
“Ini masih ada merah-merahnya." — Harshan.
“Kelakuan mas nih..” — Alesha.
53. Makan Bersama
.
.
Alesha memeluk lengan Harshan sambil berjalan memasuki rumah mereka. Senyumannya terus merekah sejak mereka berdua keluar dari dalam hotel. Gadis itu benar-benar sangat senang sekali.
"Baru pulang kalian?"
Harshan dan Alesha langsung menoleh ke arah dapur, di sana sudah ada Mama Rita yang sepertinya sedang memasak sesuatu.
"Mama?"
Mama Rita menatap Harshan dan Alesha. Wanita itu menyipitkan matanya. "Kata Bi Jum kalian kencan, kok baru pulang? Kemana aja?" tanyanya.
Harshan berdehem pelan. "Aku mau mandi." kata pria itu berjalan pergi meninggalkan Alesha menuju ke kamar mereka.
Alesha melotot menatap Harshan yang meninggalkannya. Hih, nyebelin banget.
"Kalian kemana aja Sha? Kencan dari kemaren kok pulangnya pagi?" tanya Mama Rita sambil menatap Alesha.
Alesha menunduk dan menggusap lehernya. Gadis itu berdehem pelan.
Mama Rita langsung maju dan menyingkirkan rambut Alesha. Melihat bekas-bekas kemerahan di leher gadis itu. "Oooh, mampir hotel ya kalian?" tebak wanita itu.
Alesha menegakkan kepalanya dan menatap Mama Rita. "Itu ma, kemaren pas pulang jalannya ketutup pohon roboh terus kan ujan deres, aku takut petir jadi aku ngajak Mas Harshan mampir ke hotel aja." jelas gadis itu.
Mama Rita menaikkan sebelah alisnya. "Bener?"
Alesha mengangguk beberapa kali. "Iya ma."
Mama Rita tersenyum. "Sekalian ya mumpung berdua jadi mampir hotel juga. Udah kayak honeymoon ya kalian?"
Alesha menggigit bibir bawahnya. "Mama ih, udah ah. Aku mau mandi." kata gadis itu dan langsung berlari meninggalkan Mama Rita menuju ke kamarnya.
Mama Rita yang melihatnya hanya terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya.
"Omaaa, ance mana?" tanya Eli yang baru saja dari halaman samping bersama Bi Jum.
Mama Rita menoleh dan tersenyum pada Eli. "Om sama tante kamu lagi mandi, ayo makan. Oma udah bikin omelete buat kamu." kata wanita itu menggandeng tangan Eli menuju ke meja makan.
"Eyi mau cucu coklat oma.." kata Eli setelah mendudukkan Eli ke atas kursi.
"Oke, oma bikinin susu coklat buat kamu." kata Mama Rita sambil mengacungkan jempolnya pada Eli.
Eli mengangguk dan tersenyum. "Maacih oma.."
Mama Rita tersenyum dan menarik pipi chubby Eli gemas. "Sama-sama." jawabnya.
Wanita itu kemudian mengambil susu coklat dan langsung membuatkannya untuk Eli. Setelah jadi Mama Rita membawanya ke meja makan, menaruhnya di meja sambil duduk di samping Eli.
"Enak nggak omelete buatan oma?" tanya Mama Rita sambil menatap Eli.
Eli mengangguk. "Enyaakk, tapi lebih enyak punya ance.." jawab gadis kecil jujur.
Mama Rita menghela nafas pelan. "Ya kalo itu udah jelas, pasti enakan buatan tante kamu."
Mama Rita menemani Eli makan, wanita itu juga mengusap pipi Eli yang sedikit kotor. Tak lama kemudian Alesha dan juga Harshan keluar dari kamar dan menghampiri Eli.
Eli menoleh dan tersenyum senang melihat Alesha. "Anceee!" panggilnya.
Alesha duduk di samping Eli dan mengusap kepala gadis itu. "Siapa yang bikinin kamu omelete?" tanya gadis itu.
Eli langsung menunjuk Mama Rita. "Omaaaa..." jawabnya.
Mama Rita kemudian menoleh pada Alesha. "Mama gak masak buat kamu sama Harshan, gak ada bahan-bahan masakan. Kalian pasti belum belanja, cuma ada telor aja di kulkas tadi." kata wanita itu
Alesha menatap Mama Rita. "Iya ma gapapa, kemaren rencananya mau belanja pas pulang tapi ternyata hujan, makanya gak jadi. Aku sama Mas Harshan tadi udah sarapan di hotel kok."
Mama Rita mengangguk. "Iya, emang sekarang kan hampir tiap hari ujan. Kalo malem aja ada petir serem banget, banyak pohon tumbang di jalan. Banyak juga orang yang kebanjiran.." kata wanita itu.
"Iya ma makanya, aku tuh takut banget sama petir ma. Pas dijalan kemaren kan bener-bener kilat petirnya itu loh bikin takut, kayak ada di depan mata. Aku bener-bener takut." kata Alesha.
"Tapi kesempatan ya kalian, udah kayak bulan madu. Berdua ke hotel yakan.." kata Mama Rita sambil tersenyum menggoda.
"Mama ih.."
Mama Rita terkekeh pelan melihat Alesha yang malu-malu dengan pipi memerah itu.
"Bulan madu itu apa oma? Makanan?" tanya Eli sambil menatap Mama Rita.
Mendengar pertanyaan polos Eli membuat Mama Rita langsung tertawa. Wanita itu dengan gemas menarik pipi gembul Eli. "Bukan makanan sayang.."
"Telus apa?"
"Kamu jangan mikirin itu, abisin dulu sarapan sama susu coklatnya. Kalo udah oma ambilin buah naga." kata Mama Rita.
Eli langsung mengangguk senang. Gadis kecil itu kembali memakan omeletenya dengan lahap.
"Bikinin kopi Le.." kata Harshan.
Alesha menoleh dan mengangguk. "Iya mas." sahutnya langsung berdiri dan menuju dapur untuk membuatkan Harshan kopi.
Mama Rita menopang dagu dan menatap Harshan. "Enak ya pas ujan mampir hotel berduaan?" tanya wanita itu.
Harshan berdecak. "Mama apasih.." sahut pria itu malas.
Mama Rita mendengus. Wanita itu memutar bola matanya bosan. "Halah, gak asik kamu."
"Ini mas." kata Alesha menaruh secangkir kopi di depan Harshan.
Harshan menoleh dan mengangguk. "Makasih.." kata pria itu mengambil cangkir kopi di depannya.
"Iya." sahut Alesha.
"Kalian kemaren kemana aja Sha?" tanya Mama Rita kepo.
Alesha menoleh, menatap mertuanya itu. "Ke taman hiburan ma, ya biasalah main-main di wahana gitu. Terus sama beli makanan juga, jajan gitu." jawabnya.
"Abis naik roller coaster langsung muntah tuh Alesha. Nekat banget udah dibilangin gausah naik itu." sahut Harshan.
Alesha mendengus. "Yakan mau nyoba mas. Aku belom pernah naik roller coaster jadi ya mumpung ada kesempatan nyobain lah." sahutnya.
Mama Rita tertawa. "Aduh Sha, sama kayak mama dong. Mama dulu pas pertama ke taman hiburan juga gitu. Penasaran mau nyobain semua wahana, eh ujung-ujungnya malah muntah-muntah pas turun." kata wanita itu disertai kekehan pelan.
Alesha mengangguk. "Iya ma, bener-bener pas turun aku gak tahan pengen muntah soalnya pas naik itu dibolak-balik, perut aku kaya diubek-ubek. Untung aja toiletnya deket."
"Untung ya Sha.."
"Omaaaa, mana buahnya?" tanya Eli yang sudah menyelesaikan sarapannya. Gadis itu menoleh pada Mama Rita.
Mama Rita menegakkan badannya. "Wah udah abis, bentar ya oma ambilin buah naganya." kata wanita itu mengambil piring Eli yang sudah kosong dan membawanya.
"Pinter banget udah abis.." kata Alesha sambil mengusap kepala Eli.
Eli menoleh dan tersenyum lebar, memamerkan deretan giginya. "Iyaa.."
Alesha kemudian menoleh pada Harshan. "Kayaknya nanti kita harus belanja deh mas.." kata gadis itu.
"Iy----.."
"Gak usah Sha, biar Herzan aja nanti. Dia mau ke sini. Tulis aja apa yang harus di beli." sahut Mama Rita yang membawa mangkok kecil berisi buah naga untuk Eli.
"Nggak usah lah ma, nanti aja aku sama Mas Harshan yang belanja sendiri." kata Alesha.
Mama Rita berdecak. "Halah, biar Herzan aja. Biar ada gunanya tuh anak. Tiap ke sini kan makan mulu, sekali-kali biar dia yang belanja."
Alesha kemudian menoleh pada Harshan.
"Iya, biar Herzan aja. Kirim ke dia daftar belanjaannya. Kemaren udah ditulis kan?"
Alesha mengangguk.
"Sini Sha, kirim ke mama aja. Biar mama yang ngirim ke dia." kata Mama Rita.
Alesha mengangguk. "Iya ma.." sahut gadis itu dan mengirimkan daftar belanjaan mereka yang sudah dia tulis di note kemarin.
"Udah aku kirim ya ma.." kata Alesha menatap Mama Rita.
Mama Rita mengambil ponselnya yang ada di atas meja dan mengangguk. "Oke, biar mama kirim ke Herzan."
.
.
"Ini masih ada merah-merahnya." kata Harshan mengusap bekas kemerahan yang ada di leher Alesha.
Alesha yang sedang tiduran di atas paha Harshan langsung meraba lehernya. Bibirnya langsung mengerucut. "Kelakuan mas nih.." sahutnya.
Harshan menjepit bibir Alesha yang mengerucut itu. "Bibirnya jadi mirip bibir boneka bebek yang kemaren." kata pria itu.
"Ihh maaas.." Alesha menyingkirkan tangan Harshan yang ada di bibirnya.
Harshan dengan iseng malah semakin menggoda Alesha, menarik-narik bibir gadis itu. "Lagi, biar makin mirip sama bebek."
"Ah mas! Jangan ih, ngeselin banget." kata Alesha.
Harshan terkekeh pelan. Pria itu menjauhkan tangannya dari bibir Alesha dan kembali mengusap leher gadis itu.
"Tadi pagi mama udah liat, malu banget ih." kata Alesha menatap Harshan.
Harshan menaikkan sebelah alisnya. "Malu? Tumben, bukannya kamu sama mama tuh kalo ngomong udah gak di filter, ngomongin ini itu gak jelas. Masa cuma gara-gara mama liat ini kamu malu?"
"Yakan tetep aja mas, kalo diliat mama kayak gini malu. Mana banyak juga merah-merahnya." kata gadis itu.
Harshan menghela nafas. "Salah siapa gak ditutupin?"
"Udah, tapi mama liat aja." sahut Alesha.
"Yaudah kalo gitu biarin, mama udah liat juga. Biasa aja lah." kata Harshan.
Alesha mengubah posisinya menjadi duduk. Gadis itu memegang tangan Harshan dan tersenyum. "Makasih ya mas, kemaren udah ngajakin aku main seharian. Aku seneeeeeeng banget." ucapnya.
Harshan menyentil kening Alesha dan mengangguk. "Iya sama-sama." sahutnya.
Alesha masih tersenyum lebar. Gadis itu maju dan mengecup bibir Harshan beberapa kali.
"Udah! Keterusan kamu nanti, suka gak bisa ngerem kalo udah nyosor." kata Harshan menahan wajah Alesha yang sudah maju hendak menciumnya lagi.
Alesha berdecak. "Baru juga mau nyipok."
"Nanti aja, kamu tuh suka gak tau tempat. Kalo Eli liat gimana coba.." kata Harshan sambil menggelengkan kepalanya.
Alesha menghela nafas lesu. "Iya deh."
"Anceee! Anceee cilook!"
Alesha dan Harshan langsung menoleh. Eli sedang berlari ke arah mereka dengan membawa kantong plastik di tangannya.
"Cilok ancee.." kata gadis itu memberikan kantong plastik yang dia bawa pada Alesha.
Alesha langsung menerimanya. Gadis itu mengambil dua bungkus cilok yang ada di dalamnya. "Kamu beli cilok sama oma?" tanyanya menatap Eli.
Eli menganggukan kepalanya. "Heeh, waktu Eyi liat bunga ada cilok. Telus oma beli." jawabnya.
"Mama cuma beli satu buat kalian, duitnya kurang. Di kantong cuma ada 15 ribu. Cukup buat cilok 3 bungkus aja." kata Mama Rita yang berjalan menghampiri mereka. Wanita itu sudah memakan cilok yang ada di tangannya.
"Ya ampun ma, kenapa tadi gak manggil aku aja?" tanya Alesha.
"Kelamaan Sha, lagian udah cukup kok. Lima ribuan aja isinya banyak. Nih liat.." kata Mama Rita menunjukkan plastik berisi cilok miliknya.
Alesha melihat cilok yang dia pegang. "Iya sih ma."
"Punya Eyi ance, punya Eyi.." kata Eli memegang paha Alesha.
Alesha pun mengeluarkan cilok milik Eli yang hanya dibumbui kecap saja. Gadis kecil itu langsung minta diangkat untuk duduk di sofa.
"Lumayan ya Sha ciloknya, ada isiannya nih.." kata Mama Rita sambil menunjukkan cilok yang sudah sebagian dia gigit. Ada isian daging di dalamnya.
"Iya ma, lumayan. Beda dari yang pernah mama beli ya?"
Mama Rita mengangguk. "Iya beda orang, gerobaknya juga beda tadi."
"Emang suka ganti-ganti sih ma yang lewat sini." kata Alesha.
"Mau Le.." kata Harshan.
Alesha menoleh, gadis itu langsung menusuk cilok dan menyuapkannya pada Harshan.
Harshan mulai mengunyah ciloknya. "Enakan buatan kamu." ucapnya sambil menoleh pada Alesha.
Alesha yang mendengarnya tersenyum, Harshan memujinya kan barusan?
"Yuhuuuuuuu! Herzan ganteng dateng nih!"
Semua langsung menoleh, dari arah pintu terlihat Herzan yang datang dengan beberapa kantong belanjaan. Bahkan di belakangnya juga ada Pak Arif yang membantu.
Alesha memberikan ciloknya pada Harshan dan berdiri menghampiri Herzan. "Bawa ke dapur langsung aja Zan.." kata gadis itu.
"Oke mbak." sahutnya.
Herzan dan Pak Arif pun mengikuti Alesha yang berjalan menuju dapur. Mereka berdua langsung meletakkan semua kantong belanjaan itu ke atas meja.
"Makasih ya Pak Arif.." kata Alesha menatap Pak Arif.
"Sama-sama non, kalo gitu saya permisi ke depan lagi." sahut Pak Arif.
"Iya pak."
Pak Arif pun pergi meninggalkan dapur dan kembali ke halaman depan untuk melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai. Pria itu sedang menambah beberapa jenis tanaman di halaman.
"Makasih ya Zan.." kata Alesha menatap Herzan.
Herzan mengangguk. "Sama-sama mbak. Banyak banget nih belanjanya, emang mbak belum belanja?"
Alesha menggeleng. "Belum Zan, rencananya kemaren mau belanja tapi gak jadi."
"Oh.."
"Yaudah sana kamu ke ruang tamu aja, mbak mau beresin ini semua dulu." kata Alesha tersenyum pada Herzan.
"Mbak bikin mie goreng dong, aku tadi udah beli bahannya kok. Ya mbak? Aku pengen mbak.." kata Herzan sambil menatap Alesha. Memohon pada kakak iparnya itu.
"Mie goreng yang kayak di tempat nasi goreng gitu?" tanya Alesha.
Herzan mengangguk. "Iya mbak, yang kayak gitu. Pasti kalo mbak yang bikin enak banget deh. Bikin ya mbak, ini semua bahannya udah di sini." kata pemuda itu menunjuk kantong belanjaan yang ada di depannya.
Alesha terkekeh dan mengangguk. "Iya-iya, mbak bikin mie goreng. Kamu ke ruang tamu aja, main sama Eli tuh. Dia lagi makan cilok."
Herzan langsung tersenyum lebar, membuat lesung pipinya yang persis seperti milik Harshan terlihat. "Oke mbak. Makasih ya.."
"Sama-sama.." sahut Alesha.
Herzan pun pergi meninggalkan dapur dan menuju ke ruang tamu. Sedangkan Alesha membereskan semua belanjaan yang ada di atas meja.
Gadis itu memasukkan telur, sayur dan daging-dagingan ke dalam kulkas. Dia juga menaruh buah-buahan ke dalam kerangjang buah yang ada di atas meja.
"Herzan minta dimasakin apa?"
Alesha menoleh, melihat Harshan yang menghampirinya. "Oh itu, minta mie goreng."
Harshan membantu Alesha membereskan belanjaan itu. Dia memasukkan mie instan ke dalam lemari kabinet yang ada di atas.
"Mas ngapain ke sini, biar aku aja yang beresin." kata Alesha melihat Harshan memasukkan beberapa botol susu ke dalam kulkas.
"Gapapa, mas bantu. Mama lagi tiduran di sofa, Eli juga lagi sama Herzan." sahut pria itu mengambil beberapa botol sabun cuci dan juga pewangi dan memasukkannya ke dalam satu kantong plastik untuk nanti dibawa ke ruang mencuci.
"Capek kayaknya mama, abis ngikutin Eli sepedaan di depan." kata Alesha.
"Kayaknya." sahut Harshan. Pria itu memasukkan beberapa snack ke dalam kabinet lain.
"Kamu mulai masak aja biar mas yang selesaiin ini." kata Harshan menoleh pada Alesha.
"Beneran?"
"Iya. Masak gih.."
Alesha menghela nafas dan mengangguk, gadis itu akhirnya menuju ke depan kompor. Membawa bahan-bahan untuk membuat mie goreng yang sudah Herzan beli.
Alesha merebus ayam agar matang terlebih dahulu. Gadis itu juga menyiapkan bumbu untuk mie gorengnya nanti.
"Ini dipotong-potong kan?" tanya Harshan mengeluarkan sayuran dan juga sosis dari dalam kantong plastik yang ada di atas meja.
Alesha menoleh. "Biar aku aja mas, mas ke depan aja." kata gadis itu.
Harshan mengambil pisau dan juga talenan. Pria itu duduk di atas kursi yang mulai memotong sawi. "Mas bisa, sebelum ada kamu juga mas udah sering masak-masak sendiri. Kalo cuma motong-motong ginian bisa." sahut pria itu.
Alesha menatap Harshan dan gadis itu tersenyum. "Yaudah deh mas." ucapnya.
Harshan mengangguk. Mereka kemudian fokus pada kegiatan masing-masing. Ini adalah pertama kalinya Alesha memasak bersama dengan Harshan yang membantunya.
"Mas mau dipakein udang gak?" tanya Alesha.
"Boleh." jawabnya.
Alesha mengangguk. Gadis itu mengangguk dan mengambil udang dari dalam kulkas untuk dimasak.
.
.
"Aduh enak banget ya di sini. Banyak bunga, banyak taneman. Terus halaman juga luas, enak banget kalo makan sambil duduk di sini. Jadi nambah enaknya." kata Mama Rita.
Alesha tersenyum. "Rumah mama malah lebih luas, lebih banyak juga bunga-bungaannya." kata gadis itu.
"Iya sih Sha, tapi kan nggak kayak gini. Lebih enak di sini. Lebih seger udaranya." kata Mama Rita
Mereka semua sedang makan mie goreng di teras samping sambil menikmati udara yang cukup cerah hari itu.
"Tadi kamu masak sendiri Sha? Maaf ya mama ketiduran tadi, jadi gak bisa bantuin kamu." kata Mama Rita menatap Alesha.
Alesha menggeleng. "Enggak ma, tadi dibantu sama Mas Harshan."
Mama Rita menoleh pada Harshan. "Oh iya, dia bisa masak loh Sha. Kelaamaan tinggal sendiri dia jadi bisa masak juga." kata wanita itu.
Alesha terkekeh pelan. "Iya ma, tadi juga Mas Harshan bantuin aku."
Mama Rita tertawa. "Ajakin dia masak terus Sha, gapapa. Biar bisa jadi bapak rumah tangga juga." kata wanita itu.
Alesha tersenyum. "Nggak ah ma, Mas Harshan lebih cocok kerja. Kalo dia ikut masak di dapur aku jadi gak konsen masak. Malah jadi ngeliatin dia terus." kata gadis itu sambil menatap Harshan.
Mama Rita berdecak dan menggelengkan kepalanya. "Haduh, ada-ada aja kamu Sha."
"Beneran ma, aku tadi aja jadi gak konsen masak gara-gara ada Mas Harshan juga. Mata aku maunya ngeliatin dia terus. Dia jadi keliatan makin ganteng kalo lagi masak ma..."
"Aduh-aduh, bisa banget kamu ya Sha. Dasar.." kata Mama Rita lansung tertawa sambil menyenggol lengan Alesha.
Alesha menatap mertuanya itu. "Mama dulu ngidam apa sih? Kok anaknya ganteng banget gini?"
"Lupa Sha, kayaknya ngidam nontonin Brad Pitt deh..." jawab Mama Rita.
"Aku juga ganteng, mama pas hamil aku ngidam apa ma?" sahut Herzan sambil memakan kerupuk.
Mama Rita menoleh pada Herzan dan menatap pemuda itu. "Lupa ah Zan, nonton Sule kayaknya.." jawab wanita itu.
Mata Herzan langsung melebar, Alesha langsung tergelak.
"Ih mama! Masa mama ngidam nonton Sule sih? Kan aku ganteng maaa.." kata Herzan dengan bibir tertekuk lucu.
"Ya kamu ganteng karena papa juga ganteng, lagian ngapain ikut-ikutan nanya mama ngidam apa. Aneh kamu." kata Mama Rita kembali memakan mie gorengnya.
"Ancee minyuuum.." kata Eli menarik-narik tangan Alesha.
Alesha menoleh. "Bentar ya, tante ambilin dulu." kata gadis itu dan langsung berdiri untuk masuk ke dalam rumah mengambil minum.
Eli mengangguk. "Iya ancee.." jawabnya.
Mama Rita mencolek lengan Harshan yang dari tadi makan dengan tenang.
Harshan langsung menoleh dan menatap mamanya itu. "Apa sih ma?" tanyanya.
"Kamu sadar gak, kamu tuh beruntung punya istri kayak Alesha. Udah baik, pinter masak, rajin, telaten, terus tulus lagi ngurusin Eli. Kamu udah pernah bilang makasih ke dia?" tanya Mama Rita.
Harshan menghela nafas. Pria itu mengangguk. "Udah ma."
"Bener?"
"Iya ka, bener. Aku udah pernah bilang makasih ke dia buat semuanya." jawab Harshan.
"Kan bang, apa aku bilang mending dari awal abang nikahin Mbak Alesha. Gak nyesel kan? Kalo waktu itu aku gak ajakin mama sama papa ke mall pasti sampe sekarang abang masih nyembunyiin Eli. Abang pasti gak baka---.."
"Oh jadi kamu emang sengaja waktu itu? Dasar ya kamu Zan."
Herzan langsung menutup mulutnya. Aduh, keceplosan dia di depan Harshan.
"Ember banget emang ya mulut kamu." kata Harshan menatap adiknya itu.
Mama Rita mendengus. "Biarin, kalo aja Herzan gak gitu kamu pasti juga gak bakal ngasih tau mama soal Eli kan? Untung aja Herzan pikirannya bener, jadi kita bisa ketemu pas di mall itu." kata wanita itu menatap Harshan.
"Iya kan ma? Aku juga yang nyuruh abang nikahin Mbak Alesha ma. Aku bilangin ini itu, coba kalo gak gitu, masih jomblo terus nih abang." kata Herzan kembali memakan mie gorengnya.
Harshan hanya mendengus mendengar ucapan Herzan. Pria itu mengalihkan pandangannya dan kembali makan.
"Ini es tehnya. Ini minum punya Eli.." kata Alesha. Gadis itu menaruh nampan berisi teko dan juga beberapa gelas. Ada juga botol minum Eli yang terisi jus mangga milik gadis kecil itu.
Mama Rita menoleh. "Lho, bikin es teh juga kamu Sha?" tanya wanita itu.
Alesha yang sedang menuangkan teh ke dalam gelas mengangguk. "Iya ma tadi aku udah nyeduh tehnya. Nunggu dingin aja, kan enak siang-siang gini minuk es teh. Apalagi hari ini cerah.." kata gadis itu memberikan segelas es teh pada Mama Rita.
"Bener mbak, seger banget nih pasti es teh siang-siang gini sambil makan mie goreng kan.." kata Herzan.
Alesha memberikan masing-masing segelas es teh untuk Herzan dan juga Harshan.
"Makasih mbak.." kata Herzan langsung meminum es tehnya.
"Cegeeel!" kata Eli yang baru saja meminum jus mangga miliknya.
Alesha menoleh dan mengusap kepala Eli. Gadis itu terkekeh pelan. "Enak?"
Eli mengangguk semangat. "Bangeet.." jawabnya.
Alesha kemudian kembali memakan mie gorengnya. Rasanya sangat menyenangkan sekali makan bersama di teras seperti ini. Terasa sangat hangat dan akrab, hanya kurang Papa Arya saja yang sedang ada pekerjaan ke luar kota.
"Makan." kata Harshan menaruh beberapa udang ke atas piring Alesha.
Alesha menoleh. "Punya aku masih ada kok mas, mas makan aja." kata gadis itu hendak menyendok udang di atas piringnya. Ingin mengembalikannya pada Harshan.
"Makan aja. Kamu kan suka udang." kata Harshan.
Alesha tersenyum dan mengangguk.
Mama Rita yang melihatnya ikut tersenyum. Wanita itu menghela nafas senang. Syukurlah, Harshan mendapatkan seorang istri yang baik. Dia sangat senang sekali.
To Be Continue
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
