Terjebak Cinta Masa Lalu ( Bab 1 )

4
0
Deskripsi

Bab 1. Kecelakaan

“Arghhh!”

Seorang anak perempuan berteriak sebelum tubuhnya terpental dan jatuh ke aspal. Tubuh kecil itu tergeletak dan bersimbah darah. Bersyukur kepalanya terganjal oleh tas yang digendongnya, namun tidak ada rintihan dan juga tangisan dari anak itu.

“Kita menabrak anak kecil, Bos.” Tama melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau anak kecil itu terpental jauh.

Seorang laki-laki yang memakai kemeja berwarna putih itu keluar dari mobil dengan tergesa-gesa, napasnya memburu ketika...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Terjebak Cinta Masa Lalu ( Bab 2 )
3
0
Bab 2. Pendonor DarahWanita yang dipanggil Amanda itu pun terkejut, bibirnya menyebut nama Pandu meski tidak bersuara.“Manda, kenapa kamu di sini?” tanya Pandu.Pandu menatap bergantian Alana dan Amanda, dua perempuan beda usia yang wajahnya terlihat sangat mirip.Amanda memasuki ruang gawat darurat. Air matanya tumpah ruah ketika melihat sang buah hati terbaring lemas dengan kepala yang dibebat perban.“Kamu yang sudah menabrak anakku?” tanya Amanda menghardik Pandu. Walau kesal, tapi ia tetap memelankan suaranya supaya tidak menggangu pasien lain.“Anak? Pandu tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya dengan pernyataan Amanda bahwa dia adalah ibu dari anak yang telah ditabraknya. Dia anakmu?Amanda tidak menjawab pertanyaan Pandu. Ia terus menatap iba putrinya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.“Manda, katakan sejujurnya, dia anakku, 'kan?” tanya Pandu memaksa Amanda untuk menghadapnya. Namun, ibu muda itu menepis tangan laki-laki yang telah menabrak anaknya.Jangan ngawur kamu, Mas. Amanda geram, tapi ia tetap memelankan suaranya karena takut mengganggu pasien lain. Sebaiknya kamu keluar!Tidak mau membuat kegaduhan di rumah sakit, akhirnya Pandu keluar dari ruangan itu. Ia duduk di kursi tunggu di depan ruangan itu sambil memegangi kepalanya.Tama menghampiri sang bos setelah menyelesaikan administrasi Alana.Bos, Anda kenapa? tanya Tama yang terdengar sedikit panik melihat bosnya terlihat frustrasi.Bukan lelaki itu yang ia khawatirkan, tapi anak kecil yang ada di dalam ruang IGD.Bagaimana keadaan anak itu? Tama terlihat sangat cemas, ia khawatir terjadi sesuatu kepada Alana. Dia baik-baik saja 'kan?"Aku tidak bisa mengatakan kalau dia baik-baik saja, tapi ....Tapi apa, Bos? Tama duduk di samping sang bos yang masih menunduk sambil memegangi kepala.Alana adalah anak Amanda ... mantan istriku. Pandu menegakkan duduknya, lalu menoleh pada asistennya. Apa ada kemungkinan Alana itu anakku?Maaf, Bos, saya tidak bisa menjawab pertanyaan Anda. Sebaiknya Anda tanyakan langsung kepada Nyonya Amanda.Aku sudah bertanya, tapi dia bilang itu bukan anakku. Usia anak itu sekitar lima tahun dan kami berpisah belum genap enam tahun. Ada kemungkinan dia anakku.Apa Anda ingin saya menyelidikinya?Tidak perlu Tama, aku yang akan menyelidikinya sendiri. Bisa jadi anak itu anak dari selingkuhannya sewaktu dia masih menjadi istriku.Tama diam. Ia tidak membalas lagi ucapan bosnya. Seandainya ia ditugaskan untuk mencari tahu tentang anak itu, ia akan melakukannya sesuai perintah, walau ia sudah tahu segalanya. Ia akan berpura-pura tidak tahu apa-apa.Kini Alana sudah dipindahkan ke ruang rawat sembari menunggu donor darah. Gadis kecil itu terlihat masih lelap dalam tidurnya seolah enggan untuk bangun. Amanda terlihat sangat sedih, berkali-kali ia menepuk pipi Alana berharap anaknya bangun.Stok darah di rumah sakit sedang kosong membuat Amanda kalang kabut menelpon teman-temannya yang mempunyai golongan darah AB. Golongan darah Amanda tidak sama dengan anaknya, hal itu yang membuatnya gelisah. Anaknya membutuhkan darah, tetapi ia belum menemukan pendonor.Air mata Amanda terus mengalir membasahi pipinya. Ia merasa menjadi ibu yang gagal kalau tidak bisa menyelamatkan sang anak.Hanya Alana dan Alan yang saat ini ia punya. Merekalah yang bisa membuat Amanda tidak lelah memperjuangkan hidupnya. Tapi, kini salah satu anaknya terbaring tak berdaya dengan jarum infus yang menancap di lengan kirinya.Pandu menatap Amanda yang menangis di sudut ruangan. Pria itu tidak tega melihat mantan istrinya bersedih, walau ia masih membencinya jika teringat pengkhianatan Amanda padanya, tapi cintanya tak kalah besar dengan rasa bencinya.Namun, kini keadaannya berbeda, ia yang menyakiti Amanda. Bahkan ia pun merasakan sakit yang wanita itu rasakan ketika melihat Alana terbaring lemah tak berdaya.“Manda, aku yang akan mendonorkan darah untuk Alana,” ucap Pandu sambil berdiri dari duduknya.Amanda menatap lekat mantan suaminya. Sudah hampir enam tahun ia berpisah dengan pria itu, tetapi Pandu masih sama, masih terlihat tampan seperti dulu.Namun, semua itu tidak ada artinya lagi bagi Amanda. Perpisahan yang menimbulkan rasa sakit sampai sekarang membuat Amanda tidak bisa bersikap biasa saja.Rasa nyeri itu kembali terasa ketika teringat laki-laki yang ia cintai itu telah mengkhianatinya bahkan dengan tega memfitnahnya.“Apa maksud kamu?” tanya Amanda. Ia baru tersadar kalau Pandu adalah ayah kandung dari kedua anaknya, tentu saja kemungkinan besar golongan darah mereka sama.“Golongan darahku AB, sama seperti anak kamu. Izinkan aku mendonorkan darah untuk Alana, pinta Pandu sedikit memaksa.“Tapi—”“Alana membutuhkan darah segera. Kalau kita tidak ambil tindakan yang cepat, aku khawatir terjadi sesuatu yang buruk padanya, ujar Pandu.Tidak akan terjadi apa-apa kepada anakku! ucap Amanda dengan tegas.Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu, tapi tolong pertimbangan penawaran ini baik-baik. Untuk saat ini lupakan masalah tentang kita. Ingat, Alana butuh darah itu secepatnya, anggap saja ini bentuk tanggung jawabku karena sudah membuatnya seperti ini, kata Pandu, jangan egois, Manda! Alana membutuhkan darah segera.“Baiklah,” jawab Amanda yang akhirnya menyetujui.Amanda tidak ingin melibatkan Pandu untuk urusan anak-anaknya, tapi Alana sangat membutuhkan darah itu. Demi anaknya, Amanda menekan sedikit egonya.Amanda dan Pandu segera menemui dokter dan melakukan pengecekan kesehatan untuk Pandu, agar ia bisa cepat mendonorkan darahnya.Serangkaian pemeriksaan, Pandu lakukan untuk memastikan kalau darahnya benar-benar sama dengan Alana. Untungnya seluruh tubuh Pandu sangat sehat, membuatnya bisa mendonorkan darah untuk gadis kecil yang sudah dia tabrak.Banyak pertanyaan yang berkecamuk di otak Pandu, termasuk darah Alana yang sama dengannya. Perpisahannya dan Manda sudah hampir enam tahun lalu, tapi entah kenapa ia sangat yakin kalau Alana adalah anaknya.Tidak mungkin semua hal yang terjadi adalah kebetulan, pasti ada jalan takdir yang sudah digariskan. Setelah sekian lama ia berpisah dengan Amanda, baru kali ini ia bertemu lagi dengan wanita yang masih dicintainya itu.Setelah proses pengambilan darah, Pandu kembali ke ruang rawat Alana. Dokter menyarankannya untuk istirahat sejenak, tetapi Pandu kukuh ingin melihat Alana.Darah yang didonorkan segera dimasukkan ke tubuh Alana melalui selang infus. Gadis kecil yang malang itu harus merasakan sakit karena ketidaksengajaan mantan suami ibunya.Pandu duduk di sofa tidak jauh dari ranjang Alana, pandangan pria itu menatap lekat gadis kecil yang tertidur pulas.Amanda yang melihat anaknya sudah mendapat transfusi darah bisa bernapas lega. Ia duduk di samping ranjang sang anak, elusan lembut penuh sayang ia berikan ke puncak kepala anaknya.“Lana, kamu pasti baik-baik saja,” bisik sang ibu.Amanda mendaratkan ciuman tepat di puncak kepala sang anak. Semua hal yang dilakukan wanita itu tidak luput dari pengamatan Pandu. Mantan istrinya masih sama seperti dulu, terlihat cantik dan penuh kasih sayang.Pandu tidak habis pikir, kenapa wanita selembut Amanda bisa berselingkuh. Lelaki itu larut dalam kenangan masa lalu. Kemudian Pandu mengembuskan napasnya dengan kasar, dan memberanikan diri mendekati mantan istrinya.“Amanda,” panggil Pandu pelan.Amanda menoleh, perempuan itu menatap mantan suaminya. Air matanya mendesak ingin keluar, tetapi sebisa mungkin ia menahannya. Tidak pantas ia menangisi lelaki yang sudah menyakiti hatinya itu.“Ya, jawab Amanda dengan suara yang sangat serak.“Aku ingin bicara serius denganmu.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan