Hidden Part -Bunga Hati-

19
1
Deskripsi

"Yang gua benci dari lo adalah Lo gamau terbuka sama gua! dan itu juga bikin merasa gua ga guna Ron” Ucap nya sambil terisak.

“Ca maaf” 

“Cacaaa i'm coming” 

Disana telah nampak seorang putri yang akan menyambut Ayahnya, yang ia tunggu tunggu dan pastinya akan mengobrol panjang tentang semua rasa penasarannya antara Rony dan Zeyn.

“PAPAAAAA CACA KANGEN BANGET SAMA PAPA” Ucap salma sambil memeluk erat papa nya itu.

“Papa juga kangen sayang, gimana kabarnya kamu?”

“Tumben bener nanya nya kabar aku ga kabar Rony” ucap salma dengan rasa cemburu.

“Hiss papa kan tau kalo Rony masih dijakarta kan? jadi sekarang yang diatanyain nya anak papa yang paling cantik ini aja” Ucap papa salma seraya ia mengecup pipi putri nya itu.

“Giliran gituuu aja papa mah”

“Yaudah pah ayo masuk, aku akan bertanya banyak sama papa”

“Iya sayang, papa udah siapin jawabnnya dari kemarin ahaha" 

Mereka pun berjalan menuju ruang tamu, setelah mereka ber basa basi Salma pun langsung menanyakan ke Hal intinya.

“Jadi gimana pah maksunya Pak Zeyn sama Rony?”

“Aku penasaran soalnya banyak juga yang aku gatau selama ini tentang hidupnya Rony” Sambung Salma.

“Sayang, begitu banyak kejadian dulu saat papa rony masih ada disini papa saksinya”

“Emang papa nya Rony sekarang kemana?” Tanya Salma.

“Biar nanti Rony yang menceritakan semuanya sama kamu”

“Ih ko jadi Rony sih, kan papa yang janji mau ceritain langsung sama Caca”

“Rony yang lebih berhak atas ini nak”

Suara mobil terparkir terdengar jelas oleh kedua orang yang berada di ruang tamu itu.

“Tuh itu pasti Rony, kamu tanyain langsung aja ya nanti” Ucap Andreas sambil tersenyum pada pada putrinya.

“Yaudah kalo gitu pah” jawab Salma dengan sedikit pasrah.

Saat Rony dan Paul telah tiba lagi di penginapan mereka nampak ada sebuah mobil yang ga asing baginya, dan benar saja mobil itu milik papa Salma.

“Ko itu kaya mobil nya Om Andre ya pol?” Tanya Rony memastikan.

“Iya bener itu Om Andre, bukannya semalem kita masih ketemu di Jakarta ya. Buset cepet banget sekarang udah disini aja superhero nya Seza”

“Yaudah lah biarin mungkin dia kangen sama anaknya, Ayo masuk” Ucap Rony.

Namun, Paul yang menyadari hal itu ia langsung meminta izin pada Rony untuk langsung ke lokasi proyek saja karena ia tahu ia akan merusak moment kalau misalnya ikut masuk bersama Rony.

“Ron gua langsung ke proyek aja ya, ada yang perlu gua kontrol” Ucap Paul.

“Lo masuk dulu lah, didalem ada Om Andre juga”

“Engga lo aja sana, kesian juga nabila disana sendiri dari pagi”

“Lo temuin papanya Salma ya boss, jangan lupa salim sama camer”

Ledek paul sambil kembali masuk ke dalam mobil untuk bergegas pergi ke lokasi proyek.

“Dasar bocah!” 

Ia pun masuk ke ruang tamu dan disana netranya tertuju pada seorang ayah bersama putrinya yang sedang duduk dan dan seperti telah mengobrol asyik melepas rindu.

“Caa, gua juga rindu ngobrol bareng bokap kaya lo gitu" Ucapnya dalam hati.

Rony merasa tak enak kalau ia tiba tiba gabung dengan mereka, namun Salma yang menyadari dengan kehadiran Rony ia pun mengajak nya bergabung.

"Rony sinii ada papa gua masa lo nyelonong aja si" ucap Salma sambil tangannya melambai memanggil Rony.

"Eh hai om, iya maaf maaf," ucap Rony sambil menyalami tangan papa Salma.

"Maaf ya ganggu, silahkan dilanjut aja saya ke ruangan dulu" sambungnya.

"Gausah Rony, disini aja kita ngobrol chilll man". ucap Andreas

Rony pun mengiyakan ajakan Andreas untuk dapat mengobrol bersamanya.

"Yaudah kalian ngobrol dulu aja, aku siapin minuman dulu ya" ucap Salma.

“Sebentar sayang papa mau kasih good news buat kalian” Ucap Andreas sengan swdikit kegirangan.

“Apa pah?” Ucap Salma

“Kabar apa om?” Lanjut Rony dengan rasa penasaran yang sama

“PAPA MAU NIKAH LAGIII” Ucap Andreas yang saat itu ternyata ia exited sendirian, dikala Salma dan Rony masih terdiam bingung bercampur rasa antara senang dan haru.

“Pah serius?” Ucap Salma dengan matanya yang berkaca kaca menahan haru nya suasana.

“Papa serius ca, papa mau minta restu sama kamu dan Rony”

“Aku om?” tanya rony sambil menunjuk dirinya sendiri dengan keheranan.

“Iya kamu, kamu udah kaya om anggap anak om sendiri. Nanti bantuin caca ya buat persiapan pernikahan om” Ucapnya menepuk bahu dan tersenyum kecil pada rony.

“Ca gimana kamu setuju kan papa nikah lagi?” lanjut tanya andreas.

“Siapa wanita itu pah?"

“Apa dia baik?”

“Apa dia akan sayang sama caca?”

“Apa dia akan bisa menerima papa?”

Ssmua pertanyaan ia lontarkan seraya memastikan kalau yang akan menyambung hidup dengan ayahnya nanti adalah wanita bak malaikat.

“Papah tau nak kamu khawatir, tapi caca jangan takut wanita itu sangatt baik selama ini. Bahkan dia sering kali minta bertemu dengan kamu, tapi kamu sibuk terus.”

“Dia juga punya anak cewek ca, umurnya dibawah kamu jadi nanti kamu ga akan sendirian lagii. Ada yang bisa diajak shopping, dan lain lain” Sambung Andreas dengan antusias yang menggambarkan bahwa dirinya sangat bahagia.

“Namanya siapa?” Tanya Salma

“Jasmine, teman SMA papa dulu” jawab Andreas

“Nama yang cantik,” gumam Salma.

“Caca restuin pah, tapi sebelum kalian menikah caca mau ketemu dulu dengan wanita itu.”

“Papa akan jadwalkan untuk kalian bertemu” Ucap Andreas.

“Yaudah sambil kalian ngobrol, aku ambil minum dulu ke dapur”

"Iya sayang, makasih ya" ucap Andreas.

Salma berlalu ke dapur dengan perasaan nya yang campur aduk, dia tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Namun, di lubuk hatinya yang paling dalam dia sangat bahagia karena Papa nya akan ada yang menemaninya setiap waktu. Semenjak Ibu nya salma meninggalkan dirinya dan Papa nya itu, Papa nya terlihat kurang bersemangat Salma belum pernah lagi melihat papanya se bahagia tadi.

Saat Salma ke dapur untuk menyiapkan minuman, Rony duduk berhadapan dengan Papa Salma, Andreas. Awalnya mereka berbincang santai soal pekerjaan dan perkembangan bisnis masing-masing dan tentunya dengan masalah penyergapan Zeyn juga.

“Gimana Ron Zeyn udah diamankan?” Tanya Andreas

“Sudah Om, tapi buat keputusan berapa lamanya dia akan di penjara nanti harus sidang lagi Om kalo bukti sih udah masuk semua”

“Iya memang gitu nak kalo berurusan dengan hukum”

“Kamu jangan nyerah, tegakkan keadilan setidaknya untuk diri kamu sendiri”

“Iya om pasti, doain Rony ya om”

“Selau tanpa kamu minta”

“Gimana kabar bunda sama Kezia di singapur?” Tanya Andreas

“Baik om Alhamdulillah, kabarnya juga kezia pengen kembali ke Indonesia lagi dia”

“Syukur kalo begitu, ya secepatnya semoga mereka bisa kembali kesini ya”

“Iya om Rony juga udah kangen banget sama mereka” Ucapnya sambil menundukkan kepala dan tersenyum tipis.

Tanpa disadari obrolan mereka mulai masuk ke topik yang lebih personal ketika Andreas menyadari sesuatu dari cara Rony memandang Salma.

"Rony," Andreas menatapnya penuh perhatian

"Saya tahu kamu dan Salma dulu pernah ada hubungan. Jujur, saya sebenarnya gak pernah tahu kenapa kalian putus waktu itu."

Rony terdiam, sedikit tersentak karena Andreas membahas masa lalunya dengan Salma. Namun ia menjawab pelan dan percaya diri.

"Iya, Om… saya dan Salma memang sempat dekat. Tapi, saat itu memang banyak kesalah pahaman yang membuat kita merasa harus berpisah."

Andreas tersenyum. “Rony, saya sebenarnya ikut andil dalam kerjasama ini. Lewat rekan kerja saya Rekky, saya ingin ngasih kesempatan buat kalian”

"Tapi maaf aja nih bukan berarti om ikut campur sama perasaan kalian ya, om cuma pengen kasih kalian ruang saja untuk saling lagi dalam perasaan kalian . Karena om tahu, Salma belum benar-benar bisa lupain kamu."

Rony memandang Andreas, terkejut tapi tersentuh dengan kejujuran itu. 
"Jadi, Om Andreas yang mengatur ini semua?"

"Iya. Tapi, ingat, Salma jangan sampai tahu ya, kalo tahu Om bisa bisa dimarahin sama dia." ucapnya sambil menunduk merenung.

Rony menarik napas dalam-dalam, merasa lega sekaligus semakin yakin untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

“Iya om rony gaakan kasih tau Salma”

"Justru aku terima kasih Om sama kesempatan ini, aku janji ga akan main-main sama perasaan Salma lagi. Kalau memang ada jalan untuk memperbaiki hubungan Rony dan Salma, Rony akan lakukan dengan tulus."

Andreas tersenyum, merasa lega melihat ketulusan di mata Rony. Tak lama kemudian, Salma kembali ke ruang tamu dengan membawa minuman, tanpa mengetahui percakapan yang baru saja terjadi.

Rony dan Andreas bertukar pandang, masing-masing menyimpan harapan agar masa depan akan membawa yang terbaik bagi mereka.

"Nih minumannya" ucap salma sambil menyimpan dua gelas minuman diatas meja.

"Ngobrolin apasi, serius banget kayanya,"

"biasalah bisnis," ucap andreas sambil tersenyum kepada Rony. Disisi lain Rony juga hanya tersenyum dan mencerna dengan semua kejadian hari ini.

"Ca papa izin pulang dulu ya, besok ada meeting juga"

“Buset bentar banget, gak cape apa pah?”

“Ngga nak, papa emang lagi pengen refreshing juga ini dengan perjalanan jauh” 

“Jangan lupa obrolin yang tadi sama rony ya” bisik Andreas

Salma hanya mengangguk mengiyakan mendengar bisikan papa nya.

“Yaudah papa pulang yaaa, see u anak cantik”

"Iya pah hati hati ya, tapi ini diminum dulu" Titah Salma, lalu Papa nya itu pun meminum nya begitupun dengan Rony.

“Byeee” Ucap Andreas sambil melambaikan tangan pada Salma dan Rony.

Setelah Andreas pulang Rony jadi kepikiran ucapan papa Salma yang tadi mengenai hubungannya dengan Salma.

Ia pun berniat ingin mengajak Salma mengobrol berdua sekaligus untuk menjelaskan sesuatu yang terjadi diantara mereka saat itu.

“Ca ke balkon yu, kayanya seger nih sambil minum minuman ini” Ajak Rony.

“Ayo gua juga ada yang mau ditanyain sama lo”

“Apa ca?”

“Nanti aja” Singkat Salma

“Serius banget kayanya jadi deg degan” ucap Rony

“Kalo ga deg degan lo mati” Ucap Salma dingin

Salma pun berlalu menuju balkon tempat yang ia sepakti dengan rony untuk mengobrol. Sesampainya dibalkon mereka mulai bercerita sedikit mengenai hal apa saja yang akan mereka obrolkan..

“Ron sebenernya gua penasaran apa yang terjadi antara lo dan Pak Zeyn”

“Oh jadi itu yang mau lo tanyain?”

Salma mengangguk mengiyakan pertanyaan Rony.

“Jadi ca waktu itu…”

-Flashback-

Di malam yang penuh kabut, saat kecelakaan di proyek besar yang menewaskan seorang CEO yang sukses itu dengan karya art nya. Kejadian terjadi begitu cepat dan tentunya disengaja.

Di sebuah ruangan yang sunyi dan bunyi detak jantung mesin medis yang terhubung padanya terdapat pria yang terbaring dalam kondisi lemah, Pradigta Anggara.

Tangan nya gemetar, dengan nafas yang berat, namun ia tetap berusaha tersenyum melihat adiknya.

“Z-zeyn…” Suara Pradigta terdengar parau.

“Pradigta, lu pantes dapetin ini semua! karena selama ini lu yang mendapatkan segalanya dari ibu dan ayah, termasuk perusahaan lo yang maju.”

“Kehadiran gua didunia ini cuman pelengkap hidup lu, bayangan keluarga aja, kenapa gua sama sekali ga dianggap sama keluarga PRADIGTA? JAWAB?!” suaranya mengeras sambil tangannya mencengkram bahu Pradigta.

"Lu tau betapa sakitnya jadi gue?”. Pria itu menunduk, menutupi wajahnya yang mulai berkeringat dingin, dipenuhi rasa benci bercampur kesal.

“k - kamu ngga pernah jadi bayangan, Z Zeyn kamu tetap adikku" Pradigta tersenyum lemah, matanya penuh pengertian meski tenaganya makin terkuras.

Mendengar kata-kata itu, Zeyn hanya terdiam, matanya menyimpan kebencian yang dalam. Dalam hati, ia sebenarnya ingin berteriak dan mengatakan semua kemarahan yang ia simpan selama ini.

Namun, rasa iri dan sakit hati dalam dirinya terus membara. Tanpa sadar, Zeyn melontarkan kata-kata yang sangat tidak pantas.

“Lu selalu ngomong kayak gitu Pradigta. Selalu ngerasa tau yang terbaik buat semua orang. Gue muak sama omongan lu!.”

“LU HARUS M*ATI SEKARANG!”

“Z zeyn, maaf.” Dan itu adalah kata terakhir yang ia ucapkan, sebelum akhirnya semua alat terlepas dari tubuhnya.

Seharusnya, Zeyn bisa merespon permintaan maaf itu, tetapi egonya mengalahkan semua. Ia pergi meninggalkan Pradigta, dan mengabari keluarganya seolah itu bukan ulahnya.

saat itu Rony baru saja lulus kuliah, mendengar papanya sudah tiada kemudian dunia nya seketika hancur, hilang arah. Ia langsung bergegas ke rumah sakit untuk mengurus mendiang Papa nya.

Namun, ia harus tetap kuat menjalaninya karena ada Mama dan Adiknya yang lebih butuh perhatiannya saat itu.

"Mah..." panggil Rony pada mama nya yang terlihat sangat lemah, dan tatap nya pun kosong.

"Papa udah ga sayang lagi sama kita,Ron"

"Mah jangan bilang gitu, papa sayang ko sama kita. Papa pasti lebih bahagia disana tanpa harus terbebani sama kita mah" Ujar Rony seraya menenangkan ibunya.

Sementara itu adik Rony, Kezia berada di rumah sakit, memang ia sedang dalam pengobatan. Adiknya Rony begitu terpukul dan kembali drop saat mengetahui kabar ayahnya.

Di pemakaman Pradigta, disitu keberadaan Zeyn yang hanya bisa menatap pusara kakaknya dengan pandangan kosong.

Semua keluarga sangat terpukul, termasuk Andreas papa dari Salma yang merupakan sahabat karib nya itu.

"Ta Lo yang tenang ya, gua janji akan bantu keluarga lu untuk bangkit kembali. Terutama Rony." Gumamnya sambil menatap tanah yang dipenuhi dengan banyak bunga.

"Gua udah bilang dari dulu kalo lu harus hati² sama adik lu itu, tapi lu terlalu baik Ta. Semoga untuk kedua kalinya tidak terjadi pada Rony, dan gua juga janji sesuai kemauan lu kita harus jadi besan." Sambungnya Andreas sambil tersenyum tipis, menyesakkan sakit didadanya melihat sahabatnya itu telah terkubur oleh tanah.

Waktu demi waktu berlalu, saat itu rony mulai menyelidiki kasus kem*atian mendiang Papa nya. Dibantu paul sahabatnya sejak ia pertama bekerja dan menyandang gelar sebagai CEO.

paul sangat berjasa dalam kasus ini. Ia dapat memancing pelaku dan terjebak dalam perangkapnya, pelakunya ialah Zeyn.
Rony dan keluarganya tak segan memasukkan Zeyn dalam jeruji besi itu, semua kecewa dan marah pada Zeyn.

'Kenapa dia bisa melakukan itu?Padahal itu kakak nya sendiri' mungkin saat itu, itulah gambaran pertanyaan semua keluarga besar dari Rony.

Namun tak lama Zeyn pun keluar karena penyidik tidak menemukan bukti akurat pada zeyn atas kasus pemb*unuhan itu, karena dugaan terbesar ialah hanya kecelakaan pada Pekerjaan. 

Kemudian setelah Zeyn keluar dari penjara, ia pun meneruskan salah satu anak perusahaan Pt.Anggara milik ayahnya yaitu PT.Arkanin.
----------------------------------------------------------^^--------------------------------------------------------Setelah kejadian itu, Salma dan Rony berada di titik terendah dalam hubungan mereka begitu banyaknya kesalahpahaman yang menimpa. Rony, yang baru berusia dua puluh tiga tahun, tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan yang berat.

Ketiadaan Pradigta membuat Rony harus mengambil alih perusahaan keluarga dengan segala tekanan dan tanggung jawab yang datang bersamaan.

Saat itu, Rony merasa hidupnya berputar begitu cepat ia kehilangan Papa, sosok yang selama ini ia jadikan panutan.

Namun, bukannya menceritakan kesedihannya pada Salma, Rony justru memilih untuk menyimpan semuanya sendiri. 

Salma, yang tidak mengetahui apa pun soal kematian Papa Rony, hanya melihat perubahan sikap yang begitu mencolok pada Rony.

Rony menjadi pendiam, jarang menghubunginya, dan seringkali mengabaikan pesan-pesan yang ia kirimkan.

Setiap kali mereka bertemu, Rony hanya diam atau menjawab sekenanya, membuat Salma merasa asing terhadap pria yang selama ini begitu dekat dengannya.

Pada suatu malam, Salma memberanikan diri untuk bertemu disebuah caffe favoritnya bersama Rony. Banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan, namun tidak dengan kenyataannya.

"Ron, ko aku ngerasa kamu berubah. Apa ada yang salah sama aku?"

“Aku baik-baik aja, Ca. Kamu jangan terlalu mikirin Aku,” jawabnya singkat, Rony hanya menghela napas panjang tanpa menatap Salma.

 “Aku pacar kamu, Ron. Aku cuman pengen tau apa yang bikin kamu kayak gini. Jujur aku khawatir”

"Aku gapapa ca! udahlah kamu ini kenapa sih" sontak Rony.

Saat itu salma hanya terdiam, tidak berani lagi menanyakaan apa yang ingin ia tanyakan sebelumnya.

Tetapi Rony tetap menutup dirinya rapat-rapat. Ia merasa bahwa bebannya terlalu besar untuk dibagi, dan ia tidak ingin Salma terlibat dalam kekacauan hidupnya saat itu.

Semakin Salma mencoba mendekat, semakin Rony menarik diri, hingga akhirnya, di tengah ketidakpastian dan minimnya komunikasi, mereka putus.

Rony menyimpan semua kesedihannya dalam diam, sementara Salma dibiarkan dengan rasa sakit yang tak terjelaskan.

-Falshback Of-

Malam yang sunyi di balkon penginapan, tempat yang tenang dan sepi. Mereka berdiri bersebelahan, ditemani pemandangan kota yang gemerlap.

Rony membuka percakapan dengan suara bergetar, setelah menceritakan semunya. 

“Ca, lo dengerin gua kan ?" Tanya Rony, karena ia melihat salma yang sedari tadi hanya diam.

"I iya gua dengerin" Ucap Salma yang waktu itu speachless mendengar penjelasan Rony.

"Kali ini serius, masalahnya hal ini terus menghantui gue selama ini. Gua selalu berharap setiap hari bertemu sama lu dan gua menunggu moment ini Ca" Ujar Rony

"Ca maaf, gue tau waktu itu gue salah. Gue ninggalin lu tanpa penjelasan apa-apa, dan gue sadar itu nyakitin lu.”

“Maksud nya ?" Salma menatapnya, masih ada rasa penasaran dan luka yang ia simpan.

Rony menghela napas panjang, merasa berat untuk mengingat semua peristiwa itu.

"Saat itu juga gue harus ambil alih perusahaan di usia yang gue sendiri belum siap. Keluarga gue khususnya oma opa yang berharap gua bisa meneruskan semua yang Papa bangun."

"Ditambah setelah sebulan papa meninggal, Mama dan Kezia keluar negeri untuk pengobatan Kei. Gue disitu bener-bener kalut ca"

"Gue… ga bisa ngasih tau lu karena gue sendiri waktu itu ga tau gimana harus ngatasinnya.”

Salma terpaku mendengar pengakuan Rony. Selama ini, ia tidak pernah tahu bahwa Rony menanggung beban sebesar itu seorang diri.

“Yang gua benci dari lo adalah Lo gamau terbuka sama gua! dan itu juga bikin merasa gua ga guna Ron” Ucap nya sambil terisak.

“Ca maaf” Sambil menundukan kepala Rony merasakan penyesalannya.

“Terus kezia sakit apa?” Tanya salma datar.

"Kezia dia sakit usus buntu. Mama melanjutkan pengobatan kezia di luar negeri sambil menyembuhkan lukanya yang ada disini" Ucap rony sambil tersenyum kecil.

"Waktu itu gue emang ga pernah ngerti kenapa lu berubah gitu Ron. Gue selalu ngerasa kalo lu udah ga butuh gue lagi, but i'm sorry seharusnya gua ngerti dan gua selalu ada disisi kesepian lu.” Ucap Salma dengan penuh rasa sesal.

“Jangan minta maaf ini kesalahan gua ca, gua hanya takut, Ca" jawab Rony lirih.

“Takut kenapa?,” tanya Salma.

“Gue takut kalo gue kasih tau, lu bakal ngerasa terbebani. Gue takut, gue makin ngerasa lemah kalo melibatkan lu. Jadi gue memilih nutupin semuanya, tapi ternyata itu malah bikin gue kehilangan lu.”

"Padahal ngga sama sekali Ron, mungkin kalo lu bilang waktu itu gua bisa sedikit meringankan beban lu"

Salma terdiam sejenak, matanya mulai berkaca-kaca. Selama ini, ia merasa begitu sakit hati dan tidak dipedulikan, tanpa tahu bahwa Rony sedang berjuang dalam kesendirian.

“Ron, gue cuma berharap waktu itu lu percaya sama gue. Gue mungkin ga bisa ngurangin beban lu, tapi gue bisa berdiri di samping lu”

"Tapi itu dulu," sambung Salma.

“Gue nyesel, Ca. Setelah semua ini, gue sadar gue ga mau kehilangan lu lagi. Kali ini, gue mau jujur tentang semua perasaan gue ke lu. Dan gue harap, gue masih bisa punya kesempatan buat memperbaiki semuanya.” Rony mengangguk pelan, rasa penyesalan tergambar di wajahnya. 

Malam itu, langit tiba-tiba mendung seakan ikut mencerminkan beban hati mereka berdua, Salma berdiri memunggungi Rony. 

Tangannya memeluk diri sendiri, seolah mencoba melindungi hatinya yang rapuh. Angin malam berhembus lembut, tetapi cukup dingin untuk membuat Salma menggigil pelan.

"Rony..." ucapnya lirih, hampir seperti bisikan yang tertelan oleh udara.

Rony menatap punggung Salma netranya berusaha mencari keberanian yang selama ini terkubur di bawah ego dan rasa bersalahnya. 

Dia tahu, malam ini adalah kesempatan terakhirnya. Jika dia gagal, dia mungkin akan kehilangan Salma selamanya.

Dia melangkah mendekat, satu langkah demi satu langkah, hingga jaraknya hanya beberapa inci dari Salma.

"Caca," panggil Rony lembut, menggunakan panggilan kesayangan yang dulu hanya dia dan orang terdekatnya Salma saja yang berhak memanggil.

Salma tidak menjawab, tapi bahunya terlihat sedikit bergetar. Rony tahu, hatinya masih penuh luka. Namun, dia tak akan mundur lagi.

Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan menekuk sebelah lututnya. Tangannya terulur, menggenggam lembut tangan Salma yang dingin.

“Salma Ayesha Seza...” katanya dengan suara yang sedikit bergetar, tapi penuh ketulusan.

“Kamu mau kan menerima kehadiran aku sekali lagi... untuk terakhir kalinya?”

Salma akhirnya berbalik. Wajahnya penuh dengan ekspresi yang sulit dibaca. Namun, senyumnya yang tipis dan mata yang mulai berkaca-kaca menunjukkan bahwa hatinya mungkin sudah luluh kembali?.

Namun, sebelum sempat dia menjawab, tubuhnya mulai kehilangan keseimbangan. Pandangannya gelap, dan...

Bruk!

Sontak Rony kaget matanya melebar saat melihat Salma terjatuh di depannya. Adrenalinnya seketika terpacu.  

“CACA!” serunya panik, langsung menangkap tubuh Salma sebelum sepenuhnya menyentuh lantai.

Tubuh Salma lemas, wajahnya pucat, dan kelopak matanya terpejam rapat. Rony mengguncang pelan bahunya, mencoba membangunkan gadis itu.  

“Salma, buka mata kamu. Jangan gini, aku mohon…” suaranya mulai pecah, penuh rasa cemas yang menyesakkan.

Tak jauh dari mereka, Paul dan Nabila yang baru saja tiba melihat keributan itu. Nabila mendekat lebih dulu, wajahnya cemas saat melihat Salma terkulai di pelukan Rony.

“Rony, apa yang terjadi?!” tanya Nabila dengan nada tinggi.  

“Salma tiba-tiba pingsan! Gue nggak tahu kenapa” Rony menjawab dengan nada hampir putus asa. ia menatap Nabila, seolah mencari jawaban di wajah Salma.  

Nabila dengan sigap memeriksa denyut nadi Salma di pergelangan tangannya. 

“Dia pingsan, mungkin karena kelelahan. Kita harus bawa dia ke rumah sakit sekarang. Paul, siapkan mobil lo cepetttt!”  

Paul segera berlari ke arah mobilnya. Rony menggendong tubuh Salma dengan hati-hati, seperti memegang sesuatu yang paling berharga di dunia ini. Selama perjalanan ke rumah sakit, matanya tidak pernah lepas dari wajah Salma.  

“Kamu harus baik-baik aja, Ca… aku belum sempat denger jawaban kamu” bisiknya pelan, lebih kepada dirinya sendiri.  

---

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya BUNGA HATI - EXTRA PART 25
3
0
Kak Salma Terimaaa!! Teriak Kay dari sudut ruangan sambil merekam moment itu.“Maaf tapi aku gabisa” Ucap Salma yang tiba - tiba membuat suasana menjadi tegang.Suara yang awalnya riuh kini menjadi hening seketika, saat Salma menjawab.“Sal?” Ucap Rony dengan nada terkejut dengan kening yang terukir mengerut di wajahnya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan