Bukan Istri Pura-pura Bab 35- Pelakunya

0
0
Deskripsi

Bukan Istri Pura-pura Bab 35- Pelakunya  

Sinopsis: 

"Cukup sampai disini! Tadinya, aku masih berbaik hati padamu! Aku masih menganggapmu temanku, tapi sekarang setelah kejadian ini aku tak akan memaafkanmu lebih banyak lagi!" ucap Azam, dia berdiri.

"Aku akan memutuskan semua kontrak kerja sama denganmu! Tak peduli berapa banyak aku harus membayar biaya pemutusan kontrak sepihak ini!" Azam pun berlalu, meninggalkan Hana yang termenung sendiri.

Bagaimana cerita selengkapnya? Cek hanya di mirastory πŸ‘‡

Terimakasih 

Salam

Mirastory

Selamat Membaca

"Jadi siapa pelakunya?" tanya Azam penasaran bercampur marah.

"Hana, ternyata dia yang menyuruh orang memasukan obat itu ke dalam minumanmu dan juga dirinya," jawab Fadil ikut kesal.

Azam mengepalkan tangan, dia menggeram kesal. Sialan dia!

"Dimana wanita itu sekarang!" tanya Azam dengan marah.

"Di hotel, dia sepertinya malu pada kita," jawab Fadil.

"Apa katanya, alasan dia melakukan ini semua?" lanjut Azam kesal.

Fadil mengedikan bahu. "Dia hanya akan mengatakannya padamu Kak, itu katanya."

"Kalau begitu, ayo temui dia sekarang!" Azam berkata dengan berapi-api, dia tak menyangka wanita yang pernah menjadi istrinya itu bisa melakukan hal seperti ini.

Dia ingin tau alasannya.

"Jangan sekarang, aku masih capek. nanti lagi lah!" Fadil pun, meninggalkan Azam. Dia memilih menuju ke kamarnya dan tidur.

Lelah juga nungguin Hana di rumah sakit, belum lagi harus mencari tau siapa pelakunya, sungguh menguras emosi dan tenaga.

Azam yang tidak sabaran, dia langsung pergi sendiri. bahkan, tanpa pamit kepada Ayda. Membuat. Ayda kesal saja.

"Dia kenapa sih?" gumam Ayda.

Ingin rasanya bertanya kepada Fadil, tapi kasihan anak itu sepertinya lelah.

Akhirnya, Ayda mengajak asisten rumah tangga mengobrol saja. Meski hatinya tak karuan, memikirkan Azam kenapa dan siapa yang memasukan obat itu pada Azam dan Hana.

Sementara itu, Azam meminta supir mengantarnya ke hotel tempat Hana menginap. Dia sudah dapat alamatnya dari Fadil tadi.

"Hana, aku sudah ada di depan kamarmu!" Azam menelpon wanita itu.

Ceklek

Hana membuka pintu kamarnya.

Wajahnya tak sesegar biasanya, mungkin karena baru pulang dari rumah sakit.

"Azam kamu datang, aku tau kamu pasti akan datang!" langsung menubrukkan tubuhnya memeluk Azam.

Dengan cepat, Azam mendorong tubuh Hana. Dia tak mau disentuh wanita itu.

"Aku hanya ingin bicara denganmu!" ketusnya, kesal.

"Baiklah, ayo masuk!" dengan nada kesal Hana pun mempersilahkan Azam masuk.

Kini mereka sudah duduk berdua di sofa yang ada di dalam kamar hotel berukuran luas itu.

"Kamu pasti tau apa maksud kedatanganku!" ketus Azam dengan tatapan tajam.

"Iya aku tau!" jawab Hana.

"Apa maksudmu melakukan itu padaku?" Azam berusaha menahan emosinya, kalau saja yang dihadapannya itu bukan wanita, sudah pastinya dia akan memukulinya membabi buta.

Sabar Azam! Sabar! Azam berusaha menenangkan diri sendiri.

"Aku ingin bersamamu lagi! Aku ingin kita rujuk lagi!" jawab Hana Gamblang.

Hahaha, Azam tertawa renyah.

"Cukup sampai disini! Tadinya, aku masih berbaik hati padamu! Aku masih menganggapmu temanku, tapi sekarang setelah kejadian ini aku tak akan memaafkanmu lebih banyak lagi!" ucap Azam, dia berdiri.

"Aku akan memutuskan semua kontrak kerja sama denganmu! Tak peduli berapa banyak aku harus membayar biaya pemutusan kontrak sepihak ini!" Azam pun berlalu, meninggalkan Hana yang termenung sendiri.

Hana merasa menyesal dengan apa yang telah dilakukannya itu. Dia kehilangan Azam, juga kehilangan semua pekerjaannya. Padahal selama ini, kontrak terbesarnya berasal dari perusahaan Azam.

Akhirnya, dia menangis sendirian.

Terisak dan hanya bisa menyesalinya. Rencana, yang dipikirnya akan berhasil ternyata gagal total.

Azam kembali ke villanya. Mencari sang istri, ternyata sedang berbincang dengan asisten rumah tangga.

"Ay!" panggilnya.

Ayda menoleh, dia tersenyum dan menghamburkan diri ke pelukkan sang suami.

"Kamu sudah selesai dengan urusanmu itu?" tanyanya.

"Iya, ayo!" ajak Azam.

Mereka menuju kolam renang yang ada di belakang Vila. Duduk bersisian, dengan kaki menjuntai ke dalam kolam.

"Ayo berenang!" ajak Azam.

"Boleh," jawab Ayda antusias.

Byur

Tanpa aba-aba, Azam menarik Ayda dan melompat ke dalam kolam renang.

Aaaa!

teriak Ayda, dia belum siap-siap.

Mereka pun tertawa bersama.

Lelah akibat kerjaan, ditambah perbuatan Hana membuat Azam merasa energinya terkuras habis.

Tapi, Ayda membuatnya nyaman dan merasakan kebahagiaan.

Chup

Azam memberikan kecupan mesra, dibibir istrinya. Di dalam kolam renang itu, akhirnya bukan beneran berenang. Mereka malah bermesraan dan saling berpelukkan.

Fadil yang baru bangun tidur, mendengar suara dari arah kolam renang. Pikirnya, Azam yang sedang berenang. Dia langsung menghampirinya, berniat menanyakan jadi tidaknya menemui Hana.

"Sial!" rutuknya kesal. Saat dia sampai di kolam renang, malah pemandangan yang mengusik jiwa jomlonya yang terlihat.

Azam dan Ayda, sedang berpagutan mesra disana.

"Woy! Tak ada kamarkah!" teriaknya kesal.

Azam dan Ayda sontak menghentikkan aktivitasnya itu.

Mereka menoleh ke arah Fadil. Pria itu tampak menahan kesal, pipinya memerah, antara malu dan kesal.

"Mengganggu saja!" gerutu Azam, dia menarik istrinya naik dari kolam renang.

Ayda buang muka karena malu kepergok Fadil, ya meski mereka sudah halal juga sih. Tapi, tetap saja kan malu!

"Gimana jadi ke tempat Hana?" pertanyaan Fadil membuat kesal Ayda.

Dia langsung, melepaskan tangannya dai gengggaman sang suami, " Aku mau mandi dulu!" ketusnya, lalu pergi.

"Dasar!Perusak suasana! Pergi saja sendiri sana, aku tadi sudah kesana sendirian!" ketus Azam, lalu menyusul istrinya.

Fadil hanya menganga, melihat kelakuan kakak sepupunya itu. Dia kesal.

"Dasar bucin!" gerutunya.

Tapi, dia jadi ingat Hana yang saat itu tanpa busana. "Sial!" gerutunya kesal pada diri sendiri.

Fadil pun segera pergi ke kamarnya, dia mau mandi.

Sementara itu, di kamar Azam. Ayda tengah merajuk, dia kesal.

"Jadi tadi kamu ke tempat Hana? Mau ngapain?" rajuknya kesal.

Baju mereka masih basah.

"Nanti aku jelasin semuanya, sekarang ini dulu." Azam langsung saja mengungkung tubuh istrinya.

"Gak mau," rajuk Ayda. Dia paham maksud dari suaminya itu.

"Jadi ceritanya nolak nih? Beneran nolak!" sekarang gantian Azam yang merajuk.

Mendengar dan melihat rajukan suaminya Ayda mana tahan. Dia takut kalau Azam yang moodian itu mulai masuk ke mode galak, atau mode ngambeknya. Azam suka makin menjadi kalau sedang kesal! Apalagi, kalau dia sudah masuk mode es kutubnya.

Issh, bisa-bisa sedingin salju. Yang akhirnya, hanya akan membuat dirinya sendiri yang kerepotan jika sudah didiamkan olehnya.

"Iya iya, aku mau!" pasrahlah Ayda.

Azam tersenyum penuh kemenangan.

Dia mulai melakukan semua yang dia sukai. Menyentuh Ayda dimana-mana, disetiap bagian yang dia sukai.

Ayda yang awalnya tidak mau, eh malah jadi liar dan memimpin permainan. Tentu saja hal ini membuat Azam senang banget.

"Tadi katanya gak mau, eh sekkarang malah minta lagi," ujar Azam disela aktivitas panasnya. Dia menggoda istrinya itu.

Ayda tak menyahuti, dia malu sebenarnya. Tapi, bagaimana lagi saat ini dia juga sedang sangat ingin ternyata.

Mereka pun memadu kasih penuh rasa sayang.

Sementara itu, Fadil menemui Hana.

Dia terkejut, karena pintu kamar Hana tak dikunci.

Sebenarnya tadi setelah Azam pulang, Hana memang tak mengunci pintu kamarnya lagi, dia biarkan saja tak terkunci.

"Hana kamu kenapa!" pekik Fadil, dia mendapati Hana yang sedang duduk di sofa dengan derai air mata, di sedang terisak dan sesenggukan.

"Fa Fadil! Kenapa ada disini?" tanya Hana kaget, dia sendiri tak sadar sudah menangis selama itu.

Fadil mendekat,  dia tak menanggapi pertanyaan Hana.

"Aku tau kamu sudah melakukan kesalahan besar, tapi cukup renungkanlah hal itu, dan berubahlah. Jangan lakukan hal itu lagi kedepannya! Kamu wanita baik dulu, kenapa sekarang seperti ini?" Fadil duduk di sampingnya.

Hana diam, dia menatap Fadil lekat.

"Apa aku tak menarik lagi?" tanyanya.

Glek

Fadil jadi ingat kejadian melihat tubuh polos Hana waktu itu, " Sial! untuk apa dia menanyakan hal ini segala?" gerutunya. Dia kesal pada Hana, terlebih pada  dirinya sendiri.

"Kamu tak mau menyentuhku waktu itu, Azam juga. Apa aku tak semenarik itu?" tanyanya frontal, membuat Fadil mendengus kesal.

"Kamu sangat menarik, tapi untunglah imanku sedikit lebih tebal," jawab Fadil sombong.

Hana mencebikkan bibirnya, lalu tersenyum tipis.

"Aku tak yakin kamu masih perjaka. Ya meski, kamu belum menikah." Hana berkata dengan yakin dan nada mengejek.

"Hey, jangan berpikir begitu tentangku! Tentu saja aku masih perjaka!" ketus Fadil tak terima.

"Benarkah? Aku tak percaya!" Hana malah tertawa mengejek Fadil.

"Sial!" maki Fadil, tapi dia senang karena Hana tersenyum lagi.

"Sepertinya ada yang salah denganku, kenapa aku jadi ingin melihat Hana tersenyum, dan tak suka melihatnya sedih!" gumam Fadil dalam hatinya.

"Ayo buktikan kebenarannya." Hana mendekat.

Fadil bingung, bagaimana caranya membuktikan hal itu?

Hana semakin mendekat, hingga jarak mereka tinggal sedikit lagi.

"Hey! Apa kamu mau memerkaosku!" teriak Fadil, dia langsung berdiri dan menjauh dari Hana, lalu pergi dari kamar Hana dengan mulut komat kamit menggerutu.

Hana tertawa renyah melihat reaksi Fadil yang salah tingkah dan ketakutan. Tapi, tiba-tiba saja dia bergidik ngeri, "Jangan-jangan Fadil belok! Dia tak suka wanita kah? Hiih." Dengan cepat Hana mengunci pintu kamarnya.

Bersambung ke Bab 36 

Terimakasih

Salam

Mirastory 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi πŸ₯°

Selanjutnya Bab 36 - Ke Rumah Mertua
0
0
Bukan Istri Pura-pura Bab 36 - Ke Rumah Mertua Sinopsis : Ini mau kemana? Ayda merasa kalau ini bukan jalan ke rumah.Rumah orang tuaku, jawab Azam santai. Dia membawa Ayda ke dalam pelukkannya.Mendengar kata orang tua, tubuh Ayda menegang. Dan, Azam bisa merasakannya.Kenapa? Kamu tak suka? tanya Azam, masih mendekap Ayda.Ayda diam, bukan membenci mertuanya. Tapi, mama mertua dan juga adik iparnya itu tak menyukainya, mereka pasti tak senang dia datang.Kamu harus belajar mendekatkan diri dengan mereka, apalagi aku akan pergi ke luar negri selama satu bulan untuk urusan bisnis. Aku akan menitipkanmu kepada orangtuaku, oke. Azam mengecup dahi istrinya lembut.Dengan, kepalanya mendadak pusing mendengar perkataan suaminya itu. Apa yang akan terjadi saat Ayda di rumah mertuanya? Simak cerita selengkapnya hanya di mirastory πŸ˜‰πŸ‘‡
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan