“San, barang barang saya kok kamu pindahin ke kamar tamu?” Alex
Sandra tak berniat menghubungi suaminya. Ia langsung pulang ke rumah. Brian tidur saat dalam perjalanan pulang. Sandra tak berniat membangunkan anaknya begitu tiba di rumah.
Sandra menggendong anaknya ke kamar utama. Kamarnya dengan Alex. Ia membaringkan tubuh anaknya ditempat tidur.
Ia sendiri tak langsung tidur. Malam itu juga ia memindahkan pakaian dan barang barang pribadi suaminya ke kamar tamu. Mulai malam ini Ia sudah putuskan untuk tidak lagi tidur dengan suaminya.
Alex sudah keterlaluan menurutnya. Kurang bersabar apa Ia menghadapi suami yang gegar teknologi. Kemarin game online, sekarang forum nightlife, besok apalagi? Mau mencoba memelihara valakor?
Alex tak tahu apa yang menunggunya di rumah. Dalam perjalanan pulang Ia masih berbalas chat dengan miss A. Mengucap terima kasih untuk pelayannya sambil menjanjikan akan datang lagi minggu depan.
Alex memarkir mobilnya di garasi. Ia membunyikan bel. Sandra tak membukakan pintu seperti biasa. Alex terpaksa menggunakan kunci cadangan yang ada di mobil.
Ia masuk, tak berniat menanyakan kenapa istrinya tak membukakan pintu. Ia tengah bahagia. Alex pergi ke kamarnya dan memutar kenop pintu. terkunci.
“San, kok dikunci?” Alex berteriak dari luar.
“Baju kamu di kamar tamu.” terdengar teriakan istrinya dari dalam kamar.
Alex tak mengerti kenapa bajunya dikamar tamu. Ia pergi ke kamar tamu untuk memastikan. Dan terkejut saat melihat pakaian dan barang-barang pribadinya bertumpuk di tempat tidur kamar tamu.
“San, barang barang saya kok kamu pindahin ke kamar tamu?” Alex gusar. Ia kembali ke depan pintu kamarnya.
“Terus saya mau pindahin ke SPA? Kamu bilang aja mau dikirim ke SPA mana? Biar besok pagi langsung saya kirim.”
Alex terkejut. Ia merasa tak meninggalkan print tagihan CC dari SPA sama sekali. Tapi bagaimana istrinya bisa tahu?
“Sial.” Alex mengumpat. Ia terpaksa pergi ke kamar tamu. Tak berniat menjelaskan. Menjelaskan berarti mengakui dosa dan meghentikan petualangan. Hal yang belum ingin Alex lakukan sekarang. Ia baru saja memulai.
*****
Sandra menyiapkan sarapan pagi di meja makan. Ia meletakkan nasi goreng ke meja Brian dan mejanya.
Alex yang baru akan bergabung melongo karena tak ada sarapan untuknya. Ia melihat ke Sandra.
“Berdoa dulu sebelum makan.” Sandra bicara pada anaknya dan mengabaikan tatapan Alex.
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan minum. Amin.” Brian menyantap nasi gorengnya begitu juga Sandra.
“San, sarapanku mana?” Alex jengkel di abaikan.
Sandra mendongak “Buat sendiri gih.”
Sandra menanggapi santai.
Alex yang gusar berbalik ke ruang depan. Ia akan membeli diluar jika itu mau Sandra.
Sandra yang melihatnya pergi, beranjak ke kamar mandi. Mengambil baju kotor Alex dan memasukkan ke plastik. Ia menjatuhkan di depan kaki Alex yang tengah mengenakan sepatu “Bawa ke Miss A baju kamu yang dari SPA. Suruh dia yang cuciin. Aku nggak mau lagi nyuciin baju kamu.”
Sandra berbalik ke meja makan untuk melanjutkan sarapannya. Sama sekali tak mempedulikan Alex yang disentak amarah. Merasa dipermalukan oleh istrinya.
Alex menyusul langkah istrinya, Ia menyambar piring Sandra dan melemparnya ke lantai.
Brian kaget. Ia urung menghabiskan sarapannya “Papa kenapa?”
“Brian masuk kamar.” Sandra menyuruh.
Brian menurut, Ia pergi ke kamarnya. Tinggal Sandra dan suaminya di ruang makan.
“Brian itu kalau salah minta maaf lho. Bukan malah mengamuk.” Sandra melipat tangannya jengkel.
“Bisa nggak kamu menghargai suami?!” Alex membentak.
“Sorry, kamu kalau mau dihargain. Hargain dulu istri kamu. Jangan diam-diam ke SPA tanpa izin istri."
“Aku mau ke SPA atau nggak itu urusanku! Bukan urusan kamu!”
“WHAT?” Sandra melongo kaget. Berpikir apa semua Paksu kaya gini? Tahu salah tapi ngerasa bener. Atau cuma Alex aja yang otaknya kurang jalan dan kelamaan dilutut sampai nggak sadar salahnya ke istri.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
