Chapter 7 - What to understand

Rumah sakit swasta umumnya jauh lebih sepi daripada rumah sakit umum, belum lagi biaya rumah sakit swasta yang mahal. Sama seperti orang yang memilih datang untuk berobat, mereka memperhatikan kerahasiaannya. Meski sedikit orang, orang yang duduk di kursi kulit tebal dan empuk masih memasang wajah yang menyebalkan.

Pakin mungkin ingin membuat dirinya menjadi pusat perhatian, tapi itu jelas tidak sama dengan datang dan menunggu untuk mengambil jenazah sesepuh yang baru saja meninggal.

Pakaian formal dari ujung kepala hingga ujung kaki sama sekali tidak cocok dengan lingkungan sekitar. Sebenarnya dia tidak mau ikut, tapi dia datang karena usaha anak malang yang sedang mengganti perban lukanya di kamar pengobatan.

"Hah" Pakin mengeluarkan suara dari tenggorokannya, mengapa dia tidak bisa menerima kata-kata mustahil dan tidak normal yang dikatakan anak keras kepala itu kepadanya.

'Nah Krub'...'tolong'...'Kumohon'...semua yang dikatakan seperti seseorang meletakkan pistol di lehernya.1

Pikiran inilah yang membuatnya mengorbankan waktunya yang berharga hanya untuk melihat anak yang merepotkan itu, dan Graph yang dilihatnya sama konyolnya. Sebagai putra seorang politisi, dia tampak seperti sedang dilema. Penampilannya tidak berbeda dengan orang yang terpaksa harus minum obat pahit.

Aku juga tahu dia sedang berpura-pura, tapi kenapa aku tetap datang kesini seperti tidak tahu apa-apa.2

“Persetan, ini sangat menyebalkan.” Pemuda itu mengutuk dengan suara rendah, karena meskipun tertawa pada saat itu, itu tidak cukup untuk menebus waktu yang dia buang ketika dia harus duduk bosan dan menunggu. anak itu masuk untuk mengganti perban. Setelah sebelumnya berkata :

'P Masuklah dan temani aku.'

'Berhentilah melamun.'

Pakin menjawab anak laki-laki itu seperti ini, dan ini juga membuat wajah putih pucat, seolah-olah ingin pergi tetapi menahan diri. Lucu melihat bocah itu seperti ini, dia mulai berpikir bahwa dia ingin membantahnya tetapi tidak dapat menyangkalnya.

"Tapi kenapa aku harus duduk dan menunggunya." Pria jangkung itu menghela nafas panjang, dan memasukkan tangannya ke dalam tas jasnya untuk mencari rokok, tetapi tanda dilarang merokok di dinding membuatnya semakin kesal, sangat kesal sehingga matanya bergetar. Dia berdiri dan berbalik, berjalan ke sisi lain.

Pakin mungkin seorang perokok berat ketika dia masih muda, tetapi sejak itu dia hampir tidak merokok, tetapi setiap kali dia harus datang untuk melihat anak ini, pemuda itu masih harus membawa rokok bersamanya untuk meredakan emosinya yang tegang.

Aku selalu sial saat melihatnya

Orang yang berpikir demikian datang ke area merokok, tetapi ketika dia hendak menyalakannya...

“Ayo sini...” Ketika seseorang yang dekat dengannya muncul, Panachai berkata sambil merogoh saku jasnya untuk menemukan pemantik api. Kemudian nyalakan api untuk bos.

Serangkaian aksi tersebut membuat beberapa perawat wanita menoleh dan menyipitkan mata menatap dua pria tampan berjas formal yang saling menyalakan rokok. Untuk beberapa alasan, Panachai membungkuk dan berbisik kepada pemuda itu:

"Dia benar-benar mengikutimu."

“Heh, katakan saja.” Laporan itu hanya membuat Pakin menyeringai, lalu berdiri dan bertanya dengan acuh tak acuh:

"Siapa?"

"Aku belum tahu. Bosku sangat kuat sehingga dia bahkan tidak tahu siapa yang secara tidak sengaja dia sakiti."

“Jangan mengataiku seperti itu Chai.” Ketika bawahannya membantah, pendengar meraung. Pada saat ini wajah Panachai masih tenang, dan tidak ada yang tahu bahwa dia mengolok-olok apa yang terjadi pada bosnya beberapa bulan yang lalu.

"Berhenti melindungi anak itu."

“Tidak, aku hanya kasihan pada Khun Graph. Bagaimanapun, dia hanya seorang anak berusia 17 tahun.” Kata orang yang tampak garang itu dengan sopan. Pakin mengingat masa lalu dalam diam, dan kemudian mengangkat senyum buruk di sudut mulutnya:

"Kalau begitu aku akan memberikannya padamu, apakah kamu menginginkannya?"

Orang yang mendengarkan segera berhenti dan menatap bos muda itu dengan tidak percaya. Chai melihat Pakin sama sekali tidak bermaksud bercanda... Pria itu tidak melihat usaha remaja itu selama bertahun-tahun.

Panachai telah bekerja dengan satu sama lain selama empat tahun, tetapi dia telah mengenal Pakin lebih dari itu. Dia tahu bahwa pria ini melakukan apa yang dia katakan dan tidak akan pernah mundur. Dari tampilan dan nada suara ini, dia mengerti bahwa tidak peduli seberapa keras usaha Khun Graph, pria di depannya tidak akan pernah melihatnya.

Itu membuatnya merasa simpati yang mendalam untuk anak 17 tahun itu.

"Khun Pakin harus tahu bahwa Khun Graph..."

"P Pakin!"

Namun, ketika bawahan membuka mulutnya untuk mengatakan lebih banyak, orang yang menjadi fokus pembicaraan mendengar panggilan dari lorong lain. Pria ramping yang baru saja selesai mengganti perbannya segera berlari ke sisi ini, matanya terbuka lebar seolah khawatir.

“Bagaimana P bisa menghilang kesini, bukankah kamu bilang akan menungguku!” Tapi ketika dia tiba, Graph berkata dengan marah. Dan dua orang yang memandangnya bisa melihatnya dengan jelas.

Anak itu takut.

"Apa kamu seorang anak berusia 5 tahun yang tersesat?" Pakin berkata dengan malas, pemuda itu membalas dengan keras:

"Aku pikir P..."

“Ada apa denganku?” Pakin menatap wajah orang yang berjuang untuk membantah, dan menghentikan mulut orang lain tepat waktu. Kritithi tidak punya pilihan selain tidak menoleh ke sisi lain, menahan apa yang akan dia katakan. Namun, tatapan yang menekan juga membuatnya gemetar dan berkata sebanyak mungkin:

"Aku pikir P... akan meninggalkanku seperti kemarin."

"..."

Kali ini, dua orang yang mendengarkan berhenti. Melihat anak yang selalu kurang ajar dan sombong itu berkata dengan sedih, matanya menatap ke tanah, bahunya terkulai, seolah mengingat kejadian buruk kemarin. Ini membuat Panachai sangat simpatik lagi, tetapi, pria yang lain ...

"Aku ingin meninggalkanmu, tetapi kamu baru saja datang."

“Hei, P tidak bisa melakukan itu, P berjanji untuk membawaku ke rumah sakit!” Suara acuh tak acuh itu membuat pihak lain segera mengangkat kepalanya dan berbicara dengan keras dengan ketidakpuasan. Dia berpikir bahwa jika dia keluar sedikit lebih lambat, orang yang ingin menemaninya akan meninggalkannya lagi.

Pakin melirik ke samping, lalu berbalik menghadap anak buahnya.

"Antar anak ini pulang."

“Aku bukan anak kecil lagi, aku berumur 17 tahun!” Meskipun Graph membuka mulutnya untuk membalas, pihak lain hanya melihat dalam diam, berbalik dan ingin membuang rokoknya, tapi...dengan cepat Graph meraih dan mengisapnya, ingin mengatakan bahwa dia bukan anak kecil lagi, setidaknya dia bisa merokok. Namun, rasa kuatnya berbeda dengan rokok yang pernah Graph coba bersama teman-teman, menyebabkan dia ter batuk-batuk. Pemilik rokok itu mencibir:1

"Cukup baik!"

Hanya dengan beberapa kata, pendengar hampir menangis, dia hanya bisa batuk sampai wajahnya memerah dan air mata memenuhi matanya, tetapi ada kilatan kebencian.

Orang yang menonton hanya menggosok puntung rokok dan berkata:

"Sudah kubilang, bahkan jika paru-parumu rusak karena nekotin, kamu masih anak yang merepotkan di mataku."

"..."

Kalimat terakhir dari kata-kata Pakin menghantam pendengar, dan dia hanya bisa berdiri tercengang dengan mulut dan mata tertutup, dia tidak bisa mempercayai telinganya.

P Pakin mengatakan bahwa bahkan jika aku mati, P tidak akan peduli padaku, kan? Mengapa P begitu kejam, mengapa? Aku hanya ingin P melihatku.

“Pergi dan antar dia, aku akan terlambat untuk rapat.” Keheningan Kritithi membuat pemuda itu berbalik dan berkata kepada bawahannya. Kali ini, satu-satunya suara yang tidak membantah adalah batuk anak itu. Panachai hanya menurut, dan berbalik untuk melihat orang lain dengan penuh perhatian.

Setelah selesai berbicara, pembicara berbalik dan pergi tanpa menunggu anak itu bereaksi. Graph hanya bisa mengepalkan tangannya kuat-kuat, sangat marah hingga ingin meninju orang lain. Pada saat ini, kata-kata Chanchao masuk ke pikirannya.

'Jangan lupa berterima kasih dengan ciuman saat P mengantarmu ke sana. '

'Atau jika tidak ingin berterimakasih dengan ciuman, cukup bicara baik-baik dalam waktu kurang dari 5 menit!

Dengan pemikiran seperti itu, tuan muda tidak bisa menahan diri untuk tidak menendang tempat sampah, membuat suara keras untuk melampiaskan emosinya.

“Ya, aku masih anak kecil, sial!” Pada akhirnya, dia hanya bisa berkata pada dirinya sendiri. Dia mengangkat kepalanya dan menggosok rambutnya dengan kuat, melampiaskan kemarahannya. Orang yang berdiri di sampingnya menghela napas dan berkata:

"Khum Pakin hanya tidak ingin Khun Graph merokok. Rokok itu tidak... biasa."

“Hah, P Pakin khawatir? Dia hanya mencari alasan untuk memarahiku.” Balas pendengarnya.

"Percayalah, Khun Pakin juga khawatir dengan Khun Graph."

“P jangan bicara untuknya, P Pakin akan mengkhawatirkan ku? Kecuali anjing bisa melahirkan sapi, dia tidak akan pernah mengkhawatirkan ku!” Anak laki-laki itu menjawab dengan tidak percaya, sementara orang yang mencoba menenangkan berkata dengan sabar:

"Tapi setidaknya Khun Pakin datang saat Khun Graph memintanya langsung."

Sekali lagi, orang yang mendengarkan berdiri dengan tenang, melihat ke arah orang lain, memberikan senyum yang dangkal, sangat dingin, dan mengingat apa yang terjadi di malam hari.

P Pakin datang sesuai permintaannya.

'Graph akan mencoba tampil lebih baik, P akan menyukainya. '

“Aku akan kembali lagi nanti, P Chai.” Seolah-olah dia telah mengambil keputusan, orang yang baru saja mengganti perbannya berlari kencang, bukan ke tempat parkir, tetapi ke area ganti kartu di tempat parkir. Karena pria yang yakin akan meninggalkannya tidak akan berhenti secara sukarela. Kemudian, seperti yang diharapkan, mobil mewah dengan logo trisula melaju setelah beberapa saat.

Bocah itu dengan cepat melompat ke depan, memblokir bagian depan mobil, dan merentangkan tangannya menghentikan mobil yang melaju.

"..."

Suasana hening seketika, dan kemudian jendela diturunkan, memperlihatkan wajah pengemudi yang sangat marah.

"Apa kamu mau mati, anak gila sialan!!!" teriak Pakin tanpa ampun. Maka Graph tidak ingin menunggu kutukan lagi.

Anak itu melompat ke depan, meraih kerah pria besar itu, dan menariknya sekuat tenaga. Tapi Graph tidak ingin meninju lawan atau menendang mobil Pakin untuk meredakan kemarahannya, tapi... dengan cepat menekan ujung hidungnya ke pipi lawan, dan berkata secepat roket:

"Terima kasih P telah membawaku ke rumah sakit, jangan lupa untuk menjemputku besok."

Setelah berbicara, orang yang datang untuk mencium dan mengucapkan terima kasih dengan berani dan nakal melepaskan tangannya, menghilang dalam sekejap, dan memasuki rumah sakit lagi, meninggalkan pria yang merupakan orang superior yang duduk diam dan tidak bergerak, seolah-olah dia baru saja mengalami hal yang paling aneh di dunia.

Apa yang baru saja dilakukan anak itu?3

Pakin menoleh untuk melihat, hanya untuk melihat punggung yang tersembunyi menghilang ke rumah sakit, tidak seperti masa lalu yang menghantuinya setiap saat. Dia mengangkat tangannya untuk menyentuh wajahnya dan berkata...

"Kamu pasti sudah gila setelah kecelakaan kemarin."

Pakin mengendarai mobil keluar sebelum mobil di belakang membunyikan klaksonnya. Siapapun yang mengira bahwa pemuda itu akan tertawa mesra atau melunak, sangatlah salah, karena ia hanya melihat kaca spion di kanan kirinya, dan ketika ia melihat sebuah mobil mengikutinya tidak jauh, matanya bersinar lebih tajam.

Bukan tidak mungkin jika hanya mengawasinya, tapi jika mereka ingin menyentuh anak itu... itu pertanyaan lain.

*****

"Graph, bagaimana kemarin? Bagaimana?"

"Itu sama saja."

"Itu artinya bagus!!!"

Ketika mendengar jawaban temannya, Chanchao berteriak girang, bertepuk tangan dengan gembira, mengingat beberapa hari yang lalu.

Sejujurnya, pada awalnya, gadis itu khawatir temannya akan dibunuh oleh kakak laki-laki dan diseret untuk dikubur. Tapi menilai dari hasil saat ini, Graph pergi ke sekolah seperti biasa sejak hari itu, dan dia mengatakan padanya hanya setelah dia ditekan bahwa... Graph mencium P Pakin!

Pikiran ini membuatnya hampir berteriak seperti permen besar, tetapi keheningan yang tidak biasa dari pihak lain membuatnya tidak berani bertindak terlalu banyak. Sore itu, P Pakin datang menjemput temannya, dan Graph sendiri terdiam tak percaya, karena... tidak perlu nakal, tidak berisik, tidak ada tipuan... P Pakin datang sendiri.

Gadis dengan kuncir kuda itu mau tidak mau membakar jiwanya yang membusuk... P Pakin pasti terpesona oleh Graph!

Jadi, pada hari Senin, dia bertanya lagi bagaimana, dan jawabannya adalah...

'Dijemput dan di antar secara normal, dan belum dimarahi sepatah kata pun. '

“Aku bilang, P pasti sudah mulai memiliki perasaan pada Graph. Kalau tidak, dia tidak akan mengubah sikapnya terhadap Graph.” Chanchao berkata dengan gembira untuk temannya, bahkan jika teman itu memberitahunya setelah mencium wajahnya di depan rumah sakit itu. Setiap hari P Pakin tidak hanya datang untuk menjemput dan mengantarnya ke RS, tetapi juga tidak memarahinya, dan tdiak mengatakan sesuatu seperti...

'Jangan nakal hari ini, aku punya sesuatu untuk dipikirkan. '

“Entahlah, aku tidak tahu, ini hanya aneh.” Kritithi sendiri hanya gelisah, tidak bahagia seperti yang temannya harapkan, karena meskipun P Pakin mengubah sikapnya terhadapnya, itu sangat tenang… terlalu tenang.

Pada waktu itu, P mengatakan ada sesuatu untuk dipikirkan, apakah itu benar-benar terkait dengannya?

Awalnya, Graph berpikiran sama dengan temannya, tetapi ketika seminggu berlalu, Graph merasa... ada yang salah.

“Aneh? Kenapa?” pendengar bertanya dengan bingung, karena biasanya pada novel boys love, itu adalah kemajuan. P Pakin berubah setelah Graph mencium pipinya, artinya, dia berkembang menjadi lebih baik. Lihat, jika Graph bersikap imut, P Pakin akan tergerak.

Namun, Kritithi mengerutkan kening, karena dia tidak dapat menemukan kata-kata untuk menjawab pertanyaan itu.

"Aku juga tidak tahu, rasanya aneh saja, seperti... Bukan P Pakin yang biasanya."

“Graph terlalu banyak berpikir.” Temannya mencoba menghiburnya. Orang yang merasa aneh hanya menggelengkan kepalanya dan mengerutkan bibirnya.

"Sekarang aku hanya ingin satu hal, tidak ada alasan untuk menggunakannya. Hari ini adalah ganti perban terakhir, dan aku telah dilarang menemuinya selama 3 minggu. Aku tidak tahu alasan apa yang harus dibuat untuk tampil di depan P."

Lukanya sudah sembuh, pihak rumah sakit mengatakan hari ini adalah hari terakhir.

"Atau mencari alasan untuk pergi ke arena sirkuit lagi?"

"Ayahmu tidak akan mengijinkan”

Chancao menampar lengan temannya setelah mendengar ide gila itu lagi, dia berusaha mengalihkan pembicaraan:

"Nah, Graph bilang kalau P Pakin berjanji akan mengajarimu naik motor."

“Superbike, bukan motor.” Pendengar langsung mengoreksi. Orang yang mengendarai semua jenis kendaraan berbalut besi mengerutkan hidung dan tidak mau berdebat.

“Semuanya baik-baik saja, setidaknya P setuju.” Kali ini Kritithi terdiam, dan mau tidak mau berpikir... Ini pasti lebih sulit.

Kali ini, sebelum aku mendapatkan apa yang aku inginkan, aku mungkin akan dimarahi oleh P Pakin sampai menangis lagi.1

*****

"Aku akan menunggu disini"

Sangat aneh. Semakin Graph memikirkannya, semakin aneh jadinya. Ketika pria besar dengan pakaian kasual, jeans dan kemeja gelap itu mengangguk, berjalan langsung ke ruang perawatan, lalu jatuh ke sofa, dan mengeluarkan teleponnya untuk mengatakan dia akan duduk di sini dan menunggu.

Mungkin hal yang baik seperti yang dikatakan temannya, tapi jujur, orang yang sering dimarahi sampai mati mau tidak mau berpikir, ada yang salah dengan ini.

Remaja itu berjalan ke ruang perawatan memikirkannya, memikirkan hal gila apa yang terjadi? Apakah itu benar-benar hanya karena dia mencium dan berterima kasih kepada orang kejam itu sehingga dia bisa berbicara, bernegosiasi, dan memperlakukannya dengan baik?

Pikiran seperti ini terus berputar di kepala Graph sampai dia meninggalkan ruangan dan melihat ke belakang sofa, P Pakin masih bermain dengan ponsel dengan satu tangan, dan bahkan membuatnya terlihat jauh lebih tampan, Seorang pria jangkung duduk dengan tenang. Namun, Graph hanya merasakan satu hal... P Pakin gugup.

Benarkah? Apakah orang seperti dia memiliki hal-hal yang membuat stres dalam hidupnya?

Anak itu bertanya pada dirinya sendiri. Tapi dia benar-benar merasa bahwa meskipun Pakin bersamanya, dia jelas memikirkan hal lain. Dia terus sibuk mengangkat telepon seperti berbicara serius dengan seseorang, tapi apa yang tampaknya lebih sulit mungkin masalah pasangan tidurnya. Jadi Graph tidak setuju dengan ide temannya... Pakin tidak mengatakan atau memarahi karena dia imut, tetapi karena dia memiliki hal-hal yang lebih merepotkan untuk dipikirkan daripada berada di dekatnya.

"Dengan siapa P berbicara?" Jadi dia bertanya, pria itu menggerakkan jari-jarinya melirik, dan kemudian meletakkan telepon kembali ke saku celananya.

“Ayo kembali jika sudah selesai.” Tanpa menjawab secara langsung, orang yang mendengarkan tiba-tiba mengerutkan kening.

“Apakah P mengobrol dengan P Chai?” Pekerjaannya kemungkinan besar adalah orang ini.

"Ya." Pria jangkung itu mengangkat bahu dan memberikan jawaban yang ambigu. Kemudian dia menuju ke tempat parkir, dan orang yang mengikutinya semakin bingung.

“Apa P memiliki masalah pekerjaan?” Tetapi alih-alih memarahi orang lain karena ikut campur, dia berkata acuh tak acuh:

"Mungkin."

Wajah Graph tegas, dan pihak lain tampaknya bertanya dan menjawab, tetapi dia tidak bisa menahan diri untuk mengepalkan tinjunya, mencoba menekan ketidaksenangannya. Mengikuti pihak lain ke mobil mewah, dia akan mengatakan sesuatu, jika bukan karena Pakin yang berbicara lebih dulu.

"Duduklah dengan tenang, aku punya sesuatu untuk dipikirkan."

Yeah, kamu sudah memikirkannya selama seminggu, berharap aku yang membuatmu berpikir.

Bocah itu mengerutkan bibirnya, memeluk dadanya dan melihat ke luar jendela. dia melihat mobil sport itu perlahan keluar dari rumah sakit.

"Sialan!"

Suara umpatan rendah terdengar, dan Graph menoleh dengan tajam dan hampir memarahi balik, tetapi mata pihak lain tidak menatapnya tetapi ke kaca spion.

Tindakan ini membuat Graph menoleh dan melihat ke belakang, tetapi yang dia lihat hanyalah kendaraan yang tak terhitung jumlahnya yang mengemudi di jalan, jadi dia melihat kembali ke pengemudinya lagi.

"Pakai sabuk pengamanmu!"

Woo~!

"Ahh!"

Orang yang tidak sempat memasang sabuk pengaman harus berteriak kaget, dan tiba-tiba mobil mewah itu mulai melaju dengan kecepatan penuh, dan wajahnya hampir terbentur dasbor. Selain itu, dia juga terdorong ke kanan-kiri.

"Apa-apaan ini P!" teriak Graph, sementara pengemudinya tidak berkata apa-apa, dengan terampil mengemudikan mobil sport itu melewati kemacetan lalu lintas, sama sekali mengabaikan kutukan dari mobil di belakang.

Tak lama, sebuah mobil mewah melaju ke sebuah rumah mewah, sementara putra keluarga itu masih memegang sabuk pengamannya.

"Kamu sudah di rumah, keluar dari mobil."

“Hei, setelah P hampir membawaku ke truk pickup, P masih berbicara denganku seperti ini.” Tentu, anak nakal itu akan sedikit mengeluh, merasa jantungnya akan berhenti saat mobil melayang tadi. Dan Pakin menoleh ke belakang, dan...

"!!!"

Tangan besar itu terulur di depannya, mata bocah itu melebar, dan jantung kecil itu berdetak kencang selama beberapa detik. Dia tidak bisa menahan diri untuk berpikir bahwa P Pakin akan melakukan apa yang dia lakukan beberapa hari yang lalu? tetapi…

"Ow, aku hanya membuka pintu, keluar dari mobil, tuan kecil Kritithi."

Satu-satunya hal yang bisa dilakukan orang dengan tubuh kaku adalah membuka mulutnya lebar-lebar, melihat orang yang mengusirnya keluar dari mobil dengan tidak percaya, dan dengan cepat membalas:

"P hampir menabrak trotoar karena... kamu sangat menyebalkan, sangat menyebalkan untuk mengeluarkanku dari mobil secepat yang kamu mau." Kata bocah itu dengan sangat sedih, saling memandang dengan marah dan tidak puas, Tapi pada akhirnya terluka lagi.

“Ya, cepat keluar dari mobil agar aku bisa menyelesaikan misiku.” Orang di depannya tidak mau memberi harapan, dan berkata dengan santai. Remaja itu menggertakkan giginya, dan apa yang dikatakan temannya terlintas di benaknya.

“P tidak bisa menghindariku, jangan lupa apa yang dijanjikan P untuk mengajariku.” Graph berkata dengan keras kepala, siap menerima serangan ganas pihak lain, tetapi sesuatu yang tidak dapat dipercaya terjadi.

"Aku belum cukup umur untuk melupakan apa yang aku katakan, pergi ke sirkuit Sabtu ini."

"Artinya... artinya..."

“Aku akan mengajarimu, jadi kamu bisa keluar dari mobil sekarang.” Orang yang dirugikan semenit yang lalu tertawa bahagia. Dia telah memikirkannya selama berminggu-minggu untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, tetapi dia tidak berharap itu menjadi begitu...mudah.

Bocah yang mendapatkan apa yang diinginkannya akhirnya rela turun dari mobil.

“Kalau begitu aku akan pergi ke arena sirkuit untuk mencari P pada hari Sabtu.” Orang yang mendengarkan dengan enggan mengangguk seolah dia penuh dengan kebosanan, tetapi dia tidak menolak, yang membuat Graph merasa emosional di beberapa titik. Namun, saat dia berjalan menuju pintu.

"Graph"

Ketika dia mendengar namanya dipanggil, Graph segera berbalik, hanya untuk melihat bahwa pihak lain tampak sedikit ragu dan kemudian melambai:

“Tidak ada.” Merasa sangat kesal, tetapi setidaknya berjanji untuk bertemu Sabtu ini, dia mengangkat bahu, menutup pintu, dan pulang. Orang di dalam mobil memperhatikan dan memastikan bahwa anak nakal itu telah sepenuhnya memasuki rumah, dan menggelengkan kepalanya.

"Ngomong-ngomong, anak kecil itu akan dihukum tinggal di rumah selama seminggu, jadi dia seharusnya tidak akan mendapat masalah."

Kata pemuda itu sambil berpikir bahwa sekarang Graph akan di antar kemanapun dia pergi, jadi jika seseorang ingin berbuat hal buruk kepadanya, itu akan lebih mudah ditangani.

Dan semakin Graph sering menemuinya, semakin banyak orang yang mengikutinya dan salah paham seberapa dekat Graph dengannya, jadi itu harus diselesaikan lebih cepat.

Orang yang berpikir seperti ini bahkan tidak menyadari bahwa dia mengkhawatirkan anak yang keras kepala, jika tidak,mengapa dia khawatir tentang keselamatan pihak lain.2

Tentu saja Pakin tidak ingin mengakuinya.

…..

TRY ME VOL 1 - CHAPTER 7