

Setelah melewati hari-hari penuh tekanan di Rumah Sakit Medika Jaya, Nadine pulang ke rumah dengan beban berat yang tersembunyi di balik senyum profesionalnya. Malam itu, aroma masakan ibunya menyambutnya seperti biasa, tetapi kali ini, Nadine merasa sulit untuk berpura-pura bahagia. Ia menyeret langkahnya ke ruang tamu, menjatuhkan diri di sofa sambil mencoba menenangkan pikiran yang kacau.
Namun, kedamaian sesaat itu segera terganggu ketika ibunya mulai membahas topik yang selama ini menjadi sumber...

Setelah melewati hari-hari penuh tekanan di Rumah Sakit Medika Jaya, Nadine pulang ke rumah dengan beban berat yang tersembunyi di balik senyum profesionalnya. Malam itu, aroma masakan ibunya menyambutnya seperti biasa, tetapi kali ini, Nadine merasa sulit untuk berpura-pura bahagia. Ia menyeret langkahnya ke ruang tamu, menjatuhkan diri di sofa sambil mencoba menenangkan pikiran yang kacau.
Namun, kedamaian sesaat itu segera terganggu ketika ibunya mulai membahas topik yang selama ini menjadi sumber utama kesedihannya—hubungan Nadine dengan Dokter Andi. "Kapan kalian berencana untuk menikah?" tanya ibunya lembut, namun penuh harap. Nadine hanya bisa tersenyum getir. Bagaimana ia bisa menjelaskan bahwa hubungannya dengan Dokter Andi bukanlah cerita cinta bahagia seperti yang ibunya bayangkan? Di balik senyum dan sikap manis Dokter Andi, ada luka mendalam yang tidak pernah Nadine bagi kepada siapa pun—rasa kecewa, ketidakseimbangan, dan kekosongan yang tak terisi.
Akhirnya, Nadine memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya. "Bu, aku... aku sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan ini," katanya pelan, suaranya bergetar. Ibunya terkejut, matanya melebar. "Tidak cocok? Tapi kalian sudah bertunangan!" seru ibunya, tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Nadine menggeleng, air mata mulai mengalir di pipinya yang pucat. "Aku tahu ini sulit dipahami, Bu. Tapi semakin lama aku mengenalnya, semakin aku sadar bahwa kami memiliki perbedaan yang tak bisa disatukan."
Sementara itu, Adrian, yang tanpa sengaja mendengar kabar tentang Nadine yang beberapa hari absen dari pekerjaan, merasa khawatir. Ada sesuatu yang tidak biasa dalam sikap Nadine belakangan ini, dan Adrian merasa ingin lebih dekat dengannya, meskipun ia tidak tahu bagaimana caranya.
Di tengah kesedihan yang mendalam, Nadine juga harus menghadapi konflik batin lainnya. Ponselnya yang mengandung rahasia besar—teknologi timelapse —mengalami insiden misterius saat ia dalam perjalanan ke rumah sakit. Perangkat itu tiba-tiba overheat, mengeluarkan asap, hingga akhirnya hangus terbakar. Nadine hanya bisa terdiam, shock melihat sisa-sisa ponselnya yang kini tak lebih dari serpihan arang. Apakah ini pertanda bahwa masa depan sedang berusaha memperingatkannya?
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
