
Wulan tersenyum sambil membungkuk ringan. “Selamat sore.”
Dengan tatapan tidak suka serta kedua tangan dilipat di depan dada, Amara mendekati Wulan. “Ada urusan apa ke sini?”
“Maaf sebelumnya, saya sudah izin sama Mas Haidan untuk jenguk Enzo.”
“Izin sama Mas Haidan, jadi kamu sering komunikasi sama dia?” tanya Amara dengan nada curiga.
“Enggak, ini kali pertama karna saya khawatir sama Enzo.”
Amara semakin mengikis jarak antara dirinya dengan Wulan. Keningnya nampak mengkerut dan kedua alisnya tertaut....
KALA DUDA MENGGODA
266
119
32
Selesai
Wulan Ganistia Winoto dihadapkan pada kenyataan pahit saat cinta pertamanya kepada laki-laki bernama Haidan Andrianta, harus gagal sebelum diperjuangkan. Ia dipaksa oleh takdir untuk melupakan Haidan yang mungkin memang bukan jodohnya. Pergi adalah jalan terbaik bagi Wulan untuk melupakan semuanya.Namun, siapa sangka, takdir membawanya mengenal sosok anak laki-laki bernama Enzo. Bocah tampan itu membuat Wulan kembali bertemu dengan cinta pertamanya yaitu Haidan, dalam situasi yang rumit. Hingga akhirnya membuat Wulan dihadapkan pada sebuah pilihan.Haruskah Wulan tetap mengubur cintanya kepada Haidan atau kembali membuka hati untuk pria itu? Lalu, bagaimana dengan hati seseorang yang mungkin akan terluka?
1,937 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Kala Duda Menggoda
Selanjutnya
KALA DUDA MENGGODA - 17. PERTENGKARAN
6
2
“Mas, aku nggak suka dia deket sama kamu dan Enzo. Karna kedatangan dia di hidup Enzo, anak kamu makin nggak suka sama aku.”“Itu bukan salah Wulan tapi kamu, Amara. Kamu terlalu menggebu-gebu ingin jadi maminya sampai lupa kalau Enzo masih kecil untuk bisa memahami keinginan kamu. Jangan karna orang tuaku dan orang tua Amira mendukung kamu, dengan seenaknya kamu bersikap seolah-olah akan benar jadi istriku dan memaksa Enzo buat terima kamu. Tolong, semuanya tidak semudah itu, Amara.”Amara menatap Haidan terkejut karena ucapan laki-laki itu. “Tapi Mas, kita akan menikah dan itu sudah pasti. Keluarga kita tinggal nunggu kapan kamu siap. Kenapa sekarang ucapan kamu kejam begitu?”
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan