Pagi itu. Faye dan Engfa telah sampai di mana pusat dari seluruh bidang usaha SGC. Kali ini ia hendak mendatangi rapat bersama sang ayah dan direksi lainnya mengenai pengalihan pekerjaan. Tentu saja Faye tahu bahwa dialah yang akan mengambil alih pekerjaan kakaknya.
“Jadi, apa yang membuatmu mau hadir kali ini?” tanya Engfa pada Faye.
“Tidak ada, aku hanya bosan,” jawabnya santai.
“Sebentar lagi kau akan ada sekretaris baru, maka bosanmu akan hilang,” kekeh Engfa menjahili temannya.
“Setidaknya...
Ada chapter baru minggu ini!
CHAPTER HIDUP; UNCONDITIONAL LOVE
1
0
25
Berlanjut
“Kudengar dari Riong, kau melakukannya lagi?” Pong Kittisak duduk tepat di depan Faye Malisorn Ratanarak.“Sudahlah. Itu cerita lama. Biarkan aku melakukan apa yang aku ingin,” jawab Faye santai. “Hoih! Perbaiki kebiasaanmu itu. Bukan hanya kau yang rugi, banyak orang akan mendapatkan efeknya, Faye,” Pong menasihati. “Bagaimana perkembangan coffee shop ini?” Faye mengalihkan pembicaraan. “Kau adalah keturunan Ratanarak, pemilik Siam Global Consortium, apa pentingnya perkembangan coffee shop ini?” Pong menyela. “Aku tidak mau minum kopi di tempat lain. Kembangkan lagi ini,” titahnya. Begitulah Faye dengan kehidupannya. Wanita yang sudah menginjak usia 30 tahun yang hidupnya datar sedatar wajahnya. Meski banyak yang menaruh perhatian padanya, sedikit pun ia tak tertarik. Faye hanya gemar bermain-main – hampir tiap malam. “Nah ini dia bajingan yang terkenal hampir satu perusahaannya,” suara seorang wanita datang dari belakang.“Hahaha! Sayangnya bajingan ini memiliki otak yang selalu dibutuhkan oleh ayahnya,” ejek Pong.
2,190 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Selanjutnya
CHAPTER 3: TEH JAHE MADU
0
0
“Selamat siang, Nona Faye. Ini minuman Anda,” Yoko meletakkan minuman buatannya tepat di sebelah asbak cerutu bosnya. Tidak mendapatkan jawaban apapun, Yoko pun berputar hendak keluar. Belum sampai membuka pintu, Faye berdecak. “Ck! Bukankah kalimatku sudah jelas bahwa aku meminta kopi? Lalu, apa ini?!” Faye tidak ramah sama sekali. “Oh, eh. Maaf, Nona. Itu teh jahe madu,” jawab Yoko ramah. “Aku tidak suka ada yang berani menganulir ucapanku,” Faye menatapnya tegas. “Maaf Nona. Saya pikir suasana hati Anda sedang kurang baik, maka saya membuatkan Anda minuman ini. Teh ini dapat menghangatkan dan meredakan suasana hati yang kurang baik,” Yoko tersenyum menjelaskan. “Hhhhh!” Faye hanya menghela nafasnya kasar.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan