluarganya.
Laki-laki itu beralih pada lemari serta beberapa berkas yang tertumpuk disalah satu meja, tujuan galaksi hanya ingin tau rencana serta fakta tentang geng capella.
Prok…
Prok…
Prok…
Tubuh serta pergerakan galaksi terheti, di ikuti ruangan inti yang terang benderang.
Xabiru yang bertugas menjaga pintu ikut terkejut. Saat melihat kemunculan ares serta laki-laki tadi. Mereka muncul dari salah satu pintu rahasia yang ada di ruangan tersebut.
“Galaksi Andromeda.” Ares berujar dengan sebuah pistol ditangannya, laki-laki itu terkekeh melihat wajah galaksi yang tertangkap basah menyusup masuk kedalam markasnya.
Ceklek…
Pintu yang di masuki galaksi serta xabiru terbuka. Menampilkan dengan jelas seluruh anggota aetos yang terlihat sudah bersiap-siap dengan semua alat tempur mereka.
Xabiru menelan ludahnya. Diluar ruangan ini sudah ada banyak sekali anggota aetos juga anggota capella, xabiru tau itu saat melihat jaket mereka. Laki-laki itu lantas melirik galaksi yang terlihat tenang.
Xabiru bersumpah keduanya akan mati disini meskipun melawan.
“Berani masuk ke tempat gue, lo gak bisa balik.” Ares kembali berujar dengan sebuah senyuman licik.
Galaksi mengepalkan tangannya. Melirik xabiru yang terlihat menggelengkan kepalanya seolah member tahu bahwa mereka akan kalah jika melawan.
Galaksi melirik sebuah jendela yang tak jauh dari jangkauan nya. Galaksi tau harus kabur dari mana.
“Andromeda?” Laki-laki asing yang berdiri disamping ares itu terlihat berujar, “you are too stupid to act!” Sambung laki-laki itu meledek.
Galaksi tersenyum miring, lantas mengeluarkan pisau lipat. Galaksi tidak takut, laki-laki itu maju, melawan sekitar lima sampai sepuluh orang anggota aetos serta capella yang maju beramai-ramai menyarang dirinya, begitu juga xabiru yang sudah diserang.
Ares tersenyum miring, laki-laki itu tak akan bertindak, dia hanya menunggu.
Menunggu kapan lawannya akan menyerah dan memohon mati.
Galaksi itu pintar, laki-laki itu bahkan sengaja membawa lawan-lawannya keluar dari ruangan inti hanya untuk mencari cara agar lari dari tempat ini.
Meskipun gesit, tubuh Galaksi tetaplah mendapat sayatan saat laki-laki itu melawan sekita dua belas orang di saat yang bersamaan, dicarinya sosok xabiru yang terlihat kewalahan melawan sekitar sepuluh orang disaat yang bersamaa.
“XABIRU!” galaksi berterik. “KABUR!” perintah galaksi, “GAK USAH NGELAWAN! KABUR SEKARANG!” pekik Galaksi sembari menangkis beberapa serangan.
Xabiru dapat mendengar teriakan galaksi, hanya saja ia terlalu kesusahan untuk saat ini, dilihatnya sosok ares yang terlihat mengarahkan pistolnya pada galaksi.
Xabiru kalap, laki-laki itu dengan sekuat tenaga melawan dan menendang orang orang yang memberi penyerang padanya. Xabiru dengan cepat berlari kearah galaksi.
“GAL AWAS!!!” pekik xabiru.
DOR!
Tubuh galaksi di dorong keluar dari jendela oleh xabiru dari lantai dua, membuat kaca jendela terpecah menjadi keping kepingan kaca yang jatuh ketanah di ikuti tubuh galaksi yang mendarat bebas.
BRUK!!!
“AAAARRRGGHHH!” Galaksi menggerang, tubuhnya seakan remuk saat menempel langsung dengan tanah.
“BANG!”
Galaksi mengenali suara itu. Laki-laki itu mencoba bangun.
“bang!” Panggilan itu kembali menyahut. Galaksi dapat menangkap sosok ajil yang berjalan kearahnya dengan cepat.
Galaksi mengernyit, kenapa bisa ada ajil disini?
“Bang!? Abang gakpapa?" Ajil terlihat membantu galaksi untuk bangkit. Kepala bagian belakang galaksi terlihat mengeluarkan darah, mungkin terbentur saat laki-laki itu terjun bebas dari lantai dua.
Tunggu!
Xabiru!
Galaksi mendongak, “anjing!” Umpat laki-laki itu. Xabiru menolong nya dari tembakan yang di luncurkan oleh ares.
Xabiru masih berada di markas aetos.
“Bang! Kabur bang! Mereka keluar!” Pekik ajil saat menangkap, segerombolan anggota aetos yang keluar dari markas.
Galaksi menggeleng, “xabiru masih di dalam, lo pergi gue tinggal.” Perintah galaksi.
Ajil menggeleng, bagaimana galaksi akan menolong xabiru bila kondisi galaksi saja sudah parah?
“Gak bang! Kita harus pergi, kepala abang keluar banyak banget darahnya! Kalo kaya gini sama aja orion mati kalo abang ikutan mati!”
“Xabiru masih ada di atas!”
“Gue percaya bang biru, dia bakal baik-baik aja bang.”
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
