Bab 18: Frontend, Backend, & Fullstack

0
0
Deskripsi

Pada bab ini, kita bakal sedikit mengenal 3 istilah yang pasti bakal kita denger kalo kita resmi terjun sebagai Software QA. Buat temen-temen yang belum ada gambaran sebelumnya, materi ini bakal cocok banget. Sebelum nantinya mendengarkan percakapan aneh ini.

"Posisi tombolnya ga bener, kudu dibenerin dari depan."

"404 mulu nih, bilang anak belakang gih suruh cek dulu."

Jadi, apa itu frontend, backend, & fullstack? Frontend = depan, backend = belakang, fullstack = depan belakang?? Yaa ga gitu juga yaa! Langsung aja kita kupas satu-satu.

1. Frontend

Frontend adalah sebuah pemrograman yang berfokus ke tampilan depan dari sebuah aplikasi, baik berbasis web maupun mobile, yang secara langsung dilihat oleh mata user. Terus, apa aja yang termasuk ke dalam bagian frontend? Nah, biasanya frontend itu mencakup tipografi, tata letak, pewarnaan, bahkan sampe animasi juga termasuk ke dalam ranah frontend. Frontend inilah yang menerjemahkan UI/UX design menjadi sebuah tampilan website yang nyata.

Lalu, dalam segi pengembangannya, pake bahasa pemrograman apa aja nih? Setidaknya, seorang developer perlu nguasain 3 bahasa kodingan, yaitu 2 bahasa mark up HTML dan CSS, serta 1 bahasa pemrograman Javascript. Nah, buat mulai jadi QA, as we mentioned before, kita minimal kudu paham sama bahasa pemrograman di atas. Minimal kalo ga paham kodingannya bisa paham implementasi dan outputnya.

2. Backend

Lanjut kita bahas seputar backend. Nah, backend ini punya hubungan yang erat banget sama frontend. Kadang-kadang, pengembangan suatu website itu ga cukup kalo cuma ngandelin sisi frontend aja. Di satu sisi, kita perlu pengelolaan konten dan database yang baik serta dinamis, dan memastikan kalo semua yang ada pada website tidak hanya sekedar tampilan, tapi bisa bener-bener bekerja sesuai dengan fungsinya. Di sinilah backend bertindak. Kalo frontend berkutat dari sisi tampilan/klien, nah backend ini berfokus ke sisi server, pengelolaan database, dan fungsi-fungsi dari sebuah fitur agar sebuah website atau aplikasi terlihat lebih hidup dan punya fungsi nyata. Simpelnya, sisi belakang dari sebuah produk.

Nah, dari segi kodingan, apa aja nih yang dibutuhin? Secara umum, ada 4 bahasa pemrograman yang lumayan populer, mulai dari Ruby, PHP, Java, dan Python. Dari 4 bahasa pemrograman ini juga ada banyak framework yang tentunya ga cukup dibahas semua di sini, wkwkwkw. Tapi, memang harus diakui kalo roadmap seorang Backend Developer emang lebih njelimet dibanding Frontend Developer.

Antara frontend dan backend tentu ga bisa bekerja sendiri-sendiri. Dua hal ini perlu adanya integrasi supaya tercipta produk yang sempurna. Makanya, selain saat ini kita kenal profesi Frontend Developer & Backend Developer, kini udah ada term baru buat menyatukan dua sejoli ini. Yak, Fullstack!

3. Fullstack

Fullstack adalah gabungan dari 2 fokus software development, yaitu mengembangkan tampilan sebuah produk dan aspek fungsionalnya. Di sebagian startup saat ini, keberadaan Fullstack Developer mulai menjadi pilihan. Selain profesi ini terdengar ngeri, Fullstack Developer juga berperan besar untuk pengembangan aplikasi yang lebih efektif. Karena 1 kendala udah dieliminasi dengan posisi ini, yaitu koordinasi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa untuk membangun koordinasi yang cakep antara Frontend Developer & Backend Developer bukan hal yang mudah.

Jadi, udah siap berkolaborasi sama yang mana nih, Frontend, Backend, atau Fullstack Developer?


 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Bab 19: Web App vs Mobile App
0
0
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan