
"Malem ini cuma ada kita berdua di sini."
"Jadi kita bisa ...?"
----------
22-08-2021
08-12-2021
inspirasi cerita dari lagunya niki yang judulnya vintage.
***
"Lo pacaran sama gue aja."
"Hah?"
Riski cuma melongo setelah mendengar ucapan Faisal. Gimana bisa temennya itu ngajakin dia pacaran. Padahal Faisal lurus selurus gagang sapu ijuk.
Oh. Pantesan.
Pasti ini semua gara-gara coli.
Gini jadinya kalau keseringan coli bareng.
Kayaknya Faisal mulai susah bedain mana yang normal dan enggak. Riski sendiri antara mau dan nggak, sih. Soalnya dia tahu kalau Faisal itu lurus.
Udah pasti kan, nasibnya cowok belok yang kencan sama cowok lurus. Ujung-ujungnya bakalan ditinggalin, pikir Riski.
Sekarang mereka lagi makan nasi goreng di tempat kuliner dekat rumah Riski. Malam-malam. Duduk lesehan di emperan ruko-ruko yang sudah tutup.
Riski mengunyah nasi goreng di dalam mulutnya. Dia menelannya lalu bicara,
"Sal. Lo kesambet apa? Tau-tau ngajakin pacaran."
"Jadi lo nggak mau pacaran sama gue?"
"Malah bales nanya. Bego."
"Ya habisnya lo kepengen banget punya pacar. Nah lo malah kenalan sama om-om di apps itu. Lo mau nyari sugar daddy?"
"Nggaklah. Soalnya banyak yang umuran 20-30. Mereka juga serius nyari pacar. Ada yang jomblo juga."
Faisal mengerutkan alis terlihat berpikir. Lalu dia berceletuk,
"Lo nggak puas coli sama gue?"
"Sal! Jangan kenceng-kenceng ngomongnya anjir."
"Sori, sori. Nggak kenceng gue ngomongnya. Santai, Ki."
"Duh, Sal. Nggak usah bahas itu di tempat rame gini."
Riski langsung menoleh sekeliling. Iya ramai tapi jarak mereka berjauhan dengan orang-orang lain yang makan di situ.
Kembali Riski menoleh ke Faisal.
"Tadi kok bisa lo nanya gitu, Sal? Ini bukan masalah coli doang."
"Terus?"
"Lo kan cowok lurus, Sal. Mana bisa lo pacaran sama gue. Ujung-ujungnya lo pasti pacaran sama cewek."
Faisal cuma diam. Riski memandanginya.
Dua cowok jomblo ini sekarang kelas dua belas. Mereka kenal waktu awal masuk SMA. Karena berasa akrab mereka jadi sahabatan mulai kelas sepuluh. Meskipun keduanya beda kelas terus sampai sekarang.
Suatu hari, waktu kelas sebelas semester dua akhir-akhir. Faisal memergoki Riski lagi nonton bokep gay di hp-nya sambil coli di kamar. Itu saat Faisal lagi mampir ke rumah Riski.
Mereka awkward sampai berhari-hari. Dan saat hari-hari berlalu itu, Faisal malah terus teringat ekspresi muka Riski pas lagi coli. Iya. Nggak beres si Faisal.
Soalnya Riski emang manis sih, kulitnya cerah, alisnya sedikit tebal, matanya bulat, hidungnya mungil dan bibirnya tipis. Rambutnya cokelat kemerahan. Dan pas mukanya lagi keenakan coli itu kelihatan ... hm.
Akhirnya, setelah dua mingguan mereka berdua awkward. Faisal dan Riski mulai balik normal dan tidak canggung. Mereka pun ngobrol di kamar Riski suatu sore sepulang sekolah.
"Ki. Lo kok nggak pernah cerita kalo lo homo?"
"Lo kira gampang cerita masalah kayak gitu?"
"Berarti nurut lo itu masalah?"
"Ya iya, Sal. Lo kok biasa aja sama gue. Lo nggak jijik?"
"Jijik."
"...."
"Tapi lo temen gue, Ki. Meskipun lo nggak normal gini. Gue udah cocok temenan sama lo."
"Hmm. Makasih ya?"
"Iya sama-sama."
Hening.
Sampe akhirnya Faisal nanya, "Ki. Btw gimana sih. Kok bisa lo sange gara-gara cowok. Apa sih menariknya ngeliatin cowok pedang-pedangan?"
"Ya gini ini pertanyaan cowok lurus," jawab Riski.
Dan mereka berakhir nonton bokep gay bareng. Sampai Riski sange sendiri dan dia jadi tegang. Waktu Riski menoleh ke Faisal. Eh. Dia tegang juga njir.
Mereka berpandangan.
Terus berujung saling mengocok.
Dan itu jadi kebiasaan sampai sekarang mereka udah kelas dua belas.
Gara-gara keseringan barengan, udah ke mana-mana ngapain aja berdua, Faisal merasa makin protect ke Riski.
Sampai Faisal kelewat khawatir kalau Riski malah jalan sama cowok mesum dari apps itu. Ya nggak, sih. Banyak yang cari hookup doang. Nanti Riski malah terjerumus ke dalam dunia kelam.
Mungkin, dikit-dikit ada hati dan perasaan yang terlibat dalam hubungan fisik ini, di antara Faisal dan Riski. Tapi nggak tau lagi.
Faisal bimbang. Tahunya, Riski bakal lebih baik kalau sama dia aja.
Balik ke saat ini, di emperan tempat kuliner malam.
"Sal? Ngelamun."
"Iya gue ngelamun."
Riski menghela napas santai. Faisal emang suka ngelamun kadang. Mereka pun lanjut makan nasi goreng dalam diam. Angin malam berhembus dengan sejuk.
"Riski."
"Hm?"
Faisal yakin, sih. Dia berkata lagi,
"Ayo kita pacaran."
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐ฅฐ
