
Part 2
Masa kecil Dinda dan Yasmin begitu indah, dunia anak-anak yang dipenuhi dengan imajinasi dan fantasi. Setiap hari dipenuhi tawa dan candak senyum mereka selalu mengembang tak kala mereka bermain bersama. Tiba saat nya mereka beranjak remaja, Dinda telah menyelesaikan ujian akhir sekolah nya dan dinyatakan lulus SD.
“Dinda mau dilanjutkan kemana?” tanya kak Tati kakaknya Yasmin saat aku bermain kerumahnya setelah kelulusan
“SMP yang dekat saja kak SMP 2” jawab ku
“kenapa gak ke SMP 1? Padahal nilai nya bagus lho sayang kalau gak masuk SMP favorit “ kata kak Tati
“ Nggak tau kak udah dikolektif sama gurunya semua dimasukin kesana” jawab ku lagi
“kalau mau nanti kakak bantu daftarin, minta aja ijasah sama surat kelulusan ke gurunya. Bilang ke gurunya mau daftar mandiri” saran Kak Tati merasa sayang nilai bagus masuk ke SMP yang biasa aja.
“iy kak nanti aku bilang dulu sama bapak” jawab ku
Bapak ku hanya lulusan SD dan berprofesi sebagai petani, keseharian bergelut dengan ladang dan sawah. Bukan biau tidak bisa mendaftar kan anaknya ke SMP favorit hanya saya dia sibuk enggan meninggalkan pekerjaan lagi pula masuk ke SMP favorit itu memakan biaya yang cukup besar. jadi ketika guru Dinda mendaftar kan Dinda ke SMP 2 beliau terima saja. .
“ Pak, kata Kak Tati daftar ke SMP 1 aja. Sayang nilainya bagus” kata ku ketika pulang kerumah.
“Siapa yang urus, bapak harus kesawah.” jawab bapak
“Biar kak Tati yang daftarin, katanya minta berkas nya aja kesekolah. Bilang mau daftar mandiri” aku menjelaskan sesuai yang di ucapkan Kak Tati
“ sudah lah ikuti aja gurumu, nanti kalo di sana gak keterima kamu mau sekolah dimana, sementara sekolah yang Deket kamu Batalin” sergah bapak beralasan. Aku tidak berani becara lagi
Keesokan harinya aku main lagi kerumah Yasmin dan bertemu Kak Tati, aku melihat kak Tati sedang membaca buku di sofa, aku langsung duduk tak jauh dari kak Tati duduk.. Sementara Yasmin baru datang dari dapur dengan membawa cemilan dari dalam..
“ kata bapak ke sekolah yang Deket aja ” kataku tiba-tiba kepada kak Tati. Dia langsung memberhentikan aktfitas membaca bukunya
“ padahal sayang nilai kamu bagus kalo Daftar ke SMP 1 juga pasti masuk” kata kak Tati sambil melihatku.
“ iya kak, mau gimana lagi. Kata Bapak gak boleh” keluh ku
Akhirnya aku masuk ke SMP yang di daftarkan guruku yaitu SMP 2. Waktu bermain sama Yasmin mulai berkurang aku yang duduk di bangku SMP mulai sibuk dengan tugas-tugas sekolah. Selain itu PR juga selalu menjadi santapan sehari-hari. Aku bertemu Yasin saat sore hari atau hari libur saja, tapi tak sedekat dulu karena mungkin waktu untuk bermain mulai berkurang dan aku mulai beranjak ABG sementara Yasmin masih duduk di bangku SD yang nalurinya masih anak-anak.
***
“Dinda main yuk....” ajak Yasmin ketika libur sekola
“ sebentar aku beres-beres dulu y” kata ku sambil merapikan buku-buku pelajaran yang berserakan . Yasmin masuk kekamarku dan ikut membantu merapikan kamarku. Setelah beres kami pun keluar rumah. Kita duduk di teras rumah kita sudah tidak pernah lagi main masak-masakan atau main tanah.. Yasmin pun hanya ikut saja ketika aku duduk di teras rumah.
“ Din, di SMP rame y?” tanya Yasmin tiba-tiba
“iy, kita jadi punya banyak teman dari berbagai daerah sekitar sini” jawabku
“seru ya” kata Yasmin
“ iya , karakter teman-teman juga berbeda. Ada yang pendiam, periang, rese, kalem pokonya segala macam” jelasku
“ kalo gurunya gimana?” tanya Yasmin
“Gurunya banyak gak kaya di SD, tiap mata pelajaran gurunya pasti berbeda” terangku “guru juga ada yang baik ada yang galak” lanjutku lagi
“kalo guru yang galak gimana tuh?” tanya yasmin penasaran
“ Sebenarnya gak galak sih, mungkin lebih ke tegas ya. Biasanya galak pada anak-anak yang nakal dan susah di atur. Tapi kalo gak ngerjain PR juga nanti kena tegur. ” terang ku.
“Wah seru ya, aku mau cepet-cepet masuk SMP” kata Yasmin sambil tertawa.
“ bentar lagi, tapi kita gak bakalan satu SMP. Kamu pasti masuk ke SMP 1.” Kataku
“ iya kayanya, tau sendiri kalo gak di daftarin guru paling kak Tati yang daftarin” kata Yasmin.
“Iy kamu enak punya kakak yang bisa urus sana sini” kataku
“Iya, tapi gak apa-apa kalo kita beda sekolah juga kita tetap bisa main bersama klo di rumah selama ini kita main bareng aja” kata yasmin.aku pun tersenyum mengiyakan.
***
“Dinda Alhamdulillah aku masuk SMP 1” katanya ketika dia mendapatkan bukti keterima dari SMP tersebut dan memperlihatkan nya kepada ku
“wah... Ikut senang ya...” kataku sambil melihat kertas itu.
“iy makasih” jawab nya
Hari pun berganti Yasmin sudah mulai masuk sekolah di SMP favorit, kegiatannya banyak dan menyita waktu. Waktu bermain pun semakin berkurang. Jangan kan bermain bertemu aja sekarang jarang paling Cuma seminggu sekali di hari Minggu. Persahabatan Dinda dan Yasmin seakan punya jarak. Belum lagi teman-teman yang disekolah nya rata-rata pintar dan berasal dari keluarga berada jauh sekali dengan keluarga dinda. Lambat laun mereka hanya bertegur dengan say hai saja. Sudah jarang lagi mengobrol dan bersanda gurau.
“hai Yas baru pulang” sapa ku ketika melihat Yasmin turun dari angkot sepulang sekolah. Waktu menunjukkan pukul 4 sore. Yasmin baru pulang sekolah sementara aku sudah mandi sore dan rapi duduk fiteras rumah.
“ Iy” jawab Yasmin singkat “ aku masuk dulu ya” sambungan nya tanpa basa basi, terlihat wajahnya begitu lelah.
“oke” jawab ku sambil tersenyum. Senyum yang di paksakan karena sekrang pertemananya terasa hampa. Yasmin pun masuk kedalam rumah nya. Sementara aku hanya diam di teras, menikmati mobil dan motor yang berlalu lalang.
“ Dinda kamu lagi ngapain?” tanya ibu
“ duduk aja Bu lihat motor dan mobil yang lewat makin hari makin banyak aja ” jawab ku
“ gak baik bengong sendirian, mendingan kamu bantuin ibu siram bunga biar seger” kata ibu seakan tau kesepian dinda
“ Iya Bu” jawab Dinda sambil mengambil ember untuk di isi air. Lalu menyirami.
“ abis itu kamu mandi, kamu siap – siap mengaji udah sore” kata ibu. Aku pun mengiyakan.
Next part 3 nantikan kisah Dinda dan Yasmin selanjut nya.....
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
