Di Perbatasan Maut - Part 1 & 2

1
0
Terkunci
Deskripsi

 “Sedhela maneh, kabeh wis kekajengane Gusti, nduk. Tumindakmu kudu luwih ngati-ati, sathithik wae kliru, kabeh bisa cilaka. Sawise iki uripmu arep obah, ojo kemaki lan sesumbar” (Sebentar lagi, semua sudah kehendak Tuhan, nduk. Tingkah lakumu harus lebih hati-hati, salah sedikit saja semua bisa celaka. Setelah ini hidupmu akan berubah, jangan sombong dan banyak bicara) wanita itu bicara sambil meludah ke arahku. 

1 file untuk di-download

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
80 konten
Akses 30 hari
1,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Di Perbatasan Maut - Part 3 & 4
1
0
 “Nduk, kadang aku jagongan neng kursi kui. Yen koe sesok reresik kamar iki, ojo wedi yo” (Nduk, kadang aku duduk di kursi itu. Kalau besok kamu bersih-bersih kamar ini, jangan takut ya) ucapnya sambil menunjuk kursi goyang yang menghadap jendela.  “Njih mbah” ucap ku mengiyakan permintaan wanita itu. Wanita itu kembali melangkah, lalu duduk di pinggirian ranjang. Kemudian menepukkan tangannya, meminta ku untuk duduk disebelahnya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan