Give Up (Ch. 302)

70
13
Deskripsi

Ini adalah narasi untuk chapter. 302 (pertemuan Noah dan Adelyn)

post-image-665367427ecfb.jpeg

12:15 WIB.

Setelah hampir dua jam Noah berdiam diri di luar gedung apartment Adelyn, akhirnya Noah sampai juga disini, di depan pintu unit apartment Adelyn. Tentu saja perasaannya itu semakin terasa tak karuan. Di tambah keadaan tubuh yang tidak sepenuhnya fit itu membuat Noah semakin merasa lelah dan pusing, padahal ia belum bertemu dengan Adelyn.

Kalo sekarang gue udah kaya gini… Gimana nasib gue nanti? Gue beneran bisa kan?’ wajahnya itu mulai terlihat gusar dan kepercayaan dirinya semakin menipis.

Ketika dirasa sudah mulai berlebihan, Noah pun langsung memperhatikan tempo napasnya yang mulai terasa berat. Sebisa mungkin ia harus bernapas dengan benar agar dirinya itu tidak lepas kendali. Noah kemudian memasukkan tangannya kedalam saku jaketnya, ketika ia menemukan barang yang ia cari, Noah pun akhirnya bisa bernapas dengan lega.

Permen bubblegum-nya masih ada disini…’ Noah  kemudian tersenyum.

Ketika nyalinya sudah perlahan terkumpul, Noah mulai memberanikan dirinya untuk melangkah semakin dekat dengan pintu Adelyn. Awalnya, tangannya itu sempat mengambang ragu untuk menekan bell, namum ketika genggaman tangannya pada tali paper bag kian mengerat, akhirnya Noah pun berhasil menekan tombol bell sembari menutup mata.

Setelah berhasil, Noah pun menunggu dengan gelisah. Sebentar lagi ia akan bertemu dengan Adelyn, sosok yang sangat ia rindukan saat ini. Memikirkannya saja sudah berhasil membuat Noah semakin merasa gugup dan semangat di saat yang bersamaan.

Klek

“Kak?”

Ah… Her voice… I miss her voice, I miss her…

“Kak Noah? Ayo masuk, ngapain kamu berdiri terus disitu?” ketika sentuhan tangan Adelyn mulai terasa di lengannya, Noah pun akhirnya tersadar dari lamunannya sendiri.

“Y-ya? Ah iya, m-maaf…” dengan begitu, Noah pun masuk ketika Adelyn semakin membukakan pintunya dengan lebar. Bahkan dengan jarak yang sedekat ini, Noah masih belum berani menatap wajah Adelyn. Berbeda dengan apa yang ia bayangkan, kepalanya itu langsung tertunduk ke bawah sesaat setelah pintunya terbuka. Padahal… Ia sangat merindukan Adelyn sampai ia merasa ingin sekali membubuhi wajah Adelyn dengan kecupan-kecupan rindu.

“P-permisi…” suara Noah terdengar kikuk. Matanya mulai menelisik seluruh ruang apartment Adelyn yang terasa asing baginya itu.

Ketika Noah melihat ada banyak sekali spot kosong dan beberapa dus besar berisikan barang random, ia pun mulai menyadari sesuatu.

Ini dia baru pindah kesini? Tapi sejak kapan…?’ Noah bertanya dalam hati.

“Iya, aku baru beberapa hari pindah kesini,” seperti tahu apa yang di pikirkan Noah, Adelyn pun langsung menjawab pertanyaan yang ada di benak tunangannya itu. Ia kemudian mengajak Noah untuk duduk di sofa yang sama, “Jadi maaf kalau masih berantakan,” lanjutnya kemudian.

It’s okay… But you could’ve just asked me… Kalo gitu kan aku bisa ban…tu…” ketika sadar apa yang ia ucapkan, suara Noah terdengar kian mengecil di ujung kalimatnya. “M-maaf… Aku ga bermak—”

“Kenapa minta maaf?” Adelyn menoleh ke arah Noah yang duduk di sampingnya. 

I-I just want to apologise…” Noah menjawab apa adanya, tangan yang masih masuk ke dalam saku jaketnya itu langsung menggenggam erat permen bubblegum keberuntungannya yang sengaja ia persiapkan dari kemarin. Tatapan tajam Adelyn sungguh membuatnya mati gaya.

Adelyn yang mendengar jawaban Noah itu langsung mengerutkan keningnya. Untung saja, hari ini ia sudah minum obat dengan teratur, jadi ia bisa lebih mengontrol emosinya sendiri. Karena jika tidak… Permintaan maaf kosong Noah itu akan terdengar menyebalkan baginya.

Untuk apa minta maaf jika Noah saja tidak tahu letak kesalahannya dimana.

“Aku bawa ini,” Noah tiba-tiba menyodorkan paper bag  berwarna coklat tua yang tadi ia bawa pada Adelyn.

“Ini apa?” Adelyn pun menerima paper bag-nya dengan ragu-ragu. Awalnya, raut wajah Adelyn terlihat kebingungan, namun ketika ia melihat ada logo yang sangat familiar tercetak jelas di paper bag-nya itu, ia pun langsung mengetahui isinya. “Sushi?” Adelyn bertanya lagi untuk memastikan.

“Iya, sushi kesukaan kita…” ah… Lagi-lagi Noah asal bicara. Entah mengapa, ketika melibatkan kata ‘kita’ ketika sedang mengobrol dengan Adelyn kini terasa sangat sungkan baginya. Ia takut… Ia takut jika Adelyn akan merasa risih. Ia juga khawatir jika Adelyn merasa tidak suka ketika ia melibatkan dirinya dengan segala hal yang Adelyn lakukan. “Maaf… Lagi-lagi aku asal bica—”

“Udah kak.” Adelyn menyela perkataan Noah. “Kamu ga perlu minta maaf.” Ucapnya kemudian.

Noah yang mendengar Adelyn berbicara seperti itu pun langsung terdiam kaku. Dan ketika ia membuka mulutnya untuk meminta maaf lagi, ia pun langsung mengurungkan niatnya itu ketika matanya tak sengaja bertatapan dengan Adelyn.

Seperti terhipnotis oleh tatapan Adelyn, Noah pun mulai sedikit memajukan tubuhnya ke arah Adelyn. “Aku…” suaranya itu terdengar seperti bisikan halus. “Aku kangen kamu…” bahkan suaranya hampir tak terdengar oleh Adelyn jika saja ia tak membaca gerak mulut Noah.

Adelyn pun terdiam, menunggu Noah untuk mengucapkan kata maaf lagi seperti yang dilakukannya tadi. Namun ketika sudah beberapa detik berlalu, Noah masih diam dan tak mengucapkan apa-apa. Ia hanya  menatap lamat kedua manik milik Adelyn dengan keadaan mata yang sudah berkaca-kaca.

“O-oke,” kali ini, Adelyn yang mulai terbata. Ia mulai salah tingkah dan tak tahu harus apa ketika ditatap sedalam itu oleh Noah.

Lalu, keduanya pun sama-sama terdiam. Noah hanya fokus menatap wajah Adelyn, sedangkan Adelyn sibuk meremat jari-jarinya dengan kepala yang tertunduk kaku.

Suasana yang menyelimuti keduanya kini terasa sangat canggung. Keheningan yang mengganggu itu seakan betah mengisi seluruh ruangan yang terlihat masih kosong itu. Adelyn tidak suka, jadi ia memutuskan untuk membuka suaranya terlebih dahulu.

So, you know… Aku ngajak kamu ketemu hari ini itu buat ngobrol. Tentang malam itu, I bet there’s something that you want to ask me and vice versa,” Adelyn pun menghelakan napasnya. Ia merasa lega ketika ia berhasil mengeluarkan suara. Ia pun melirik ke arah Noah yang ternyata sudah mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Tatapannya itu terlihat… kosong?

‘So it’s about him. Dia mau bahas tentang lelaki itu? Arajuna Goldie?

“Kak?” Adelyn mencoba untuk memanggil Noah, namun Noah masih diam dan tak bergeming sedikitpun.

Adelyn kenal lelaki itu. Mereka berdua keliatan deket… Terlalu deket…

“Kak Noah,”

I remember… That time, waktu gue liat dia duduk berdekatan sama lelaki itu, gue juga liat kalo tangan lelaki itu nyentuh Adelyn,

“Kak…?” raut wajah Adelyn kini terlihat sedikit cemas ketika Noah masih belum juga meresponnya. Yang ada, tatapan Noah terlihat semakin menggelap dan kepalan tangannya itu terasa semakin keras.

Also that night, he holds her hands for the second time. He touched her. He asked her to be her partner and she—

“Kak Noah—”

Tak!

Adelyn terlonjak kaget ketika Noah menepis tangannya dengan kasar. “K-kak?”

Oh no… Jangan lagi please…’ Adelyn ketakutan. Tangannya yang terasa perih itu mulai bergetar.

Oh God! I-i’m sorry… A-aku ga bermak—” ketika Noah tersadar dari pikiran negatifnya, ia pun berinisiatif untuk  mendekat ke arah Adelyn, namun dengan spontan Adelyn langsung mendorong tubuh Noah hingga tubuhnya itu tersentak ke belakang.

“M-maaf, aku bener-bener minta maaf…” Noah panik, ia pun langsung memundurkan tubuhnya untuk memberi Adelyn ruang. Ia benar-benar merasa bersalah, bahkan tanpa sadar air mata Noah pun sudah keluar tanpa permisi.

“A-aku juga minta m-maaf,” ketika sudah sepenuhnya sadar, Adelyn pun langsung bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah dapur untuk minum segelas air, tak lupa ia juga membawakannya untuk Noah.

Obatnya harus menang. Ia tak boleh kalah.

H-here…” Adelyn pun memberikan segelas air untuk Noah. “Maaf, tadi aku refleks dorong kamu… Does it hurt?” Adelyn bertanya dengan nada yang khawatir, apalagi ketika ia melihat ada jejak air mata di wajah Noah yang masih terlihat merasa bersalah itu.

Ya mau bagaimana lagi… Adelyn juga tidak bisa mengontrol rasa trauma-nya yang tiba-tiba muncul seperti tadi. Tubuhnya seakan dengan otomatis menganggap Noah sebagai ancaman ketika ia menerima perlakuan kasar dari Noah. Baik yang di sengaja maupun tidak, seperti yang baru saja terjadi.

“Aku minta maaf… Tanpa sadar aku udah nyakitin kamu lagi…” Noah berucap dengan sangat pelan. Rasanya… Ia ingin sekali memeluk tubuh Adelyn untuk memberikan rasa tenang. Namun ia sadar, dirinya lah yang membuat Adelyn ketakutan. Ia tidak bisa menjadi pelindung sekaligus pengacau disaat yang bersamaan, kan?

I hurt her again…

Dan tak bisa Noah pungkiri, suara-suara yang memenuhi kepalanya tadi itu masih terus mengganggunya sampai sekarang hingga membuat kepalanya semakin terasa pusing.

Sepertinya… Noah harus segera menyelesaikan pembicaraan ini agar ia tidak semakin lepas kendali. Setelah kejadian tadi, ia semakin takut dengan dirinya sendiri. Yang tadi hanyalah sebuah keberuntungan. Tapi ia tidak tahu apa yang akan terjadi nanti jika ia terus berlama-lama disini. Ia harus memastikan Adelyn-nya aman.

“Kamu- kamu mau tanya apa?” Noah tiba-tiba bertanya.

H-huh…?” tentu saja, Adelyn yang sedang tidak fokus pada Noah itu merasa sedikit kaget ketika Noah langsung melemparnya dengan pertanyaan seperti itu.

The point of this conversations… Apa yang mau kamu obrolin? You can go first,

Adelyn sempat terdiam sejenak. Ia pun mulai menyusun hal-hal yang perlu ia tanya dan sampaikan pada Noah. Bersamaan dengan Adelyn yang fokus menyusun pertanyaannya, suasana disekitar keduanya itu mulai terasa hening lagi. Sekarang semuanya sudah berubah menjadi serius dan Noah harus siap dengan apapun yang akan ditanyakan oleh Adelyn.

“Aku cuma bingung kak, kenapa kamu tiba-tiba berubah…?” Adelyn langsung menanyakan hal yang sangat ingin ia tanyakan pada Noah. “Kamu mulai berubah semenjak kamu keluar dari rumah sakit. Aku bingung kak… Apa aku buat salah sama kamu? Sampai kamu mengabaikan semua pesan-pesanku, bahkan aku tanya kak Sheo pun dia ga mau jawab. Sebenernya kenapa? Apa kamu udah hilang rasa sama ak—”

No! Ngga— ga gitu sayang…” Noah membelalakkan matanya kaget ketika Adelyn bertanya seperti itu. 

Ia tidak menyangka jika Adelyn mempunyai pikiran seperti itu. Yang ada, ia malah berpikir jika Adelyn tidak akan peduli ketika Noah tiba-tiba menjauh darinya, karena yang memicu penyakit Adelyn itu adalah Noah sendiri. Tapi ternyata ia salah, tindakan gegabahnya itu justru malah membuat Adelyn kebingungan.

I-I just— Aku ga mau kamu ngerasa keganggu sama kehadiranku… I thought it will be fine kalo aku sedikit menjauh dari kamu. I just want to give you space…” dengan perlahan, Noah mulai menyentuh tangan Adelyn. Dan ketika Adelyn tidak menghindar, ia pun lebih memberanikan diri untuk membawa tangan Adelyn kedalam genggaman tangannya. Ia kemudian mulai mengusap halus punggung tangan Adelyn dengan ibu jarinya. “Maaf kalo tindakanku itu malah buat kamu ngerasa kebingungan… But I swear to God, aku ga pernah ada kepikiran buat hilangin rasaku sama kamu. I love you-like, so fucking much! You’re the only one for me, Adelyn…” Noah semakin mengeratkan genggaman tangannya ketika ia merasa tangan Adelyn mulai mengepal dengan sangat kuat.

“Terserah kamu mau percaya atau ngga, tapi itulah kenyataannya… Cintaku bener-bener habis di kamu. Dan tanpa sadar, rasa cinta aku itu berubah jadi rasa obsesi. Aku terlalu takut buat kehilangan kamu sampai-sampai aku pakai trik murahan buat nahan dan mengekang kamu supaya kamu ga pergi kemana-mana… Tapi sekarang aku tau semua itu salah. Aku terlalu obsesi buat milikin kamu sepenuhnya dan tanpa sadar aku malah bikin kamu sakit. Aku salah. Aku minta maaf tapi aku terlambat…” Noah menunduk, ia lalu menyandarkan kepalanya di pundak Adelyn dan mulai menangis dalam diam.

Adelyn yang merasa pundaknya tiba-tiba basah itu langsung mengangkat kepala Noah untuk menghadap ke arahnya. “K-kenapa kamu malah nangis…”

”Rasanya sakit, rasa bersalah itu bener-bener menyiksa aku…” Noah menjawab dengan lirih. Ketika ia menatap kedua mata Adelyn, rasa sakitnya kian membesar dan semakin membelenggu dirinya.

Wanita yang ada dihadapannya ini adalah wanita yang seharusnya Noah lindungi, tapi kenyataannya… Noah lah yang paling banyak menyakiti Adelyn. Ia telah gagal dalam perannya dan ia merasa malu.

”Aku minta maaf… Aku salah, aku udah jahat sama kamu…” Noah pun akhirnya memeluk tubuh Adelyn dengan sangat erat. Rasa rindu yang tertahan itu akhirnya meledak juga.

“Kak…” suara Adelyn terdengar serak. Ia kemudian membalas pelukan Noah. Bersamaan dengan pengakuan dan permintaan maaf Noah, rasa mengganjal yang ada di hati Adelyn pun perlahan mulai berkurang. Walaupun belum sepenuhnya hilang, tetapi ia sangat merasa bersyukur ketika Noah mau mengakui semuanya. Mungkin… Mungkin inilah yang selama ini Adelyn inginkan. Pengakuan dan permintaan maaf dari Noah.

Jadi aku mohon… Kamu harus sembuh…”

Adelyn sempat mengerutkan keningnya bingung, dan ketika baru saja ia akan bertanya apa maksud dari perkataan Noah tadi, ia merasa jika beban tubuh Noah yang masih ada dalam pelukannya itu semakin terasa berat.

”Kak? K-kamu kenapa?” Adelyn panik ketika ia melihat Noah sudah tak sadarkan diri.

Ah ternyata… Permen bubblegum itu tidak sekuat obat yang di minum Adelyn.

Noah kalah, namun ia masih ingin berjuang untuk wanitanya.

[]

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Let Them Know (What If)
76
2
“Just lay down, i will make you feel good, okay?” “I will make you feel good, until you scream my name over and over again… Let them hear you, baby… Let them know who do you belong to.”Dan lagi-lagi… Noah berhasil menjalankan misinya. Akhirnya mereka bisa mendengar bagaimana hebatnya seorang Noah ketika sedang memberi cinta pada sang istri tercinta. Ya, hanya Noah yang bisa membuat Adelyn seperti itu. Dan hanya Adelyn lah yang akan mendapat perlakuan itu dari Noah.Tidak ada yang lain.Tidak akan pernah ada yang lain.—Ini adalah extra content dari fewtweets au di platform X (twitter). Kalau kalian mau baca fewtweets nya terlebih dahulu, bisa klik link dibawah ini👇🏻 :https://x.com/pickasouls/status/1803326294589108376?s=46
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan