
“Sedhela maneh, kabeh wis kekajengane Gusti, nduk. Tumindakmu kudu luwih ngati-ati, sathithik wae kliru, kabeh bisa cilaka. Sawise iki uripmu arep obah, ojo kemaki lan sesumbar” (Sebentar lagi, semua sudah kehendak Tuhan, nduk. Tingkah lakumu harus lebih hati-hati, salah sedikit saja semua bisa celaka. Setelah ini hidupmu akan berubah, jangan sombong dan banyak bicara) wanita itu bicara sambil meludah ke arahku.
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Di Perbatasan Maut - Part 3 & 4
1
0
“Nduk, kadang aku jagongan neng kursi kui. Yen koe sesok reresik kamar iki, ojo wedi yo” (Nduk, kadang aku duduk di kursi itu. Kalau besok kamu bersih-bersih kamar ini, jangan takut ya) ucapnya sambil menunjuk kursi goyang yang menghadap jendela. “Njih mbah” ucap ku mengiyakan permintaan wanita itu. Wanita itu kembali melangkah, lalu duduk di pinggirian ranjang. Kemudian menepukkan tangannya, meminta ku untuk duduk disebelahnya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan