Satu Kata Satu Selera #ceritadanrasaindomie

12
7
Deskripsi

“jangan kebanyakan makan mie nanti kena penyakit lambung”

Mungkin sebagian besar kita pernah dengar kata-kata itu, mitos atau fakta?"Wallahu a'lam” hanya tuhan yang tahu segala tentang kebenaran.

Baiklah disini aku akan mencoba berbagi kisah tentang aku, kau, kita dan Indomie.

*Disarankan untuk tidak berekspektasi terlalu tinggi.

Awal kenal dengan Indomie sejak duduk dibangku sekolah dasar mungkin sebelum itu sudah dikenalkan oleh keluarga, bahkan mungkin sejak dalam kandungan yang masih berbentuk embrio.

Yang masih nggak tau apa itu embrio yaitu sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal dari perkembangan. Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya (nyontek Wikipedia, hehe).

Bapak ibu asli orang Indonesia dan kita terbiasa makan mie campur nasi, dan satu-satunya pilihan mie yaitu Indomie meskipun banyak pilihan merk mie yang lain, tetap kalau pergi ke warung bilangnya “beli mie Indomie” dan seperti punya "mindset" kalau nggak Indomie nggak mie namanya tapi snack makanan ringan.

“Hari ini masak sambal apa kamu” ibu melemparkan pertanyaan pada kakakku yang lagi santai.

“Lagi malas nyambal, masak Indomie ajalah campur telur pake sawi kasih cabe" jawab kakakku.

Karena sudah cukup sering disuguhkan hidangan seperti itu dan terbentuklah persahabatan antara lidah dan nasi campur indomie. 

Bapak ku merupakan salah satu penikmat Indomie dengan rasa favoritnya kari ayam.

Kalau dia makan indomie wajib pake telor yang diaduk rata dengan mienya, campur sedikit sayuran seperti kol atau sawi, tambah cabe giling biar rasanya maknyus.  iseng-iseng pernah nanya kenapa nggak telur ceplok atau telur bulat yang direbus aja. katanya biar bumbu Indomienya meresap juga ketelur sehingga rasanya pas. Dulu pernah disuruhnya beli Indomie kebetulan warung dekat rumah kehabisan stok, sampai dirumah disuguhkan merek mie lain, dia bilang nggak enak, akhirnya terpaksa beli diwarung satu lagi yang jaraknya agak jauhan dari rumah. Mungkin bumbu kari ayam dari Indomie udah lengket dilidahnya, udah jadi "soulmate", seperti perangko dan surat nempel kemana-mana, kayak aku dan kamu akhirnya jadi kita menghasilkan si dia buah hati yang cantik jelita (stop!!! nggak usah kemana-mana, pembahasan bukan tentang aku, kau dan dia).

Sekarang usia bapakku sudah lebih dari setengah abad mungkin sekitar 25tahun lagi genap satu abad (terimakasih teman-teman sudah memberikan doa untuk kesehatannya) dan beliau tidak ada masalah seperti yang dikatakan orang-orang “kebanyakan makan mie bisa kena penyakit lambung” justru sekarang penyakitnya asma atau sesak napas, yaaa… kita taulah penyebabnya apa, namanya juga kebiasaan pria.

Lain lagi dengan Abang ipar ku, sarapan paginya Indomie entah itu rasa kari ayam atau pun Indomie goreng terserah asalkan indomie tapi nggak pake nasi. Sudah jadi kebiasaan baginya sarapan dengan mie tersebut dan otomatis itu menular ke anaknya, Alhamdulillah hingga kini mereka sehat walafiat.

***

Menurut ku Indomie memang punya cita rasa beda, tidak mengenyangkan tapi bikin candu sepertinya hal itu yang menjadi dasar asal usul makan nasi campur mie. Dari beberapa jenis merk mie instan yang aku coba tetap Indomie kari ayam yang menjadi pilihan favorit mungkin udah kena siram bumbu kari ayamnya sejak embrio, hahaha. Kalo versi gorengnya, Indomie goreng kriuk.

Pedasnya pas ditambah ada kriuk-kriuknya makin gurih rasanya. Untuk Indomie versi yang lain seperti soto Medan, aroma soto khas medannya menggugah selera, Indomie ayam geprek pedasnya bikin klepek-klepek.

Satu hal yang menurutku identik dengan Indomie yaitu disetiap tempat wisata yang ku kunjungi ada saja bungkus pop mie, dimana ada tempat wisata disitu ada pop mie. Sadar atau tidak sebagian besar dari kita pasti menemukan bungkus pop mie ditempat-tempat wisata yang kita kunjungi, mulai dari tempat wisata pantai hingga ke pendakian gunung ada saja bungkus pop mie yang dibuang sembarangan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam menjaga keindahan dan kelestarian alam, sepertinya pihak Indomie harus lebih gencar lagi mengadakan tempat sampah dan memberikan penyuluhan terkait hal itu (hanya saran saja). 

Selain di tempat wisata, Indomie pop mie juga menjadi makanan favorit disetiap tempat perhentian bus AKAP (antar kota antar provinsi). Pengalamanku ketika menumpangi bus AKAP jurusan Pariaman (Sumbar)-Palembang, setiap singgah dirumah makan pasti pop mie menjadi salah satu pilihan bagi penumpang. 

Sudah 50tahun Indomie menemani selera rakyat, tua, muda, dewasa, remaja, anak-anak, semua menyukainya, jika memang menjadi salah satu penyebab sakit lambung tentu Indomie tak akan bertahan hingga kini, selain itu juga isu tak sedap pernah menghampiri produk tersebut namun itu semua tak membuat goyah malahan menjadi kokoh dengan munculnya berbagai varian rasa.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Teman Juang #CeritadanRasaIndomie
12
3
#CeritadanRasaIndomie.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan