[SEASON TWO] Part 14: Pertemuan dengan Pria Tua yang Aneh

1
0
Deskripsi

“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”

Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya… 

…selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah? 

“Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”

*****

Garizah Anak Adam

Silahkan pesan ke:

Saung Karsa 0856-9696-4306

I never really knew that she could dance like this (hey)

She make a man wants to speak Spanish

¿Cómo se llama? (Sí), bonita (sí)

Mi casa, su casa (Shakira, Shakira)

Tak biasanya restoran Jepang ini memutar lagu seperti ini. Yang bukan dari Jepang atau Korea. Lebih sering, memang, restoran ini memutar lagu-lagu Jepang. Saking tak biasanya, Noel sampai mengernyitkan dahi.

Noel nyengir sendiri tak keruan di bangkunya. Entah mengapa lagu ini mengingatkan dia akan seseorang. Orang itu sudah pasti Marsha. Di pikiran Noel saat ini, sepertinya ada sebuah pesan-pesan misterius yang ditujukan kepada dirinya (dan, itu pasti dari Marsha).

"Dasar rebel!" umpat seseorang yang sepertinya berasal dari meja yang persis meja yang ia tempati.

Noel kaget dan melirik seorang pria tua yang mungkin sudah berusia di atas enam puluh. Pria tua itu memperhatikan balik Noel. Baik su pria tua maupun Noel, keduanya saling menatap. Noel menatap dengan penuh kebingungan. Sementara si pria tua itu sepertinya menatap dengan penuh kebencian.

Si pria tua mendengus dan meminum tehnya.

Seperti ada yang menggerakkan Noel untuk berkata, "Ada apa, Pak?"

"Yah, kamu rebel." jawab si pria tua singkat.

"Bapak ada masalah sama saya?"

"Jelas. Yah, karena kamu rebel. Tahu rebel? Yah, itu kamu. Kamu itu pemberontak. Saya benci anak muda yang suka melawan."

"Melawan? Hahaha. Apa yang saya lawan? Sementara saya saja baru kenal Bapak sekarang ini."

"Apa kamu tidak tahu--selain saya--banyak mata memandangi kamu dan perempuan itu?"

"Maksudnya?"

"Hei, sadarlah. Perempuan itu banyak. Tak harus kamu itu mencari pacar lewat jalur itu. Dia juga berhak bahagia. Jangan terus kamu rong-rong dengan keegoisan kamu."

Sampai di sini, sadarlah Noel bahwa perempuan yang dimaksud adalah Marsha. Lantas, tahu dari manakah pria tua aneh ini tentang Marsha?

Bak membaca pikiran Noel, laki-laki tua aneh ini berujar, "Seperti yang sudah saya beritahukan, semua mata memandangi kamu dan perempuan itu. Lebih baik segera tinggalkan perempuan itu. Jangan pernah berpikir kamu akan menikahinya."

"Tapi, saya sudah terlanjur mencintaimu."

"Dan, tidak peduli cintamu itu terlarang? Dasar perusak tatanan!"

Noel makin mengernyitkan dahi. "Saya benar-benar tidak mengerti apa hubungannya hubungan asmara dengan merusak tatanan. Tatanan apa yang dirusak?"

"Sudahlah, tinggalkan saja. Perempuan itu banyak. Pasti ada yang mau dengan kamu, selain perempuan itu. Lagi pula, masa depanmu itu tidak akan pernah bahagia bersama dia. Alam semesta ini justru menentangnya."

"Tolong, jelaskan dulu apa yang saya rusak. Dan, kenapa saya harus meninggalkan dia? Saya sangat mencintainya. Saya bahkan tidak peduli hubungan ini terlarang, yang seperti Bapak bilang."

Si pria tua aneh itu berdiri. Ia hendak menghampiri Noel. Noel mulai semakin bergidik. Semakin bergidik Noel saat si pria tua--

***

Noel terbangun. Ternyata itu hanya mimpi. Ia kira dirinya benar-benar sedang berada di restoran Jepang yang ia sering kunjungi. Nyatanya ja masih berada di atas tempat tidur. Bahkan di luar pun masih gelap. Sebab, masih sekitar jam dua subuh.

Sekonyong-konyong Noel malah teringat Marsha. Ia memikirkan baik-baik kata-kata si pria tua aneh dalam mimpinya tadi. Si pria tua aneh itu berkata hubungan Noel dan Marsha itu terlarang. Tak sepatutnya Noel memacari--bahkan hingga terpikirkan ide untuk menikahi--Marsha. Alam semesta ini pun tidak akan pernah merestui.

Noel tertawa. "Alam semesta yang mana juga? Lagian, apanya yang terlarang? Andai terlarang, gimana ceritanya gue bisa ketemu sama Marsha. Soal mau nikahi Marsha atau nggak, itu urusan gue dan masih nanti. Gue tahu kok, dan nggak perlu diajari, pernikahan itu nggak segampang kelihatannya. Banyak yang harus kita urus."

Lagu dalam mimpi tadi mendadak berputar sendiri di dalam kepalanya. Hanya saja, berputar di lirik yang berbeda. Noel mendadak gemetar penuh ketakutan.

We leave the whole club dizzy

Why the CIA wanna watch us?

Colombians and Haitians

I ain't guilty, it's a musical transaction

Sederetan kata-kata yang pernah si pria tua aneh ucapkan tadi ikut pula bergema di dalam kepala Noel. Itu berbunyi, "Seperti yang sudah saya beritahukan, semua mata memandangi kamu dan perempuan itu. Lebih baik segera tinggalkan perempuan itu. Jangan pernah berpikir kamu akan menikahinya."

Noel bergidik bercampur tawa yang ia rasa sendiri cukup aneh. Mendadak perutnya mulas. Ia terpaksa buang angin. Astaga, ia makan apa tadi? Kenapa kentutnya bau sekali?

Langsung bangkit Noel dari tempat tidur. Ia bergegas menuju kamar mandi. Perutnya makin lama makin terasa sakit. Dengan tergopoh-gopoh dan memegangi perut, Noel berlari menuju kamar mandi. Namun, sebelumnya ia mengambil buku dan pulpen. Sepertinya ada sebuah puisi yang harus ia tuliskan.

Dia sungguh luar biasa

Sulit berkata-kata

Kurasa sudah terlanjur

Terlanjur mencintainya

Lantas,

bolehkah aku sebut dia rumah?

Menurut aku,

dia itu home sweet home

aku kadung nyaman dekat dia

Ah, maksud aku,

dekat dalam tanda kutip

Sesungguhnya tidak begitu jauh

Jauh tapi dekat

Dekat tapi jauh

Untuk saat ini,

atau selamanya,

ia akan selamanya menjadi rumah

Home sweet home

Sebab aku merasakan kenyamanan yang luar biasa

meski belum sungguh akrab

Apanya yang nyaman?

Wajah cantiknya

Senyuman manisnya

Kepribadian eksentriknya

Membuatku layaknya di rumah sebenarnya

Apa pula

yang kulakukan selama ini?

Selalu saja kikuk

Canggung luar biasa

di dekat setiap perempuan

Tak heran,

ia lebih sering judes

Yang di dalam kamar mandi, Noel menuliskan sepatah demi dua patah kata. Satu puisi akhirnya tercipta. Sudah terpikirkan di kepala Noel untuk mengirimkan puisi itu ke alamat surat elektronik Marsha. Ia sudah berani membayangkan Marsha akan sangat berbunga-bunga. Pastilah begitu. Menurut artikel media yang ia pernah baca, setiap perempuan selalu menyukai dibacakan sebuah puisi. Apalagi jika puisi itu hasil kreasi sendiri.

Satu tugas di kamar mandi sudah Noel selesaikan. Sudah lupa ia rupanya mimpi buruk tadi. Mimpi tadi sebetulnya tidak buruk-buruk amat. Mimpi yang tadi itu hanyalah aneh. Saking anehnya, itu berubah menjadi buruk, lalu menjelma menjadi mimpi seram.

Di dalam kamarnya, Noel mengetikkan ulang puisi yang ia buatkan saat di kamar mandi tadi. Jika untuk Marsha, memang Noel tak pernah merasakan kelelahan. Sebab Noel tahu pasti tidak akan pernah sia-sia. Selesai sudah diketik dan siap dikirimkan ke surat elektronik Marsha.

Terkirim.

Beberapa menit kemudian, tak biasanya ada pesan masuk ke kotak masuk surat elektronik miliknya. Noel kira itu dari Marsha. Ternyata, itu bukan. Subyek surat elektronik tadi bernada kurang menyenangkan.

"Dasar om-om tua bangka! Cari yang seumuran kenapa? Ingat umur, Kek!"

Selanjutnya, Noel teringat kata-kata si pria tua aneh dalam mimpi itu lagi. Ketakutan Noel mulai memuncak lagi. Perutnya sekonyong-konyong mulas lagi.

"Sudahlah, tinggalkan saja. Perempuan itu banyak. Pasti ada yang mau dengan kamu, selain perempuan itu. Lagi pula, masa depanmu itu tidak akan pernah bahagia bersama dia. Alam semesta ini justru menentangnya."

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya [SEASON TWO] Part 15: Antara Noel dan Marsha, Berjodohkah?
1
0
“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya… …selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah? “Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”*****
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan