Kira-kira Kenapa Ada Istilah Perempuan Selalu Benar?

0
0
Deskripsi

Perempuan selalu benar.

Konten ini komedi aja ya..boleh dibaca jangan terlalu di masukan hati. 

Perempuan selalu benar. Saat mendengar frasa itu, selalu berfikiran, kenapa ada frasa itu? 

Dari mana asal kata itu? 

Jika kita dengar kata, perempuan memang selalu benar, kira-kira siapa yang mengucapkan itu? Perempan? Laki-laki? 

Perempuan selalu benar.

Konten ini komedi aja ya..boleh dibaca jangan terlalu di masukan hati. 

Perempuan selalu benar. Saat mendengar frasa itu, selalu berfikiran, kenapa ada frasa itu? 

Dari mana asal kata itu? 

Jika kita dengar kata, perempuan memang selalu benar, kira-kira siapa yang mengucapkan itu? Perempan? Laki-laki? 

Ya.. laki-laki yaa.. 

Kenapa ada terpikir frasa itu?, aku tuh selalu heran, kenapa perempuan diberikan titled peremuan selalu benar, apakah itu untuk memuji? Praising? 

Menghina?Gasligting? memanipulasi biar bisa dikuasai? Atau apa nih? 

Padahal dilapangan, di kolom komentar warga net, perempuan ini malah pihak yang serba salah. Apa-apa salah perempuan.  

Perempuan pakai baju kelihatan pundak, kelihatan perut, pakai croptop. Salah. Karena dianggap memancing, dianggap mencari perhatian laki-laki untuk berbuat yang tidak-tidak. 

Pakai rok pendek, salah. 

Pakai baju di-layering jaket, bawahan celana panjang, sepatu doc mart.  Masih bisa ada yang begal tete dan nyalahin, “baju loo sih!!!!”. 

Perempuan kurus salah. Katanya, dimana letak menariknya? Nggak enak tuh? Sebatang mi lidi begini, diajak lihat konser sampai rumah tinggal remahan. Patah kecil-kecil. 

Perempuan agak berisi salah. Disuruh kurusin badan alasannya motorku jadi gak seimbang nih, bebannya bertumpu di belakang. Padahal dia kerja nya paling tukang anter gas 3 kiloan yang kalau nganterin pakek tombong dibelakang dan dia gak pernah protes pada tombong (keranjangnya). Sekalinya pacarnya agak berisi dikit, udah kayak salah banget suruh kosongin tuh lemak-lemak biar enteng motorku bawa kamu. 

Perempuan pakai pakaian tertutup salah, “moralnya masih begitu, mending dibuka aja penutupnya.” Begitu katanya.  

Perempuan pakai make up salah, “nggak alami kayak pakai dempul”. Katanya. 

Perempuan nggak cantik. “kalau nggak bisa pakai make up, minimal mandi!” 

Perempuan menempuh pendidikan tinggi salah. “Pendidikan tertinggi perempuan ketika dia menikah dan mengabdi pada suaminya. Cape-cape sekolah S3 sayang gak ada cowok yang mau.” 

Perempuan gak kuliah. Salah, katanya nggak  bisa nangkap frekuensi pasangannya. Ngobrolnya jadi nggak asik. Hemmmmmmm…

Yang begini, dari mana ada istilah “perempuan itu selalu benar? “

Pertanyaan yang selama ini sering aku pikirkan adalah kenapa perempuan diberikan label seperti itu sampai ketika perempuan speak up tentang suatu hal, selalu di balas dengan kalimat “perempuan emang selalu benar.” Ini menurutku aneh. 

Aku pernah search juga nih dengan kata kunci diatas. Lalu ada artikel berjudul 5 hal kenapa perempuan itu selalu benar. “Ternyata Ini Dia 5 Fakta Alasan Kenapa Perempuan Selalu Benar”

Dari 5 hal itu, nggak tahu kenapa, jawaban itu belum membuatku puas. 

Tapi, belakangan kayaknya aku mulai tahu, kenapa bisa perempuan dikatakan selalu benar. Jawaban dikepalaku adalah , Karena sepertinya laki-laki itu nggak berguna.

Diajak debat, kalah. Kalah ini entah nggak mau nanggepin atau memang takut nggak bisa nanggepin. 

Misal, perempuan nggak trima disalahin gara-gara baju. Laki-laki yang males menanggapi langsung shortcut dengan kata-kata “Ya perempuan selalu benar.”

Laki-laki cuma tahu cara mengkritik, mengkritik pakaian itu tadi, mengkritik cara duduk perempuan, mengkritik cara minum perempuan, mengkritik aja. Begitu di counter attack oleh perempuan, di debat balik, gabisa ngelawan lagi atau gak mau ribet, berlarut-larut merasa nggak keren karena berdebat dengan perempuan, menang nggak keren, kalah tambah nggak keren, jadinya langsung ngasih kartu “perempuan emang selalu benar.” Harapannya supaya segera mengakhiri perdebatan. 

Bahwa laki-laki kritikus parah, lihat perempuan rambutnya basah aja melontarkan kritik. Ih.. rambutnya masih basah nih, lalu dihubungkan dengan  kata “ronde”, lalu entah dari mana dihubungkan dengan malam jumat. Yang mana itu jauh banget hubungannya. Rambut basah, ronde pertandingan dan hari tertentu malam jumat. Makes any sense tapi semua laki-laki yang denger, akan ketawa. Se-cepat itu nangkep penggalan kata nggak berhubungan itu. Tapi…..tapi kalau disuruh ngerjain pekerjaan basic bertahan hidup, laki-laki itu ga-berguna. 

Kok ngerjain pekerjaan basic, ditanyain baju ini sama ini bagus mana? Gitu aja, hasinya keributan dan bikin perempuan ngambek. Baru kayak gitu, perempuan udah di tuduh-tuduh emang perempuan selalu benar. 

Mengartikan kata “terserah”, aja kek pusing banget gitu. Ujung-ujungnya perempuan di katain, emang perempuan selalu benar. Males tahu nggak ada effortnya Cuma, ngeluh”aduhhh gini lagi kan ujungnya ribut lagi.” Lha siapa yang mau ribut? Cuma mengartikan kata “terserah” aja kok nggak ada semangat nya gitu lho. Kesel kann… gaberguna emang. 

Giliran ditelpon, “Ke rumah nggak? Mama papa lagi gak dirumah.” Cepatt otaknya, menangkap makna pesan itu hanya sepersekian detik dengan penafsiran di kepala yang membuat semangatnya tinggi. Langsung ambil jaket, stater motor. Gas!! 

Laki-laki, itu kebanyakan, kebanyakan ya.. nggak berguna kalau di rumah. 

Saking tanpo guno-nya, Laki-laki itu biasanya bingung , kalau di rumah itu ngapain. 

Jarang kan denger perempuan curhat, ”Gua bosen nih dirumah.” 

Biasanya permpuan itu kalau curhat “ Gua capek dirumah, si emak nyuruh-nyuruh mulu.” 

Makanya karena nggak berguna, laki-laki di rumah itu Cuma nyampah.. ngegame, pegang hape, lihat layar, duduk-duduk, sebat. Gak bergna lah..

Kalau ada yang protes, “Ya berguna dong,, nge-game sekarang bisa diturnamen-in bisa jadi pekerjaan.”

 Fine, tapi perannya di rumah itu loh apa? tetep aja diam mantengin hape kan? 

Kalau perempuan dirumah bisa main game online, pasti ini tipe pemain toxic karena sering AFK-nya (Away From Keyboard). Ya gimana, baru masuk, udah disuruh emak cuci piring lah, Jemur baju lah, nyuci beras lah. 

Laki-laki, itu kalau di rumah, nggak ngerti musti ngapain supaya berguna. 

Padahal pekerjaan di rumah itu banyak banget, 

Itu salah siapa? 

Itu, Salah ibu-ibu mereka yang punya degre banyak tak terhitung jurusan perumah tanggaan, tapi gamau ngajarin anak laki-lakinya ngerjain pekerjaan rumah. Ibu terus yang ngerjain pekerjaan rumah, kalau si ibu ini punya anak perempuan, anak perempuanya yang dipaksa membantunya. Makanya laki-laki jadi nggak tahu apa-apa. 

 

Sudah tahu clueless begitu, harusnya laki-laki itu manut kalau dimintai tolng perempuan itu ya manut gitu lho. Dan lakukan dengan benar, jangan ngelakuinnya salah-salah. Perempuan ngasih tahu gimana ngelakuinnya biar bener, tapi perempuan di tuduh, “Emang perempuan selalu benar.”

 

Apa yang menunjukkan kalau laki-laki itu nggak bisa ngapa-ngapain, dimintain tolong nyapu misal, dengan entengnya, nyapu rumah dan istrinya bingung. Melihat suaminya yang sedang menyapu dengan tatapan mendidih. Si Istri gak habis pikir, Ini tuh tahun 2022, di rumah sejak tahun 2020 sudah punya vacuum cleaner 2 macam  dengan gagang beda-beda, ujung vacum beda-beda sesuai kebutuhan medan akan yang disedot. Yet, suami disuruh bersihin rumah, masih pakai sapu. Udah tahu di rumah nggak ada sapu, dipakainya sapu teras buat nyapu rumah. Gimana perasaan istrinya melihat pemandangan sapu teras yang udah menyapu debu-debu diuar rumah bercampur eek-eek ciccak, di bawa kedalam buat nyapuin lantai dan karpet. Rasanya kemarahan udah diubun-ubun, tapi mana ini yang harus di ungkapin, ngasih tahu yang bener apa marah dulu? Kalau ngasih tahu, Bingung ngasih tahunya gimana, bingung…. 

 

Diminta cuci piring, dia punya cara sendiri cuci piring. Sabun cuci piring dihamburin, busa-busa dan cipratan air berjatuhan di pinggir wastafel dan lantai, ditinggal gitu aja. Piring bersih, iya. Pekerjaan istrinya mungkin berkurang karena dibantuin cuci piring. Tapi kerjaannya juga nambah karena harus bersihin wastafel belepotan sama lantai-latai yang basah yang harus dipel. Sudah begitu, sisa-sisa makanan di penampungannya nggak di buang. Ambil nafas…. Lepaskann…. 

 

Di-dimintai tolong cuci baju lalu menjemurnya aja sudah kayak berangkat nyelesain misi Jumanji. Masuk rumah udah wuahhhh, merasa keren Minta dipuji, ditebarin confetty pakai party popper. Yeaayyyyy….. 

 

Padahal kan itu pekerjaan perempuan dari kelas 6 SD, dari kelas 6 SD sudah ngerjain itu, itu wayy a long time ago. Nggak cuma sekali tapi setiap hari. Kalau pekerjaan rumah tangga itu basic, nyuci baju itu cuma secuil dari pekerjaan basic. 

 

Orang bilang pekerjaan rumah itu pekerjaan basic, basic maksudnya untuk bertahan hidup kita butuh makan, makan artinya kita harus punya bahan makanan lalu mengolahnya, masak kan. Pakai baju, artinya harus punya baju bersih. Itu artinya baju yang sudah kotor dicuci , jemur, dilipat. Kalau butuh di setrika ya disetrika juga. Belum lagi membersihkan Rumah, bersih-bersih, apa yang menjadi pekerjaan rumah itu basic, kalau Cuma bisa cuci baju doang, yaaaa 0,00000001 persennya saja, nggak menyentuh 1 persennya pekerjaan rumah. 

 

“Tapi kan, kalau genteng bocor, minta tolongnya laki-laki juga. Suami juga.” 

 

Heyyy!!! Aku akan teriak kenceng bagi laki-laki yang ngeluarin kartu itu biar nunjukin seolah dia berguna di rumah. 

Aku akan bilang ke orang yang bilang kek gitu, “Siapa bilang? Siapa bilang Laki-laki, terutama laki-laki sekaran ini semua bisa panjat genteng? nggak yakin deh panjat genteng itu skill yang masih dimiliki seluruh laki-laki didunia ini. Hanya karena laki-laki gamungkin dia langsung punya skill panjat genteng. Kalau ada genteng bocor di rumah nih, lalu ada 2 laki-laki dirumah itu, berapa yang bisa berani manjat genteng buat benerinnya? Apa iya semuanya bisa melakukannya. Aku yakin sih Nggak mungkin dua-duanya semua bisa. Orang cowok nembak cewek aja cuma berani lewat chat, mutusin juga pakek chat. Usaha buat meraih perempuan yang dia suka aja nol, mau naik genteng. Kayaknya nggak yakin sih, mau, berani dan bisa buat benerin genteng bocor. Teman ku pernah bilang kalau ia ditembak cowok, kata temenku, dia ditembak oleh anak band, sering diajak ke studio latihan lah, sering diajak nge-jam lah. Aku tanya,”wahhhh so swit pasti nembaknya. Pakai apa? gitaran sambil akustikan ya? atau sambil main piano? di caffe mana nembaknya?” Dia jawab, lewat chat sih,, tapi so swit kok.” Katanya. 

Oke, Aku gak bisa berkata-kata. 

 

Lagipula kalau emang naik genteng itu skill semua laki-laki nih misal, ya ujung-ujungnya bakal nggak berguna buat kebutuhan setiap harinya di rumah. Lha kan nggak setiap hari genteng bocor, kan. Justru kalau setiap hari kerjaannya dirumah benering genteng….. skill manjat sih bener oke, tapi skill ngebenerinnya dipertanyaakan. Ahhh gaberguna lagi dong.

 

Perempuan di rumah udah masak, udah siapin makan di meja makan, cuci piring tanpa berceceran di sekitar wastafel dan lantai, udah nyuci baju, ngevacuum rumah, mandiin anak, nyuapin anak. Ni laki-laki di rumah itu masih stuck urusan pergentengan. Gak habis pikir, gak habis pikir gimana cara kerjanya. 

 

Cowok menafkahi. Cowok tugasnya kan menafkahi. Lalu yang lainnya urusan perempuan lah. Menafkahi itu hal-hal yang terjadi di luar rumah. kalau di dalam rumah ya mode kerjanya kembali ke mode kerja life skill basic bertahan hidup di dalam rumah itu tadi. Masalah pernafkahan ya gausah dibahas, karena itu ranah luar rumah. Kalau udah di rumah ya, nggak lantas pekerjaan rumah diberikan seluruhnya ke perempuan dong. Apalagi kalau perempuannya juga bekerja, mau alasan apa juga laki-laki jadi nggak berguna kalau dirumah, dengan dalih dia udah kerja cari nafkah sepanjang hari. Ada kok yang pekerjaannya autopilot, main sudoku di kantor, nunggu gaji awal bulan. Sampai rumah bisa nge-kaim kalau dia gaperlu ngerjain kerjaan rumah karena udah kerja cari nafkah. 

 

Sebenarnya apa yang salah dari semua ini? yang salah adalah sistem pendidikan dirumah. Di rumah kita udah dibiasakan buat dibedakan cara mendidik anak laki-laki dan anak perempuan. Anak perempuan dari kelas 6 SD udah disuruh cuci piring, nyapu rumah, nyapu teras. Laki-laki mana tahu kalau teras itu bersih karena disapu, mereka Cuma tahunya ya teras it gamungkin kotor. Cowok pulang main dari tongkrongan, sampai rumah ngelihat teras dengan take it for granted. Dia tahunya ya memang sewajarnya teras rumah itu bersih. Plataran rumah itu bersih, dia nggak tahu teras rumah sama plataran rumah,( apa halaman) rumah sapunya beda. Mana tahu?  

 

Ini yang membuat laki-laki bingung saat berumah tangga, kok teras rumah gue kotor yak? Perasaan pas dulu masih di rumah ibu, teras rumah ibu gapernah kotor begini. Lalu dengan masih kebingungan nggak sampek otaknya mencerna yang terjadi dengan teras rumahnya ditambah capek pulang kerja, masuk rumah dia nanya ke istri. Istri lagi dasteran belum sempat mandi, abis nyebokin anak yang eek ditengah-tengah lagi disuapin makan, belum kepegang makanan yang dilepeh sama anak masih dilantai dan belum di lap.  Suami masuk rumah nanya “ini kok teras rumah bisa kotor banget ya? “. 

Bisa ditebak scene lanjutan yang akan terjadi di rumah itu?  

 

Padahal, Si laki-laki ini, suaminya ini nanya karena memang nggak tahu.. dia beneran nggak tahu ibu-ibu. Jangan dianggap laki-laki tahu alasan kenapa teras rumah bisa kotor?, dijawab aja sejujurnya : “iya tadi ada tornado lewat atau ada helikopter parkir depan rumah”. Tapi perempuan yang kemarahannya udah diubun-ubun tadi, yang masih menyimpan kesalahan suami yang nyapu rumah pakai sapu teras ini tadi, yang musti ngepel lantai dapur karena suami nyuci piring berceceran tadi, jadi terseinggung mencak-mencak marah-marah, nyalahin laki-laki nggak peka, nyalain nggak ngerti berat-nya pekerjaan rumah seharian sampai teras rumah nggak kesentuh. 

Trus laki-laki curhat, “Emang ya perempuan gak pernah salah”

 

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan rumah tangga itu, Ibu kita dulu ini salah. Salah udah membedakan cara mendidik anak laki-laki dan perempuan di rumah. Salah kenapa perempuan dan laki-laki di bedaain urusan tugas mencuci piring. Padahal mau itu anak laki-laki, mau anak perempuan sama-sama keluarnya dari rahim ibu. Mereka juga sama-sama tinggal serumah, dirumah yang sama yang butuh maintainance butuh berahan hidup. Tapi gak tahu kenapa ibu kita kok lupa ngasih sapu ke saudara laki-laki kita. Lupa ngasih tugas cuci piring dan bantuin ngupas bawang. Dicerewetin juga dong anak laki-laki yang nyuci piring nyirat-nyiprat!. Gak ngerti dari mana asalnya Pekerjaan laki-laki dirumah itu cuma mbambung, ongkang-ongkang kaki, duduk-duduk senderan, madep keatas langit-langit sambil berfikir, “kira-kira kapan genteng rumah bocor, biar gua ada kerjaan dan gabosen dirumah”. 

 

Ibu kita salah didik, bener nggak? Bener kan? Setuju kan?  

Tapi.. ya tapii yaaaa….. karena perempuan selalu benar, ditambah surga ada di kaki ibu, siapa yang berani bilang kalau ibu kita salah? 

 

End

 

Palupilupita 

 

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Ketakutanku Saat Menua
0
0
Kalau ada lagu yang liriknya. Takut tambah dewasa Takut aku kecewa Takut tak seindah yang kukiraIdgitafKalau menurutku tambah dewasa malah asik!. Keluar dari rumah, tidak ikut peraturan tidak tertulis yang ada dirumah, tidak harus pulang jam sekian, jam sekian bangun dan mengerjakan pekerjaan rumahan, tidak harus merasa bersalah kalau kita maiann hape dan rebahan
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan