
Laut, Perang, dan Darah Bangsawan
ALBEL, yanyang biasa di panggil AL mulai mengetahui siapa dirinya. Apa tujuan hidupnya, dan apa yg harus dia lakukan.
Petualangan epic Dimulai!!
Aku terbangun di pagi hari, masih seperti mimpi rasanya. Aku mengetahui silsilah keluargaku. Padahal aku sudah berfikir untuk membuangnya jauh jauh dan tidak ingin mengetahuinya, dunia ini sungguh aneh. Ketika kau menginginkannya dunia tidak memberitahumu, dan ketika kau mulai melupakannya dunia segera memberi tahu mu tanpa peringatan.
Mungkin sebaiknya aku tidak perlu menentang kehendak dunia dan mulai menerima semuanya.
Warna mata ku sama dengan El Cid yg kemungkinan menandakan aku seorang dari garis keturunannya.
El Cid dan tuan Brahms berkata. Istirahatlah dan pastikan kau memikirkan dengan baik. Dan pagi ini kami akan melanjutkan pembahasan mengenai diriku dan juga tentang negara selatan.
Aku beranjak dari tempat tidur gantung ku menuju lambung kapal dan memulai rutinitas ku membersihkan lambung kapal. Masih pagi buta, seperti biasa aku bangun selalu lebih pagi karena terbiasa membantu para perawat di panti asuhan untuk membersihkan tempat tinggal kami.
Kulihat penjaga diatas juga tertidur. Sambil membersihkan deck kapal aku melihat Kesekeliling kapal. Hanya air laut sepanjang mata memandang. Tidak lama, aku melihat El Cid datang menhampiriku,
“Hei nak, kau sangat rajin rupanya. Sebuah kualitas yg sangat jarang ada di orang orang sekarang ini” Ucapnya sambil berjalan mendekat.
Ketika aku ingin menjawab El Cid. Tiba tida ada kapal kecil dari arah belakang tanpa suara datang menghampiri dan melemparkan jembatan tali mereka. El Cid berkata.
“Menunduk nak. Para perompak datang. Aku tidak tau seberapa parahnya perairan negara selatan sampai sampai mereka bisa berlayar bebas di sini. tetap didekatku, pegang erat alat pelmu itu”
Aku mengangguk dan mengikutinya dari belakang. Kali ini El Cid tidak meninggalkan pedangnya. Dia membawanya tapi tidak dengan pakaian perangnya.
Aku berfikir ini akan berakhir buruk untuk kami, sialnya aku tidak membawa pedang pemberian El Cid. tapi saat kulihat El Cid dengan raut wajahnya nampak tenang dan fokus. Aku mulai berani dan menguatkan tekad ku.
Terdengar banyak langkah kaki berhasil menaiki kapal kami. Aku dan El Cid masih bersembunyi dibalik tiang layar kapal sambil menunduk. Kami berada persis di jalur mereka. Karena gelap sulit untuk melihat sekitar tapi entah kenapa saat kulihat El Cid. Matanya mulai menyala merah. Dan berkata.
“Aku melihat 14 orang yg ada didepan kita, ambil ember itu, gunakan dikepala mu sebagai pelindung. Gunakan tongkat pelmu sebagai senjata. Ini pelajaran pertamamu, BERTAHAN HIDUP."
Mata Cid menyala dengan terang, sambil dia hunuskan pedangnya kearah lawan. Musuh pun mulai menyadari bahwa ada lawan yg tangguh didepannya. Tapi mereka terus maju karena percaya bahwa jumlah mereka lebih banyak dari kami.
Cid adalah tipe kesatria karena dia menantang para bajak laut ini dengan terang terangan tanpa siasat apapun.
Aku ketakutan dan gemetar, ini merupakan pertarungan pertamaku. Tapi entah kenapa aku tahu apa yg harus aku lakukan. Ku pasang ember dikepalaku, ku acungkan tongkat pel didepanku. Aku berjalan dibelakang Cid mengikuti langkah kakinya.
“MAJU KALIAN PARA BAJAK LAUT SIALAN!!, entah apa yg ada di pikiran kalian ketika melihat layar HIJAU bergambarkan POHON emas ini sehingga berani berfikir menyerang nya!! ”
Cid melesat dengan cepat kearah musuh, menebas kiri kanan seperti tidak ada yg bisa menghentikannya, tubuh tubuh mulai berjatuhan, anggota tubuh mulai berterbangan. Darah dimana mana. Aku mengingat kembali apa yg dikatakan Cid waktu di penginapan dimana kami pertama bertemu, dia bisa mengalahkan 30 orang dewasa sekaligus tanpa pedang. Aku melihatnya hanya sebagai pria paruh baya bertubuh kecil. Walaupun sehat dan terlihat tangguh. Aku tidak menyangka akan semengerikan ini seorang EL CID.
Yg kulakukan hanya mengikutinya dan memukulkan tongkat pelku kearah musuh yg terlihat masih sadar.
Bisa dibilang kontribusiku tidak ada, El Cid menghabisi hampir seluruh musuh yg ada. Dia menyisakan 2 orang satu hampir mati dengan tangan putus, dan satu orang lagi terkencing ketakutan melihat mata merah menyala dari CID yg menatapnya dengan tajam.
Penjaga membunyikan bel mendengar keributan yg terjadi di deck. Brahms datang dengan awak kapal lain dengan sigap membawa peralatan dan senjata senjata mereka. Tapi terkejut melihat keadaan di deck sudah berhamburan potongan tubuh tubuh dari para penyusup yg datang itu.
Jika dapat digambarkan. El Cid mengalahkan mereka hanya dalam 6-10 detik.
Pengalaman pertama ku bertarung sungguh membuatku ketakutan, kaki bergetar, keringat ku mengalir tidak terkontrol dan aku shock tidak dapat berbicara.
Brahms hanya menggelengkan kepala sambil bergumam “El Cid sang tak terkalahkan berada dikapalku membantai musuh seperti memotong timun untuk dimakan"
Jika digambarkan El Cid adalah seorang pria berambut hitam yg hampir memutih karena sudah cukup berumur, tampan, tapi tidak setampan Brahms. Mungkin karena perbedaan umur yg cukup jauh. Senjata El Cid merupakan sebuah modifikasi pedang claymore, menyesuaikan tinggi tubuhnya(sekitar 155 cm) dan tinggi El Cid hanya 165. Pedangnya Bukan pedang umum yg kulihat ada dikota.
*claymore merupakan jenis pedang dua mata dengan handel panjang untuk dipegang dua tangan dan termasuk pedang dengan bobot Berat. Pedang claymore normal memiliki panjang 1,4m. Dengan berat 2,5kg. Sedangkan pedang El Cid sedikit lebih panjang dari normal. Hampir setinggi badannya sendiri tapi dengan berat setengahnya claymore biasa.
El Cid mentap ku dan menepuk pundak ku sambil mengucapkan pujian “ Kau bisa mengimbangi kecepatanku dan menjauh dari jarak tebasan pedangku, insting bertarungmu cukup tinggi aku mengharapkan perkembangan pesatmu dimasa depan”
Tubuhku masih bergetar, mentalku masih sulit mencerna apa yg terjadi. Otak ku berfikir terlalu cepat.
Brahms menariku dan membantuku berjalan menuju kamarku. Aku terduduk masih tidak percaya dengan apa yg terjadi.
Brahms berusaha menenangkan ku. “Mulai sekarang kau bukan anak kecil atau bocah lagi. Kau seorang EL CID. ”
Brahms mengambil cermin dan mengarahkannya ke wajahku. Aku melihat dua bola mata menyala merah dan wajah penuh darah, entah kenapa aku tersenyum lebar seperti menikmati semuanya. Tapi dalam pikiranku aku sangat ketakutan.
Brahms meninggalkan ku untuk menenangkan diri.
Otaku masih terlalu cepat dalam berfikir. Waktu seakan melambat. Aku berusaha untuk menenangkan detak jantungku. Kutulis dalam jurnal apa yg terjadi sampai sekarang Ini kutulis tentang apa yg kualami hari ini. Aku mengingat semuanya dari aku bangun pagi. Hingga kepala perompak terakhir yg melayang disamping ku.
Kata demi kata kutulis, semakin banyak semakin aku tenang. Hingga akhirnya aku kembali normal.
Tidak lama setelah aku merasakan tenang. Ketukan dipintu kamar ku mengagetkan ku. “*tok.. Tok.. Tok.. AL, ini aku Cid. Aku akan masuk.” Seperti biasa Cid melakukan apapun yg dia mau tanpa persetujuan atau menunggu jawaban orang lain. Dan langsung berbicara.
“ Sejak awal melihatmu aku tahu kau adalah keturunan ku. 20 tahun yg lalu, salah satu anak ku yg adalah ayahmu meninggalkan negara selatan. Jiwanya yang bebas mendorong dia untuk bertualang, istrinya atau ibumu merupakan seorang putri ke 4 dari garis bangsawan lain yg juga memiliki jiwa yg bebas. Orang tuamu ini keduanya memiliki jiwa petualang. Lalu 14 tahun yang lalu, mereka mengabari ku bahwa mereka akan mempunyai anak. Dan akan pulang ke tanah selatan"
“Lalu tragedi terjadi, mereka berdua berencana pulang berlayar menggunakan kapal dari negara tengah yg menuju negara selatan di musim semi nanti. Karena aku tidak sabar aku berlayar lebih dulu ke negara tengah untuk menjemput mereka walaupun berlayar di musim dingin dan itu tidak menghentikan ku untuk menemui cucuku. Setibanya aku di negara tengah disana sedang terjadi peperangan dimana negara utara dan sebagian kecil negara tengah mulai ekspansi wilayah mereka. perang terjadi secara spontan dan aku tidak mengetahui penyebabnya. Aku dan beberapa awak kapalku bertarung mempertahankan kota tempat kita bertemu itu. Perang terjadi selama 10 hari. Dimana di hari terakhir aku dipukul hebat oleh musuh karena mereka menggunakan cara licik. Mereka menghabisi orang orang kota, menculik dan mengancam akan membunuh setiap orang yg mereka culik jika permintaanya tidak diikuti. Permintaan mereka serahkan kota ini atau akan banyak orang yg mati"
“Lalu apa yg kau lakukan Cid? ” tanyaku kepada cid
Tiba tiba Masuklah Brahms dengan roti dan minuman hangat ditangannya, menyerahkan makanan itu kepadaku. Lalu melanjutkan kisah pahit yg diceritakan oleh cid
“Cid memilih untuk mempertahankan kota walau harus orang kota sebagai bayarannya, karena bagi orang selatan. Kota tengah ini adalah kota yg srategis jika melepaskannya maka habis lah perairan negara selatan, orang yg berniat tidak baik terhadap negara selatan akan mudah keluar masuk melalui jalur air negara tengah. Cid yg mengetahui hal itu tanpa ragu memutuskan mempertahankan kota. Dengan ide dan pengalamannya yg sangat luas dalam berperang. Cid yg hanya beranggotakan 24 kesatria elit dari negara selatan yg berada dibawah komandonya langsung menggempur benteng musuh, tapi waktu tidak berada ditangan Cid. Musuh sempat menghabisi orang orang yg diculik dari kota itu. Walaupun menang di peperangan tapi Cid kalah secara tujuan. Warga kota marah karena cid gagal menyelamatkan tawanan. Jika aku boleh menebak ego Cid lah yg sebenarnya menjadi masalah. Jika dia bertindak bukan sebagai kesatria dan melancarkan serangan sembunyi sembunyi mungkin tawanan masih bisa diselamatkan. Tapi dalam peperangan kita tidak ada yg tau hasil pasti nya. ”
“Jadi karena itukah orang orang kota memilih tidak memihak siapapun dalam perang, tapi secara terbuka membenci para warga negara selatan? Kupikir mereka tidak tau terimakasih karena sudah Cid selamatkan dari peperangan” ucapku yg tidak tahu apapun mengenai peperangan.
"Kurasa luka kehilangan anggota keluarga mereka lebih menyakitkan dari pada fakta bahwa kemungkinan mereka akan dijajah dan diperbudak oleh Kerajaan utara. " Jawab Cid dengan suara pelan.
"Sudahlah tuan Cid, tidak sedikit juga warga yg berterimakasih kepadamu. Walaupun yg membencimu sama banyaknya. Jika bukan karna anda mungkin negara kita sudah terkepung dari segala sisi sekarang ini. " Brahms mencoba menghidupkan suasana.
"Hei AL, kau tahu kenapa dia dipanggil El Cid yang tak terkalahkan? Tanya Brahms kepadaku.
“Apakah karena kemampuannya berpedang?” Jawab ku.
Brahms tertawa karena mendengar jawaban ku. “ Hei tuan Cid bolehkan aku menceritakan asal usul keluarga mu kepada nya? Lagipula aku yakin dia adalah keturunanmu. ”
Cid menjawab “ Kau sebagai pencatat kebangsawanan terbaik di selatan adalah orang yg paling tepat untuk menceritakannya kepada keturunanku ini”
“Apakah ini akan sangat panjang?” Tanyaku kepada mereka berdua.
Sontak mereka tertawa dan suasana kelam yg tadi ada sedikit demi sedikit menghilang.
“El Cid merupakan sebuah julukan. Dan merupakan nama depan dan nama belakang keluarga mu. Yg artinya kalian mempunyai nama tengah yg biasa menjadi nama individual kalian. Tuan El Cid dihadapanku sekarang adalah EL Orlandou CID. Dan kau anak muda adalah EL Albel CID. Seperti halnya keluarga ku, aku adalah Albert Brahms. Terlahir dikeluarga pencatat kebangsawanan dan pemilik perpustakaan terbesar di negara selatan. Kebisaan kami adalah berdagang, diplomat, dan pencatat kebangsawanan. Kalian keluarga El Cid memiliki keistimewaan kalian sendiri, apakah kau bisa menebaknya AL? ”
"Beladiri dan peperangan? " Jawab ku dengan yakin.
“Benar" kata Cid "dan ada dua hal lagi dimana itu adalah keistimewaan keluarga kita. Satu kemampuan meningkatkan semua kinerja tubuh kita secara instan, tanpa resiko apapun Disebut adrenaline rush. Kedua, kita adalah keluarga pandai besi ternama di negara selatan, kemampuan kita membuat senjata terlahir dari pengetahuan kita yg secara natural bisa menggunakan senjata apapun dalam bertarung. Sehingga senjata apapun yg kita buat, karena tahu cara menggunakan dan secara maksimal mengerti tentang senjata secara keseluruhan akan tercipta sebuah Maha karya terbaik dibidang persenjataan dan perlengkapan. Aku akan membawamu ke bengkel keluarga kita setibanya di tanah selatan " Jelas cid kepadaku.
Brahms melanjutkan penjelasan “ Pencapaian keluarga Cid sangatlah besar dimata negara, masyarakat kita dipersatukan oleh ikatan darah dan kemampuan kemampuan ini. Sayangnya ketika kita memiliki keturunan yg bercampur dengan orang negara tengah atau utara. Maka kemampuan kemampuan ini tidak diturunkan, Jadi dapat dikatakan bahwa bukan ini yg dicari oleh musuh musuh kita ”
“Apakah aku tidak salah dengar, kamu mengatakan musuh? ” Tanyaku kepada Brahms.
“Negara makmur dan kuat seperti kita jelas ditakuti, contohnya saja keluarga kalian. Tidak ada satupun keturunan dari darah kalian yg pernah kalah berperang. Keluarga Cid sudah menjadi pelindung negara ini hampir 4000 tahun lamanya. Merupakan para petualang dan pelaut handal. Belum lagi darah keluarga utama yaitu darah tuan El Cid didepanmu ini. Terlahir kesatria kesatria tangguh yg bisa mengalahkan 100 orang biasa setiap individunya. ”
“ Kode etik dan moral yg tertanam 4000 tahun lamanya melahirkan masyarakat kita yg sekarang ini. Saling menghormati dan mengerti peranan masing masing. Kita ada untuk satu sama lain. Kita berguna untuk hal tertentu dan akan bergantung kepada yg lain daripada hal yg tidak bisa/pandai kita lakukan"
Jadi apa yg membedakan kita orang selatan dengan orang orang dari utara atau tengah.
“Umur kita lebih panjang. Kita dapat hidup sampai 200 tahun. Secara fisik memang tidak terlihat. Yg dapat membedakan kita dengan mereka adalah warna mata kita. Walaupun samar tapi cukup untuk mengatakan kita berbeda dengan mereka.”
“Kau pikir berapa umur tuan El Cid didepan mu ini?” Tanya Brahms.
“ Sekitar 60 tahunan?” Jawabku dengan ragu.
Brahms terlihat ingin tertawa tapi hormatnya kepada El Cid membuatnya menahan tawa.
Beda cerita dengan El Cid yg mendengar itu. Dia langsung tertawa terbahak bahak. “Ha.. Ha.. HA.. 60 adalah masa terbaiku dulu, aku bisa mengalahkan 100 monster Laut sendirian dengan tangan kosong. Apakah benar aku terlihat semuda itu AL? ”
Brahms menjelaskan bahwa tuan El Cid sudah berumur 136 tahun.
Dan aku terkejut mendengarnya. Merasa tidak percaya akan semua hal ini aku masih merasa sulit mencernanya. Kemarin aku bukan siapa siapa tapi sekarang aku adalah seorang selatan.
Kami berbicara panjang lebar mengenai kehidupan selatan sampai aku lupa bertanya kabar dari orang tuaku. Mungkin lain waktu aku akan bertanya lagi kepada mereka.
Day 3.
Sebuah fakta yg tidak bisa kupercaya terjadi kepadaku. Kuharap esok hari aku terbangun dan ini semua bukan mimpi.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
