ANH Ch.6

0
0
Deskripsi

“Aku kira kamu memiliki alasan lain ternyata kamu tidak banyak berubah Buggy, baguslah kalau begitu.... karena aku juga mengajari Shanks ini tidak akan adil jika aku tidak mengajarimu tentang Haki juga Buggy. Jadi lebih baik persiapkan dirimu." Menatap tajam pada Buggy, Rayleigh meminta Buggy untuk mempersiapkan dirinya.

“Tentu saja tidak Rayleigh-san dari dulu sampai sekarang tujuanku tidak berubah Gayahahahaha... pantas bukan alasanku untuk meminta bantuanmu....” Sambil bercanda Buggy membalas...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya ANH Ch.7
0
0
Rayleigh mengambil sebuah tongkat yang tergeletak di ruangan itu, lalu dia meminta Buggy untuk menutup matanya dengan sebuah kain. Tanpa mengatakan apapun Rayleigh mengayunkan tongkat itu ke kepala Buggy. Buggy yang tidak tahu menahu apa yang akan Rayleigh lakukan, tiba-tiba saja kepalanya terasa sakit kemudian dia berteriak pada Rayleigh dan menanyakan apa yang dia lakukan. “Apa yang kau lakukan Rayleigh-san? kau memukulku bukan... argh... jangan diam saja Rayleigh-san... kenapa kau memukulku bukankah kau bilang akan mengajariku Kenbunshoku Haki?” tanya Buggy yang kesal karena tanpa diberitahu apa-apa dia dipukul. “Ini bagian dari latihan Buggy... kau harus bisa merasakan seranganku tanpa melihat...” ujar Rayleigh pada Buggy yang terlihat kesal lalu dia melanjutkan, “Hindari dan rasakan lagi  Buggy....” Buggy belum bisa merasakan serangan yang dilancarkan oleh Rayleigh, berkali-kali Buggy menerima pukulan tongkat dari Rayleigh. Setiap kali Buggy menerima pukulan, dia akan berteriak marah-marah dan mengutuk Rayleigh, namun setiap kata yang Buggy lontarkan hanya menemui pukulan yang lebih kuat. Cukup lama Rayleigh melatih Buggy, luka di kepala Buggy makin menonjol dan membesar. Rayleigh pun meningkatkan latihan yang diterima Buggy, dengan waktu istirahat yang minim. Bahkan Buggy dilarang Rayleigh untuk makan atau minum hingga dia mampu menghindari satu serangannya.Sampai malam tiba Buggy masih belum mampu menghindari satu pukulan dari Rayleigh, dia sangat kesal. Meski tidak makan ataupun minum , Buggy tampak biasa saja, hanya benjolan di kepala Buggy yang menjadi bukti latihan hari ini. Buggy sendiri tidak diperbolehkan untuk membuka penutup matanya hingga dia bisa menghindari pukulan Rayleigh. Bunyi keras perut Buggy memenuhi ruangan itu dan Rayleigh tertawa lirih, dia menikmati sebotol sake ditangannya sambil melihat Buggy yang duduk dengan tenang di depannya. “Hei... Buggy... jika kamu lapar , aku akan membiarkanmu makan bagaimana? Tentunya....” Rayleigh hendak memberikan keringanan untuk Buggy agar dia bisa menghilangkan suara perutnya namun akan ada konsekuensinya. “Huh.... kau ingin membodohiku Rayleigh-san... aku tahu pasti kau akan menghentikan latihannya jika aku menerima apa yang kau tawarkan bukan... Gyahahaha... aku tidak sebodoh itu Rayleigh-san.” Tawa Buggy yang menolak tawaran Rayleigh bergema di ruangan. Walaupun suaranya tidak sekuat sebelumnya tetap masih terdengar jelas. “Eh... kenapa kau picik sekali Buggy.... aku menawarkan bantuan lho... tentunya kau harus membayarnya dengan seluruh sakemu... karena kamu menolaknya, ya... sudahlah. Rayleigh tidak menyangka jika Buggy akan menebaknya dengan benar jadi dia tidak mengatakan yang sebenarnya. “Tunggu.... tunggu.... Rayleigh-san, maafkan... kepicikanku Rayleigh-san.... biarkan aku memenuhi syaratmu.” Dengan tergesa-gesa Buggy meminta Rayleigh untuk tidak berubah pikiran dan dia menyetujui persyaratan. “Heeh... tidak bisa Buggy kau sudah menolaknya jadi nikmati saja... besok, latihan akan lebih berat lagi... jadi semangat dan kuatkan dirimu.... oke.” Rayleigh tidak bisa menerima permintaan Buggy setelah dia sendiri menyembunyikan kebenarannya. Rayleigh kembali menenggak sake dan dia keluar meninggalkan Buggy, dia ingin menikmati suasana malam hari di perairan. Buggy yang berada di dalam ruangan sendiri tidak merasakan ada yang berbeda, namun suara pintu yang terbuka memperingatkan Buggy, saat dia hendak bertanya siapa yang masuk, pintu itu kembali tertutup dan dia tidak merasakan keberadaan Rayleigh lagi, dia tidak mencium bau sake di sekitarnya jadi Buggy yakin jika Rayleigh keluar dari ruangan. Buggy memegang kepalanya dan berpikir jika pelatihan yang Rayleigh berikan akan sesulit itu, awalnya dia mengira jika pelatihan Rayleigh akan lebih mudah dari ini. Meski Buggy hanya berlatih sebentar dengan Rayleigh dia merasa jika kemampuannya sedikit bergerak dari tempatnya. Tak tahu mengapa Buggy semakin merasa keputusannya untuk berlatih dengan Rayleigh menjadi sebuah keputusan yang tepat. Rasa lapar yang Buggy derita membuyarkan konsentrasinya dan dia berusaha untuk tetap fokus, entah berapa lama waktu berlalu Buggy tidak mengetahuinya dan rasa kantuk kuat tiba-tiba menyerangnya, tak kuasa menahan serangannya Buggy terjatuh terlentang dan menikmati dunia lain. Perlahan Buggy merasa tubuhnya menjadi lebih ringan dan segar dari sebelumnya, lalu suara Rayleigh terdengar oleh Buggy. Rayleigh mengatakan jika pelatihan hari ini akan berlangsung lebih lama dan lebih keras dari sebelumnya. “Buggy... kali ini aku tidak akan menahan kekuatanku jadi bersiaplah... hahaha... jangan sampai benjolan di kepalamu berubah menjadi semangka... setidaknya hindarilah satu pukulanku,” ujar Rayleigh pada Buggy, dia bisa merasakan jika Buggy bertekad untuk bisa menyelesaikan latihan ini, tekad itu terpancar kuat dari sikap Buggy yang tenang tanpa menjawab suara Rayleigh. Setelah bersusah payah menyemangati Buggy, Rayleigh tidak mendapat respons yang dia harapkan dari Buggy. Dia tidak mengira Buggy yang sering tertawa akan menunjukkan sikap yang begitu tenang,Mengambil langkah diam, Rayleigh mengayunkan tongkat sekuat-kuatnya. Tongkat Rayleigh begitu telak mengenai kepala Buggy hingga Buggy terjatuh ke belakang, Buggy terlihat tidak bergerak setelah menerima pukulan Rayleigh.Melihat Buggy yang terdiam dan tergeletak, Rayleigh menahan tawanya. Awalnya dia kira Buggy akan mampu mengelak dari pukulannya namun harapannya lenyap melihat Buggy tergeletak dan tawanya tak kuasa ia tahan lagi. Rayleigh tertawa terbahak-bahak melihat Buggy yang tak kunjung bisa menghindari pukulannya sampai-sampai benjolan di kepala Buggy berukuran bola kasti. Menunggu Buggy siuman, Rayleigh hanya diam sambil menikmati sake bersama dengan beberapa camilan. Beberapa saat setelah Rayleigh menenggak sake sebanyak enam kali Buggy tersadar dan dia duduk dengan tenang. “Argh... Rayleigh-san kenapa pukulanmu lebih menyakitkan kali ini, sialan... Arghh... eh... aduh..aduh... kenapa semakin membesar? Sambil memegang kepalanya, Buggy merasakan rasa sakit yang perih dari benjolan di kepalanya yang semakin membesar. Buggy bingung dengan benjolan di kepalanya yang semakin membesar. “Tentu saja akan membesar... siapa suruh kau tidak bisa menghindari pukulanku... sampai kau bisa mengelak dari tongkat ini baru benjolanmu akan mengempis... hahahaha... kau terlihat sangat menggelikan sekarang Buggy.” Memegang tongkatnya dengan mengayunkannya, wajah Rayleigh yang mulai berkerut menunjukkan ekspresi tertawa lepas. “Tunggu saja Rayleigh-san aku akan melewati latihan ini dan benjolan sialan... ini akan hilang dari kepalaku...Tch... kau masih sama saja Rayleigh-san, ketika melatih kau akan selalu seperti ini, tidak main-main dan akan dengan serius menampilkan kekuatanmu,“ ujar Buggy.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan