
Pertemuan pertama Sagara dan Reina
Kini waktu yang ditunggu tamu undangan acara alumni pun akan segera akan dimulai. Dikediaman Reina sibuk menelfon Rani, Rani yang katanya bilang bentar lagi kerumah hingga sekarang tidak muncul batang hidungnya, jangankan pesan tanda - tanda dia kerumah Reina pun tidak ada sama sekali. Hal ini membuat Reina cemas ia takut Rani ada kendala lain selain menjemput dirinya.
"Kalo begini mending gak jadi dateng" monolog Reina karena ia sudah dandan dan tampil se perfect mungkin. Akhirnya dirinya duduk di kursi teras rumahnya berharap Rani akan datang sehingga tidak pulang terlalu malam.
"Jadi atau gak Rei kamu pergi dijemput si rani" yang katanya ada acara reuni perkataan sang mama membuat reina menoleh ke suara sang mama. Sang mama bingung bahwa rani dari hari senin yang antusias bercerita ingin ikut dan mengajak sang anak gadisnya ini hingga sekarang bak hilang di telan bumi.
"Jadi mah katanya masih dijalan" balas Reina kepada sang mama supaya mama tidak jadi fikiran, dirinya mengatakan itu sambil melihat layar handphonenya padahal yang tertera di layar handphoneny adalah akun shopienya.
15 Menit kemudia ( 19 : 30)
"Gilak buset lama bener ran, gue nyampe jamuran nungguin lo, tadi hampir aja gue kegoda sama tukang siomay" tutur Reina karena dirinya sudah lama menunggu, menunggu itu tidak enak
"Halah paling tukang siomay lo ajak nikah, kalo gak lo ajak di keliling kampung malam minggu, gak usah aneh - aneh de jubaedah" balas Rani dirinya sudah sering mendapatkan abang - abang bakso atau penjual makanan lainya yang sering diajak reina jalan, karena menurut dirinya reina ini sana sini mudah akrab dengan orang baru dan sangat berbeda dengan dirinya yang sangat malu akan kehadiran orang baru atau orang yang belom ia kenali.
"Bukan itu gue sebenernya mau beli siomay dia porsi terakhir gue tawar 3 ribu dianya mau masalahnya gue takut lipstick gue luntur bego, udah ah buruan naik motor ke sekolah entar kelamaan jadi pulangnya malem" setelah mengatakan itu Reina langsung menggunakan helm bersama rani mereka menaiki sepeda motor yang dikendarai oleh Rani, sebenarnya Reina bisa saja bawa mobil tapi karena ini malam minggu otomatis banyak para remaja sekolah dan anak muda seperti dirinya yang berlalu lalang. Jadilah dirinya menggunakan motor alias nebeng dengan Rani.
...
Dilain tempat rombongan Javas sedang asiknya menikmati acara pembukaan kata sambutan yang diberikan oleh kepala sekolah SMA Garuda setelah berakhirnya kata sambutan tersebut dilanjutkan dengan acara pembukaan karya seni teater.
"Ril baru datang ya lo" ucap Javas karena sedari tadi dirinya duduk sendirian menikmati acara yang menurutnya membosankan yang dia inginkan mencari teman - temannya lalu mereka berkumpul di daerah stand makanan atau stand music.
"Gak dari tadi vas, lo sendiri ngapain ya" Aril teman Javas sekaligus Sagara juga mereka sudah berteman dari pertemuan awal mereka di SMA dan mengikuti sama - sama kegiatan paskib lebih ke intinya si Aril ini ketua Pramuka di Sekolah ini. Sifatnya yang dingin membuat teman - temanya sulit tau tentang dirinya, dingin tak tersentuh dan diantara mereka hanya Aril yang sangat malas memiliki pacar karena dirinya ingin fokus terhadap kerjaanya.
"Anjing sialan lo Ril gue berasa ngomong sama bawahan gue, si Sagara dari tadi otw gak muncul juga raih - raihnya, padahal tadi pergi dari rumah bareng" rutuk Javas ia disekolah ini sudah dari pukul 6 sore hingga sekarang hanya si Aril es batu yang baru ia temui. Si Sagara yang notabenya pergi bareng Cuma pisah mobil hingga kini mobilnya pun tidak terlihat, ataukah mungkin Sagara menggaet perempuan barunya. Sial kalau seperti ini dirinya mengajak cinta saja.
19 : 45
"Ran parkir disini aja lihat sini kosong" Reiina yang sudah berkali - kali teriak kepada Rani tidak didengar sama sekali oleh perempuan tersebut Rani yang selalu mengendarai sepeda motor selalu menggunakan kabel handset yang berbunyi lagu korea kesukaanya.
Motor Rani pun tetap melaju kencang layaknya mobil balap yang siap tempur, lalu berenti lah di sebelah mobil putih Ferrari .
"Ran yang bener parkir disini, ini parkir mobil Rani sayang gue bilang disono" tunjuk Reina di seberang arah lapangan, dan Rani ya tetap Rani parkir sesuka hatinya serasa motor milik sama - sama
"Halah parkir aja semua sama, yang gak boleh kita parkir disini siap - siap aja acara ini kita bubarin" ucap Rani dengan bangga.
Lalu Reina mengecek ponselnya terlihat disitu notif
Abang
Jan malem pulangnya
Inget angina malam gak bagus, nanti sakit lagi
Reina
Ok bang, gak malem kok
Rei bisa jaga diri kok ada Rani yang nemenin
Lalu disebelah kendaraan yang mereka parkir, keluar lah sang pemilik mobil, dan alangkah terkejutnya Reina dengan kehadiranya dan orang yang benar - benar ia hindari.
"Reina lo yang waktu itu follow gue kan, bisa bareng gak kesana gue kebetulan sendiri juga" perkataan Sagara membuat ekpresi Rani gondok
Rani bermonolog "Kurang ajar banget si kampret ini".
"Bang Sagara yang terhormat gak lihat orang segede gini, temen gue gak sendiri gak bisa ya basing - basing bawa orang" Rani yang kelewataan ia tak ingin Reina sebagai target berikutnya untuk Sagara
"Biar sama - sama enakan kita bertiga bareng aja gak enak yang lainnya pada nungguin" Reina pun akhirnya bersuara untuk melerai perkelahian tersebut.
"Ngapain bertiga kalo udah berdua sama kamu udah cukup" perkataan Sagara pun dapat pelototan tajam oleh Reina bukanya Reina malu justru dirinya ketawa.
Lalu akhirnya merekapun berjalan layaknya anak SMA yang takut kehilangan teman padahal disini posisi mereka sebagai kakak kelas dan adik kelas. Dan tampak dari jauh Javas melihat Sagara bersama 2 perempuan ets tapi tunggu dulu sekali gaet 2 perempuan emang bener - bener ya Sagara.
"Ril lihat samping noh" tunjuk Javas lalu Aril yang pertamanya fokus melihat seni teater menolehkan kepala dan menggeserkan tubuhnya untuk melihat arah yang Javas tunjuk.
"Sagara bawa cewek lagi, paling cewek bar yang gak jelas" balas Aril karena memang iya semua perempuan yang selalu dekat dan menjadi pacar Sagara semunya tidak jelas. Tidak jelas dalam arti pergaulanya. Dan prinsip mereka ini pacaran boleh sama perempuan manapun asalkan perempuan yang mereka nikahi harus babat bibitnya benar.
Sagara mempersihlakan Reina duduk disampingnya dan menampilkan senyuman secold mungking agar Reina tertarik padanya "Rei disebelah sini aja duduknya biar enakan bisa lihat lebih jelas pertunjukannya".
Reina lalu menoleh kebelakang maksud mencari sahabatnya Rani, dan sekarang Rani malah hilang entah kemana mau tak mau Reina duduk disamping Sagara.
"oh ya bang acaranya jam berapa selesainya" Tanya Reina ia ingin cepat - cepat pulang saja karena duduk berdua dan bersebelahan dengan Sagara membuat jantungnya taka man.
"kenapa lo nanya gitu, pingin banget cepat pulang, atau nunggu banget gue apelin kerumah" balas Sagara sambil terbahak - bahak
Dalem hati Reina yang sangat dalam apaansih nih cowok baru kenal namanya omonganya kek seriusan , gue mainin baru tau rasa.
"emang situ siap apelin kerumah saya, atau hanya sekedar anter saya pulang" jawab Reina dengan horror agar Sagara mati kutu, namun yang Reina duga salah Sagara malah mengajaknya beranjak dari tempat duduknya lalu menarik Reina agar berdiri.
Dilain tempat tepat dibarisan depan ada Raka yang tengah duduk bersama para wanita cantik yang ia sewa mala mini. "Jes, gue ke barisan belakang lihat Javas dulu" perkataan Raka dianggukan Jessi ya Jessi yang mala mini disewanya katanya Jessi ini imut - imut anak sekolahan.
"jangan lama - lama gue gak kenal orang disini". Balas Jessi dengan ekspresi murung karena ia tak tau nama - nama orang disini bahkan yang namaya Javas pun tidak tau wajahnya yang mana karena yang ia kenal hanyalah raka.
Raka pun mulai berjalan menuju kursi urut paling belakang "heii bray gak ada yang nyariin gue" sahut Raka lalu duduk tepat dikursi kosong sebelah Aril, yang hanya ditatap Aril sebagai makluk tak kasat mata.
"eeh bray Sagara bawa cewenya itu kok mereka mau beranjak kesini" heboh Raka membuat Javas yang tadinya Video call Cinta yang katanya kangen ingin minta jemput kalo dirinya dateng ke acara reunion bukan membeli barang bersama sagara.
"Bray gue duluan keluar bentar entar jam 10 gue kesini lagi Perkataan Sagara" membuat Aril menatapnya dengan tajam
"dia siapa" jawab Javas seolah - olah Sagara lah yang ketahuan selingkuh dan diantara Raka dan Aril hanya Javas lah yang peduli denganya.
"calon bini, mangkanya gue sekarang mau meluluhkan hatinya" jawab Sagara ngasal padahal di mulutnya ia tidak ingin mengatakan itu akan tetapi agar Javas percaya kepadanya. Lalu Sagara pun menggandeng tangan Reina menuju keparkiran, lalu membuka pintu agar Reina masuk tetapi Reinapun malah diam berdiri di depan mobilnya.
mau ngapain disitu lagi buruan masuk, lo gak punya riwayat jadi anak yang bisa lihat supranatural kan perkataan Sagara membuat Reina tersadar
Ini salah, ini tidak benar, tidak seharusnya dirinya mengiyakan ajakan Sagara, pasti Sagara punya niatan jahat terhadap dirinya.
Karena reaksi Reina lama, Sagara langsung menarik Reina agar Reina masuk kedelam mobilnya, lalu dirinya menyusul Reina kedalam mobil, lalu mengidupkan mesin mobil miliknya dan bergegas menyetir lalu keluar dari perkarangan acara sekolah.
Pada saat dijalan, baik lampu hijau atau merah tidap ada satupu dari mereka yang membuka topik pembicaraan hanya keheningan suara mobil kendaraan lain yang terdengar.
Reina sebagai penumpang bingung mau memulai topik dari awal, dirinya baru mengenal secara pribadi seniornya ini, dan Reina tidak ingin di cap sombong dan akirnya dirinya mengeluarkan suara.
"bang Sagara ini kita mau kemana, kalo gak ada tujuan mending turunin gue disini mumpung dsini belum malem gue bisa cari taksi" perkataan Reina membuat Sagara menginjak rem mobil
"inget gue gak suka lo manggil gue abang" suara Sagara dingin dan agak sedikit menekan membuat nyali Reina menciut.
"kenapa"
"karena gue pingin dipanggil kakak bukan abang, karena menurut gue abang itu saudara gue bukan saudara lo" balas Sagara dengan mantap lalu menginjak pedal gas mobilnya
"kampret sialan Sagara lo bukan saudara gue, cepet ini kita mau kemana" balas Reina sudah mulai jengah dengan tingkah Sagara yang menurutnya kekanakan.
"panggil gue kakak, gue pingin lo manggil gue dengan versi berbeda, kita pergi masih wilayah Jakarta gak nyampe ke laur negri santai aja" jawab Sagara dengan senyuman yang tulus menurut teman -temanya dirinya jarang memberikan senyum setulus kepada orang yang menurutnya masuk daftar buku biru orang- orang terpentingnya
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐ฅฐ
