Anga: Negeri Suryaputra Karna

4
0
Deskripsi

Pendahuluan

Dalam epos Mahabharata yang menceritakan mengenai India Utara di Periode Mahajanapada (16 Negara) pada abad ke-6—4 sebelum masehi, Putri Kunti yang kelak menjadi istri Pangeran Kuru, Pandu Devanath, di masa mudanya pernah mendapat anugerah dari Resi Durvasa. Anugerah itu memungkinkannya untuk memperoleh anak dari dewa dengan cara membaca mantra tertentu. Kunti mencoba memanggil Surya, sang Dewa Matahari, dan akhirnya memperoleh anak bernama Basusena.

Basusena yang masih bayi sudah memiliki...

Sebagai putra Dewa Surya, Karna sangatlah berbakat dalam ilmu memanah. Namun karena statusnya hanya seorang anak kusir dari kasta sudra, tidak ada yang mau mengajarinya ilmu memanah. Ia mendatangi Drona, namun sang guru menolak mentah-mentah untuk mengajari Karna dan lebih memfavoritkan Arjuna, yang sebenarnya adalah saudara tiri Karna, anak Putri Kunti dengan Dewa Petir, Indra (secara legal diklaim sebagai anak Pandu Devanath).

Karna kemudian berguru pada gurunya Guru Drona, yakni Begawan Parashuram. Karena Parashuram hanya mau mengajari Brahmana setelah dikecewakan oleh murid terdahulunya, Devabrata Bhisma, Karna pun terpaksa berbohong bahwa ia bukan seorang sudra, melainkan brahmana.

Namun suatu hari, kebohongan Karna pun terungkap. Begawan Parashuram yang kecewa mengatakan bahwa kelak semua ilmu yang Karna pelajari akan hilang dan pergi meninggalkan Karna di saat terpenting dalam hidupnya. Namun, Begawan Parashuram tetap mendoakan bahwa kelak kisah Karna akan menjadi inspirasi bagi banyak pemuda.

Karna yang telah selesai menuntut ilmu kembali ke Kerajaan Kuru di mana seratus orang putra Raja Drestarasta (Kurawa) dan 5 orang putra Raja Pandu (Pandawa) juga telah selesai menimba ilmu dari Guru Drona. Karena kakak tertua dari para Kurawa, Duryudhana terkesan dengan kemampuan Karna sekaligus melihat ambisi Karna untuk menyaingi Arjuna, maka Duryudhana mengangkat status sosial Karna dengan melantik Karna sebagai Raja dari negeri bawahan Kerajaan Kuru, yakni Kerajaan Anga.

Sekilas tentang Kerajaan Anga

Anga adalah sebuah kerajaan kecil yang berlokasi di pesisir India Timur, menghadap Teluk Bengala. Anga adalah Kerajaan paling Timur dari Mahajanapada, sedangkan Kerajaan paling Barat adalah Gandhara, negeri asal Sangkuni. Anga saat ini mencakup wilayah modern dari Republik Bangladesh dan Provinsi India Timur, seperti Bengal Barat, Jharkand, dan Bihar.

Kerajaan Anga didirikan oleh seseorang bernama Anga. Berbeda dengan negeri-negeri lain di India Utara yang didirikan oleh ras Arya (Indo-Eropa), Anga, sang pendiri Kerajaan Anga, adalah orang dari suku Dravida (berkulit hitam). Hingga kini pun etnis Bengali yang menghuni Anga kebanyakan berkulit gelap dan mereka masih berkerabat dekat dengan orang Rohingya di Myanmar.

Dalam epos Ramayana, Raja Kosala, Dasarath yang merupakan ayah dari Rama (Avatar Wisnu sebelum Basudewa Krishna) bersahabat dengan Raja Anga generasi kelima, Romapad. Namun karena Romapad tidak memiliki anak, tahta Anga pun kosong untuk generasi berikutnya. Akibatnya, Kuru pun memaksakan pengaruhnya atas Anga dan akhirnya Duryudhana bisa melantik Karna sebagai raja disana.

Anga di bawah kekuasaan Karna menjadi negara yang makmur dan subur walaupun sering terjadi banjir musiman. Karna berhasil mengalahkan Raja Magadha, Jarasanda, dan memperluas wilayahnya.  Ibukota Anga, Champapuri juga menjadi kota yang makmur dan memiliki ikatan dagang dengan para pedagang di Sumatra. Para pedagang dari Anga sering hilir mudik ke Sumatra dan begitu pula sebaliknya, pedagang dari Sumatra pun juga mengunjungi Champapuri. Kerajaan Anga juga terkenal di antara para pengelana dari Tiongkok yang menyebut Anga sebagai Yangjia.

Karena kemegahan dari Ibukota Anga, Champapuri, pada tahun 132 masehi sekelompok orang-orang Austronesia (kemungkinan besar Dayak atau Melayu Kuno) pergi ke Indochina (Vietnam Selatan) dan mendirikan Kerajaan Hindu bernama Champa, terinspirasi dari Ibukota Kerajaan Anga yang dipimpin oleh Karna.

Akhirnya doa Begawan Parashuram memang terwujud. Tak hanya cerita tentang Karna yang menjadi inspirasi banyak pemuda, namun juga negeri yang Karna perintah. Setelah Karna wafat di Kurusetra, tahta Anga diberikan pada putra bungsunya, Vrishakethu.

Pada era dimana Sidharta Gautama mulai menyebarkan ajaran Buddhisme, Kerajaan Anga musnah. Raja Magadha, Bimbisara, menjajah Anga sebagai balas dendam akan kekalahan Jarasandha melawan Karna di masa lalu dan seterusnya, Anga menjadi provinsi dari Kerajaan Magadha yang akan menyatukan India di bawah kepemimpinan Ashoka dari Dinasti Maurya.

Daftar Pustaka

JP Mittal. History of Ancient India: from 7300 BC to 4250 BC . Atlantic Publishers & Dist., 2006.

Upinder Singh. A history of ancient and early medieval India : from the Stone Age to the 12th century. Pearson Longman, 2009

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Bulan Sabit di Tanah Anarki: Strandzha Commune 1903
1
0
Jika membahas sejarah Ottoman, kita pasti sudah akrab dengan bangsa Rusia dan Austria yang kerap memberikan perlawanan sengit pada Khilafah Islamiyah itu. Kita juga kerap mendengar tentang pemberontakan bangsa Serbia dan Yunani yang cukup membuat Ottoman keteteran. Namun, pernahkah kita mendengar mengenai negeri anarkis yang terletak di dekat ibukota Ottoman? Mari kita simak.Penulis: Hanafi WibowoEditor: Veronica Septiana SetiawatiIlustrasi oleh Salman Al Farisi
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan